Pria itu terus mengikuti istrinya masuk ke dalam kamar.
Aaron pun langsung meletakan tas ransel yang tadi bawanya di dekat pojok kamar.
" Tas kamu besar sekali. " Celetuo Regita sambil menatap kearah tas ransel milik Aaron.
" Isinya cuma baju semua. Lagian saya itu bingung kalau saya nginap dikontrakan lagi, itu berarti sama saja saya ninggalin istriku dong. Tapi kalau disini malu juga, takut di bilang mokondo. " Tutur Aaron yang langsung saja membuat regita menoleh kearahnya.
" Siapa yang bilang begitu? " Ujar Wanita itu, yang langsung membuat bulu kuduk Aaron langsung merinding ketika melihat sorot mata tajam dari istrinya itu.
" Bukan siapa siapa sih, tapi aku sendiri. " Jawab Aaron
" Sudahlah sebaiknya lebih baik kamu mandi dulu.setelah itu baru kita bicara lagi.. " Tutur Regita.
" Bicara Heart to Heart ya.. " Ucap Aaron sembari terkekeh sendiri.
Regita hanya bisa memutar bola matanya jengah, sembari menatap sang suami yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
" Kenapa Lihatin terus? Mau ikutan mandi bareng? " Tanya pria itu sedikit menggoda sebelum menutup pintu kamar mandi.
" Pede sekali kamu. Buruan mandi sana. " Balas Regita sedikit ketus dengan menampilkan wajahnya yang masam dan cemberut yang entah kenapa malah melihat wajah istrinya itu Aaron malah menyukainya.
Setelah kurang dari Lima menit, Aaron pun sudah keluar dari dalam kamar mandi dan sudah memakai pakaian lengkap.
Pria itu memakai Kaos Oblong berwarna Navy yang di padukan dengan celana pendek selutut berwarna hitam
Dia melihat kearah Regita yang sedang duduk diatas ranjang kingsizenya sembari bermain ponsel.
" Ekhemmm... " Aaron berdehek sambil naik keatas kasur, lalu kemudian duduk di samping istrinya.
" Saya mau bicara serius sama kamu. " Ucap Regita sambil meletakan ponselnya di atas nakas, lalu kemudian kembali mengalihkan pandangannya menatap ke Aaron dengan wajah serius.
Entah kenapa tiba tiba saja jantung Aaron mendadak berdebar kencang. Hanya satu yang ada di pikirannya saat ini, yaitu Regita pasti akan meminta cerai darinya.
" Sama, aku juga mau bicara serius.! " Kini Aaron tak mau kalah menimpali dan juga memasang wajah serius
" Jadi begini. ----"
" silahkan lanjutkan.. " Spontan Aaron memotong ucapan wanita itu, membuat Regita menjadi geram.
" Ihhh belum juga apa apa.. " Kesal Regita
" Iya saya tahu, baru pemanasan kan.. " Ucap Aaron sembari menampilkan senyum menggoda
" Aaron! saya serius.! " Geram Regita namun tetap berusaha menahan kekesalannya.
" Iya saya tahu, dua rius malahan. " Balas Aaron lagi dengan senyuman jahil yang malah semakin membuat istrinya semakin kesal.
" Kamu bisa serius nggak sih.?! "Geram Regita yang spontan langsung menjewer kuping Aaron.
" Aduh duh.. galak banget sih... " Aaron memegang kupingnya sendiri yang terasa memanas karena mendapat jeweran dari Regita.
" Makannya serius! dengarkan Aku! " Cetus Regita
" Siap Istriku..."
Alamakkk ngomong apa nih mulut barusan
" Sekarang dengarkan aku, aku mau bahas soal pernikahan kita, aku tahu kita sama sekali tidak saling mengenal, aku tidak tahu kamu dan begitupun sebaliknya kamu juga tidak tahu aku kan... " Regita menjeda ucapannya lalu mengambil nafasnya kembali
" Jujur sebenarnya aku masih syok dan masih tidak percaya, kalau aku sekarang sudah menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal. "sambung wanita itu lagi sambil kembali menarik nafasnya dalam dalam
Sedangkan Aaron hanya bisa diam sambil mencerna ucapan istrinya sebelum akhirnya ikut angkat bicara.
" Sama, pertama kali juga aku syok. tapi seterusnya malah syik syek syok. ------"
" Kamu ini benar benar ya, bisa serius nggak sih?!"
BUGH
Regita langsung memukul mukul Aaron dengan bantal empuk.
" Dikit dikit nyubit, dikit dikit mukul bisa nggak sih sekali kali di elus elus kek.. "Celetuk Aaron dan lagi lagi regita harus menambah kesabarannya untuk mengahadapi pria macam suaminya itu.
" Nggak bisa! sekarang kamu dengerin aku dengan serius.. " Ketua Regita dengan wajah kesal
" Iya iya istriku.. "
" Yang serius...! "
" Iya iya... "
" Aku nggak tahu harus bagaimana, semua pelayan dan semua yang bekerja disini sudah pada tahu kalau kamu itu suami baruku, bahkan kedua putri kembarku pun sudah tahu dan menganggapmu itu daddy mereka, tapi jujur aku nggak tahu kedepannya apa yang akan terjadi jika kamu suatu saat pergi meninggalkan mereka dan pastinya anak anak akan melontarkan seribu macam pertanyaan padaku, tentang dirimu. " Ucap Regita dengan wajah yang mulai cemas dan bingung.
" Terus maunya kamu gimana? " Tanya Aaron sambil memperhatika wajah ayu Gita dari jarak yang lebih dekat lagi.
" Aku sendiri juga bingung harus menyikapinya , tapi yang jelas untuk saat ini kita jalani saja, karena aku nggak mau anak anak merasa kehilangan Daddy-nya untuk yang kedua kalinya. " Cicit Regita, wajah wanita itu tiba tiba langsung berubah sendu.
" Ohh jadi maksudnya kita nggak jadi cerai gitu? " tanya Aaron yang langsung membuat Regita menatap intens ke arah Aaron
" Rupanya kamu punya rencana seperti itu?"wajah Regita langsung mendadak berubah murung.
" Gimana ya ngejelasinnya, karena sebenarnya aku merasa nggak cocok... Aku ini kan nggak punya apa apa, aku juga hanya seorang mahasiswa yang hanya mengandalkan beasiswa, begitu pun juga keluarga dikampung sana juga keluarga sederhana yang hanya tinggal di desa, dan pastinya akan sulit diterima oleh seorang nyonya kaya raya sepertimu.. " Seru Aaron
" Tapi itu bukan menjadi masalah besar. " Sanggah Regita yang terkesan santai ketika mengatakan hal itu.
" Kamu serius? jadi maunya kamu kita tetap jadi suami istri saja gitu..? " Tanya Aaron menatao dalam dalam wajah Regita.
Dan wanita itu pun reflek menganggukan kepalanya.
" Berarti kamu beneran mau anggap aku sebagai suamimu..? " Tanya Aaron lagi yang semakin menatap dalam manik mata berwarna hazel nan indah itu.
" I iya tentu saja, kenapa harus bertanya lagi..? " Jawab Regita tanpa ada keraguan disana meski terdengar sangat gugup.
" Apa itu artinya kamu juga mau melayani aku sebagai suamimu...? " Tanya Aaron lagi untuk yang ke tiga kalinya, pria itu bahkan mengembangkan senyum tipisnya sembari terus menatap dalam wajah Regita yang perlahan mendadak menjadi pias dan juga tegang.
Terlihat Regita masih terdiam, wajahnya mendadak semakin tambah gugup. Kemudian perlahan menundukan wajahnya dan menyembunyikan rona merah yang tiba tiba muncul di pipi putihnya.
Apa dia tadi tidak salah dengar, tentang apa yang di katakan Aaron barusan, sungguh hal itu membuatnya semakin bingung sekaligus gugup.
Entahlah ada perasaan aneh yang mengganjal saat ini ketika mendengar Aaron berucap seperti itu.
Di satu sisi dia sama sekali tidak punya pikiran sampai sana dan juga masih belum siap , namun disisi lain dia juga tidak bisa menolak sebuah kewajiban sebagai seorang istri, entahlah otaknya seakan diajak berpikir keras...
TBC
Jangan lupa kasih dukungannya jika suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments