Mentri Bahar yang awalnya berencana mempermalukan rombongan Juli berakhir dengan dipermalukan,
Sampai-sampai nyawanya terancam, mukanya pucat dia tidak menyangka bocah dihadapannya begitu arogan, Bahar tidak tahu indentitasnya, namun apapun itu indentitas anak ini tidaklah rendah,
Berani mengancam pembunuhan terhadap Bahar di kotanya sendiri tidak dapat dilakukan oleh orang-orang biasa, apalagi setelah Bahar melihat sendiri jarum yang keluar di tangan Juli secara misterius,
Seluruh ruangan jadi hening tidak ada yang berani berkomentar, Bahar dapat menebak bila dia salah langkah bisa jadi hari ini hari terakhirnya.
Bahar dengan wajah pucat memberi isyarat pada pasukannya untuk meninggalkan tempat itu.
“Ayo kita tinggalkan tempat ini, kita akan memeriksa mereka setelah selesai makan” Kata Bahar dengan wajah kesal.
Prajurit elit akhirnya harus turun semua meninggalkan tempat itu, Juli hanya tersenyum lalu mereka melanjutkan pembicaraan sambil menikmati hidangan.
Setelah Juli selesai menikmati semua hidangan,
Tiga orang tamu pertama masuk duduk di sudut, mereka memperhatikan kejadian demi kejadian namun mereka hanya mengamati tidak ikut campur sama sekali walaupun dalam situasi tegang, mereka terkadang dikejutkan dengan berbagai tindakan Juli.
Setelah mentri Bahar turun dan keluar dari restoran, ketiga tamu misterius mendekati Juli yang duduk semeja dengan Ketua Kama.
“Tuan! Terimakasih sebelumnya telah membayar sewa untuk kami, Saya Jura dari perguruan Perguruan Rajawali Emas, saya seorang tetua di sana, Saya berencana mengundang tuan untuk hal penting, saya melihat tuan mengerti tentang tulisan kuno, kami memerlukan bantuan untuk itu” permohonan tamu itu yang di kenal dengan tetua Jura, dan ia sedikit membungkuk badan memberi hormatnya kepada Juli,
Jura bersama 2 kawan sebayanya berumur 40 tahun itu meminta bantuan Juli terus terang agar sudi membantunya.
Juli senyum, kemudian mengalihkan pandang pada dua teman Jura yang berdiri di sampingnya,
Ketiga orang itu memakai baju berwarna emas berjubah hitam, hal itu merupakan sebagai pengenal bahwa mereka para tetua dari Perguruan Rajawali Emas,
Perguruan Rajawali Emas warna Jubah dijadikan simbol status tingkat mereka, Juli mengetahui tingkat itu di kehidupan sebelumnya, dimulai dari tingkat paling rendah yaitu:
Jubah putih
Jubah kuning
Jubah hitam,
Mendengar permintaan mereka, Juli membatin ‘Pada saat ini, Ketua Perguruan mereka harusnya Maha Guru Sima si Rajawali Jambul Emas, dan harusnya kondisi saat ini dia sedang sakit keras dan mati lima bulan kemudian karena penyakit aneh’ Batin Juli, sambil memijat-mijat keningnya seperti orang tua yang sedang memikirkan sesuatu.
Kemudian Juli menatap mereka dengan tatapan serius “Apa ini ada kaitannya dengan Guru Besar Sima Si Rajawali Jambul Emas?” Tanya Juli dengan santai.
Pertanyaan Juli membuat ketiga tetua itu terperanjat dan saling pandang, Guru Besar Sima memang sedang sakit misterius namun hal itu tidak ada seorang pun yang tahu, akan tetapi kenapa bocah tujuh tahun ini seolah mengetahui semuanya.
Wajah pucat mulai terlihat dari tetua Jura, dengan pelan tetua Jura berbisik pada Juli “Guru Besar Sima sedang sakit parah, kalau tuan mau membesuk, kami akan sangat berterima kasih” bisik tetua Jura berharap.
Juli senyum melihat keterkejutan tetua Jura, “Kalian tahu dimana Kota terlarang?” tanya Juli pada mereka.
“Tentu saja kami tahu tuan, dan itu tempat paling berbahaya, dengan wabah penyakit Speria mewabah di sana” Jelas tetua Jura,
“Nah kalau begitu bawalah dia ke sana, saya akan menunggu kalian di sana, hm.. tenang saja, jika kau membawa semua orang ke sana, saya pastikan tidak ada di antara kalian yang mengindap penyakit speria dan juga aku akan berusaha menyembuhkan penyakit Guru Besar Kalian” ucap Juli dengan penuh keyakinan.
Mereka menjadi bingung berhadapan dengan anak kecil yang pandai berbicara layaknya orang dewasa, namun disisi lain guru mereka semakin memburuk keadaannya.
“Tapi! Bangaimana jika tuan mendatangi tempat kami sebentar saja” pinta tetua Jura sedikit memelas.
“Tetua Jura, Begini! Masalahnya saya memiliki seorang guru yang menunggu di Kota Terlarang, dan saya harus berada di sana sebelum Magrib, bisa Tetua bayangkan bagaimana cara kami harus memacu kereta ke sana tepat waktu? Bila aku tidak berada di sana sesuai dengan waktu yang ditentukan maka aku akan dihajarnya habis-habisan” ucap Juli dengan nada serius.
“Apa Guru mu begitu menakutkan, tuan?” Tanya tetua itu bingung,
Tetua Jura mulai berpikir bijak, 'Anak ini dapat mengalahkan Bahar dengan mudah, namun ia sangat menakuti gurunya, bisa saja gurunya termasuk sepuluh besar orang terkuat di dunia persilatan, Setahunya, di kerajaan ini Guru Sima termasuk sepuluh peringkat besar.
Lalu Tetua Jura mulai menebak-nebak siapa gurunya bocah tujuh tahun di hadapannya,
Juli hanya senyum melihat wajah penasaran mereka, semua orang di ruangan itu sebenarnya tidak ada yang mengenal guru Juli, kecuali dua kerdil bersaudara.
Melihat wajah penasaran tetua Jura semua orang dapat melihatnya hingga Kerdil bersaudara angkat bicara.
“Di Dunia ini saya rasa yang benar-benar bisa memukul tetua Juli adalah gurunya semata, selain itu harus aku pikir dulu siapa?” Kata Gibli yang pernah melihat Juli dipukuli dan dimarahi oleh gurunya itu,
“Jadi Guru tuan ini sangat lah hebat ya?” Tanya tetua Jura penasaran, ‘Siapa guru tuan ini’ Batinya.
Juli tertawa, "Tidak usah penasaran orang terkuat di kerajaan ini juga takut padanya" kata Juli tertawa terkekeh-kekeh, membuat Tetua Jura semakin penasaran.
“Orang terkuat di kerajaan ini adalah Putri Daria, dia sangat kuat, tidak mungkin ada orang yang membuatnya gentar?” Kata Ketua Jura serius, seolah ia sudah dipermainkan bocah di depannya.
“Benar! Putri Daria sekalipun jika berhadapan dengan guruku ia pasti akan gentar, hahaha” ucap Juli terkekeh, di iringi dengan tertawa dua orang kurcaci bersaudara yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.
Hahah ahhaha
Tiba-tiba ruangan jadi gelap, aura pembunuh menyebar sangat kuat sehingga ruangan menjadi agak gelap, sesosok gadis muda cantik jelita seperti bidadari memakai pakaian Kebesaran Kerajaan Awan telah berada di sana.
Wajahnya cantik rupawan, namun karena aura pembunuh kuat yang dipancarkan membuat semua orang yang berada di ruangan itu takut padanya,
Ketiga Tetua Pergurauan Rajawali Emas langsung berlutut memberi hormatnya.
“Tuan Putri, mohon maaf atas kelancangan kami”
Juli duduk memandang ke arah gadis cantik jelita itu dengan takjub seberkas senyuman hangat terlukiskan di wajahnya, namun air mata terus keluar, antara sadar dan tidak Juli berkata.
“Bibi Guru! Hahahaha!”
Juli terus tertawa diiringi air mata yang terus mengalir dan tidak terpengaruh sama sekali dengan aura pembunuh Putri Daria.
Kemudian Putri Daria menarik aura pembunuhnya karena baru menyadari di ruangan itu banyak anak-anak dan bayi,
Di antara Manusia Gunung Salju tidak ada satupun yang berlutut seolah Tuan Putri itu hanya datang bertamu di acara jamuan makan, Tuan Putri menatap Juli dengan tatapan tajam.
Tidak lama kemudian Menteri Bahar masuk beserta para prajurit lainnya,
Menteri Bahar dengan cepat menunjuk ke arah Juli yang masih tertawa dengan air matanya terus mengalir, tidak ada yang tahu apa anak itu tertawa atau menagis.
"Hahahaha"
“Tuan putri, bocah inilah yang telah mengancam untuk membunuhku beserta prajurit istana, menurut ku dia dapat dipastikan sebagai seorang pemberontak!” tuduh Mentri Bahar dengan wajah marah.
Mentri Bahar tidak mendengar Juli mengatakan bahwa Putri Daria akan takut pada gurunya, karena datang agak telat, kalau dia sempat mendengarkannya maka akan digunakan untuk memprovokasi Putri Daria sejadi-jadinya.
Putri Daria mengalihkan pandangan ke arah orang-orang Gunung Salju, dia tidak tahu mereka berasal dari mana, namun begitu melihat Baju Perang Kurcaci, Putri Daria terperanjat.
Putri Daria langsung membatin, 'Setidaknya baju itu telah punah 500 tahun yang lalu, dan sekarang ada di sini' perasaan Putri Daria semakin tidak nyaman.
‘Apakah mereka berasal dari masa lalu? Tidak mungkin, jika pun benar mereka tidak akan mengenaliku? Atau karena wajah ku?’ batin Putri Daria sedikit terlihat bingung, karena Putri Daria sebenarnya berasal dari masa lalu.
Lalu Putri Daria kembali ke topik tujuan datangnya ke tempat ini, “Kau bilang tadi aku akan takut pada gurumu, Apa itu benar?” Tanya Putri Daria dengan nada sedikit mengejek.
Juli yang tadinya tertawa sekarang mulai menguasai dirinya, betapa tidak di kehidupan sebelumnya ia sangat mengenal Putri Daria, bisa dikatakan Putri Daria merupakan guru keduannya setelah kematian guru pertamanya Amin, Juli dapat mengingat kisah kedua gurunya itu dengan baik.
“Adik bilang saya akan takut dan gentar berurusan dengan gurumu bukan? Sebutkan saja nama gurumu saya mau melihat seberapa gentarnya aku” Tanya Putri Daria lembut namun penuh dengan ancaman.
Juli hanya senyum yang mengandung kesedihan, lalu mendatangi Putri Daria kemudian ia memberikan isyarat agar Putri Daria mau mendengarkan bisikannya,
Putri Daria membungkukkan badannya untuk mendengar bisikan Juli pada telinganya.
“Abang Amin bodoh! yang memiliki jurus satu-satunya 'Tenaga Dalam Bidadari, Pukulan Ganda!' apa Bibi Guru mengenalnya?”
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Azel
Buset Maghrib
2021-12-26
1
Gemblong78
mantan ketua
2021-11-25
1
Gemblong78
ada satu Kata Magrib🤣🤣🤣🤣
2021-11-25
1