Mae dan ibunya sekarang sudah di dalam kamar. Waktu Mae keluar menunjukkan penampilannya tadi, ibunya dengan cepat menariknya lagi ke dalam karena baju yang dikenakannya salah. Sedikit bentuk tubuhnya terlihat dan itulah yang membuat pria di ruang tamu terpana seketika.
"Nyak, ini makenya salah ya?" tanya Mae sambil membenarkan bajunya.
"Kamu ini ya kebalik itu mana tuh resletingnya kebuka lagi, bikin malu aja," jawabnya.
"Waduh," celetuknya, "lagian Nyak nyiapin baju begini modelan nya, mana Mae ngerti."
"Ya sudah sini nyak bantuin," tawar ibunya.
Mae mengangguk dan ibunya mulai membenarkan baju yang dipakai olehnya.
"Nyak, itu diluar kenape ada Princes ma ibunya? Ngapain kesini lagi?" tanyanya penasaran.
Ibunya seketika menepuk tubuh putrinya. "Hush, namanya Prince, Mae. Dah selesai, ayo keluar! Kasian mereka nungguin," suruhnya.
Mae hanya mengernyitkan satu alisnya lalu mengikuti ibunya keluar. Gadis yang sedikit tak nyaman dengan pakaiannya itu masih tak tahu kemana orang tuanya akan membawanya.
Markoneng tersenyum malu dan segera meminta maaf pada tamunya yang harus menunggu. Utami tak merasa keberatan dan langsung mengajaknya untuk segera pergi karena waktu mulai malam.
Dengan menaiki mobil yang di setir oleh Prince sendiri, mereka akhirnya sampai di depan restoran mewah dekat pusat kota. Wajah Mae datar sedari tadi karena ia disuruh ibunya untuk duduk di depan bersama lawannya. Lebih kesal lagi, ia harus memakai gaun yang bentukannya aneh dan sulit di kenakan itu. Markoneng dan Utami yang duduk di belakang, cukup senang dan terus bertukar lisan penuh canda tawa hingga tak menyadari jika mereka sudah sampai di tempat tujuan.
Mereka semua turun dari mobil. Utami langsung menggandeng Markoneng dan menyuruhnya jalan duluan meninggalkan anak-anaknya di belakang. Prince hanya bisa menghela nafasnya kasar melihat kelakuan ibunya yang lupa dengan anaknya itu. Mae akhirnya juga turun dengan hati-hati.
"Lah Nyak, malah ditinggal," ucapnya kesal.
"Ayo jalan!" ajak Prince yang menengok ke arahnya.
Mae mendengus kesal dan mulai berjalan menyusul. Ia sedikit kesulitan berjalan karena bajunya dan sepatu hak tingginya. Ingin rasanya ia melarikan diri dan tak ikut dengan mereka semua. Karena tak fokus, Mae akhirnya tergelincir dan membuat dirinya hampir jatuh. Prince yang mengetahui sang gadis akan terjatuh, tangannya secara sigap langsung menangkap tubuhnya agar tak terjatuh. Mata Mae seketika melebar karena terkejut.
"Jalan yang bener!" pesannya sambil membalikkan tubuh Mae agar berdiri seperti semula. Setelah itu ia berjalan kembali mendahuluinya.
Mae kembali merasa kesal dan langsung memarahinya. "Ish, gue timpuk juga lu!" teriaknya kesal.
Akhirnya keduanya sampai di tempat duduk yang sudah di pesan oleh Utami. Kedua wanita yang sudah sampai duluan, menggeleng kompak saat melihat anak-anak mereka baru sampai.
"Kalian ini lama sekali, hidangan yang dipesan saja sudah sampai sedari tadi," ucap Markoneng kepada mereka.
"Nyak, ini karena baju dari Nyak bikin jalan Mae kaya keong," protes Mae sambil membenarkan sepatunya.
"Maaf Mah, Tan." Prince meminta maaf sambil mengangguk sopan pada kedua orang tua yang menunggunya.
"Ya sudah duduk dan mulai makan, liat mereka sudah ingin menangis karena kelamaan dianggurin," suruh Utami sambil bercanda.
Keempat orang tersebut mulai menyantap hidangan yang disajikan. Ada beberapa menu menggoda tersajikan. Mae tentu saja tak sabar melihat hidangan yang cukup menggiurkan itu. Tanpa menunggu yang lain, dirinya langsung melahap semua makanan yang ada. Ketiga orang yang duduk di sana terkejut dengan aksi brutal gadis kelahiran 2000 itu.
"Kenapa pada diam, ayo makan!" ajak Mae di tengah keheningan karenanya.
Utami terkekeh dan mulai mengambil makanannya. Sedangkan Markoneng hanya bisa menahan rasa malunya di depan calon besan. Mae tak terkendali saat makan sampai mulutnya berantakan tak karuan. Utami yang menyadari itu segera menyenggol kaki putranya menggunakan kakinya.
"Hush, cepat seka mulut calon istrimu," ucapnya memberi kode. Prince menggeleng dan langsung menurut setelah mendapatkan tatapan tajam darinya.
Mae sedikit terkejut karena Prince secara tiba-tiba menyeka mulutnya yang berantakan. Karena gugup, Mae memilih minum.
"Kamu harus perhatikan ke Mae, calon istrimu," suruh Utami pada putranya.
Uhuk uhuk. Mae tersedak seketika. "Calon istri? Siapa? Aye?" tunjuknya ke diri sendiri.
"Maee! Yang bener dong sampai muncrat gitu," tegur Markoneng yang menatap ke arahnya.
"Tunggu, tatapan kalian aneh. Gue kah calon istri si Princes?" tanyanya memastikan.
"Maee! Prince." Markoneng sekali lagi memperingati putrinya yang sembarangan. Utami menggeleng memaklumi.
Mae segera menarik tisu dan mengelap mulutnya dengan kasar.
"Nyak, pantes Nyak mendadak dandani Mae kaya ondel-ondel begini karena ini," ucap Mae yang langsung berdiri.
Prince tanpa sadar sedikit tertawa mendengarnya membuat Mae bertambah kesal.
"Mae, tenang dulu. Inget kesepakatan kita, sekarang Nyak menang kan? Lu harus cari kerja dan jangan jadi gadis nakal lagi," ucap ibunya.
"Oke Mae bakal cari kerja. Maaf Nyak, Mae pulang dulu!" Dengan kesal Mae segera pergi meninggalkan meja dan keluar dari restoran. Ia bahkan tak berpamitan dengan benar kepada Utami dan Prince.
Markoneng, ibu dari Mae merasa tak enak dengan Utami dan putranya. Setelah kepergian putrinya yang begitu saja, ia segera meminta maaf pada keduanya.
......................
Malam ini adalah malam yang sunyi. Dua warga berjalan mengelilingi area kompleks karena tugasnya untuk meronda. Mata mereka selalu waspada ke sekeliling jika mendapati sesuatu yang mencurigakan.
Mae sendiri kini berjalan menuju pos ronda di mana dirinya selalu berkumpul bersama teman-temannya. Ia sedikit kesal karena dirinya akan di jodohkan dengan orang yang tak di sukainya. Sebenarnya ia bukan tak menyukainya melainkan ia hanya sedikit malu jika mengingat kejadian di masa kecilnya. Bocah laki-laki yang berwajah cukup cantik itu kini ternyata tumbuh menjadi lelaki yang sangat tampan dan berkarisma. Dengan di jodohkan dirinya, itu tandanya ia harus mengikuti semua keinginan kedua orang tuanya. Ia harus mencari pekerjaan serta merubah sikapnya secara perlahan.
Dua warga yang sudah merasa lelah, memutuskan singgah di pos ronda untuk istirahat. Dua warga yang ternyata teman Mae ini yakni Bayu dan Raka seketika berhenti melangkah ketika mendapati seseorang gadis bergaun duduk sendirian di sana.
"Ada cewek, cantik, ngapain sendirian di situ?" tanya Raka pada Bayu.
"Hush Rak, jangan-jangan setan lagi. Cek hari, sekarang Jum’at Kliwon," tebak Bayu asal namun Raka kurang mempercayainya.
"Yang bener lu Yu, coba kita mendekat," ujarnya.
"Jangan Rak, gimana kalo setan beneran?" cegat Bayu yang takut.
"Udah kalo setan tinggal baca ayat kursi ja," ucapnya.
Raka yang tak merasa takut, memberanikan dirinya untuk mendekat. Sedangkan Bayu terpaksa mengekor di belakangnya karena takut. Sesampainya di pos ronda, Raka mulai bertanya pada gadis cantik tersebut.
"Mbak, ngapain malem-malem sendirian duduk di sini?"
Mae mendongak dan seketika teriakan muncul dari kedua pria tersebut.
Aaaa!!!
"Berisik lu pada, ini gue Mae," ucap Mae dengan keras sambil memperlihatkan wajahnya.
Keduanya merasa lega. "Huh lu E gue kira__"
Mae menatap bingung ke arah Bayu, dan ia dengan pelan meneruskan ucapan temannya itu. "Setan?"
Kedua temannya pelan mengangguk.
"Sembarangan, mau gue hajar ya," tukasnya segera
"Lagian lu E tumben bener pake baju begitu bukan gaya lu," ledek Raka padanya.
"Ceritanya panjang," ucap Mae kesal.
"Sepanjang apa tuh?" tanya Bayu yang penasaran begitu juga Raka.
Wajah keduanya seketika berubah menjadi serius karena penasaran dengan jawaban cerita si gadis bangor ini. Mereka berdua langsung duduk di dekat Mae untuk mendengar ceritanya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ida Kitty
😂 bisa dibayangin betapa rempongnya Mae pake' baju feminim.
2024-09-19
2
⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒
ondel-ondel nyasar itu
2024-08-25
3
🧡⃟ᴄᴇͫɢᷲɪᷝʟᷲ ⍣⃝ꉣꉣ𝓐𝔂⃝❥
antusias banget mendengarkan slcerita si mae
🤭
2024-08-24
2