Restoran Camelia
Acara makan malam yang sedikit kacau akhirnya berakhir. Prince yang sudah tak betah, mencolek ibunya untuk pulang. Utami tersenyum canggung pada Markoneng yang masih duduk diam di depannya.
"Jeng, sepertinya waktu sudah larut," ucapnya.
"Oh iya, sekali lagi aku minta maaf ya atas tingkah Mae tadi." Markoneng terperanjat untuk bangun sambil mengucapkan maaf karena tak enak padanya.
"Iya tak apa Jeng, aku mengerti. Ayo Jeng kita pulang!" ajak Utami sambil menggandeng tangannya.
Markoneng mengangguk setuju dan mulai berjalan mengikuti di belakangnya.
Sementara di pos ronda, teman-teman Mae mendengarkan ceritanya dengan serius. Mereka berdua cukup senang jika Mae di perkenalkan dengan lelaki mapan oleh kedua orang tuanya. Namun ada yang berbeda dengan Raka yang sebenarnya menaruh hati pada gadis pembuat onar ini. Ia seperti terpaksa untuk senang setelah mendengar ceritanya.
"Bagus itu E, kan dah waktunya lu buat nikah," celetuk Bayu senang
"Bagus apa ye, dia cowok cantik kaya begonoh dipasangin ma gue yang begini. Gak cocok," tukas Mae segera sambil geleng-geleng tak percaya.
"Terus cocoknya sama sapa E?" Sergah Raka tiba-tiba. "Sama gue ya," lanjutnya.
"Hah, apa Rak?" Mae tersadar.
"Kagak E, mang si tuh orang kayak gimana penampilannya?" Raka memilih bertanya.
"Ya gimana ya, dia ganteng sih tapi rada nyebelin. Pokoknya gue kagak suka aja lah," jawabnya malas membahas. Mae memilih mengganti topik dengan bertanya tentang lowongan pekerjaan pada kedua temannya. "Eh iya lu pada ada info loker kagak?"
"Gak ada E, tapi gue coba cari tau di perusahaan tempat gue kerja ya. CEO nya kan baru tuh sapa tau butuh pegawai baru juga," jawab Raka yang mau membantunya.
"Ok deh Rak makasih," ucap Mae sambil menepuk pundaknya.
Bayu yang sedari tadi berpikir langsung menepuk lengan temannya. "E, gue ada."
"Apa Yu?" Mae antusias bertanya.
"Jadi kuli di pasar tapi, gantiin mang Kodir yang sakit pinggang," jawabnya sedikit terkekeh.
"Jadi kuli? Angkat barang punya pelanggan gitu?" Mae tampak berpikir.
"Iya mau kagak lu," jawab Bayu meyakinkannya lagi.
"Boleh lah buat sementara, yang penting gue kerja," ucap Mae setelah berpikir.
"Ok deh yuk pulang," ajak Bayu padanya.
Di rumah ibunya telah menunggu kepulangan gadis semata wayangnya itu. Sudah pukul 10 malam, Mae belum tampak batang hidungnya sama sekali. Markoneng terus mondar-mandir seperti setrikaan. Wanita ini bukan mondar-mandir karena cemas melainkan gemas pada anaknya sendiri. Ia ingin memberikan pelajaran untuknya karena sudah bersikap tak sopan dan melarikan diri dari restoran tadi.
"Nyak, udah napa jangan mondar-mandir terus, babe pusing liatnya. Duduk sini!" Babe Rojali berusaha menenangkan istrinya.
Markoneng menghela nafasnya kasar sebelum dirinya menurut duduk untuk meredakan emosinya. Baru saja duduk, terdengar suara pintu di buka oleh seseorang.
"Nyak, Mae dah dapet kerja nih. Cepet kan?" teriaknya senang sambil memanggil.
"Lu dari mana aja E, jam berapa sekarang?" Markoneng kembali berdiri dan langsung bertanya padanya dengan tatapan tajam.
"Jam 10 Nyak, biasa dari pos ronda. Kenapa sih Nyak?" jawabnya bertanya balik sambil masih menyembunyikan senyum senangnya.
"Kenapa kenapa, lu tuh ya pokoknya harus minta maaf ke Prince ma ibunya. Malu gue E, lu kabur dadakan begitu," ucap ibunya dengan nada marah sambil menunjuk-nunjuk.
"Habis Nyak, main jodohin Mae segala. Mae kesel lah," balas Mae yang menjadi kesal.
"Gue jodohin lu itu patut lah, Nyak sama Babe tuh pengen lu berubah. Sekarang lu kudu nurut apa kate kita berdua," ucapnya.
"Serah kalian lah, Mae capek mo tidur." Mae pergi meninggalkan kedua orangtuanya karena kesal. Niatnya untuk memberikan kabar tentang pekerjaan yang didapatkan menjadi di urungkan karena sudah tak mood lagi.
......................
Esok paginya, Mae telah berada disebuah pasar tradisional dekat daerahnya. Ia mulai melakukan pekerjaan berat itu dengan semangat. Ayah dan ibunya belum tahu jika putrinya mendapatkan pekerjaan menjadi angkat barang/kuli di pasar. Pekerjaan ini bukanlah hal mudah. Pekerjaan yang umumnya di lakukan oleh pria, justru dikerjakan oleh gadis sekecil Mae. Gadis yang sangat berbeda dengan gadis lainnya ini bersedia menggantikan pekerjaan Mang Kodir yang saat ini tengah berbaring sakit dirumahnya. Mae begitu senang saat Bayu, temannya merekomendasikan pekerjaan tersebut semalam padanya. Menurut dirinya, pekerjaan sesulit apapun ia akan terima asal dirinya bisa bekerja.
"Bu, perlu dibantu?" Bertanya Mae ke salah satu pelanggan yang telah menyelesaikan belanjaannya.
"Astaghfirullah, kau mengejutkanku," celetuk ibu tesebut.
"Hehe." Mae terkekeh sambil menggaruk telinganya. Ibu tadi sedikit menggeleng sebelum melanjutkan transaksi pembayarannya. Saat hendak pergi, Mae langsung berdiri didepannya sambil tersenyum lebar.
"Ada perlu apa ya?" Bertanya ibu tadi padanya.
Mae segera menunjuk sekarung beras di dekat ibu itu.
"Kau mau mengangkatnya?" tanyanya lagi penuh keheranan.
"Ya Bu, biar Mae aja," jawab Mae yakin.
Dengan wajah tak percaya, ibu itu menggeleng lalu mengarahkan pandangannya ke kanan dan ke kiri mencari seseorang.
"Cari Mang Kodir ya Bu?" tebak Mae bertanya.
"Iya, biasanya dia yang bantu angkat barang. Kemana dia?" tanyanya.
"Mang Kodir lagi sakit Bu, makanya Mae yang gantiin," jawab Mae menjelaskan.
Ibu itu mengangguk-angguk mengerti. "Yakin kamu mau mengangkatnya? Lihat tubuhmu sangat kecil, gadis sepertimu mana kuat, mang Kodir saja belum tentu kuat," ucap ibu itu meremehkan kemampuan Mae.
"Hee si ibu ini, jangan liat tubuhku lah. Asal ibu tahu kecil-kecil begini ototku kuat kaya Gatotkaca," tukas Mae sambil memperlihatkan kedua otot lengannya.
"Halah!" Ibu itu masih terlihat tak percaya. "Sudahlah, cepat bawa berasku ke depan!" perintahnya pada Mae.
"Siap Bu."
Mae mulai mengangkat sekarung beras yang beratnya sekisar 25 kg itu ke atas punggungnya. Ibu tadi sampai terkejut saat melihat gadis tersebut mengangkat beras miliknya hanya sekali angkat saja.
"Kau benar-benar kuat," puji ibu itu sambil mengacungkan satu jempolnya.
"Ten_tu saja Bu. Silahkan jalan!" Mae menjawabnya dengan sedikit terbatas karena menahan beban yang lumayan. Ia berjalan mengekor dibelakang wanita berumur 40-an, pelanggan pertamanya. Sesampainya didepan, tukang ojek yang dipesan oleh ibu itu sudah siap untuk menerima barang belanjaan yang di bawa oleh si gadis kuli.
"Aduh, sini neng biar saya bantu." Tukang ojek tersebut segera turun untuk menolong Mae karena kasihan padanya.
"Ya Bang, makasih," ucap Mae setelah berhasil menurunkan berasnya di atas motor.
"Sudah semua Neng?" tanya tukang ojek padanya.
"Iya Bang," jawabnya.
"Mae, ini untukmu. Makasih ya." Setelah melihat barang belanjaannya sudah di angkat semua ke motor, ibu itu memberikan sejumlah upah padanya.
"Wih, banyaknya. Ini semua Bu?" Mae cukup terkejut karena menerima upah yang lumayan itu.
"Iya, bonus untukmu. Gak nyangka gadis sepertimu kuat angkat-angkat barang sebanyak ini," pujinya sambil memasang helm di kepalanya.
"Hehe, aku kuat kan?" Kekeh Mae membanggakan diri.
Ibu itu mengangguk-angguk sambil bersiap untuk naik ke motornya.
"Makasih Bu. Hati-hati!" Teriak Mae setelah motor yang membawa pelanggannya pergi meninggalkan dirinya.
Mae merasa lega dan cukup senang karena mendapatkan upah yang lumayan besar. Sebelum melanjutkan pekerjaannya, ia meregangkan otot-ototnya terlebih dahulu sebelum kembali berkerja. Otot-otot yang awalnya kaku kini telah lemas dan tubuh Mae terasa bugar kembali.
Ditempat yang tak jauh dari sana, seorang ibu-ibu memakai pakaian kebaya tengah kesulitan mengangkat barang belanjaannya. Kebetulan sekali, Mae melihatnya dan langsung menghampiri ibu tersebut. "Yes, pelanggan baru," ucapnya sambil berjalan dengan gembira.
"Perlu bantuan Bu?" tawarnya langsung pada pelanggan keduanya itu. Si ibu seketika mendongak karena merasa kenal dengan suaranya.
"Mae?" Benar saja, pelanggan yang tak lain ibunya sendiri itu langsung terkejut ketika melihatnya. Mae sendiri juga terkejut hingga menjatuhkan dua kantong belanja yang sudah diangkatnya.
"Nyak?"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ida Kitty
gila 25 kilo, 10 kilo j berat loh. hebat si Mae.
2024-09-22
1
💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦
Mae kecil kecil cabe rawit...kerjaan apapun di jabanin...👍🏻👍🏻
2024-08-25
1
💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦
justru cocok ....kan di dunia ini di pasangkan...
siang vs malam
laki vs perempuan
begono vs begini
Mae yg barbar vs prance yg kalm
cucok kan ....🤭🤭
2024-08-25
1