Episode 3

Di sebuah terminal kota Depok. Seorang pemuda dengan jas putih yang tampak menawan baru saja turun dari kereta. Sudah lama ia tak pulang ke kampung halamannya. Kerjanya di kota besar sebagai seorang direktur. Ia pulang karena diminta oleh kedua orang tuanya untuk membahas hal penting. Setelah menunggu lama, akhirnya jemputan yang ia tunggu sampai juga. Pelukan hangat langsung menyambar ketika kedua orang tuanya turun dari mobil.

"Pah, Mah!" panggilnya.

"Prince, anak mama tersayang. Apa kabar?" Ibunya langsung bertanya kabar sambil menerima pelukan putranya.

"Baik Mah, wah mama tambah cantik aja," jawabnya sambil memuji. Ibunya tersenyum malu karenanya.

"Bisa aja kamu nak, kamu pasti lelah," sela Yahya membuat Prince melepaskan pelukan ibunya dan beralih kepadanya.

"Pah," panggilnya senang.

"Selamat datang putranya yang tampan seperti papahnya," sambutnya penuh canda. Prince tersenyum senang di dalam pelukan ayahnya.

"Ayo masuk!" ajaknya pada Price setelah selesai berpelukan. Putranya mengangguk setuju dan masuk bersama ibunya. Sementara sang ayah segera memindahkan koper putranya ke dalam bagasi.

Prince Nataniel Suraya adalah seorang pemuda sukses yang bekerja sebagai direktur di perusahaan interior. Kepulangannya kali ini, bukan hanya permintaan kedua orang tuanya saja melainkan ia di pindah tugaskan ke perusahaan interior di daerah Depok. Direktur di cabang Depok mengalami insiden dan Prince di tugaskan untuk menggantikannya sementara waktu. Putra dari Yahya Suraya dan Utami ini berparas rupawan dan berkulit putih bak seorang pangeran sesungguhnya.

Setibanya di rumah, keluarga ini dikejutkan oleh sosok gadis yang berdiri di belakang pohon mangga miliknya. Mae sendiri masih saja gemetar karena tak tahu harus berbuat apa.

"Siapa di sana?" Sergah Utami langsung saat baru saja turun dari mobil. Ia tampaknya melihat sesuatu yang aneh di belakang pohon mangga miliknya.

Prince yang turun setelahnya menjadi bingung karena tingkah ibunya. "Mah, ada apa?" tanyanya.

Utami menggeleng saat putranya bertanya. Prince mengalihkan pandanganya ke arah pohon mangga. Ia yang akhirnya tahu ada seseorang di balik pohon, segera menyuruh ibunya masuk dan membiarkan dirinya yang mengurusnya.

"Mah, Mamah masuk saja. Prince lapar, itu biar aku saja," ujarnya.

"Bener kamu yang cek in?" Ibunya sedikit khawatir padanya.

"Iya," angguk Prince menyakinkan.

"Ya sudah kamu hati-hati ya," pesan Utami sambil menepuk pundak putranya.

"Prince, perlu bantuan papah tidak," tawar ayahnya setelah menutup pintu mobil.

"Tak usah Pah, aku bisa sendiri," jawabnya.

"Oke, kita tunggu di dalam ya," ucap ayahnya lalu berjalan mengajak istrinya untuk masuk bersama.

Prince mengangguk dan setelah ayah ibunya masuk ia mulai berjalan perlahan mendekat ke arah pohon. Mae mencoba melihat ke sekitar, anehnya tak ada siapa-siapa di sana.

"Mereka sudah pergi kah, huh aman. Slamet, slamet," ucapnya lega sambil mencoba keluar dari persembunyiannya.

Prince yang ternyata ikut bersembunyi di balik pohon, menyematkan senyumannya.

"Gadis bodoh, dikira bisa lolos apa," gumamnya pelan.

"Wah lumayan ini mangga, gue pungut dulu ah. Sayang kan ye." Mae yang masih tergiur dengan mangga mangga yang ia jatuhkan, langsung segera di pungut nya karena takut pemilik rumah datang kembali. Di saat memunguti mangga, ia tak sadar jika sudah berada di depan seseorang. Mae berdiri dan terkejut.

"Siapa kamu? Ah kamu maling mangga ku ya," sergah Prince langsung membuat Mae terdiam seketika.

"Sial," umpatnya dalam hati. Karena bingung harus berbuat apa, Mae segera mendorongnya sambil mengaku. "I-iya aku maling," ucapnya cepat dan dirinya segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Mangga yang ada di tangannya juga ikut dilempar kearahnya.

"Aduh!!!" Pekik Prince langsung.

"Kabur!!!!" Dengan jurus seribu bayangan Mae berlari lewat pintu depan dengan cepat.

"Hey, berhenti!" teriak Prince segera.

Mae akhirnya berhasil kabur dan merelakan mangga-mangga yang ia pungut tadi.

"Siapa sih dia? Dasar maling!"

Prince bangkit sambil mengusap-usap bajunya yang kotor. Ia pun masuk ke dalam langsung ke kamarnya. Kedua orang tuanya cukup heran dengan keadaan putranya yang kotor di bajunya. Mereka hanya saling tatap dan mengangkat bahu.

Di kamar yang cukup besar, Prince membuka satu persatu kancing bajunya hingga menampilkan dadanya yang sixpack. Ia berniat mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

"Cewek tadi sepertinya tak asing, tapi siapa ya?" Pikirnya sebelum mulai melakukan ritual mandinya. Setelah selesai, pemuda tampan dengan lesung di pipinya keluar untuk bergabung bersama kedua orang tuanya.

Sedangkan Mae sendiri, sedang berjalan dengan kesal. Ia tak mendapatkan mangga yang di inginkannya karena ketahuan. Untung saja dirinya bisa berhasil kabur walau melakukan hal sedikit kasar tadi. Sepanjang jalan, gadis ini terus menggerutu sampai ia berhenti karena mendapati ketiga remaja tadi sedang menikmati mangga hasil curiannya dengan nikmat di pos ronda. Mae yang kesal, berjalan diam-diam untuk mengejutkannya.

"Mantep bener ini mangga," ucap Indro dengan gembira.

"Iya Dro, tapi btw kak Mae gimana kabarnya ya?" tanya Baron, temannya yang gembul.

"Ah kagak usah di pikirin, kita nikmati saja," jawab Indro tak peduli.

"Betul Dro, mangga nya bener-bener enak ini," timpal Sobri, temannya yang berambut ikal dan cungkring.

"Oh enak ya." Mae mencoba mengusik ketiga remaja tersebut.

Ketiganya kompak menjawab, "Iya enak banget." Tanpa melihat ke arah orang yang bertanya, mereka bertiga terus asyik menggerogoti mangga dengan rakus.

"Hmm.... enak banget ya." Mae sedikit tergiur dengan kenikmatan mangga tersebut. Beberapa kali ia menelan ludahnya sendiri karenanya.

Mereka bertiga kompak mengangguk-angguk.

"Hei bocah tiga, enak ya kalian bisa makan mangga gratis. Bagi sini!" Mae yang sudah tak tahan lagi menggebrak alas pos ronda yang terbuat dari bambu. Ketiga remaja itu tersentak karena terkejut.

"Kak Mae?" Ketiganya kompak terkejut dan menatap langsung kearahnya. Berniat untuk kabur, tiga remaja ini berhasil di cegat olehnya.

"Mau kabur ya," tebak Mae yang segera menghadang mereka.

"Gak kok kak. Hehe," jawab ketiganya sambil cengengesan.

"Mana bagian gue? Makan kagak bagi-bagi, main tinggal aja. Hampir aja gue ketangkep tau," todong Mae pada mereka.

"Hehe, maaf kak. Mangga nya tapi dah habis kak tinggal bijinya aja ini," jawab Indro sambil memberikan biji mangga kepadanya.

"Somplak lu pada. Gue gak mau tahu. Cepet bayar, serahin uang saku lu pada!" kesal Mae karena merasa di permainkan. Ketiga remaja tersebut langsung ketakutan karenanya.

"Yah kak, jangan lah! Kakak maafin kita aja ya," mohon Indro memelas. Kedua temannya segera mengangguk bersamaan.

"Kagak mau, cepet tangan gue pegel ini," tolak Mae yang masih bersikeras.

"Oi Mae, lu gi ngapain?" Suara seseorang datang memanggil namanya. Mae pun menoleh dan itu kesempatan bagi tiga remaja tadi untuk kabur darinya.

"Gue lagi nagih ganti rugi," jawabnya.

"Hah? Ke siapa?" Raka bertanya.

Mae menunjuk ke pos ronda, ia sedikit terkejut karena tiga remaja tadi sudah hilang dari tempatnya. "Mere__wah kurang ngajar. Ah lu sih Rak, kabur kan mereka," ucapnya menyalakan temannya itu.

"Udah ikhlasin aja, ikut gue yok!" ajak Raka padanya.

"Kemana?" tanyanya yang masih kesal.

"Makan, mau kagak?" jawabnya.

"Gratis kan?" Mae bertanya lagi.

"Iye, ayo naik!" Raka mengangguk sambil mengajaknya lagi.

"Cakep, yok lah!" Dengan senang hati Mae langsung menghampirinya.

Gadis bobrok ini melangkahkan kakinya naik ke motor Raka yang berjenis Vario itu. Lumayan sedang kesal, ada yang ngajakin makan gratis. Mae jelas maunya kagak mungkin nolak. Ia sudah melupakan soal mangga karena tergantikan dengan makan gratis. Raka memang selalu baik pada Mae dari dulu. Cowok satu ini adalah yang terbaik dari teman Mae yang lain.

...----------------...

Siang telah berganti malam. Keluarga Suraya telah siap untuk berangkat ke rumah seseorang. Prince yang masih lelah sedikit menolak ajakan orang tuanya itu. Namun rayuan sang ibu berhasil membuatnya setuju untuk ikut. Dengan memakai jas hitam yang elegan, Prince keluar kamar.

"Anak mama memang selalu ganteng," puji Utami dengan senyumannya.

"Mah, Pah, kita mau kemana sih? Prince masih capek tau," tanyanya sambil membetulkan kerah bajunya.

"Ke rumah temen papah. Sekalian silahturahmi," jawab Utami.

"Oh...." Prince hanya membulatkan mulutnya sambil masih merapikan penampilannya.

"Sudah siap semua?" Yahya bertanya pada keluarganya.

Ibu dan anaknya kompak mengangguk. Mereka pun berangkat meninggalkan rumah dengan mobilnya.

"Makasih ya Rak, dah traktir gue. Btw kapan-kapan lagi ya," ucap Mae sambil menepuk pundak temannya itu.

"Heleh, maunya. Sudah sono masuk!" Kayaknya ada tamu di rumah lu, suruh Raka padanya.

"Iya, ada mobil cakep. Tamu siape ye?" Mae sedikit berpikir tentang tamu dirumahnya.

"Mana ku tahu, gue balik dulu," jawab Raka berpamitan.

Mae mengangguk sambil melakukan gaya mengusir ke Raka. Pemuda yang lumayan putih itu, tersenyum kecut sambil menyalakan motornya kembali.

"Mobil sape ye?" Mae yang bingung, masuk ke dalam rumahnya.

"Nyak, Beh di depan ada mobil, mobil sape?" tanyanya langsung tanpa memberi salam terlebih dahulu.

"Lu Mae, kalo masuk pake salam dulu napa, kagak sopan amat. Malu tau," tegur ibunya segera.

"Malu ma sape?" Tanya Mae yang belum tau jika ada orang lain di sana.

"Onoh." Ibunya memberikan kode pada putrinya agar melihat ke arah tamunya yang sedang duduk di sana.

"Eh, Cing, Cang, malem!" sapanya langsung.

Yahya dan Utami tersenyum canggung padanya setelah menyeruput minumannya.

"Putrimu cantik, Neng," puji Utami sambil tersenyum ke arah Mae yang sebenarnya sangat berantakan.

"Makasih Cing," ucap Mae sedikit menahan malu.

"Prince!" Ibunya menyikut lengan putranya yang sedang asyik bermain ponsel. "Ya Mah," ucapnya menoleh

Ibunya memberikan kode untuk menyapa putri temannya itu.

"Hah kamu?" Kaget Prince saat melihat Mae.

Mae yang lumayan penasaran dengan lelaki yang terlihat seumuran dengannya itu, langsung terkejut setelah tahu penampakannya.

"Lu?" tunjuknya.

Masing-masing orang tua dari mereka terkejut setengah bingung karena putra-putrinya saling kenal.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Ida Kitty

Ida Kitty

pen ketawa dgn pengakuan Mae, "iy q maling", masih ada baiknya sih si Mae, orgnya jujur. 😂

2024-09-17

1

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

kalo yg gratisan gini, ayo aja aku mah🤣🤣

2024-08-25

2

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

saling tunjuk Mae 👉🏻👈🏻 pangeran 🤦🏻‍♀️

2024-08-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!