Episode 19

Cuaca yang cerah di akhir pekan Minggu ini. Walau matahari sudah naik, tak membuat gadis tomboi ini bangkit dari tidurnya. Mae si Maemunah masih saja asyik membuat peta di bantalnya. Ini adalah hari libur untuknya. Tak ada kegiatan lain selain menghabiskan waktunya untuk hibernasi layaknya beruang kutub. Tidur seharian tanpa melakukan apa pun. Namun sangat di sayangkan hari liburnya ini harus terganggu oleh sesosok lelaki cantik bernama Prince. Tak ada angin tak ada badai, orang ini sudah tiba sedari tadi di rumahnya.

Prince sengaja datang untuk mengajaknya keluar di weekend ini. Bukan hanya itu, ia juga akan mengajak Mae ke salah satu toko gerabah milik teman ayahnya di daerah Jatisari. Prince saat ini telah di layani secangkir kopi oleh Markoneng, ibu Mae.

"Terima kasih Tan," ucap Prince pada wanita yang masih terlihat awet muda ini.

"Iya sama-sama, silahkan diminum ya! Nyak mau panggil si Mae dulu," pamitnya.

Prince mengangguk. Sementara Markoneng segera bergegas ke kamar putrinya.

💤💤💤

Mae masih saja tertidur pulas sampai sang ibu terheran-heran dengan putri satunya itu.

"Astaga! Nih bocah masih masih molor aja jam segini," ucapnya sambil menepuk jidat.

Merasa geram, Markoneng pun pergi ke kamar mandi dengan cepat. Ia mengambil gayung yang di isikan air lalu kembali lagi ke kamar putrinya.

Byurrr!!!

Segayung air berhasil menyiram Mae yang sedang bermimpi. Mae yang terkejut langsung berteriak kencang.

"Aaa!!! Nyak!!!"

Prince yang sedang menyeruput kopinya sampai kaget mendengar teriakkan Mae. Ia bahkan hampir saja tersedak karenanya.

"Ckckck," decak Prince kembali menyeruput kopinya.

"Nyak, kenapa nyiram Mae? Basah dah tubuh dan kasur Mae," protesnya langsung.

"Ya lu, anak gadis jam segini masih molor aja. Noh si Prince aja dah ada di depan," jawab ibunya.

"Ha? Si Princes di mari?" Ibunya mengangguk.

"Ngapain dia kemari?" Mae bertanya.

"Tak tau Nyak, mau ajak lu jalan kali. Mending lu siap-siap aja sono!" suruh ibunya.

"Ah males Nyak," tolak Mae ingin kembali tidur di kasurnya yang basah.

Melihat putrinya hendak kembali tidur, Markoneng segera memberi tatapan tajam dan memarahinya. "Mae! Lu dah basah kuyup begini mau lanjut merem lagi. Bangun kagak!"

"Aish iya iya Mae bangun. Minggir Nyak!"

Ibunya bergeser memberi jalan untuk putrinya. Mae dengan malas mengambil handuk dan berjalan menuju ke kamar mandi. Markoneng tak langsung pergi, sambil menggeleng heran ia menggulung seprei putrinya yang basah untuk di cuci nanti.

Prince masih menunggu di ruang tamu sambil menikmati kopi paginya. Ini adalah ke empat kalinya ia menyeruput kopi miliknya. Saat hendak meletakkan kopinya di meja kembali, Babe Rojali yang datang dari arah belakang memanggilnya. Ia terkejut melihat calon menantunya sudah ada di rumahnya pagi-pagi.

"Prince, lu di mari?" tanyanya.

"Iya Om, lagi nunggu Mae," jawab Prince yang segera berdiri.

"Ohhh. Mae masih lama, mending lu ikut babe ke belakang," ujarnya sambil menyeduh kopinya kembali.

"Maaf Om, mau ngapain ya?" Prince bertanya.

"Dah ikut aja," suruhnya setelah selesai menyeduh kopi.

Prince yang setengah bingung, mengangguk. Babe Rojali yang terlihat senang berjalan duluan sementara Prince mengikutinya. Sesampainya di belakang, ayah dari Mae ini langsung meminta tolong calon menantunya untuk membantu dirinya.

"Lu tolong angkat semen tuh ke sini ya, babe sakit pinggang jadi nyerah," tunjuknya ke arah depan lalu mengangkat tangan serta menggeleng tanda dirinya tak sanggup.

Prince menatap ke depan sana. Angkat semen itu Om? tanyanya ikut menunjuk. Ia terlihat tak yakin dengan benda yang mau di angkatnya itu. Prince mendadak terdiam, berpikir sebelum bertindak.

"Ya, ngapa? Kuat kan lu?" tanya Babe Rojali menoleh kearahnya.

"....??? Kuat kuat Om," jawabnya cepat.

Mae telah siap dengan kaos pink dengan celana panjang serta topi yang ia balikkan ke belakang di kepalanya. Ia lalu pergi menuju tempat Prince menunggunya. Saat sampai ia bingung sendiri karena tak ada orang di ruang tamu. Markoneng yang lewat segera di berhentikan olehnya.

"Nyak, mana si Princes?"

Jari telunjuk ibunya menunjuk ke belakang yang berarti Prince ada di sana sekarang. Mae mengangguk lalu pergi menengok ke belakang untuk menemuinya.

Mae berhenti tepat di pintu belakang sambil melihat Prince yang sedang mengangkat semen di sana. "Wih kuat juga lu Prins," ledeknya setengah memuji.

Prince menengok setelah selesai menaruh sekarung semen di dekat ayahnya.

"Dah lu katanya mau pergi ma anak gue, terima kasih ya," ucap Babe Rojali padanya.

"Iya Be," balasnya.

"E!" Markoneng mendadak menepuk pundak putrinya yang sedang berdiri di pintu.

Mae menoleh. "Apa Nyak?"

"Lu mau jalan pake baju begituan?" tanya ibunya sambil melihat penampilan putrinya.

"Iya." Mae mengangguk. Ibunya hendak protes namun segera dihentikan olehnya. "Dah jangan protes nyak. Mae pamit dulu," ucapnya berpamitan.

"Ayo Prince!" Prince yang masih kelelahan terkejut karena langsung di tarik olehnya. Ia bahkan tak sempat berpamitan pada orang tua Mae.

......................

Mae dan Prince kini sudah berjalan menuju tempat tujuan kencan mereka. Mae yang malas berjalan dengan loyo mengikuti Prince yang sudah berjalan duluan. Ia tak tau kemana lelaki satu ini akan membawanya. Karena toko gerabah yang mereka akan kunjungi harus masuk gang, mereka berdua memilih berjalan kaki dan meninggalkan mobil Prince di depan. Dari arah belakang mereka, beberapa orang diam-diam mengikutinya. Prince tak tahu jika kawasan gang itu ada yang jaga begitu juga Mae yang lupa tentangnya.

"Woi Mae!!!" Teriak seseorang dengan penampilan sangar.

Mae menoleh begitu juga Prince yang ada di depannya. "Sial ternyata benar, kenapa bisa lupa?" gumam Mae sambil menepuk jidatnya.

"Wah bener lu ternyata cewek tengik," celetuk orang itu sambil menunjuk-nunjuk. Diketahui ada 4-5 orang yang kini mulai berjalan menghampiri Mae disertai tatapan tajam seperti ingin mengajaknya bertanding.

Mae memutar bola matanya malas. Ia menatap kesal ke arah Prince yang telah membawanya ke kandang singa. Prince yang bingung segera berlari ke Mae untuk melindunginya.

"Tunggu kalian siapa?" tanya Prince ikut campur.

"Minggir lu, gue kagak ada urusan ma lu," usir salah satu dari mereka padanya.

"Bang Komeng, apa kabar? Hehe." Basa-basi Mae sambil menarik tubuh Prince agar bergeser.

"Kagak usah tanya kabar. Gue kagak baik-baik. Gak liat ulah lu ha? Gara-gara lu hidung gue jadi begini," balas Komeng tak santai sambil menatap kesal Mae serta menunjukkan hidungnya yang di perban.

Mae tampak menahan tawanya melihat hidung bos preman itu. Gadis ini dahulu pernah tak sengaja menghajar preman hingga membuat hidungnya patah. Ia melakukan itu untuk membantu Mang Kodir yang di palak olehnya.

"Kagak usah ketawa lu E," tunjuknya ke Mae. "Hajar!!!" Tanpa persiapan, preman bernama Komeng itu segera menyuruh beberapa anak buahnya untuk menghajar Mae.

"Prince lu mundur dulu, ini urusan gue," suruhnya sambil menangkis pukulan anak buah Komeng.

Prince mengangguk, ingin rasanya ia membantu karena tak tega melihat Mae berjuang sendiri melawan preman-preman itu.

Komeng mengintip ke arah Prince sambil tersenyum tipis. Mengetahui bahwa lelaki yang bersama musuhnya itu lelaki lemah, ia berjalan mendekat di saat Mae sibuk meladeni anak buahnya. Prince yang terkejut segera melakukan gerakan tinju untuk memukulnya.

"Lelaki cemen, beraninya cuma berdiri di belakang doang," ledeknya sambil berlagak sombong.

"Siapa yang kamu bilang cemen ha? Jangan mendekat aku hajar kamu," balas Prince dengan berani. Ia sendiri sebenarnya tak tahu bagaimana cara menghajarnya karena memang dirinya tak bisa bela diri seperti Mae.

"Sini sini!" Komeng berbalas menantangnya sambil meledek. Ia tertawa karena tahu bocah lelaki di depannya sedang berpura-pura berani padanya.

Mae menoleh dan mendengus kesal. Pukulan keras mengakhiri pertempuran dengan anak buah Komeng. Mae dengan cepat berpindah ke Prince yang sedang di ledek oleh Komeng.

"Sok berani lu, gue bakal tunjukkan caranya mukul haha," tawa Komeng membuat nyali Prince menciut.

Mae yang sebal dengan Komeng segera menendang tubuhnya.

"Jauh-jauh lu dari Pangeran gue!" peringat Mae tanpa sadar padanya.

Prince tampak terkejut mendengar Mae berkata seperti itu. Ia bahkan terbengong membuat Mae harus memanggilnya.

"Princes!!! Lu kagak apa?" tanyanya.

Prince menggeleng sambil tersenyum senang.

Mae memejamkan matanya lega. Sementara Komeng yang tumbang mulai berdiri lagi sambil meludah karena tak suka dengan Mae yang menendangnya. Ia melihat ada balok kayu di sana. Tanpa berpikir panjang, Komeng mengambilnya. Ia berjalan cepat sambil mengayunkan balok kayunya untuk memukul gadis pemberani itu.

"Woi Mae rasakan ini!!!" teriaknya penuh emosi.

Mae perlahan menoleh. Namun Prince lebih dulu bergeser dan melindungi tubuh Mae.

"Mae awas!!!"

BUGH !!!

Tubuh Prince berhasil di pukul oleh Komeng si preman ganas.

"Prince!!!" Mae langsung memegangi tubuhnya yang mulai melemah.

Lelaki yang cukup pemberani ini sedikit menyengir sambil menahan rasa sakitnya. Sedikit demi sedikit tubuh Prince tumbang di pelukannya.

"Komeng, kurang ngajar lu!!!" Teriak Mae yang marah.

Komeng tanpa dosa tersenyum senang sambil sedikit meledeknya.

"Gue bakal bales lu, karena dah buat pangeran gue tumbang!" tantang Mae dengan berani.

"Ha-ha-ha!" Tawa Komeng dan anak buahnya yang mulai bangkit.

Mae tak menghiraukan Komeng dulu karena Prince lebih penting sekarang. "Princes, lu tak apa?" tanyanya setelah berhasil merebahkan Prince di tanah.

Ia hanya tersenyum lalu menggeleng dan berakhir tak sadarkan diri.

"Awas lu Komeng!!!" tunjuk Mae kesal pada Komeng yang menjengkelkan. Anak buahnya yang juga sudah berkumpul kembali dengannya ikut bertingkah menjengkelkan sambil memegangi anggota tubuh yang terkena pukulan Mae tadi.

Si gadis pemberani kembali berdiri untuk menghajar preman-preman tersebut. Saat di tengah-tengah, ia mulai merasa kelelahan dan lengah. Melihat itu, kesempatan bagi Komeng untuk menghajarnya lagi. Namun belum sempat mengayunkan tangan, tiba-tiba sebuah tendangan datang mengenai tubuhnya dan membuatnya tumbang seketika.

Ada suara sirine polisi juga yang entah berasal dari mana. Tapi, itu berhasil membuat Komeng dan preman lainnya lari dari lokasi. Mae tampak terpesona pada seseorang lelaki gagah dan pemberani yang menolongnya sampai ia lupa dengan Prince yang terkapar di jalan.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

Ida Kitty

Ida Kitty

siapa tuh yg Dateng, next kak jinda. 👍

2024-10-07

0

Ida Kitty

Ida Kitty

salah satu cara ampuh bangunin org suka kesiangan ya pake' air. 😂

2024-10-07

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

duh saingan princess 🤭

2024-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!