Beberapa hari setelah Panah Kaisar Peri Api Dan Es di cabut dan di simpan dalam jiwa Yona, pada saat itu juga cuaca panas dingin di Kota Anggrek Salju hilang, sehingga kota tidak ada lagi yang namanya wabah speria, semua penduduk dapat merasakannnya.
Yona merupakan satu Ras Peri di Kota Anggrek Salju, membuat semua penduduk melihat Yona bagaikan malaikat, selain kebaikan hati, Yona juga seorang super jenius di usia enam tahun dia telah berada di peringkat batu bintang satu, sehingga ia dengan segera dapat menyesuaikan diri dengan keadaan.
Amin dan Juli menduduki Tetua Tertinggi di Kota Anggrek Salju, Yona memangku jabatan sebagai Wali Kota Anggrek Salju, Pengelolaan berbagai macam administrasi, Yona sangat cakap dan jenius dalam menjalankan tugas.
Di kehidupan Juli sebelumnya Yona adalah Seorang Ratu Peri Utara dan peri pemimpin sebuah organisasi besar yang paling sukses, bergerak dibidang peralatan perang Bangsa Peri untuk berperang melawan manusia, Bangsa Peri bekerja sama dengan Bangsa Siluman membuat manusia diambang kepunahan kala itu.
Juli dapat melihat hal yang sama juga akan terjadi, Yona selain jenius dalam beradaptasi juga sangat cermat, Yona peri berumur 6 tahun namun dapat mengembangkan satu kota itu bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Uang yang dibelanjakan sangat teliti dan tepat guna, sekarang Yona sedang membangun Gedung Perguruan Anggrek Salju, Gedung Pil dan Gedung Penempa peralatan senjata, selain puluhan pasar dan ribuan rumah penduduk yang ditata rapi.
Selama sebulan setengah kota anggrek telah jadi kota besar dan indah, dengan pemandangan kota yang bersih serta ditumbuhi bunga-bunga menbuat kota ini bagaikan kota khayangan didaratan tinggi Gunung Anggrek Salju, kekhawatiran warga juga bertambah besar, karena ini akan mengundang orang-orang luar yang kuat untuk menguasai Kota Anggrek Salju, apalagi Kota Anggrek Salju adalah kota yang lemah.
Naga satu, dari 13 Anggota Naga dipercayakan menjadi Jendral Kota Anggrek Salju, Naga Satu sudah sangat betah dan menghormati Amin dan Juli, serta telah lupa dirinya dulu seorang Aliran Hitam, dengan kepercayaan tinggi yang diberikan sekitar 300 orang perajurit elit di latih olehnya, dengan kitab dan pil yang diberikan Juli, mereka meningkat secara drastis selama sebulan setengah terkhir, dari orang biasa rata-rata telah berada di tingkat pejuang.
Istana Anggrek Salju selain besar juga memiliki menara lima puluh lantai yang menjulang tinggi kelangit, sehingga jika kita berdiri dipuncak dapat melihat kesegala arah,
Puncak menera ini juga dijadikan sebagai tempat untuk memantau keadaan penduduk di seluruh sudut kota.
Menara yang sangat luas juga di jadikan Juli sebagai tempat pertemuan, untuk naik keatas puncak menara ada dua cara pertama lewat tangga, cara kedua lewat pintu portal hukum ruang, cara pemakaian hanya dengan sedikit mengaliri tenaga dalam, lalu Portal akan aktif, bila masuk kepintu itu kita akan langsung muncul ke puncak menara, pintu portal masuk kepuncak menara di buat dibeberapa sudut kota dan di Istana Kota Anggrek Salju sehingga akses menjadi cepat.
Pintu itu dibuat sendiri oleh Juli dengan menggunakan pola hukum ruang, untuk mempermudah akses ke manapun di dalam Kota Anggrek Suci.
Juli sedang duduk di lantai tertinggi menara, menikmati secangkir teh, dia mengingat-ngingat kejadian masa lalu sebelum penyerangan oleh Perguruan Racun Timur ke Kota Anggrek Salju, yang harusnya seminggu lagi.
Tiba-tiba Juli ingat sesuatu membuatnya terperajat berdiri dari tempat duduknya, ia tampak gelisah mukanya pucat pasi.
“Empat hari lagi adalah hari pembantaian Keluarga Gunung Salju, oleh Organisasi Serigala Gunung, takkan kubiarkan Ziya kehilangan kaki dan menjadi lumpuh kali ini" Teriaknya Juli lalu ia duduk sejenak berpikir
Setelah membapatkan ide Juli dengan terburu-buru bangkit dari tempat duduk dan keluar dari menara, menuju keruangan Istana menemui Yona dan gurunya untuk memberitahukan kepada Yona dan Gurunya dia ingin meninggalkan kota untuk 10 hari, dengan niat membawa dua orang kerdil bernama Gabu dan Gibli menemaninya.
Juli dapat mengingat dengan jelas dua pandai besi Gabu dan Gibli, dua bersaudara itu tingkat Besi, tubuh mereka sangatlah kuat, mereka berdualah yang dapat mempertahankan Kota Terlarang dari serangan Dua minggu lagi, di kehidupan pertama Juli.
Dua kerdil bersaudara tewas ketika penyerangan kedua kalinya, karena banyak para ahli yang dibawa oleh Perguruan Racun Timur, selain mereka dalam kondisi terluka dan kekurangan makanan, mereka juga di keroyok oleh banyak ahli.
Namun dikehidupan ini Juli tidak akan membiarkan dua Ksatria Kurcaci paling setia pada tanah airnya ini harus mati mengenaskan seperti kehidupan sebelumnya.
Gabu dan Gibli hanya tinggi satu meter saja, namun memiliki kekuatan yang sangat besar, mereka sekarang berumur 20 tahun, termasuk generasi jenius di masanya.
Gabu dan gibli, ketika pertama bertemu dengan Juli, sudah merasa tertarik kepada Juli yang kelihatan pintar dan membantu Bangsa Kerdil tanpa membeda-bedakan mereka, bahkan mereka mendapat kepercayaan penuh dari Juli, hal itulah yang membuat kekaguman mereka berdua tumbuh pada Juli bocah 7 tahun itu.
Gabu diberi Gelar oleh Juli sebagai Raja Penempa Kota Anggrek Salju, dia dibangun sebuah gedung besar untuk menempa, dengan 100 orang kerdil dibawah asuhannya, membuat mereka menghasilkan banyak senjata, baju jirah besi, dan berbagai peralatan lainnya.
Gibli diberi Gelar Raja Bangunan Kota Angrek Salju, pembangunan kota dibawah pengawasannya, ia memiliki lebih dari 500 manusia dan orang kerdil dibawah asuhannya.
Kedua Ksatria Kurcaci adalah pilar penting, Kota Angrek Salju, dan mereka juga salah satu penduduk pribumi yang berhak penuh atas kota anggrek, sehingga peraturan perundang-undang yang di tetapkan Juli bagi seluruh warga Kota Angrek Salju memiliki kedudukan yang sama, tidak ada yang namanya hukum rimba di Kota Anggrek Salju, mereka saling bahu membahu memajukan Kota Anggrek Salju.
Diruang istana Kota Anggrek Salju.
Amin, Yona, beberapa petinggi yang sudah di atur oleh Yona berada di ruang istana, Juli datang dengan wajah sedikit pucat menunggu datangnya dua Ksatria Kerdil ataupun Ksatria Kurcaci.
Yona jelas tidak berani berbicara apa-apa didepan Juli, hanya Amin yang berani memarahi bahkan memukulnya.
“Juli kalau kamu pergi kenapa kau tak mengajak gurumu, kenapa mesti dua orang kerdil itu? Apa kamu telah meragukan gurumu?”. Tanya Amin sambil memijat-mijat keningnya.
“Bukan begitu guru, guru Tetua Tertinggi Kota Angrek salju dan guru terhebat pengajar filsafat di Perguruan Anggrek, jika kita berdua pergi berarti Tetua Kota Anggrek sudah tidak adalagi, siapa yang akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi, ketika kita berdua tidak ada disini?” Kata Juli menjelaskannya.
“Apa kamu berani mengajari gurumu, kamu hanya membuat alasan!” Bentak Amin kesal.
“Percayalah guru pada muridmu, kedua kurcaci itu juga tingkat besi saya pasti tidak apa-apa, hanya 10 hari saja guru” Kata Juli tahu betul gurunya mengkhawatirkan keselamatannya.
“Baiklah, jika setelah 10 hari kamu tidak pulang, saya sendiri yang akan mencarimu” Kata Amin dengan nada serius, seketika Juli mengeluarkan keringat dingin.
“Terimakasih guru” ucap Juli,
Sementara para Penjabat Tinggi Kota Anggrek Salju hanya melihat saja, mereka tidak ada yang berani ikut campur, mereka hanya menunduk sedikit memberi hormat pada Juli.
Juli melirik para Penjabat Tinggi Kota Anggrek Salju yang dipilih oleh Yona, semuanya muda-muda, tidak buruk sama sekali, mereka terdiri dari orang biasa dan orang kerdil, Juli telah memberikan mereka sebuah buku pedoman masing-masing untuk bekerja.
Sekarang Kota Anggrek Salju tidak ada lagi orang miskin, mereka semua di pekerjakan dengan pendapatan yang sangat lumanyan, tidak adalagi warga yang memakai baju compang camping, semuanya telah terlihat rapi dan bersih.
Tidak lama kemudian kerdil dua bersuadara sampai Gabu dan Gibli, mereka menunduk kepala sedikit memberi hormat.
“Tetua Juli memanggil kami?” Tanya Gabu dengan hormat
“Benar mari berangkat” kata Juli, ketika Juli lihat mereka telah sepenuhnya siap.
Juli pamit pada guru dan Yona serta para penjabat, setelah itu langsung beranjak pergi di ikuti oleh dua orang kerdil, yang telah siap dengan baju jirah perangnya.
Mereka pun berangkat dengan menaiki kuda, memang jumlah kuda yang dibeli oleh Juli tidaklah banyak sekitar seratus, namun itu adalah kuda terbaik, sedang kuda lainnya digunakan oleh 13 Naga dengan kesibukan masing-masing yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya.
Juli sedikit heran kedua bersaudara telah memakai baju jirah perang dan membawa senjata berupa kapak besar dipunggungnya dan palu yang diikat di pinggangnya.
Kedua bersaudara memang lebih cocok dikatakan ksatria atau jendral.
“Kalian berdua memakai baju jirah perang lebih cepat, apa kalian bisa menduga aku mengajak kalian kemana?” Tanya Juli.
“Iya Tetua! Tetua Juli memanggil kami berdua pasti adahal penting, apalagi selama ini kota kita telah berubah jadi kota besar tinggal tunggu hari saja untuk diserang” Jelas Gabu.
“Kalian memang jenius, Gelar Raja Penempa dan Raja Bangunan memang pantas kalian dapatkan” kata Juli seraya mempercepat laju kudanya.
“Kita kemana Tetua Juli?” Tanya Gibli.
“Kita menuju ke Gunung Salju”
“Apa?!” Kedua Bersaudara kaget
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Rudi Utomo
wali kota termuda 😄🍚😄😄
2024-01-13
1
Jhonny Afrizon
luaaaarrrr biasa,ank umur 6 THN udah jadi wali kota,ha ha ha,fantasinya terlalu berlebihan thor,,ha ha ha
2022-07-30
1
Shen shandian luo
seandainya umurnya dah 17 lebih seru dan lebih masuk akal 😂😂😂😂😂😂😂😂
walau komen telat thot..tetep semangat...soal nya baru nemu novel mu...
2022-03-12
1