Seorang kakek sepuh turun dari kereta kuda setelah peperangan terjadi, semenjak dimulainya penyergapan dia hanya menonton dari dalam kereta kuda.
Juli melihat seorang yang lain didalamnya, seorang anak kecil yang dikalung dengan rantai besar serta pola segel yang sangat kuat, kalung itu tidak dapat dibuka dengan kunci tetapi dengan memecahkan segel dari tulisan kuno.
Juli mengenal bocah perempuan yang kalung itu dari kehidupan sebelumnya dia seorang Putri dari Bangsa Peri Utara.
“Anak muda siapa namamu, kenapa kau terkejut dengan gadis bocah budak ini?” Tanya Orang Tua Sepuh itu.
“Nama saya Juli kakek, saya murid dari Si Pendekar Buta itu!” Kata Juli menunjukkan kearah gurunya yang sedang menasehati para anggota Partai Iblis Lembah Neraka, yang lumayan jauhnya dari tempatnya berdiri dengan kakek sepuh tua.
“Oh Juli, Kau boleh memanggil kakek dengan nama Maja, lebih tepatnya Kakek Maja saja" Maja melirik kearah Amin duduk,
"Oh ya, sepertinya gurumu adalah pendekar besar?” Kata pria sepuh itu yang dikenal dengan Maja si Dewa Pil Dunia Timur.
“Oh tepat, guruku pendekar hebat, namun dia tidak mau membesar-besarkan namanya” Kata Juli justru membesar-besarkan gurunya.
Maja dan Juli berdiri sekitar 25 meter jauh dari gurunya, sehingga Juli bisa leluasa berbicara dengan kakek sepuh itu.
Sementara itu Maja tau, kemampuan aneh dari pendekar buta itu bukan sesuatu hal yang dapat ditiru, Maja memeriksa salah satu korban yang mati karena bertarung dengan Amin, ia memperhatikan dengan seksama, namun tidak didapati, luka sedikitpun, tidak luka dalam tidak juga luka fisik hal itu membuatnya mengerut kening.
“Bagaimana gurumu membunuh dengan tanpa ada luka dan goresan? Tanya Maja, mukanya mulai pucat.
“Kakek Maja ini rahasia kita berdua ya?” kata Juli sedikit berbisik dengan kakek maja, “Guruku itu bukan dari kerajaan ini, dia dari Benua lain, dari Bumi Tengah, apa kakek tahu?” Tanya Juli.
Mendengar Bumi Tengah seketika Maja menjadi lemah, lututnya mulai bergetar, “Pantas saja dia membunuh tanpa bekas” Batin Maja.
Juli tahu ketakutan Maja, Juli berbisik lagi “Guruku di sana dijuluki si malaikat maut, itu sebabnya, siapapun yang berani melanggar kata-katanya akan mati di bunuh, tidak peduli seberapa kuat musuhnya” jelas Juli menakutinya.
Dan itu sangat berhasil, Maja seakan keluar dari mulut hariamau masuk kemulut buaya.
“Apa gurumu menginginkan pil?” Tanya Maja cepat.
“Pil-pil mu sudah tak berguna, guruku paling kurang Pil tingkat 5 lah paling kurang” kata Juli ringan yang nampak lugu.
Maja seperti mau muntah darah “Pil tingkat 5 di Kerajaan ini paling ada satu atau dua pil, dan bagaimana dia mengatakan bisa menawarkan sesadis itu?”. kata Maja mulai hilang harapan.
Juli menggelengkan kepala “Bagaimana kau dikatakan Dewa Pil? Pil tingkat 5 saja tak ada?” Tanya Juli pada kakek tua itu.
Maja kebakaran jenggot, sebenarnya pil tingkat lima bukan pil biasa dan tidak dapat dibuat dengan mudah, selain itu di Benua timur hanya dirinya seorang yang dapat membuat pil itu.
“Bagaimana kalau begini saja, aku beberapa waktu lalu membeli seorang budak perempuan bagaimana jika kuberikan hadiah itu pada gurumu” Tanya Maja dengan wajah serius.
“Ehem, Ehem, begini saja kau beri saja anak itu pada ku, aku jamin kakek Maja akan pulang dengan selamat, bagaimana?” Tanya Juli kelihatan serius tapi mata bersinar-sinar.
Maja melihat mata juli yang polos namun cerdik “Baiklah” Jawab Maja Percaya.
“Satu hal lagi, guruku memiliki pil tingkat 4, 5, dan 6 apa kau mau membelinya?” Tanya Juli serius.
Dewa pil ketika mendengar pernawaran Juli bagai disambar petir di siang bolong,
“Dari mana uang saya, untuk membeli pil tingkat 6, setidaknya dua puluh pil saja seluruh aset akan habis” Katanya “Apa gurumu sehebat itu?” Tanya Maja penasaran, dari takut tiba - tiba raut muka menjadi kagum.
Melihat itu Juli cepat-cepat berkata “kakek begini saja, untuk sementara aku terima hadiah budak kakek, jika ada berikanlah sedikit uang, setelah itu lekaslah pergi, atau kakek ingin seperti mereka harus mendengar nasehat guruku?” Tanya Juli menunjukan pada gurunya yang sedang asik memberi kuliah 16 sks.
Mendengar perkataan Juli, Maja dengan cepat memanggil pengawalnya dan menurunkan putri peri untuk diserahkan pada Juli, dan memberikan 500 keping emas,
Juli langsung menyimpan ke dalam bajunya, Maja beserta pengawalnya bergegas pergi tanpa minta pamit pada Amin yang sedang asik-asiknya menasehati Anggota Partai Iblis Lembah Neraka, yang terlihat seakan mau meledak kepalanya karena penuh dengan wejangan, hal itu membuat Juli tertawa kecil.
Namun melihat bocah perempuan yang diturunkan di sampingnya, membuatnya sedikit merinding, betapa tidak dikehidupannya yang dulu, Dewi Peri Utara berhasil lolos dari kepungan hari ini, lalu dia membalas dendam tertadap umat manusia, satu kerajaan di obrak-abrik seorang diri, tubuhnya terbentuk dari cahaya dan air bisa dikatakan dia mahluk setengah abadi.
Tingkat Jarum Roh Juli bahkan hanya dianggap mainan oleh Dewi Peri Utara, Dikehidupan yang sebelumnya, Juli puluhan kali luka parah, beberapa kali nyaris terbunuh olehnya, Dewi Peri Utara, ahli panah dan pedang, selain itu dia juga ahli dalam menempa senjata Jenis pedang dan panah.
Sekarang putri itu nampak menyedihkan, di kalung dan diborgol dengan pola segel enskrip tulisan kuno, dengan pakaian compang-camping, bahkan tidak ada yang mengetahui kalau sebenarnya, bocah cantik itu dari ras peri yang legendaris.
“Adik kecil siapa namamu?” Tanya Juli dengan senyum hangat.
“Yona” Katanya ketus tidak begitu peduli.
“Adik kecil, jika aku membebaskan mu apa yang akan kau lakukan” Tanya Juli takut jangan sampai peri itu membunuhnya setelah ia dilepaskan.
“Saya akan jadi pengikut setiamu sampai mati” Kata peri itu singkat.
“Baik itu lebih dari cukup” Juli melihat pola yang ditulis dengan bahasa kuno itu,
Ini bahasa peri angin kuno, lalu Juli mengambil darahnya sedikit kemudian ia menuliskan tulisan kuno lain diatas segel kuno itu, tiba-tiba keluar cahaya keemasan dalam sekejab mata, kalung itu terlepas semua.
Ketika semua borgol lepas, tiba-tiba udara disekitar menjadi sedingin es, aura yang menakutkan muncul ditubuh Putri Peri itu, Juli meloncat kebelakang menghindari benturan hawa yang megerikan.
Amin dari kejauhan merasakan aura yang sangat mematikan, sehingga dengan cepat ia bergerak kearah muridnya berada, takut sesuatu terjadi pada Juli.
“Juli mundurlah itu adalah siluman” Teriak Amin sambil berjalan cepat hendak menyarang.
“Tunggu! Guru jangan! itu anak-anak guru!” Teriakan Juli, membuat Amin menghentikan penyerangan.
Juli tahu bahwa, Peri itu menyerap inti cahaya dan air di alam untuk memulihkan tenaga dalamnya, setelah cukup menyerap kadar cahaya dan kadar air, dengan cepat tubuhnya mulai bercahaya menjadi Putri Peri yang sebenarnya.
“Juli siapa anak ini?” Tanya Amin.
“Guru, dia sekarang akan jadi bagian dari keluarga kita” kata Juli sambil sersenyum.
“Maksud mu?” Tanya Amin bingung.
“Dia akan jadi murid guru juga!”
“Apaaaa?” Amin tersendak ludahnya sendiri ketika mendengarnya.
‘Betapa aku keseringan lapar dan sekarang bertambah lagi bocah yang harus kuberi makan, akan kah saya harus menjadi pengemis di jalanan?’ Pikir Amin.
“Hei kamu semuanya anggota baruku, cepat buka topeng kalian, dan kuburkan mayat mayat ini” Kata Juli biasa, namun terdengar nada bicara Juli, bereka tidak kuasa melawan dan dengan cepat langsung mengerjakan apa yang diperintah semua seperti tergerak sendiri.
Itulah kutukan budak, Juli dapat melakukan apapun pada mereka dengan suka hati, bahkan membunuh mereka dengan hanya niat saja, Juli bahkan bisa mengirim perintah langsung kedalam pikiran mereka, sehingga nyawa mereka sepenuhnya ditangan Juli.
Amin jadi tersenyum, dengan sikap orang orang yang baru saja ia berikan pencerahan, “Nah begitu kalian baru bisa dikatakan sudah sedikit memahami perkataanku”.
Amin manggut-manggut tanda senang, namun sebenarnya dalam kepala mereka, ‘sialan! Apa yang terjadi dengan ku, kenapa aku jadi bodoh begini?’
Juli hanya duduk tersenyum disamping si Peri Yona.
Setelah semua jenazah dikuburkan dengan baik mereka menghadap Juli, berbaris patuh seakan mereka bukan dari kalangan aliran hitam.
“Guru mari kita pergi ke Kota Terlarang” ajak Juli
“Untuk apa ke Kota Terlarang? disana kumpulan orang yang dikutuk dan orang orang miskin, bahkan lebih miskin dari kita”
“Tidak apa-apa guru, kita musti menolong mereka, kita sekarang ada 500 keping emas yang diberikan oleh saudagar tadi, saya sudah menolak guru, tapi dia tetap memaksa” kata Juli pada gurunya.
“Eh.. Eh.. li.. lima ratus keping emas?” Tanya Amin selama hidupnya belum pernah ia memiliki uang sebanyak itu.
Juli tidak mengatakan, bahwa uang juga diambil dari mereka yang telah mati dan dari ke 13 Anggota Partai Iblis Lembah Neraka yang tersisa, sekarang telah jadi anak buahnya.
Jumlah total uang Juli lebih dari 1000 keping emas.
Juli menunjukkan ke arah anak buah barunya, “Sekarang ke 13 kalian ku namakan 13 Naga dan kalian wajib memangilku tuan, sekarang ikut aku!”
Semuanya mereka menundukkan kepala dan berkata “Siap Tuan”.
Amin tidak tahu apa-apa melihat tingkah muridnya membuatnya tertawa ‘Dasar anak anak setelah gurunya memberi pencerahan baru dia jadi sok-sok an jadi tuannya”.
"Hei? tunggu dulu kenapa mereka harus ikut kita? Mereka bebas untuk pergi sesuka hati" Kata Amin sedikit keberatan, karena selain itu makanan juga tidak cukup.
"Bukan begitu guru? Apa guru ingin mendengar mereka terjun kedunia hitam lagi? Lagian mereka amat tercerahkan dengan nasehat guru" kata Juli mengarang cerita.
"O begitu ya? Baiklah saya mengerti!" kata Amin mangut-mangut senang
Di kepala 13 naga baru itu terus mengerutu mengutuk dengan ulah Juli, tiba-tiba sebuah pesan terdengar dikepala mereka "Diam Atau Mati" baru mereka sadar.
“Guru mari cepat kita kesana, untuk menolong mereka yang membutuhkan!” Seru Juli.
"Dimana Juli?" Tanya Amin
“Di Kota Terlarang”
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Yuda Suastika
lanjuut
2024-03-17
1
Rudi Utomo
ha ha ha....
cari. cara untuk sembuhkan mata sang guru doonk.
2024-01-13
1
ziegit pyantoenmbanyoemaz 17
kocak...asikk
2022-03-20
2