" Sorry, lagian saya cuma bercanda doang,lagian mana mungkin juga saya punya keberanian menyentuh kamu.. " Ucap Aaron sembari mengulum senyum lalu sedikit menggeser tubuhnya dan memberi jarak antara dirinya dan juga Regita.
Seketika itu pula Regita langsung mengangkat wajah, kemudian menatap kearah Aaron yang kini wajahnya mendadak sudah berubah gugup tak karuan.
Pria itu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, seolah saja menghindari dari tatapan seorang istri.
" Memangnya kenapa tidak berani? " tanya Regita secara tiba tiba yang langsung membuat Aaron kembali menoleh dan menatap wanita itu.
" Kamu itu wanita mahal, kita juga tidak sekufu, aku takut suatu saat kamu menyesali pernikahan ini dan meminta untuk berpisah, aku hanya ingin memastikan kamu tidak terlalu rugi jika suatu saat itu terjadi. " Kali ini ucapan Aaron terdengar lebih serius.
" Usahakan kamu tetap berpikir yang positif. " Ucap Regita dengan tegas, seolah seperti membantah ucapan suaminya barusan.
" aku sudah semaksimal mungkin untuk tetap berusaha berpikiran positif. Tapi lagi lagi nalarku tetap tidak bisa menerimanya. ibaratnya gini, kamu itu ibarat bunga yang mekar sementara aku hanyalah pestisida.. " Balas Aaron lagi yang langsung membuat Regita ingin langsung tertawa.
" Tapi kan bukannya pestisida mampu melindungi tanaman dari hewan. " Sanggah Regita
" Iya juga, tapi tetap saja pemenangnya adalah lebah yang mempunyai sayap dan juga penyengat. " Aaron pun tak mau kalah kata, pria itu saja membalas ucapan istrinya.
" Ihhhh kenapa malah bahas tumbuhan dan hewan sih. memang gini nih kalau sedang ngobrol sama mahasiswa.. " Tutur Regita sambil membuang nafas kasar.
" Terus kamu maunya bahas apa? Kenapa dilaut ada ombak padahal di sungai nggak ada? Kenapa dilangi ada awan? atau kenapa kita bisa menikah? " Ucap Aaron sambil mengangkat wajah alis tebalnya sebelah membuat wajah pria itu kasar ketampanannya semakin bertambah.
" Semua pertanyaan yang kamu lontarkan itu tidak butuh sebuah jawaban. " Ucap Regita sambil merebahkan tubuh lalu menarik selimut sampai menutupi sebagian tubuhnya.
" Ya sudah yuk lebih baik sebaiknya sekarang kita tidur saja. " Ujar Aaron sembari ikut merebahkan tubunya di samping wanita itu.
Kini mereka sama sama dalam posisi tidur terlentang.
Regita mencoba memejam kan mata, begitupun juga Aaron yang ikut juga memejamkan matanya,namun sepertinya sama sekali mereka tidak bisa tidur terlelap.
Kepalanta seolah berisik dengan hal hal aneh akhir akhir ini, wanita itu tidak habis pikir kenapa dia semudah itu menerima pemuda itu sebagai suaminya.
Dan sekarang menerima Aaron dalam hidupnya meskipun mereka pun belum melakukan apa apa
Padahal di luar sana banyak laki laki mapan yang berlomba lomba untuk mendekatinya. Namun semuanya tidak ada satu pun yang dia Terima dengan alasan tidak ada kecocokan di hati.
Lalu bagaimana sebaliknya dengan Aaron? pemuda yang masih menyandang status mahasiswa lalu dengan mudahnya dia masukan pria itu kedalam rumah, terutama memasukan kedalam hidupnya, hanya karena sebuah pernikahan yang tak terduga.
Padahal bisa saja waktu itu setelah akad nikah selesai berlangsung lalu meminta pria itu supaya menceraikann dirinya. itupun jika memang dirinya benar benar tak menginginkan pemuda itu.
Regita sebenarnya merasa bingung, bahkan sampai tak bisa tidur dan memejamkan matanya.
Wanita itu pun kembali membuka matanya, dia pun merubah posisinya menghadap kearah Aaron.
Namun berapa terkejutnya Regita, saar melihat Aaron yang ternyata telah terlebih dulu menghadap kearahnya dengan tatapan intens.
" Kamu... ? emm kenapa kamu lihatin aku terus?" Ucap Regita yang mendadak perlahan terlihat gugup.
" Yaudah kalau begitu merem saja.! " Aaron malah kembali memejamkan matanya namun tetap berada di posisi yang awal.
Tanpa sadar Regita memperhatika wajah pria itu dari jarak lebih dekat yang ternyata sangatlah tampan.
Alisnya Tebal, hidungnya mancung, bibirnya tidak terlalu tipis dan juga tidak terlalu tebar. Rahangngya yang kokoh itu pun terlihat tegas.
' Astaga kenapa dia tampan sekali? apakah ini yang dinamankan brondong. ' monolog Regita dalam benaknya.
Bahkan dia sekarang malah merasa tidak pantas dengan pria itu, karena perbedaan usia mereka yang lumayan jauh jaraknya.
Padahal umumnya hal tersebut sudah menjadi hal yang sangat lumrah, bahkan beberapa dari teman temannya pun ada yang mempunyai kekasih berondong. bahkan mereka juga rela mengeluarkan banyak uang demi membayar para berondong berondong itu.
" Saya tahu, saya ini memang ganteng. " Ucap Aaron dengan tiba tiba seraya membuka kedua matanya.
Hal tersebut membuat wanita itu menjadi terkejut, wanita itu pun lalu segera menutup mulut dengan kelima jemarinya.
Regita merasa dia hanya membatin dalam hati, tapi kenapa pria itu seolah mengetahui apa yang ada dipikirannya.
Apa mungkin pria itu memiliki ilmu cenayang,,?
" benar kan kamu memang sedang memujiku.?"
ucap Aaron sambil tersenyum menggoda dan penuh dengan percaya sendiri.
" Jangan Ge'er... lagian aku tadi cuma----"
" Lagi apa? " Tanya Aaron yang malah semakin mendekatkan wajahnya kearah Regita yang malah semakin membuat pipi wanita itu semakin merona.
" Emmmm ngitungin bulu alis kamu... " Jawab Regita sekenanya. Dan seketika membuat Aaron langsung tertawa.
" Ternyata kamu nggak kaku kaku banget ya.. " Ucap Aaron sambil terus terkekeh..
" Memangnya kamu pikir aku ini robot?! " Ucap Regita sembari mengerucutkan bibirnya dan malah membuat Aaron gagal fokus.
" Astaga seksiii... " Ucap pria itu yang ternyata keceplosan.
" Seksi? jadi kamu melecehkan aku dengan matamu itu? " Sembur Regita sambil membulatkan kedua bola matanya.
" Apa seorang suami yang menatap istrinya termasuk pelecehan?! "tanya Aaron sambil mengerutkan keningnya.
" Mana saya tahu! " Regita langsung membalikan badannya, wanita membelakangi Aaron yang malah terkekeh.
Entahlah kenapa pria itu senang sekali mempermainkan istrinya, terlebih lebih wanita itu memang terkadang menampilkan kesan kaku dan dingin.
" Kira kira boleh nggak ya pegang rambutnya.. " Gumam Aaron dalam benaknya.
Dia pun memberanikan diri menyentuh rambut panjang regita yang terasa lembut itu.
' Mana rambutnya baunya wangi sekali, perjaka mana yang tahan melihat janda muda yang kayak gini, eh tunggu tunggu nggak boleh keblabasan, ingat Aaron nafsu itu memang besar tapi rasa tanggung jawab malah lebih besar. " Gumam Aaron serasa membelai rambut Regita.
" Kamu menarik rambutku? " Regita pun spontan menoleh kembali kearah Aaron
" Nggak kok, tadi cuma ada nyamuk yang nyangkut di rambutmu tapi tenang saja sudah aku buang kok. " Tutur Aaron dengan santainya.
" Dih mana ada juga nyamuk disini, ngaco deh.. " Celetuk Regita dan langsung merubah posisinya kembali terlentang.
" Kenapa nggak jadi tidur? apa mau dipeluk dulu hemmm? " Goda Aaron dengan berani
" Tolong ya turunkan rasa percaya dirimu itu. " celetuknya dan langsung membuang tatapannya kearah lain.
" Oh yasudah.. kalau gitu, padahal saya tadi mau menawarkan pelukan gratis. " Ucap Aaron sambil merentangkan kedua tangannya membuat dada Aaron yang bidang itu terlihat nyata..
" Sudah jangan berisik aku mau tidur. !?" Ucap Regita yang langsung kembali mencoba memejamkan matanya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments