Green Heaven Design
Raka yang masih bekerja terus saja menengok ke arah meja Mae dan ruangan CEO yang tampak masih sepi. Sudah hampir 4 jam menuju istirahat makan siang keduanya belum tampak hadir kembali di sana. Tepat jam 12 siang, semua karyawan mulai bergilir meninggalkan kantor untuk istirahat. Tampak Raka juga mulai menggeser kursi kerjanya hendak beranjak untuk pergi istirahat.
"Jum Jum, Mae ma Prince belum balik ya?" Bertanya Raka pada Jumi yang terlihat masih mengerjakan sesuatu di sana.
"Belum Rak, sepertinya mereka akan makan siang di luar," jawab Jumi menebak.
"Oh begitu," ucap Raka singkat.
"Eh lu mau makan siang ya?" tebak Jumi menunjuk padanya.
Raka mengangguk. "Gue ikut ya," tawarnya antusias.
"Ya sudah ayo," ajak Raka yang setuju.
Jumi seketika langsung membereskan barang-barangnya dan pergi menyusul Raka yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Sementara Mae dan Prince sendiri masih dalam perjalanan menuju kantor. Sesampainya di parkiran kantor ternyata Mae tertidur setelah menghabiskan makan siangnya di mobil. Mae yang tertidur tanpa sadar membuat garis pulau di tepi bibirnya. Prince yang hendak membangunkannya tampak menahan tawa namun sesaat ia seperti terhanyut menginginkan dirinya untuk melihat lebih dekat lagi.
Saat wajahnya sudah berjarak 10 cm, Mae mendadak menggeliat bertanda dirinya akan bangun. Dengan cepat Prince kembali ke posisi semula lagi.
"Astaga ku sudah gila ya," celetuknya lirih setelah sadar. Prince lalu membenarkan posisi duduknya sambil merapihkan penampilannya.
"Ehem !"
Prince sengaja berdehem agar Mae segera terbangun dari tidurnya.
"Hwaa....sudah sampai kah?" tanya Mae yang masih mengantuk.
"I-iya kamu ini tertidur seperti orang mati saja," sindir Prince langsung.
"Dih." Desis Mae kesal.
"Tuh lap mulutmu, jorok sekali." Prince mendadak melempar tisu ke badannya.
Mae yang kesal segera mengambil selembar tisu untuk menyeka mulutnya. "Udah sampai kan, gue turun ya. Hwaa," izinnya sedikit menguap lagi. Tisu bekas miliknya ia tinggalkan begitu saja di kursi tanpa membuangnya ke tempat sampah di luar.
Prince akhirnya ikut turun dan saat hendak menutup pintu, ia terkejut melihat sampah milik sekretarisnya tertinggal di kursi mobil. Hee jangan lupa buang sampahmu! Teriaknya pada Mae.
Namun sayang Mae telah berjalan cukup jauh. Ia hanya bisa membalasnya dengan keras, "Ah lu aja yang buang, bye!"
"Haish dasar gadis tak sopan, kurang ngajar sekali," umpatnya kesal.
Dengan perasaan jijik, Prince mengambil tisu bekas tersebut dengan 2 jarinya dan langsung membuangnya ke tempat sampah parkiran.
"Ada ya gadis seperti dia, jorok sekali. Mimpi apa aku di jodohkan dengannya. Mami sama Papi ini bisa-bisanya masangin aku sama gadis modelan aneh sepertinya," kesal Prince di depan tong sampah.
"Bos marah sama siapa?" Mendadak Raka dan Jumi datang mengejutkan dirinya.
"Sama tong sampah, jawab Prince langsung dengan sewot, membuat dua karyawannya terkejut serta bingung."
"Ha?"
"Eh kenapa kalian disini? Cepat kembali sana, jam makan siang sudah habis," titahnya segera pada mereka berdua.
"Iya Bos, kami permisi," pamit Jumi mewakili. Gadis ini lalu segera menarik Raka untuk ikut pergi.
"Bos, kok aneh sih?" bisik Raka padanya sambil berjalan.
"Mana ku tahu, lagi PMS kali," jawab Jumi asal sambil mengangkat bahunya.
"PMS kaya cewek aja," ucap Raka yang tak habis pikir.
Sesampainya di depan ruangan kerja mereka, Raka tampak tersenyum ketika mendapati Mae sang sahabat sudah berada di tempat duduknya kembali.
"Mae, lu dah balik? Oh iya lu tau kagak tuh si Prince kenape?" tanya Raka padanya.
"Kenape emangnya?" Perasaan baik-baik aje tuh, jawab Mae sambil mengambil buku di tumpukan berikutnya.
Masa marah sama tong sampah, kan aneh, tutur Raka padanya.
Mae mendadak tertawa. "Haha kesel kali ma gue. Oh iya ini sepatu lu gue kembaliin," ucapnya sembari memberikan sekantong keresek hitam padanya.
"Lah ngapain di kembaliin lu pake aja," ucap Raka heran.
"Gue dah pake yang baru Rak, makasih sebelumnya," kata Mae sambil menunjukkan sepatu barunya.
"Iye deh, sama-sama. Eh lu dah makan siang belum?" tanya Raka lagi.
"Tenang udah di jalan tadi, dapet makan gratis dari si tuh orang," jawabnya. Netranya menengok ke arah Prince yang sedang berjalan ke ruang kerjanya.
"Ya udah, gue balik ke meja gue dulu," pamit Raka pada Mae.
"Gue juga E, pelajari semuanya ya. Semangat!" pamit Jumi juga sambil sedikit memberikan dukungan padanya.
"Hehe." Kekeh Mae yang terpaksa.
Sektretaris baru kembali di hadapkan dengan beberapa dokumen yang berisi jadwal bosnya. Ia juga harus mengerjakan beberapa data untuk di kirimkan padanya setelah selesai nanti. Karena lama tak menggunakan komputer, Mae sesekali bertanya pada Jumi yang berada dekat dengannya. Di ketahui wanita yang bernama lengkap Juminah ini adalah mantan sekretaris di perusahaan tersebut.
......................
Waktu tak terasa begitu cepat berlalu. Bahkan langit sudah mulai berubah warna dan tampak matahari mulai menghilang dari tempatnya. Ini adalah saatnya untuk para karyawan pulang kembali ke rumah masing-masing. Melepas lelah seharian berkerja untuk bertemu dan berkumpul kembali bersama orang terkasih. Begitu juga dengan Mae yang sudah merasakan lelah dengan pekerjaan di hari pertamanya. Ingin sekali dirinya langsung menghilang agar bisa sampai ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur.
"Hwaaa, akhirnya selesai juga," lega Mae sambil meluruskan otot-otot tangannya.
"Mae, yuk kita balik!" ajak Raka yang masih menunggunya.
"Ayo lah, gue dah lelah banget kangen ma kasur," ucap Mae sambil memijat lehernya yang kaku.
Dengan cepat Mae membereskan barang-barangnya dan berlalu untuk pergi. Namun sayang baru saja dirinya berjalan beberapa langkah bersama Raka, mendadak seseorang memanggilnya.
"Mae!"
"Aish pake di panggil segala," desisnya kesal. Mae pun menengok ke belakang sementara Raka memilih berhenti untuk menunggu. "Ada apa ya Bos? Kerjaan aye kan dah beres," tanya Mae langsung.
"Kamu pulang sama saya, Mami ma Papi lagi di rumah kamu," suruhnya.
Semenit yang lalu, Prince yang masih mengerjakan sesuatu di ruangannya tampak melirik ke arah meja Mae di luar. Ia melihat Raka seperti sedang mengajaknya untuk pulang bersama. Tanpa tahu mengapa, dirinya segera menutup laptopnya dan membereskan barang-barangnya untuk keluar.
"Ha? Ya udah ah. Rak, maaf ye lu balik duluan. Gue ma si Princes," ucap Mae sedikit tak enak pada Raka.
"Oke lah, hati-hati. Bye!"
Raka berjalan pulang sendiri dengan perasan kurang baik karena gagal untuk pulang bareng Mae. Karena mood nya sedang tak baik, ia memilih pergi ke tongkrongan dekat Prapatan untuk berkumpul dengan teman-temannya yang lain.
Sementara Prince dan Mae mulai berjalan keluar menuju parkiran. Mae sangatlah berisik karena terus bertanya pada Prince hingga membuatnya kesal.
"Eh Princes, nyokap bokap lu ngapain ke rumah gue?" Mae cukup penasaran dengan hal itu.
"Princes!" panggilnya karena lelaki di depannya tak mau menjawab.
"Oh iya mereka kan temenan ya lupa gue, kagak bahas tentang perjodohan kita kan?" tanyanya lagi dan lagi.
Prince menghiraukannya dan terus berjalan. Sebenarnya ayah dan ibunya tidak sedang di rumahnya. Ia hanya beralasan agar Mae pulang bersamanya saja. Namun siapa sangka, ia malah di buat kesal karena Mae terus saja menambahkan huruf ke dalam namanya.
Merasa di abaikan, Mae pun berjalan cepat untuk menyusulnya sambil berteriak. "Princes lu budeg ya!?"
Prince yang kesal berhenti secara mendadak dan membuat Mae menjadi menabrak punggungnya.
"Aduh! Lu kenapa sih?" Kesalnya sambil mengelus dahinya yang sedikit sakit.
Prince berbalik dan menatapnya tajam sambil mendengus kesal. Mae yang tak tahu mengapa hanya mengerutkan alisnya saja.
"Dih aneh lu," ucapnya lalu berjalan mendahului.
Saat di dalam mobil, Mae langsung menyuruh Prince untuk lepas landas. Namum, ada yang terlupakan oleh gadis ini dan membuat Prince tak segera menjalankan mobilnya.
"Lu ngapa malah diem, Prin-ces. Ayo jalan!"
Mendadak tubuh Prince mendekat ke arahnya membuat Mae memundurkan tubuhnya segera karena terkejut. Lu lu mau ngapain? Jangan macem-macem ya, ucapnya terbata.
"Sudah ku bilang namaku Prince tanpa S!" ucap Prince memperingati lagi dengan penuh penekanan sambil memasangkan sabuk pengaman ke tubuh Mae. Matanya lalu menatap tajam ke arahnya membuat tubuh Mae kaku seketika, di tambah jarak diantara keduanya sangatlah dekat hanya berjarak 5 cm saja. Gadis ini entah kenapa tak bisa mengeluarkan suaranya dan terasa sangat gugup sampai menelan ludahnya sendiri. Ia bahkan juga sempat menutup matanya kencang karena merasa Prince akan menciumnya saat ini.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
cemburu tuh 🤭
2024-09-11
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kalian pasangan yg cocok 🤣🤣🤣
2024-09-11
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Dih Mae jorok 🤣🤣🤣
2024-09-11
0