Di Antara Dua Hati

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Malam itu, Farin dengan perasaan bersalah melangkah menuju rumah nenek Aldo. Dia merasa tidak enak hati karena baru bisa menjenguk Aldo setelah kejadian kecelakaan. Sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi kekhawatiran, tetapi juga sedikit lega karena akhirnya bisa berada di sisi Aldo.

Sesampainya di rumah nenek Aldo, Farin langsung menuju kamar di mana Aldo beristirahat. Di dalam kamar yang tenang itu, Aldo terbaring di atas tempat tidur dengan lengan yang diperban dan beberapa luka di kakinya. Farin melangkah pelan mendekati Aldo, menatap wajah lelaki yang sudah lama menjadi bagian dari hidupnya. Aldo membuka matanya saat merasakan kehadiran Farin dan tersenyum kecil.

"Maaf, aku baru bisa datang sekarang," kata Farin pelan sambil memeluk Aldo dengan hati-hati, takut menyentuh lukanya.

Aldo balas memeluk Farin dengan satu tangan yang tidak terluka. "Tidak apa-apa, Rin. Aku tahu kamu sibuk," jawabnya dengan suara lembut, meskipun dalam hatinya ada sedikit rasa bersalah yang tak bisa ia hilangkan.

Farin melepaskan pelukan mereka dan meletakkan tas plastik berisi buah-buahan di meja samping tempat tidur. "Aku bawa buah-buahan untuk kamu. Dan aku juga bawa beberapa barang karena aku ingin menginap di sini malam ini. Aku nggak tenang kalau harus pulang dan meninggalkan kamu sendirian."

Aldo tersenyum lagi, meskipun dalam hatinya dia tahu situasi ini bisa jadi rumit. "Kamu nggak perlu menginap, Rin. Aku baik-baik saja, dan aku paham kalau kamu punya banyak kegiatan yang harus dikerjakan."

"Tapi aku tetap ingin di sini," balas Farin tegas namun lembut, sambil menatap Aldo dengan penuh kasih. "Aku ingin memastikan kamu benar-benar baik-baik saja."

Aldo tak punya pilihan selain mengangguk. "Oke, tapi jangan sampai kamu kurang tidur ya. Besok kamu masih punya kegiatan, kan?"

Farin hanya mengangguk ringan dan tersenyum, mencoba menepis kecemasan yang menghantui hatinya. Malam itu, dia tidur di kursi panjang di samping tempat tidur Aldo, memastikan dirinya selalu ada di dekat Aldo.

...***...

Keesokan paginya, Farin bangun lebih awal. Dia segera menyiapkan sarapan sederhana dan kembali ke kamar Aldo untuk menyuapi sarapan padanya. Setelah itu, Farin dengan telaten membersihkan luka-luka di lengan dan kaki Aldo. Setiap sentuhan Farin terasa lembut, penuh perhatian, membuat Aldo merasa lebih tenang.

Mereka berbincang-bincang ringan saat Farin merawat luka-luka Aldo. Sesekali, tawa kecil terdengar dari kamar itu. Aldo berusaha menghilangkan kegelisahan di hatinya dengan menikmati momen kebersamaan mereka, sementara Farin berusaha tetap ceria meski hatinya masih merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Namun, suasana hangat itu tiba-tiba berubah ketika pintu kamar perlahan terbuka, memperlihatkan sosok Kaira yang berdiri di ambang pintu. Kaira menatap Aldo dan Farin yang sedang tertawa bersama, dan hatinya langsung dipenuhi rasa cemburu. Tanpa ragu, Kaira melangkah masuk, membuat Farin dan Aldo terkejut.

"Apa kabar, Aldo?" sapa Kaira dengan senyum yang dipaksakan, meskipun hatinya bergolak.

Aldo menoleh dengan ekspresi terkejut. "Kaira? Kamu kenapa datang ke sini?" tanyanya, meskipun ia tahu alasan Kaira ada di sana.

Farin, yang masih duduk di samping Aldo, menatap Kaira dengan bingung. "Kaira, kenapa kamu ada di sini?" tanyanya dengan nada heran.

Kaira mengangkat bahu dengan santai, meskipun dalam hatinya dia merasa tak nyaman. "Kenapa tidak? Aku kan teman masa kecil Aldo. Aku rasa tidak ada masalah kalau aku ada di sini untuk membantu. Lagi pula, kita semua kenal baik, bukan?"

Farin menatap Kaira sejenak, mencoba mencerna situasi yang tiba-tiba menjadi aneh. "Oh, iya, benar. Aku hanya terkejut saja," jawab Farin akhirnya, meskipun di dalam hatinya dia merasa ada sesuatu yang tidak biasa. "Tapi Kaira, kamu sekarang kuliah di mana?"

Kaira tersenyum tipis, menyembunyikan kegelisahannya. "Aku ambil jurusan yang sama dengan kak Aldo, dan di universitas yang sama dengan kamu, Farin," jawabnya dengan nada tenang.

Farin mengangguk pelan, tapi dalam hatinya ada keraguan yang tiba-tiba muncul. Kenapa Aldo tidak pernah bercerita bahwa Kaira satu universitas dengannya? Farin menoleh kepada Aldo, menunggu penjelasan darinya, tapi Aldo hanya terdiam, seolah-olah tidak tahu harus berkata apa.

Suasana di kamar itu terasa kaku. Farin mencoba mengalihkan pembicaraan. "Kaira, aku tidak tahu kamu dan Aldo sedekat ini. Aku kira hanya sekedar teman biasa," katanya dengan senyum yang dipaksakan, mencoba menghapus rasa canggung yang mulai muncul.

Kaira tersenyum kecil. "Yah, kita memang sudah lama kenal. Tapi akhir-akhir ini, kita jadi lebih sering ketemu karena satu jurusan. Dan, aku juga tahu pasti kak Aldo sudah banyak mengikuti mata kuliah, jadi aku pikir aku bisa berdiskusi dan banyak belajar darinya."

Aldo hanya bisa terdiam, merasa semakin terjebak dalam situasi yang ia buat sendiri. Dia tahu, Farin tidak seharusnya tahu tentang kedekatannya dengan Kaira, setidaknya belum saat ini. Namun, sekarang situasinya sudah terlalu rumit, dan dia tidak tahu bagaimana cara untuk memperbaikinya tanpa menyakiti salah satu dari mereka.

"Aku mengerti," jawab Farin, berusaha terdengar tenang. "Mungkin memang bagus kalau ada teman yang bisa saling bantu, dan membantu Aldo di saat aku tidak bisa. Terima kasih, Kaira."

"Tentu, aku senang bisa membantu," jawab Kaira, meskipun di dalam hatinya, dia merasa lega sekaligus bersalah. Dia tahu Farin tidak sepenuhnya percaya, tapi dia juga tidak bisa mundur sekarang.

Suasana di antara mereka tetap canggung, meskipun mereka berusaha untuk berbicara dan saling tersenyum. Namun, di balik senyum itu, masing-masing menyimpan perasaan yang tidak terungkap. Farin masih merasa ada sesuatu yang tidak benar, Kaira berusaha menutupi perasaannya, dan Aldo terjebak di antara mereka, tidak tahu harus berbuat apa.

Setelah beberapa waktu, Farin pamit untuk pulang karena ada kegiatan lain yang harus ia selesaikan. Aldo mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, sementara Kaira tetap tinggal untuk membantu Aldo. Farin meninggalkan rumah nenek Aldo dengan perasaan campur aduk.

Dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres antara Aldo dan Kaira. Namun, dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanya perasaan saja.

Di dalam rumah, Kaira membantu Aldo duduk di sofa, menyiapkan teh hangat untuknya. Mereka berbincang dengan lebih bebas setelah Farin pergi. Kaira merasa lega, meskipun masih ada kekhawatiran yang menghantui pikirannya.

"Maaf kalau tadi jadi canggung," kata Kaira, duduk di samping Aldo.

Aldo menghela napas. "Nggak apa-apa, ini memang situasi yang sulit."

Terpopuler

Comments

Adico

Adico

bikin iri.
/Smug//Smug//Proud//Proud//Proud/

2024-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!