“Si si bodoh itu gurumu?”
Kata Putri Daria terkejut, ia sedikit salah tingkah, tidak menyangka akan bertemu murid si buta dengan pukulan ganda di sini.
Semua yang ada di ruangan itu bisa melihat wajah Putri Daria, sedikit resah terkadang tersenyum, lalu Putri Daria memegang keningnya seperti memikirkan sesuatu.
Melihat perubahan tingkah Putri Daria, mereka dapat menyangka guru Juli memang bukan orang sembarangan, terbukti Putri Daria menjadi resah dengan hanya mendengar bisikan isyarat tentang gurunya.
Menteri Bahar melihat Putri Daria yang mulai melunak terhadap bocah kecil di depannya membuatnya tidak senang, Putri Daria melihat wajah Juli seperti tidak asing malahan bisa dikatakan akrab tetapi dimana dia melihatnya.
“Putri Daria, dia adalah pengkhianat, dan dia baru mengatakan hal bodoh untuk mengelabuimu, percayalah, di dunia ini tidak ada yang lebih hebat dari Putri Daria” Kata Menteri Bahar dengan marah dan mata berapi-api.
“Mentri Bahar! Kamu keluar saja, jangan sampai membuat anak ini marah, aku takut lidahmu semakin panjang kau julur semakin tidak dapat kau menariknya, Menteri Bahar! camkan satu hal untuk diambil pelajaran, gara-gara kamu hari ini, kau telah menjerumuskan ku ke dalam masalah yang amat besar!” Bentakan kemarahan Putri Daria membuat mereka tidak bisa berdiri karena aura pembunuh yang keluar terhadap mereka.
“A aa apa?” Tanya Menteri Bahar kaget, serta seluruh ruangan kaget seakan tidak ada yang percaya, bahwa Juli memiliki pengaruh sebesar itu.
“Cepat minta Maaf pada anak ini? setelah itu kalian angkat kaki dari tempat ini?” kata Putri Daria dengan nada dingin.
Seketika dengan malu Menteri Bahar dan para perajurit meminta maaf, lalu mereka dengan wajah menunduk turun dengan muka merah.
Selesai semua masalah dengan para Menteri Bahar Putri Daria mengambil sebuah kursi dan duduk disamping Juli, lalu Putri Daria menanyakan satu persatu pada mereka yang ada diruangan itu, Putri Daria terlihat hangat, tidak se-arogan yang dikabarkan, dia juga suka bercanda Ketua Kama terlihat senang dapat berbicara langsung dengan orang paling sibuk di Kerajaan Awan.
Putri Daria juga menceritakan kedatangannya berkunjung ke Rawa emas hanya untuk seminggu, dan dua hari lagi juga akan kembali ke Kota Raja.
Ziya datang memberikan satu porsi makanan pada Putri Daria, karena dia memiliki dua porsi, yang membuat Putri Daria terkejut ketika waktu mengetahui, semua tagihan itu dibayar oleh Juli yang yang seharusnya ia takkan kaya itu kalau mengikuti jejak gurunya.
“Juli Apa gurumu selama ini menyuruhmu mencuri sehingga kamu sekaya ini?” Tanya Putri Daria membuat Juli tersedak ludahnya sendiri karena kaget, namun Juli dapat mengerti, karena Juli tahu betul watak gurunya itu.
“Bibi Guru! Mana mungkin aku mencuri, guruku selalu mengajarkan ku agar tidak berbuat dosa, namun kalau kita bekerja mendapat sedikit upah kan boleh, Bibi guru” kata Juli dengan ringan,
Ketika Juli memanggil Putri Daria dengan sebutan "Bibi Guru" rasa senang yang mendalam dirasakan, seketika pipinya terlihat memerah dan malu, sehingga seolah Putri Daria tidak mau pindah terus ingin berbicara dengannya,
Tiga tetua hanya duduk mendengar Putri Daria dan Juli berbicara dengan santai, Juli memanggil Putri Daria dengan bibi guru, dalam bayangan tiga tetua Perguruan Rajawali Emas bahwa, Guru Juli adalah Senior nya Putri Daria, itu yang bisa di pikirkan.
Tiga orang Tetua dengan bingung melihat Juli, dan mereka bertiga terlihat bisik-bisik
"Aku tidak menyangka bahwa Tuan Juli itu benar-benar berpengaruh besar ya?"
"Dia anak tujuh tahun tetapi dia sudah secerdas itu kelak dia pasti jadi orang paling berpengaruh"
"Kalau bisa sebaiknya kita bawa anak-anak kita ketempatnya agar bisa berguru di sana, dan aku berharap akan secerdasnya"
"Ya ya, aku setuju" ketiga orang Tetua Perguruan Rajawali Emas berbisik-bisik disudut larut dengan percakapan mereka.
Juli teringat kisah perjalanan Gurunya dan Bibi Guru,
Mereka saling bermusuhan, saling menghargai, saling melengkapi, mereka tidak dapat dipisahkan karena akan selalu dalam kerinduan, mereka juga tidak bisa dekat karena selalu dibenci
Namun, bukan berarti mereka orang jahat, mereka keduanya adalah orang yang sangat baik, guruku tidak pernah menceritakan tentang Bibi Guru, sampai hari kematiannya, namun aku selalu melihat guru meniup seruling di malam hari dengan nada pilu, aku masih kecil tidak tau maknanya.
Guru dengan ku terus mengembara, dan menolong siapapun, makan apapun asal tidak membuat kami mati. Namun perubahan besar sejak hancurnya perisal pelindung, manusia diburu oleh siluman tiada akhir.
Aku dan guru ku setiap hari hanya berlari dari kejaran siluman, sampai suatu saat guruku mendengar tentang Bibi Guru yang dikeroyok oleh segerombolan Serigala Api, namun sesampai disana Bibi Guru tidak ada, namun kami jadi sasaran gerombolan itu.
Kami berlari sampai jurang tiada akhir, Guru menyelamatkan ku, kata terakhir guru yang selalu membekas dalam diriku adalah.
“Murid ku selamatkan nyawa mu! aku akan mempertaruhkan nyawa si buta yang tak berharga ini, untuk jalan mu”
Aku selama seribu tahun aku belum pernah melihat, seorang guru yang hanya memiliki satu-satunya jurus namun dengan kegigihan dia dapat membunuh hampir setengah kawanan Serigala Api,
Hujan pun turun dengan lebatnya,
Guruku dengan tubuh yang basah kuyup terlihat badanya yang hanya tinggal tulang karena kelaparan berhari-hari guru tidak dapat bertahan, dan iapun Jutuh serigala terus menerkamnya, aku membela guruku dari ganasnya serigala, serigala menerkamku, Dalam hati! guru aku akan menyusul mu.
Kematian guruku, di tepi Jurang Tiada Akhir, aku berpikir akan mati disana, namun, disitu aku melihat pertama kalinya Bibi Guru,
Sang Dewi Pelangi, kilauan kecantikan terpancar di cakrawala, dengan dua kali hempasan pedangnya telah membantai seluruh kawanan serigala,
Dewi Pelangi melihat jasad Guruku yang terbujur, Ia menangis menjerit sejadi-jadianya, namun jeritan darahnya tidak dapat mengembalikan guruku yang telah mati,
Bibi Buru mengambil pedangnya untuk mengakhiri hidupnya, namun dia menatapku dengan air mata yang tidak dapat dibendung di antara derasnya hujan.
“kamu siapa?” gumamnya pelan
“Bibi! Aku Muridnya”
“Berarti Aku tidak bisa menyusulnya sekarang, Dia meninggalkan tugasnya untukku”
Putri Daria terus berbicara dengan Keluarga Gunung Salju, sementara Juli matanya jadi basah mengingat kehidupan sebelumnya,
‘Di kehidupan ini aku akan menyelamatkannya, tidak akan kubiarkan mereka mati sia-sia’ Batin Juli.
“Ah kita terlalu lama! Guru menungguku” Kata Juli tiba-tiba teringat gurunya.
“Eh? Kenapa harus buru-buru?” Tanya Putri Daria penasaran.
“Guruku mengatakan padaku bahwa aku harus pulang, dalam waktu 4 hari lagi aku harus ada disana, aku harus pulang cepat” Kata Juli sembari memberikan isyarat kepada semua rombongan untuk segera berkemas berangkat.
Ziya nampak duduk bercerita panjang lebar dengan Putri Daria, sepertinya Putri Daria senang berbicara dengan Ziya dengan bawaannya yang lembut.
Putri Daria, memegang tangan Juli lalu jongkok di hadapannya karena Juli masih anak-anak dan terlalu rendah “Juli di mana gurumu sekarang?” Tanya Putri Daria dengan suara yang hanya bisa didengar Juli,
Juli berbisik ditelinga Putri Daria “Di Kota Terlarang”
Putri Daria terperajat “Apa?” sontak dia berdiri “Apa saya tidak salah dengar?”
Juli menghela nafas panjang “Bibi Guru, Kunjungilah kesana, Aku jamin Bibi Guru tidak akan kena wabah speria” kata Juli senyum lebar.
Juli menceritakannya, pada Putri Daria tentang keadaan selama ini yang dia temui dengan gurunya, serta banyaknya informasi tentang golongan hitam, membuat Putri Daria terkagum-kagum dengan cerita Juli, apalagi ketika Juli menceritakan tentang heroik gurunya, Putri Daria dengan expresi senang selalu mengatakan “Si Bodoh itu!”
Terkadang Putri Daria berpikir bagaimana si bodoh itu bisa mendapatkan murid yang begitu jenius.
Juli Juga menceritakan kepada Putri Daria Gurunya terkadanga sering meniup seruling dengan nada pilu, dan terkadang mengingau memanggil nama Putri Daria.
Mendengar hal itu Putri Daria pipinya memerah terkadang cemberut, rona matanya mencerminkan kegembiraan yang tidak dapat dilukiskan, Putri Daria seakan tak mau melepaskan Juli untuk terus bercerita namun Juli pun harus bergegas pulang.
Juli juga sedikit mendapatkan informasi dari Putri Daria.
kali ini kunjungan Putri Daria untuk memastikan golongan hitam tidak tumbuh di Timur, namun kenyataannya di Bagian Timur telah setengah wilayah yang dikuasai oleh Aliran Hitam yang bersekutu dengan siluman.
Hal itu sangat mengejutkan Juli, dikehidupan pertanyanya wilayah barat pertama di duduki karena kurangnya perhatian Kerajaan Awan.
Para Keluarga Gunung Salju telah siap dengan bekal perjalanan, Juli akhirnya minta pamit untuk berangkat pada Putri Daria, serta pada Tiga Tetua Perguruan Rajawali Emas.
Ketika semuanya pamit, Putri Daria merasakan kerinduan yang amat dalam,
“Dasar si bodoh itu”, Gumamnya
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Indah Hidayat
cinta terpendam duh...ngenesnya.
2022-01-16
1
Deputy10
😀😂😄
2021-12-28
1
omTe
like n komen dukungan 18
2021-10-13
1