Episode 14

"Kenapa denganmu? Kamu pikir aku akan mencium mu?" sindir Prince saat melihat mata sang gadis terpejam.

"Apaan sih, cepat kembali ke posisi lu, gue mau tidur." Dorong Mae cepat dan langsung memalingkan wajahnya.

Prince tersenyum kecut sambil mundur kembali ke posisi semula. Kini ia mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Mae. Mae sendiri pura-pura tertidur karena malu. Tanpa di sadari gadis ini malah keterusan tidur sebab lelah seharian bekerja.

Mobil tak butuh waktu lama telah sampai di depan rumah si gadis. Mae rupanya masih tertidur lelap dan membuat Prince memiliki ide jail untuk membangunkannya. Ia sengaja menekan klakson mobil dengan keras dan berhasil membuat Mae terlonjak seketika karena terkejut. Tawa menggelegar pun langsung keluar dari mulut si pria tampan ini.

"Ha-ha-ha!"

"Berisik bener dah, lu kurang asem bener. Untung gue kagak jatungan," kesal Mae padanya.

"Ha-ha, dah sampai rumah kamu," ucap Prince memberitahu sambil sedikit menahan tawanya.

"Oh.... pake cara lembut kan bisa," protesnya.

"Kaya gini kah?" Mendadak tubuh Prince mendekat kembali dan Mae pun segera mendorongnya lagi.

"Pergi sono, ayo turun!" ajaknya.

"Gak, kamu aja, orang tua ku gak jadi datang katanya," tutur Prince padanya.

"Lah, ya udah gue balik. Hwaa lanjut tidur. Bye!" Mae yang merasa di bohongi memilih turun sambil menguap dan mengangkat satu tangannya. Ia pun berjalan masuk menuju ke dalam rumahnya.

"Selamat istirahat E," ucapnya pelan sambil tersenyum dan memandangi sang gadis yang baru saja masuk dalam rumahnya. Prince lalu menjalankan mobilnya kembali untuk pulang.

Hari pertama bekerja, Mae akhirnya bisa merasakan rasanya leleh bekerja. Sesampainya di kamar, ia benar-benar langsung terlelap kembali dalam kasur busa yang empuk. Ia bahkan tak sempat mengganti bajunya karena terlalu lelah. Beberapa menit kemudian, ibunya datang untuk mengecek dan tersenyum melihat putrinya telah tertidur pulas di sana.

Prince yang sudah tiba di kamarnya, mengeluarkan barang yang ia dapatkan tadi di toko Furniture. Ia menaruh benda tersebut di mejanya dan ia kini memandangi sambil tersenyum membayangkan seseorang.

Keesokan harinya di kantor. Mae ternyata sudah berada di sana. Ini adalah hari keduanya bekerja. Saat baru sampai, Jumi menyuruhnya ikut ke dapur bersama untuk berlatih membuat kopi. Kopi tersebut nantinya akan di sajikan pada bos mereka yang tak lain adalah Prince.

"Bagaimana bekerja di sini? Sudah mulai nyaman?" senggol Jumi iseng bertanya.

"Hmm belum terbiasa gue, Jum. Oh iya si Princes suka ngopi di pagi hari ya?" jawabnya balik bertanya.

"Ha Princes?" Jumi seketika berpikir.

"Pak Prince maksud gue, gue suka keblabasan manggilnya. Hehe," jelas Mae sedikit terkekeh.

"Oalah iya E," jawabnya, "eh iya kata Raka, kamu, Pak Prince dan dia temen TK ya?"

"Hooh, kata Raka iya. Tapi gue kagak yakin tuh orang yang sama," jawab Mae.

"Maksudnya?" Jumi yang sedang menyendok bubuk kopi seketika berhenti.

"Gini, dulu gue itu pernah punya temen namanya Prince dan sering ku panggil Princes juga karena cantik," jelasnya

"Ha? Yang bener E?" Jumi cukup terkejut mendengarnya.

"Iya, bahkan peran gue yang jadi putri gue tuker karena lebih cocok dia daripada gue," lanjutnya lagi sambil menuangkan air panas ke gelas yang sudah berisi bubuk kopi.

"Astaga!" Jumi tercengang. Ia juga tertawa, menggeleng tak percaya karena itu terlalu konyol baginya. Selang beberapa menit, Bos mereka akhirnya datang dan langsung berjalan ke ruangannya. Tanpa menunggu lagi, mantan sekretaris ini segera menyuruh sekretaris baru untuk segera menghantarkan kopinya ke bos mereka.

"Eh itu Pak Princes dah datang, buruan antar ini kopi padanya!" suruh Jumi segera pada Mae yang sedang mengaduk kopi.

"Ah iya iya." Dengan cepat Mae membereskan kopi buatannya. "Eh tadi Lu ngapain ikutan manggilnya Princes? tanyanya setelah tersadar.

"Astaga kamu sih." Secara reflex Jumi langsung menepuk pundak Mae dan tertawa.

"Ha-ha-ha!" Keduanya kini tertawa bersama sebelum pada akhirnya Mae pergi mengantarkan kopi untuk bosnya.

Sesampainya di depan pintu ruangan CEO. Mae mengetuk pelan pintu tersebut lalu masuk ke dalam.

"Kopi untuk bapak," ucapnya. Namun sepertinya Prince tak mendengarnya karena fokus bekerja. Merasa kesal, Mae lalu sedikit berteriak agar terdengar olehnya.

"Bos, ini kopinya!"

"Huh!" Prince menghela nafasnya lalu menfokuskan matanya ke arah Mae. "Iya aku dengar, telingaku masih sehat," ucapnya.

"Oh gue kira rada-rada," balas Mae sedikit malas sambil memutar bola matanya.

"Kurang ngajar, cepat sana pergi dan siapkan rapat segera!" perintahnya.

"Ha rapat, sekarang?" Mae tampak terkejut.

"Bukan, Minggu depan," jawabnya yang kesal.

"Oh masih lama juga kenapa harus sekarang," balas Mae bercanda.

"Mae, kamu ini. Ya sekarang! Jika kamu tak mengerti tanya pada Jumi!" marah Prince langsung membuatnya tersentak.

"Yee bapak ini, gak bisa di ajak bercanda ya. Baiklah saya permisi," pamitnya segera.

Mae pun berbalik untuk keluar sementara Prince hanya bisa menepuk jidatnya pusing karena kelakukan sekretarisnya.

......................

Di ruang rapat. Mae di bantu oleh Jumi menyiapkan persiapan rapat pagi untuk membahas rencana baru perusahaan. Sambil melakukan tugas mereka memilih mengobrol agar suasana tak begitu sepi.

"E!" Mae menoleh.

"Lu punya video atau foto Raka pas kecil kagak?" tanyanya.

"Hmm ada, kenapa?" Mae bertanya. Terlihat Jumi tersenyum malu dan membuat dirinya menebak sesuatu. "Oh gue tau jangan bilang lu naksir Raka temen gue," tunjuk Mae padanya.

Jumi yang malu mengangguk pelan.

"Uhuy, gue nanti kirimkan," ucap Mae dengan senang.

"Oke makasih E," balas Jumi tersenyum padanya.

"Iya. Eh sudah semua kan ini?" tanya Mae memastikan semua bahan rapat telah siap.

Jumi melihat ke sekeliling. "Hmm sepertinya sudah."

"Yuk kita panggil semuanya!" ajaknya.

Mae setuju dan ikut keluar bersamanya untuk memanggil yang lain. Mae juga pergi ke ruangan CEO untuk memanggil Prince di sana.

Tok tok !

"Pak, persiapan rapat sudah selesai," ucap Mae memberitahu di balik pintu.

"Oke kita ke sana," jawabnya.

Prince berjalan keluar sambil di dampingi Mae di sampingnya. Sambil berjalan Prince sempat mengingatkan sekretarisnya tentang data yang telah ia berikan padanya untuk presentasi nanti.

"Semua data sudah siap kan?"

"Sudah, tenang saja. Aman di sini," jawab Mae sambil menunjukkan flashdisk di tangannya.

"Oke," jawab singkat Prince sambil berjalan.

Keduanya akhirnya sampai di ruang rapat. Semua karyawan tampak telah berkumpul menantikan kehadiran atasan mereka.

Tak menunggu waktu lama rapat akhirnya di mulai. Prince dengan antusias menjelaskan secara detail rancangan rencana baru perusahaan di tahun 2024 ini. Mae sendiri di beri tugas untuk menjalankan layar komputer dan duduk tak jauh dari bosnya berdiri.

Di saat tengah-tengah rapat, Jumi mencoba mengingatkan Mae untuk mengirimkan video Raka padanya. Mae mencuri kesempatan untuk membalasnya.

"Oke Jum, gue kirim sekarang aja. Dari pada lupa," ketiknya membalas. Mae lalu mengirim video tersebut sebelum Prince memberikan instruksi padanya untuk mengganti layar. Ia juga teringat jika video rancangan untuk rapat belum tersalurkan ke laptopnya.

"Astaga video si Princes masih di hp gue. Kirim sekalian ah," celetuknya teringat.

"Mae, tunjukkan video rancangan yang telah saya buat!" Prince akhirnya menyuruhnya menunjukkan hasil yang telah ia siapkan sebelumnya.

"Oh baik baik." Mae menurut dan segera menekan klik video yang di maksud. Tanpa sadar video yang ia tayangkan ternyata salah dan berubah menjadi video yang harusnya di kirim ke Jumi.

"Rencana kedepannya seperti yang kalian tonton," ucap Prince menjelaskan dengan yakin di depan beberapa timnya.

Ting !

Jumi segera melihat notifikasi pesan di ponselnya. Terlihat video yang harusnya di layar telah di kirimkan padanya.

Matanya melebar karena kaget, dengan cepat ia segera memberitahu Mae lewat pesan di ponselnya.

"Mae, liat depan, lu salah kirim!"

Mae menoleh ke arah Jumi duduk. Terlihat Jumi menunjuk-nunjuk ke arah depan agar dirinya berbalik menghadap. Prince sendiri belum sadar karena masih fokus berbicara tanpa tahu jika video yang disiarkan ternyata salah.

"Jadi, begitu rencana perusahaan kita. Memilih bahan yang ramah lingkungan adalah yang terbaik. Bagaimana menurut kalian?" Prince dengan senyum senangnya bertanya pada timnya di sana.

Wajah seluruh rekan tim jelas memasang wajah bingung dan saling bertanya tentang anak lelaki yang berperan seperti putri di video tersebut.

"Waduh video itu, E?" Celetuk Raka mengejutkan Prince dan Mae.

Mae dan Prince kompak menghadap ke layar dan jelas sekali jika keduanya langsung terkejut. Ia juga terlihat bingung karena melihat video dirinya bisa di tampilkan depan layar saat ini.

"Astaga salah kirim," celetuk Mae yang berubah panik setelah sadar tentang kesalahannya. Ia menjadi gelagapan di sertai bingung sebab ia sendiri tak tahu bagaimana cara menghentikannya.

Prince menoleh ke arah Mae yang panik. Ia sekarang tahu jika itu ternyata ulah sekretarisnya.

"Mae, apa yang kamu lakukan, cepat matikan?!" suruhnya segera.

"Gue gak tau matiinnya gimana, Princes!" jawabnya karena panik.

"Ha?" Seluruh karyawan kompak terkejut.

"Astaga!" celetuk Mae segera menutup mulutnya.

Prince yang terlihat marah dan malu segera berjalan menghampiri Mae. Karena kesal pria ini akhirnya menutup laptop Mae dengan kencang lalu menggeret Mae keluar ruangan. Mae tentu saja kaget dan menyadari jika dirinya telah salah memanggil namanya lagi. Itu nyatanya sudah menjadi kebiasaan bagi Mae sedari dulu karena kesalahan wajah Prince yang cantik menurutnya.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

🤣🤣🤣

2024-09-15

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

dasar Mae 🤣🤣🤣

2024-09-15

0

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

hadeuhhh...dasar Mae....apa dia akan di pecat ?
semoga saja tdk sampe JD pengangguran lagi......duhh Mae 🤦🏻‍♀️😂

2024-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!