"Darimana Vina tau?"
"Aku gak tau... Tapi, firasatku buruk untuk besok." Kata Bayu.
"Gimana?" Tanya Roni. Bayu tidak menjawab dan memejamkan kedua matanya.
Malam ini begitu banyak kejadian yang mereka alami, tampak wajah Bayu sangat kelelahan. Apalagi dengan kekhawatiran kepada Vina yang perlahan menghilang begitu saja. Beruntung saja gadis itu bisa kembali dengan keadaan selamat. Roni beranggapan bisa saja ingin terjadi akibat mereka menghuni rumah sewa ini. Meskipun hanya beberapa hari saja, sudah banyak kejadian negatif yang terjadi malam ini. Tetapi, bisa saja bukan karena rumah ini. Ia berusaha untuk berpikir positif.
Roni hanya bisa menghela nafas setelah malam yang melelahkan. Dia menatap layar laptopnya. Pria tersebut berdecak kesal karena masih harus menyelesaikan pekerjaannya. Roni berpikir untuk tidur saja malam ini. Dan besok pagi, dia bisa membantu Ilham untuk menyelesaikan bagian video tersebut. Bagian foto dan artikel sudah selesai beberapa jam yang lalu. Yang bagian paling lama dikerjakan biasanya adalah mengedit video perjalanan mereka.
"Tidur aja deh." Ucapnya sembari merebahkan diri di sebelah Dava.
...
Samar-samar Bayu terdengar suara seseorang membersihkan halaman rumah serta air yang mengalir di kamar mandi. Pria tersebut mulai mengusap-usap kedua matanya sebelum beranjak ke kamar mandi. Terlihat seorang pria yang muncul dari kamar mandi, Dava. Ia baru saja mencuci mukanya. Begitu dia keluar dari kamar mandi dan membuka pintunya, ia terkejut melihat sosok didepannya.
"HUWA!" Kata Dava yang terkejut melihat sosok pria didepan pintu.
"Santai aja kali, masih pagi nih." Ucap Bayu sembari menarik lengan baju Dava untuk keluar dari sana.
"Baru bangun? Nyawa udah 100% belum?" Tanyanya yang melihat ketua tim traveler mulai memasuki kamar mandi.
"Dipikir nyawaku baterai ponsel kali." Jawab Bayu dari dalam kamar mandi yang mulai sibuk mencuci wajahnya.
"Gak gitu. Gimana sih jelasinnya?"
"Gak usah dijelasin. Kamu sama dengan Vina. Kadang yang diomongin susah dicerna pendengarnya."
"Dih? Kamu bilang gitu, tapi hati kamu tetep nunggu Vina, kan?" Benar. Perasaan Bayu sampai kapanpun akan tetap pada Vina. Sampai kapan dia harus menunggu? Itu yang dia tanyakan pada dirinya sendiri.
Jantungnya kembali berdebar-debar ketika Dava mulai menyebut nama Vina. Pria itu mulai meninggalkan Bayu yang masih mengusap-usap wajahnya dengan air. Apa yang istimewa dari Vina? Itu yang ditanyakan oleh Bayu pada dirinya sendiri. Vina hanya seorang gadis biasa yang cerdas. Lebih banyak pendiam, tapi banyak berbuat.
Bayu menggelengkan kepalanya sebelum menepuk-nepuk kedua pipinya sedikit kencang. Saat dia baru keluar dari kamar mandi, tampak seorang gadis muncul dengan sapu di tangan kanannya. Gadis itu tersenyum ke arah Bayu yang membuat jantungnya kembali berdebar-debar lebih kencang.
"Kita sarapan apa?" Tanya Bayu yang berusaha tenang.
"Kita beli aja gimana? Soalnya dirumah ini gak ada gas."
"Kenapa gak beli?" Tanya Bayu.
Vina menggelengkan kepalanya, "kita disini cuman sisa satu hari doang. Besok kita sudah harus ke tempat lain, kan?"
Mendengar jawaban Vina, Bayu mengangguk dan mulai berjalan menuju teras rumah. Sementara Vina harus meletakkan sapu ke dalam dapur. Terlihat di teras ada Ilham yang menyiram tamanan, Roni yang sedang mencabut rumput liar, dan Yuna yang sedang menyapu halaman rumah.
Sementara dari kejauhan dia bisa melihat Dava yang malah bermain dengan kucing liar. Sesekali Yuna mengingatkan Dava untuk membantu mereka. Namun, bukan Dava jika tidak keras kepala. Dia menghiraukan Yuna dan sibuk membelai perut kucing berwarna hitam tersebut.
Bayu mulai duduk di kursi teras, pikirannya kembali pada Vina. Pertanyaannya adalah, bagaimana gadis manis itu mengenal sosok Dimas yang bahkan belum pernah mereka lihat? Bagaimana dia juga tau bahwa pria kurus itu adalah pelaku pembunuhan pada dua roh gadis yang mereka temui semalam? Samar-samar, dia mendengar suara motor yang tiba-tiba berhenti di depan rumah.
Sosok pria kurus yang memakai pakaian rapi. Kemeja hitam, celana panjang berwarna putih, serta sisiran rambut yang rapi. Pria tersebut memiliki tubuh yang kurus dan tinggi, sekilas itu mengingatkan Bayu pada pria semalam yang mereka temui. Mirip.
"Assalamualaikum!" Ucapnya sembari melihat ke arah mereka satu persatu dengan senyum lebar.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, siapa ya?" Tanya Dava yang langsung berdiri.
"Dimas. Vina ada?" Tanyanya.
Benar. Dimas datang ke rumah sewaan mereka untuk mencari Vina. Kenapa? Kenapa Vina? Apa yang dia rencanakan? Itu yang dipikirkan oleh Bayu. Hatinya mulai terbakar dengan rasa cemburu. Ia tak ingin jika pria lain berusaha untuk mendekati Vina. Seolah ia ingin Vina hanya untuk dirinya. Selamanya.
"Oh? Kamu suaminya Vina, kan? Weh salam kenal! Semalam kita ketemu loh. Ingat aku gak?" Katanya saat melihat Bayu yang berdiri di teras rumah.
"Suami?" Tanya Dava.
"Iya aku suaminya, kenapa? Apa urusanmu?" Tanya Bayu kepada pria kurus tersebut.
"Sudah aku duga." Batin Ilham, Roni, Dava dan Yuna. Seketika mereka mulai masuk ke dalam rumah meninggalkan dua pria yang mulai berbincang.
Dimas tersenyum sembari menghampiri Bayu. Tanpa izin dari Bayu, dia mulai duduk di kursi teras rumah. Tatapan Bayu berusaha terlihat santai. Namun ia gagal untuk menyimpan perasaan cemburunya yang sudah terbakar luar biasa. Sementara pria kurus itu masih memasang wajah ceria dan ramah.
"Apa urusanmu kemari?"
"Kemana istrimu? Aku hanya ingin membicarakan sesuatu yang penting."
"Soal apa? Harusnya katakan padaku, bukan pada istriku." Ucap Bayu.
Tentu saja itu kebohongan mengatakan Vina adalah istrinya. Tapi hanya cara itu yang bisa melindungi Vina dari pria seperti Dimas. Apalagi dari penampilan Dimas yang terlihat seperti pria baik. Bayu tak rela jika pria lain yang mendapatkan hati Vina. Meskipun suatu hari nanti, Vina pasti akan memilih pria lain untuk menjadi pasangannya. Bukan dirinya.
Melihat wajah Bayu yang berlebihan, tak membuat Dimas gentar begitu saja. Dia berniat untuk menemui Vina. Meskipun dia harus menghadapi Bayu yang mengaku sebagai suami Vina. Terlihat Bayu seperti suami yang posesif, seakan dia takut jika istrinya mulai jatuh hati pada orang lain. Bukankah itu mustahil bagi hubungan suami istri? Tapi, tentu saja banyak pasangan menikah yang melakukan perselingkuhan.
"Aku hanya ingin menemui istrimu."
"Pertanyaanku, bagaimana kamu tau nama istriku Vina?"
"Aku bertanya pada seorang wanita yang tinggal di sebelah rumah ini. Beliau sepertinya cukup dekat dengan istrimu."
Bayu mulai menghela nafas. Ia meminta Dimas untuk menunggu saat Bayu mulai masuk ke dalam rumah untuk memanggil Vina. Gadis itu sedang membersihkan dapur bersama Yuna dan Dava. Seperti biasa Yuna dan Dava bertengkar, jadi Vina mulai melerai mereka.
"Vin." Panggilnya. Gadis itu menoleh. Sementara dua orang yang bertengkar tadi, begitu melihat Bayu langsung melanjutkan pekerjaan mereka. Takut kena marah oleh ketua tim mereka.
"Kenapa, Bay?"
"Ada orang yang nyariin kamu. Ayo." Kata Bayu sembari menarik lengan Vina.
Yuna dan Dava yang melihat hal itu, mulai tersenyum. Dava diam-diam mengambil foto mereka berdua. Ada perasaan iri dan dukungan yang kuat untuk mereka berdua. Sekilas mereka terlihat cocok, tapi disisi lain Vina lebih mirip seorang adik daripada kekasihnya Bayu.
Saat Bayu kembali ke teras rumah dengan Vina yang berjalan di belakangnya, Dimas seketika langsung berdiri dan tersenyum. Ia tidak peduli dengan tatapan dingin dari Bayu. Dia hanya butuh menemui Vina dan membicarakan keperluan yang ia inginkan.
"Hai!" Sapanya.
"Bisa kamu tinggalkan kita berdua?" Tanyanya sembari menatap ke arah Bayu.
"Gak."
"Ini hanya urusanku dengan istrimu."
"Ini juga urusanku." Jawabnya.
"Bay." Panggil Vina. Bayu menghela nafas dan menurut untuk kembali masuk ke dalam rumah. Sementara gadis itu duduk di kursi teras diikuti oleh pria kurus tersebut. Wajah gadis itu mulai serius saat mengetahui ada yang dibicarakan oleh pria tersebut.
"Jadi? Ada urusan apa anda datang kemari?" Tanya gadis itu yang seketika menyambut senyum Dimas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments