Bumi Timur yang terdiri dari empat Kerajaan, keempat Kerajaan hanya menguasai sepuluh persen dari daratan sembilan puluh persen lainnya dataran bebas yang didiami oleh siluman.
Keempat kerajaan Bumi Timur Yaitu : Kerajaan Gurun, Kerajaan Permata, Kerajaan Pantai dan Kerajaan Awan. Keempat kerajaan ini memiliki perisal kubah pelindung raksasa yang menjulang tinggi ke angkasa sehingga tidak
dapat ditembus oleh siluman.
Lembah teratai salah Kampung kecil di kerajaan Awan, letaknya yang jauh dengan ibu kota raja sehingga kota ini sering diserang oleh para perampok dan pemberontak. Seperti partai hantu tengkorak, organisasi gelap berasal dari luar kerajaan awan.
Sebanyak seratus anggota Partai Hantu Tengkorak yang dipimpin oleh tiga bertopeng tengkorak hitam, mereka berncana menculik gadis-gadis di desa dan mengambil pemuda-pemuda untuk dijadikan budak dan membunuh di sepanjang misinya.
Namun setelah mereka masuk kelembah teratai misi mereka disambut dengan perlawanan keras sehingga mereka harus mengerahkan kekuatan untuk bertarung dengan beberapa pendekar.
Pertarungan dengan pendekar membuat jatuh korban kedua belah pihak namun mereka masih unggul dalam jumlah, pendekar di Lembah Teratai tidak sebanding dengan jumlah anggota Partai Hantu Tengkorak, namun demikian perlawanan tetap merugikan mereka.
Untuk membuat kepanikan, Anggota Partai Hantu Tengkorak membakar rumah warga, agar para pendekar terpecah kosentrasi, untuk menyelamatkan keluarganya.
Disisi lain ada pendekar pendatang yang mereka tidak sadari, dengan kekuatan yang tidak disangka-sangka, seperti halnya, Guru Amin si Pendekar Sejati.
Amin telah bertarung dengan salah seorang pemimpin partai hantu tengkorak, serta dibantu oleh empat orang anak buahnya, pertarungan sengit yang menyebabkan kekalahan Angota Partai Hantu Tengkorak membuat mereka berpikir kembali untuk meremehkan orang buta seperti Amin,
Namun sekarang kosentrasinya terpecahkan dengan kelicikan mereka memanfaatkan kelemahan orang buta itu dengan menyerang muridnya Juli yang masih berumur tujuh tahun.
“Hari ini kau pendekar buta adalah hari kematianmu!” Kata Hantu Tengkorak Bertopeng Hitam, dengan pedang menusuk ke arah punggung Amin.
Seketika sebuah jarum putih dengan cepat melesat ke arah kepala topeng hitam, lalu ia menangkis jarum cahaya dengan pedang, namun tangkisan pedangnya tidak dapat mengenai jarum itu, jarum roh tidak dapat ditangkis dengan benda padat, karna ia akan menembus segalanya.
Jarum itu terus melesat mengenai kepalanya, sehingga ia amat terkejut dan meloncat kebelakang, Hantu Tengkorak Hitam seketika merasakan kesakitan yang amat dahsyat di otaknya.
Lalu ia jatuh berlutut dan tidak bergerak, sementara ke empat Anggota Partai Hantu Tengkorak yang menyerang Juli, di hamtam dengan tongkat Amin,
Buk Buk Buk Buk
Mereka terpental jauh, lalu dengan segera keempat anggota menarik diri dan berlari kearah pimpinan mereka.
“Ketua Ketiga!” Panggil mereka yang melihat ketuanya bahkan tidak bergerak.
Anggota dengan bingung melihat ke arah orang buta itu yang kelihatan bukan dia pelakunya,
Amin meloncat melindungi Juli, tidak menyerang ke empat Anggota Partai Hantu Tengkorak namun hanya memilih berjaga-jaga.
“Juli apakah kamu baik baik saja ?”
“Ya Guru, Saya baik baik saja, tidak ada kurang satu apapun” Jawab Juli tersenyum.
Memdengar jawaban Juli hati Amin menjadi lega “Syukurlah kalau begitu, Nak kamu tetap dibelakang ku jangan jauh jauh!” Pintanya.
Namun disisi lain, keempat Anggota Partai Hantu Tengkorak bingung dengan sikap peminpin mereka yang berlutut kepala menunduk tidak bergerak, lalu salah satu mereka memeriksa nadinya.
“Apa!”.
“Apa yang kamu teriakkan?”
“Peminpin ketiga telah mati!”
“Apa! bangaimana sibuta itu melakukannya?”
Keempat Anggota Partai Hantu Tengkorak menatap Amin namun sesuatu yang mengejutkan ketika ia menatap bocah di samping Amin, keempat mereka terkejut. Tatapan senyuman dingin di wajah bocah itu telah mengisyarat kan ada yang tidak beres.
“Siapa bocah itu sebenarnya?” Tanya seorang kepada temannya.
Pertanyaan itu terdengar oleh Guru Amin, ia langsung menjawab, “Hm.. dia Muribku, mau menculiknya jangan berharap! langkahi dulu manyatku!” Guru Amin berfikir mereka berencana menculik Juli, maka ia tidak pikir panjang langsung menyerang ke empat anggota dengan serangan mematikan.
“Tenaga Dalam Bidadari! Pukulan Ganda!”
Buk Buk, Buk Buk, Buk Buk, Buk Buk.
Setelah pukulan gandan Amin, selalu disertai dengan Jarum Roh yang melesat cepat mengenai mereka semua, dan satu persatu mereka terpental jatuh tak bergerak lagi, setelah itu Amin meloncat kebelakang kesamping Juli.
Lalu Amin menunjuk kearah depan “Kalian berlima lakaslah angkat kaki dari sini jangan mengganggu warga lagi, jika tidak aku akan melumpuhkan kalian, bertaubatlah!” Kata amin dengan mengeluarkan aura bertarung yang kuat.
Juli hanya senyum meng kikik melihat gurunya yang sedang mengancam manyat,
“Dikehidupan ku Sebelumnya, kalianlah yang lebih dulu membantai umat manusia dari pada siluman, kali ini aku akan membuat perhitungan dengan kalian” Batin Juli.
Tiba-tiba belasan Anggota Partai Hantu Tengkorak lainnya muncul, mereka rata-rata Tingkat Pejuang, aura pembunuh mereka langsung di sadari oleh Amin.
“Juli cepat kamu sembunyi ada musuh datang, apapun yang terjadi jangan keluar” kata Amin kelihatan cemas.
Juli hanya tersenyum dan tidak membantah, ia bergegas bersembunyi di sebuah batang kayu dekat dengan keberadaan Amin, sebelum belasan Angota Partai Hantu Tengkorak muncul.
Sehingga Guru Amin, dengan percaya diri menunggu mereka. Hal itulah yang membuat Juli selalu salut dan bangga terhadap Gurunya tidak pernah lari dari pertempuran walaupun Amin hanya pendekar Tingkat Pejuang.
Dikehidupan sebelumnya Gurunya, terluka parah setelah pertarungan dengan 5 orang partai hantu tengkorak, kemudian guru dan dirinya beristirahat di sebuah rumah, tidak bertemu dengan belasan Anggota Partai Hantu Tengkorak, lain halnya di kehidupan ini, Guru masih sehat dan bugar.
Beberapa saat mereka muncul, sebagian menyeret para gadis yang diculik, para gadis yang telah di ikat, sehingga mereka terpaksa menurut kalau tidak mereka akan dibunuh, setibanya di depan Amin mereka amat terkejut melihat 5 manyat yang tergeletak salah satunya Pemimpin Rombongan.
Dalam rombongan itu terlihat dua topeng hitam dan tiga belas topeng putih, topeng hitam segera memeriksa nadi salah satu rekannya yang masih berlutut. Tiba-tiba topeng tengkorak hitam itu menjadi sangat murka.
“Kurang ajar! Siapa yang telah melakukan ini pada rekanku..” Teriak Sitopeng Hitam.
“Aku yang melakukannya, lepaskan gadis gadis itu! Atau kalian akan berakhir seperti kawanmu?” Bentak Amin menunjuk kearah depan.
Di wajah gadis gadis itu melihat secercah harapan walaupun itu orang buta, namun setidaknya mereka masih memiliki harapan.
Mendengar ancaman Amin, membuat mereka amat marah,
“Bawa kepala sibuta itu pada ku!” Kata Si Topeng Tengkorak Hitam kelihatan ia pemimpin mereka.
Lima tengkorak putih dengan cepat menerjang kedepan dan menghantam Kepala Amin, Amin segera melancarkan serangannya dengan cepat,
“Tenaga Dalam Bidadari! Pukulan Ganda!” Amin terus memukul, tanpa di sadari Amin, setiap pukulan selalu di iringi dengan sebatang Jarum Roh, yang dilemparkan Juli dibalik semak-semak.
Buk Buk Buk Buk
Hal itu tentu saja tidak diketahui karna hanya bentuk cahaya kecil dan Amin tidak dapat melihat cahaya, karna Jarum Roh bukan benda fisik, Selain itu Jarum Roh tidak memiliki auranya.
Sehingga lima anggota yang menyerangnya, terkapar terjatuh ketanah terkulai tidak berdaya. Amin meloncat mundur, ada hal aneh sepertinya dirasakan.
“Mereka roboh dalam sekali serangan ku, apakah aku terlalu kuat atau mereka terlalu lemah, namun aura meraka dapat kurasakan setidaknya pejuang dan ada dua orang tingkat kayu dan kekuatan mereka diatas tingkatanku”. Guman Amin.
Melihat Sibuta membunuh mereka dengan sekali serang, membuat mereka meneluarkan keringat dingin, salah seorang anggota memeriksa nadi mereka dan mendapati bahwa kelima anggota yang menyerang telah tewas.
“Ketua! mereka tewas!”. kata Anggota pemeriksa nadi dengan wajah pucat.
Pemimpin partai hantu tengkorak yang tadinya murka sekarang berubah menjadi waspada dan punggungnya mulai mengeluarkan keringat dingin, lalu memberi isyarat kepada selurah anggota agar mereka mengepung Amin, Karena Amin tidak dapat diremehkan.
Juli hanya tersenyum di belakang pohon dalam semak-semak. “Mau membunuh guruku? Kalian terlalu awal untuk itu” Guman Juli.
Amin yang menyadari mereka mengepung tidak membiarkan mereka mengatur strategi Amin langsung menyerangnya, dengan sengit.
“Tenaga Dalam bidadari! Pukulan ganda!”.
Pak Pak.
Pukulan Amin ditangkis, mereka telah membaca pergerakan pukulan ganda itu, namun mereka tetap terhuyung jatuh dan tak bernyawa, serangan demi serangan membuat mereka ngeri. Percuma mereka menangkis atau mengelak pada dasarnya mereka akan mati juga, menyadari hal itu pemimpin mereka ingin memanfaatkan para gadis yang dia culik untuk dijadikan sandera.
Wuss Wuss Wuss
Kilatan cahaya dengan cepat menyerang, mereka pendekar tingkat kayu tentu menyadari hal itu. dengan cepat menagkisnya Jarum Roh dengan pedang, namun Ia hanya menagkis sesuatu yang tidak dapat ditangkis, jarum itu tetap menembus pedang hingga menembus otaknya.
Dengan seketika kesakitan yang luar biasa, tubuh tidak dapat bergerak, terakhir dia hanya pandangan rabun kemudian berubah menjadi gelap dan tidak bangun untuk selamanya.
Dua tengkorak hitam telah tewas, tinggal satu lagi yang kelihatan kebingungan.
“Kakak pertama! Kenapa denganmu?” Tengkorak Hitam bingung.
“Aku tidak menduga sementara Sibuta bertarung dengan yang lain, kenapa kakak pertama bisa mati sendiri ?”. Tengkorak hitam mulai menduga bahwa ada pendekar lain yang bersembunyi, matanya was-was memperhatikan kesemak-semak.
“Tenaga Dalam Bidadari! Pukulan Ganda!”
Plak plak
Pukulan Amin mengenai pipinya menbuatnya terpental jatuh, ia tidak sadar searangan datang karna terlalu waspada dengan serangan gelap namun alangkah bahagianya karna pukulan kali ini tidak merengut nyawanya.
“Kamu yang tersisa, sehingga sekarang apa yang akan kau katakan? untuk apa kamu kemari?” Tanya Amin.
Pendekar Tingkat Kayu ketakutan terhadap Tingkat Pejuang itu sungguh lucu namun pada kenyataannya itu terjadi sekarang.
“Maaf tuan Buta, maafkan aku, saya mendengar disini ada harta pusaka?”
“Pusaka Apa?”
“Berjanjilah untuk tidak membunuhku, aku akan memberikannya kepadamu!” Kata topeng hitam itu dengan keringat dingin.
“Aku tak perlu harta pusaka, namun jika kau berjanji bertaubat maka aku akan melepaskanmu” Kata Amin.
“Pasti pasti! Saya pasti bertaubat”. Kata tengkorak hitam itu.
“Kau sekarang boleh pergi, namun berikan pusaka itu dan harus dikembalikan ketempat semula” Kata Amin menjulurkan tangannya.
“Ini Tuan Buta! ini adalah sebuah cincin namun aku tidak tau kenapa dunia persilatan merebutnya”.
Perampok itu memberikan sebuah cincin, Amin meraba-raba.
“Aku tidak menyangka hanya sebuah cincin, yang tak bernilai, aku dapat merasakan ini bukan emas ini hanya baja biasa kenapa harus banyak orang disini harus merengan nyawa karna ini!”.
Dengan marah Amin membuangnya ke semak-semak.
Juli mencoba melihat cincin itu matanya seketika terbelalak seakan tidak percaya.
“Cincin Ruang Surgawi”
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-12-24
1
supaino 20
mayat bukan manyat...wkwkwk..
2022-11-03
2
Game Seven
Pukulan Janda.. hah..baca lagi...bener pukulan janda...baca sekali lg...ohh...gandaaaa... ya Allah, otak otaaaak... 🤣🤣🤣
2022-02-11
2