Juli sang Kaisar Langit dan Bumi terasa panas sekujur tubuh seperti dibawah terik matahari, perlahan ia membuka mata dan mendapati tubuhnya di tergeletak di atas tanah dalam kegelapan malam yang hanya diterangi kobaran api besar disekelilingnya.
Juli memparhatikan sekelilingnya dengan seksama, kemudian ia menyadari bahwa dia telah berada di masa lalu. Juli terkejut dan bangkit duduk memperhatikan tangan, kaki, tubuhnya yang kecil dan kurus serta tidak bertenaga
"Ini waktu umurku tujuh tahun" gumam penuh keterkejutan.
“Wah aku berhasil! Tuhan Yang Maha Esa masih menyayangiku, tapi dimanakah ini? ini sudah sangat jauh aku di antar oleh ruang waktu!” Juli senang sambil memeriksa tubuhnya
Juli berdiri melihat di sekelilingnya mayat bergelimpangan di berbagai tempat, sementara itu di luar ruang utama terdengar orang-orang sedang bertarung dengan sengit. Suara pedang beradu di segala penjuru dan suara teriakan para pendekar yang meminta tolong melengking-lengking.
Juli duduk terpaku mencoba mengingatnya pelan-pelan dan akhirnya Juli dapat mengingat semuanya dengan baik peristiwa yang dialaminya saat ini.
“Benar! ini adalah serangan Partai Hantu Tengkorak.. Terima kasih Tuhan telah mengembalikan semuanya sebelum terlambat” Juli sangat bahagia.
“Di kehidupan ku sebelumnya Partai Hantu Tengkorak berhasil membunuh hampir seluruh desa ini dan guruku menderita luka dalam yang amat serius pada kejadian malam ini, maka sekarang aku akan mencoba memperbaikinya” Juli bersemangat wajah kurusnya terlihat ceria.
Di kehidupan dulu Juli adalah anak yatim piatu, yang tinggal di Kota Pantai Merak, yang tidak memilik warisan keluarga apa pun, Ibunya meninggal ketika melahirkannya, ayahnya meninggal tiga tahun kemudian, selanjutnya dia di asuh oleh neneknya yang telah berusia renta, waktu Juli berumur enam tahun nenek meninggal karna sakit-sakitan, setalah itu jadi gelandangan disitulah ia bertemu dengan gurunya setahun yang lalu.
Juli akhirnya di asuh seorang pendekar buta yang bernama Amin berumur 20 tahun, pendekar buta itulah gurunya. sehari yang lalu Guru Amin membawa Juli ke Lembah Teratai, setelah sehari di Lembah Teratai, lalu diserang oleh Partai Hantu Tengkorak.
Partai Hantu Tengkorak organisasi pembunuh bayaran dan perampok, setiap Anggota Partai Hantu Tengkorak wajah mereka diwajibkan memakai topeng tengkorak sehingga membuat kesan menyeramkan.
Bila tidak ada misi yang didapatkan mereka sering membunuh dan menculik rakyat biasa, sebagian diperjual belikan sebagai budak. Partai ini adalah sekumpulan pembunuh yang keji, juga mereka tidak berasal dari kerajaan manapun, mereka adalah manusia dari kawasan bebas dibawah asuhan Partai Iblis.
Juli berdiri tertekun tiba-tiba melihat sesosok orang buta dengan sebilah tongkat berjalan ke arahnya, ia berjalan dengan meraba - raba serta tergesa-gesa diantara tumpukan puing-puing bangunan yang roboh akibat pertempuran.
Jalannya dipercepat sembari memanggil-manggil namanya, terlihat kekhawatiran yang luar biasa di wajah pemuda buta itu.
Di kehidupan sebelumnya Juli tidak memperhatikannya karena ia terlalu takut, sekarang setelah ribuan pertarungan hidup mati telah ia jalani tentu saja hal sepele ini tidak membuatnya gugup sedikitpun.
“Juli.. Juli.. dimana Kamu nak..” Panggil Seorang Buta yang meraba – raba dengan tongkatnya.
Suara yang amat akrab terdengar ditelinganya, suara gurunya yang amat dirindukan, dia adalah pendekar buta, di dunia persilatan memang gurunya tidak pernah dianggab dan tidak terkenal namun di hati Juli dia adalah Pendekar Sejati.
“Guru Saya tidak apa-apa” Juli tiba-tiba agak terisak tangis, rasa haru dihatinya membuatnya terus menagis layaknya anak-anak.
Betapa tidak, ketika teringat lagi kenangan sebelumnya bersama guru semenjak ia mengikutinya di rimba persilatan. Pendekar Buta sering lapar karena makanan yang didapat hanya cukup untuk satu orang biasanya.
Guru sering mengikat perut agar dapat menahan rasa lapar, guru memperlakukan muribnya dengan sangat baik seperti seorang ayah memperlakukan anak kandungnya sendiri.
Guru Amin pendekar yang jujur, ia tidak pernah mau mencuri atau mengambil yang bukan haknya, guru yang selalu memberi nasehat-nasehatnya sepanjang waktu.
Yang paling menyedihkan dalam ingatan Juli ketika waktu kematian gurunya, badan yang kurus itu harus mertarung mati-matian dengan para siluman rubah untuk melindungi nya, guru dikeroyok ratusan siluman rubah sehingga bajunya tercabik-cabik, ia mengusir siluman rubah dengan jurus satu-satunya yang dimiliki. Setelah berhasil mengusir semua siluman barulah gurunya meninggal beberapa menit setelahnya.
Juli baru tahu rupanya sudah berminggu-minggu gurunya hanya minum air saja, gurunya yang buta itu perutnya di ikat kencang untuk menahan rasa lapar. ketika guru yang buta itu menghembus nafas terakhir ia masih saja sempat menasehati Juli agar selalu berjalan dijalan yang telah diajarkan, "Jalan Pendekar Sejati".
Amin tidaklah kuat atau hebat seperti pendekar lainnya, dia hanya tingkat pejuang bintang 5 tidak dapat menerobos ke tingkat kayu selama tertahun tahun karena tidak ada Sumber Daya, namun gurunya tidak pernah merasa putus asa, ia terus berjuang membela keadilan dan akan selalu digaris terdenpan dalam menegakkan keadilan.
Suara Guru Amin yang selalu tergiang di telinga Juli dalam bertarung adalah.
“Tenaga dalam bidadari, Pukulan Ganda”.
Jurus bodoh yang dapat di hafal langkahnya, namun dengan keteguhan hatinya dia dapat melawan ribuan serigala Api sendirian hingga serigala harus mundur.
Walaupun budidaya Guru Amin tertahan di tingkat pejuang bintang lima namun semangat juangnya mengalahkan seorang dewa sekalipun.
Dalam dunia pendekar tingkat tenaga dalam itu terdiri dari besar kecilnya Wadah Induk Tenaga Dalam :
Orang Biasa,
Tingkat Pejuang,
Tingkat Kayu,
Tingkat Batu,
Tingkat Timah,
Tingkat Besi,
Tingkat Perunggu,
Tingkat Perak,
Tingkat Emas
Tingkat Platinum
Tingkat Berlian
Tingkat Raja
Tingkat Kaisar
Tingkat Lagenda
Tingkat Keajaiban
dan masih ada lagi di atasnya.
Tiap Tingkat Wadah Induk Tenaga Dalam terdiri dari 5 bintang kepadatan, tiap tingkat tenaga dalam memiliki ukuran Wadah Induk Tenaga Dalam yang berbeda, semakin besar tingkat budidaya semakin besar pula Wadah Induk Tenaga Dalam.
Namun ada faktor-faktor lain yang membuat seseorang lebih kuat seperti:
Kepadatan Tenaga Dalam yang special,
Memiliki Cabang Wadah Induk Tenaga Dalam,
Memiliki Tingkat kepadatan tubuh atau susunan khusus.
Mengisi Wadah Induk Tenaga Dalam yang di isi dengan Elemen
Mengisi Wadah Induk Tenaga Dalam di isi Jiwa Mahluk Ghaib
Menguasai Teknik-teknik budidaya tertentu
Ras,
Tiap-tiap Ras memiliki susunan Wadah Induk Tenaga Dalam yang berbeda, sehingga walaupun Wadah Induk tenaga sama namun kepadatan berbeda-beda.
Selain itu untuk kemenangan tentunya juga dipengaruhi faktor lainnya, jurus atau teknik beladiri serta pengalaman tentunya.
Amin, memiliki pendengaran yang tajam, sehingga dia bisa mendengar dengan baik isak tangis Juli, diantara reruntuhan kayu.
“Sini nak jangan takut, kamu berlindunglah dibelakang Guru. Guru akan Melindungi mu” Amin maju meraba-raba dengan tongkat.
Lima anggota Partai Hantu Tengkorak melihat pemuda buta dengan bocah tujuh tahun, membuat mereka tertawa, seorang Partai Hantu Tengkorak memakai topeng yang berwarna hitam sementara empat lainnya memakai topeng warna putih sebagai anak buahnya.
Topeng warna hitam itu berseru lantang. “Buta! Ingin kabur dari kami jangan bermimpi, kalian berempat bunuh mereka!”
"Siap!"
Mereka berempat pun maju menyerang serempak menyerang Amin, Amin dengan tongkatnya siap-siap untuk segala kemungkinan.
Juli tersenyum membatin ‘Jangan harap di kehidupan ini kalian dapat membunuh kami dengan mudah, dikehidupan Sebelumnya guru sibuk melindungi ku sehingga selalu terkena serangan dari musuh.
'Kini aku bisa melihat 4 orang anak buah bertopeng tingkat pejuang sementara yang memakai tengkorak hitam tingkat kayu, sekarang aku baru sadar rupanya guru telah dikeroyok oleh lawan yang lebih tinggi darinya, di kehidupanku Sebelumnya guru masih bisa menang tipis, namun mereka selamat' Batin Juli.
“Juli bendiri di belakangku” Kata Amin memerintah.
“Baik Guru!” Jawab Juli santai yang dapat dirasakan oleh Amin.
'Juli seperti tidak merasakan takut sedikitpun dari nada bicaranya'. batin Amin yang membuatnya Jadi tenang.
"Bagus sepertinya bocah itu sudah terbiasa denganku jadi dia sudah tidak terlalu takut, aku dapat secara leluasa menyerang partai komplotan ini" Kata Amin datar
Amin menerjang maju dengan tongkat ditangan, Amin berteriak sembari menghajar ke empat musuh-musuh yang menyerangnya.
“Tenaga Dalam Bidadari, Pukulan Ganda!”
BAMM BAMM TOK TOK,
Empat orang yang meremehkan Amin terkena pukulan tongkat yang membuat mereka harus mengosok-gosok kepala karena sakit,
Akk, akkk,
Keempat hantu tengkorak putih bagai tak berdaya melawan Amin hal itu membuat jengkel Hantu Tengkorak Hitam, seketika hantu tengkorak hitam mulai mendekat dan menarik pedang yang tidak lagi menonton, ke empat anak buah mundur kebelakangnya.
“Kalian berempat membunuh seorang buta saja tidak becus” Bentak Hantu Tengkorak Hitam sambil menerjang maju.
Juli bocah berumur tujuh tahun yang sangat kurus, tidak memiliki senjata apa-apa, namun bagi seorang yang diluki Dewa Pengetahuan, membuat senjata dari apa saja bukanlah hal yang mustahil.
Juli menggambar manuskrip atau Pola Tulisan Kuno ditelapak tangannya, seketika Pola Tulisan Kuno selesai digambar, Juli menggigit jarinya hingga berdarah lalu meneteskan darah di Pola Tulisan Kuno, seketika tangannya bercahaya terang lalu berubah menjadi Jarum Roh, jarum ini tidak berwujud, diciptakan dari tenaga dalam, namun karena tenaga dalam Juli hanya satu tingkat saja ia bisa menciptakan 20 Jarum Roh.
Kejadian itu tentu tidak diketahui Gurunya, namun ke lima orang partai hantu tengkorak itu melihat ada kejanggalan ditangan Juli.
Melihat keanehan ditangan Juli, membuat Hantu Tengkorak Hitam memberi isyarat kepada anak buahnya untuk membunuh Juli yang kelihatan berbahaya.
Ke empat anggota Partai Hantu Tengkorak juga menerjang ke belakang Amin untuk menyerang Juli membuat guru Amin terpecah kosentrasi dalam pertarungannya,
Amin membalik arah menyerang empat penyerang muribnya, tanpa memperdulikan Hantu Tengkorak Hitam yang berada di depannya sedang menusuk pedang kearahnya.
Amin berguman "Nyawa muridku lebih barharga daripada nyawaku".
“Tenaga Dalam Bidadari, Pukulan Ganda”.
Tongkat terus melaju menahan keempat perampok Hantu Tengkorak Topeng putih, sementara pedang Hantu Tengkorak Hitam terus melaju dari belakang kepunggungnya.
Sementara diberbagai tempat di kampung pertarungan antara Partai Hantu Tengkorak dan Pendekar terus berlansung, korban jiwa terus berjatuhan.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
I Dw Ny Manasamadhi
tingkat Krikil,,
2024-08-23
1
Yuda Suastika
njut
2024-03-17
1
Deni Deni
Amin haha
2024-03-09
1