Episode 4

"Kamu maling mangga kan?" tuduh langsung Prince padanya.

"Sape lu maksud? Gue kagak ngerasa tuh," jawab Mae tak mengakui.

"Tunggu tunggu, Mae, lu maling lagi." Markoneng yang sedikit tak mengerti terkejut mendengar putrinya berulah lagi.

"Iye tadinya tapi gagal gara-gara dia," jawabnya kesal.

"Maeee!" Ibunya seketika langsung menjewer telinga anaknya.

"Aduh aduh Nyak sakit Nyak," pekiknya keras sambil berusaha melepaskan tangan ibunya.

"Neng, sudah sudah kasihan anak mu." Utami yang tak tega melihat Mae mencoba membelanya.

Markoneng menurut dan melepaskan telinga putrinya dengan kasar. Mae yang merasa kesakitan, segera mengusap telinganya yang sedikit merah.

Merasa tak ada perlu lagi, Mae secara diam-diam berjalan pergi menuju kamarnya. Namun baru selangkah, bajunya tiba-tiba di tarik ibunya membuat Mae menengok ke belakang.

"Mau kemana lu, duduk dulu. Kagak sopan bener, malu sama tamu kita," cegah ibunya segera.

"Huh, iye iye." Mae dengan malas, mengikuti kedua orang tuanya untuk duduk bersama tamu mereka.

Gadis itu duduk dengan sembarangan dengan kaki di angkat ke sofa. Ibunya yang melihat segera menabok kakinya. Mae akhirnya memperbaiki posisi duduknya. Obrolan mulai merembet menjauh dari cuma sekedar bertanya kabar, hingga menuju ke tujuan pertemuan mereka. Kedua orang tua mereka saling berbalas kode yang tak di mengerti oleh Mae. Sedari tadi ia hanya sibuk bermain dengan ponselnya begitu juga lelaki yang duduk di depannya. Tanpa menunggu lama, keempat orang dewasa di sana kompak berdiri membuat Mae sedikit terperanjat.

"Nyak sama Babeh mau kemana?" tanyanya.

"Lu di sini aja temenin si Prince, ini urusan orang tua," perintah ibunya.

"Oh." Singkat jawab Mae sambil kembali memainkan ponselnya.

"Prince, kita tinggal ya. Baik-baik sama Mae, moga kalian akrab," pamit ibunya dengan senyuman ke arah Mae. Gadis tersebut membalas senyumannya dengan sedikit canggung.

Selama di tinggal, Mae dan Prince benar-benar tak ada suara. Keduanya saling diam sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sampai tiba-tiba, Mae tertawa karena video yang Bayu kirimkan. Di dalam video itu memperlihatkan beberapa anak yang sedang bersiap untuk pentas drama di sekolah. Di antara anak itu ada Mae yang malah memakai baju pangeran yang seharusnya tak di pakai olehnya.

20 tahun yang lalu

Pentas Seni TK Harapan Indah Kota Depok

Para pemain pentas seni drama musikal sudah berkumpul untuk tampil. Namun ada yang berbeda di sana, sebab Mae yang berperan sebagai putri malah justru memakai kostum pangeran. Sedangkan anak yang berperan sebagai pangeran menangis karena penampilannya berubah menjadi seorang putri karenanya. Guru pembimbing yang tak tahu apa yang terjadi mencoba menyelesaikan masalah tersebut.

"Ini kenapa jadi begini? Cepat kalian tuker kostumnya," perintah ibu guru pada mereka segera.

Mae menggeleng tak mau dan bersikeras ingin menjadi pangeran. Merasa sudah kehabisan waktu dan kelompok mereka sudah dipanggil sedari tadi. Guru pembimbing mau tak mau harus tetap menampilkan mereka.

"Kamu, berhenti menangis! Gak papa kamu bagus kok tetap tampan," ucap ibu guru sambil menyeka air mata muridnya itu.

"Hiks." Murid tersebut mengangguk menurut. Pentas pun di tampilkan dengan peran yang tertukar. Drama sukses dipertunjukkan dan berhasil menghibur para orang tua dan tamu lainnya. Setelah selesai pentas, mereka berfoto bersama dengan Mae yang terus meledek anak lelaki yang menggantikan perannya itu. Hasil foto memperlihatkan wajah anak laki-laki yang menangis dan Mae yang tertawa lebar di sebelahnya.

"Ha-ha-ha, gila anak ini emang cantik padahal laki aslinya," ucap Mae yang tertawa tiba-tiba setelah melihat video dan foto kiriman temannya.

Tanpa tahu mengapa, Mae sedikit melirik ke arah lelaki yang duduk di depannya. Dilihat-lihat ini bocah mirip ama lu ya, gumamnya membuat Prince menghentikan permainan ponselnya.

"Kamu berbicara padaku?"

"Iye, noh liat video ini. Mirip lu yang jadi putrinye," ucap Mae yang langsung pindah ke sampingnya. Ia segera memperlihatkan video tersebut sambil menahan tawanya.

Prince terpaksa menonton video tersebut. Matanya seketika melebar hingga menelan ludahnya sendiri karena tahu bahwa anak itu adalah dirinya.

"Mirip dari mana nya," tukasnya segera.

"Wajah lu cantik, kaya cewek tau. Beneran bukan lu," tunjuk Mae terus membandingkan keduanya.

"Bukan, sana kembali ke tempatmu," usir Prince sambil mendorong tubuh Mae pelan.

"Ya udah, kalo bukan." Mae yang masih penasaran, kembali duduk ke tempatnya semula. Ia terus melihat ke arahnya untuk memastikan.

"Apa liat-liat? Awas suka!" ketus Prince yang tahu jika sedang di perhatikan oleh Mae.

"Dih." Mae segera memalingkan mukanya kembali menghadap ke ponsel.

"Ternyata bener, dia anak itu. Sifatnya masih sama aja. Sebenarnya mamah sama papah ngapain nyuruh aku ke sini," pikir Prince yang sekarang malah memperhatikan Mae.

"Sekarang lu ketahuan, ngapain liat-liat gue. Ati-ati naksir, tunjuk Mae kearahnya.

"Apaan sih? Denger ya kamu bukan tipe ku," ucap Prince padanya.

"Oh syukurlah," lega Mae yang kembali bermain dengan ponselnya.

Tak berlangsung lama, kedua orang tua mereka kembali. Melihat itu, Mae dan Prince segera berdiri untuk menyambut. Karena waktu sudah terlalu malam, tamu keluarga Rojali memilih langsung berpamitan setelah selesai membicarakan hal serius tadi. Saat berpamitan, mata kedua orang tua mereka saling memberi kode mengangguk dan tersenyum. Ternyata kedua orang tua mereka setuju untuk menjodohkan anak-anaknya. Orang tua dari pihak laki-laki sudah setuju walau calon untuk putranya sedikit berperilaku buruk. Yahya dan Utami sangat yakin jika anak gadis dari temannya itu bisa berubah sedikit demi sedikit.

...----------------...

Hari telah berganti ke hari esoknya. Mae kini sedang berjalan menuju ke warung untuk membeli gula atas perintah ibunya. Gadis ini berjalan dengan malas sambil memetik daun-daun di sepanjang jalan. Mendadak ponselnya berbunyi yang memperlihatkan sebuah panggilan yang berasal dari nama Siti Sholehah.

"Halo Siti, ada ape?" tanyanya di telepon.

"Kak Mae bisa tolong Siti, kaleng buat tugas Siti ketinggalan di warung. Tolong Siti ambilin terus antar ke sekolah ya," pintanya buru-buru.

"Oh boleh deh, kebetulan gue mau ke warung Mak lu," ucap Mae yang setuju. Walau kelakuannya suka membuat masalah, tapi ada sisi yang berbeda dari gadis berusia 25 tahun ini. Ia selalu suka menolong jika ada yang butuh bantuan dirinya.

"Siti tunggu ya kak, makasih." Siti segera menutup teleponnya dan kembali ke teman-temannya.

"Iye," ucap Mae yang juga menurut teleponnya. Ia pun lanjut berjalan menuju warung.

Sesampainya di warung, Mae tak mendapati pemilik warung yakni ibunya Siti. Ia mencoba berteriak memanggil tapi tak ada yang keluar juga. Entah pergi ke mana ibu Siti yang bernama Mpok Romlah itu.

"Mpok, Mae izin ambil kalengnya!" panggilnya dengan lantang.

Mpok Romlah yang ternyata sedang mencuci pakaian, segera mematikan kran air yang mengganggu pendengarannya. Sedikit samar suara Mae terdengar di bagian kalengnya saja. Mpok Romlah mendadak teringat dengan uang yang ia simpan di kaleng tersebut.

"Kaleng? Uang gue. Wah si Mae!"

Mpok Romlah langsung pergi untuk mengejar Mae yang belum terlalu jauh. Mae yang sedang berjalan untuk mengantarkan kaleng tersebut, menoleh ketika di panggil.

"Mae! Kembalikan uang gue!" teriaknya segera yang kebetulan masih melihat Mae.

"Uang? Uang apa?" Mae berhenti dan bertanya bingung tentang maksud pemilik warung.

Mpok Romlah yang terlihat marah, melangkahkan kakinya dengan cepat ke arahnya. Teleponnya terus berbunyi karena Siti menghubunginya. Mae tak ada pilihan lain selain berlari untuk menghindarinya dan mengantarkan benda tersebut.

"Eh malah lari? Mae!" Mpok Romlah segera berlari untuk mengejarnya.

"Duh Mpok Romlah ngapain ngejar sih, emang nih kaleng ada isinya apa?" gumam Mae sambil terus berlari.

Mae terus berlari hingga terjadi tabrakan di persimpangan jalan. Ia tak sengaja menabrak seseorang hingga membuat keduanya jatuh secara tumpang tindih

Gubrak

"Aw!" Rintih Mae yang kesakitan.

"Sst!" Lelaki yang ditabraknya juga merintih karena sakit di bagian pinggang ditambah seorang gadis yang menindihnya. Akibat tabrakan tadi, isi di dalam kaleng menjadi keluar berhamburan menghujani mereka. Mata keduanya kini saling bertemu menatap untuk waktu yang lama.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Ida Kitty

Ida Kitty

klu tuh kaleng bneran isinya uang maknya Siti, wah.. bisa jadi fitnah nih. kasian juga si Mae.

2024-09-17

4

Ida Kitty

Ida Kitty

dasar y si Mae, dari kecil emang dah songong lu y, bisa2nya pen jadi pangeran, lu kan cewek Mae.. 🤦🤦

2024-09-17

3

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

pucuk di cinta ulam pun tiba

2024-08-25

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!