2. Kuntilanak Lahiran

Beranak dalam kubur, fenomena langka namun sekali atau dua kali pernah terlintas dalam ingatan manusia. Peristiwa yang di picu sebab seorang wanita meninggal dalam keadaan hamil. Siapa yang percaya jika tak melihat dengan mata kepala sendiri. Kisah yang di perdengarkan pada zaman dahulu, sebagai dongeng misteri penokohan kala itu. Logika berkata mana mungkin jasad yang bersemayam dalam kubur bisa melahirkan. Lantas jika terjadi, bagaimana bayi itu bisa keluar dari liang lahat yang dipadatkan dengan tanah. Semua misteri tak masuk akal dan sulit diterima tapi benar adanya.

Berdiskusi singkat di persemayaman para mayat, Yanto dan lainnya yakin mereka mendarat di atas makam kuntilanak. Makan yang mendadak amblas beberapa sentimeter lantas muncul sosok kuntilanak mengganggu mereka. Yakin akan hal yang sulit diterima, Yanto dan lainnya menyingkir dari atas makam secara perlahan. Kejadian selanjutnya di luar nalar, ingin hati ingkar dari peristiwa siapa sangka sisi manusiawi tak bisa padam.

"Atuh Yanto itu kasihan si Kunti mau lahiran, kumaha ini ya ah lahiran kok di kuburan sih." Ujang panik mendengar suara tangis kuntilanak.

"Si Ujang benar-benar dah ya, namanya juga setan ya mau lahiran di mana lagi, udah nggk punya duit apalagi BPJS." Timpal Yanto.

"Yat, ngapain bengong aja ntar kesurupan." Fokus Yanto teralihkan dengan Dayat yang tiba-tiba jadi pendiam.

Sadar bahunya di tepuk Yanto untuk memutus lamunannya. "Eh, mana mungkin kesurupan setannya lagi lahiran."

"Iya juga sih." Yanto garuk-garuk kepala, dia merasa ada yang salah tapi entah itu apa.

"Hahhh, berat ya jadi kita pengen kabur tapi kasihan liat Kunti kesakitan, mau bantu masih perjaka masa udah liat orang lahiran aja, merasa berdosa nggk sih?" Keluh Dayat.

"Hahhhh, iya nih Yat. Bingung banget mau bantu juga nggak bisa megang, dia tembus di sentuh kita." Yanto ikut menghela nafas.

"Hahh...hahh... hahhhh, ngeluh weh terus sampe si Kunti beneran lahiran. Hayuk, cari cara kek, buat bantuin dia, kan kita nyaris sakti nih malem ini, kita jadi bahan praktek aja si Kunti." Ajak Ujang.

Pletak, kepala Ujang kena jitak, hingga si empunya kepala mencak-mencak. "Ari si Yanto, benar-benar ya, ih kekerasan dalam pertemanan ini. Ngapa jitak-jitak segala sih?"

"Biar encer dikit otaknya." Ujar Yanto, mendengus kesal dengan celotehan Ujang.

"Otak encer mah ya malah repot, ntar ambyar nyebar di dalem kepala terus keluar lewat kuping sama lubang lainnya kan aneh." Protes Ujang, tak terima otaknya di getak aga encer, lagi pula setahu dia otak itu menggumpal dalam selaput.

"Itu mah keenceran Jang, kamu aneh jadi orang. Jelas-jelas kita belajar ilmu kekebalan tubuh dan silat, ngapain bantu Kunti lahiran." Cerocos Dayat, merasa tak ada kesinambungan antara sakti dengan kebidanan.

"Nah Dayat tumben pinter. Kita bukan bidan Jang, kalau semisal kita bantu terus yang kedudut bukan bayi tapi lambung gimana?" Celetuk Yanto.

"Ah, pusing ngomong sama kalian mah." Ujang kesal, menghentakkan kaki lantas melihat ke arah kuntilanak lagi.

Arghhhhhhhhh

"Oekkk.....Oekkkkk.....oekkkk....."

Bungkam, ketiganya mematung melihat bayi itu lahir. Bayi berlumuran darah yang di dekap kuntilanak. Dekapan ibu yang sulit di deskripsi. Anak itu tak henti menangis, dia menangis seolah tak ingin dilahirkan. Sebagai seorang ibu, naluriah kuntilanak itu bersenandung menenangkan si bayi. Pilu, hatinya tersayat menyaksikan itu. Menyaksikan seorang ibu yang berhasil melahirkan bayinya di dimensi berbeda.

Di atas makam yang amblas seolah jadi ranjang bersalin sang kuntilanak. Ranjang berdarah yang mencengkam dan seram di pandang dunia manusia. Yanto terhitung tegar, menangis hanya dua kali yang ia ingat, yakni saat ayahnya meninggal dan kali ini saat melihat hantu lahiran. Bagai seorang ayah yang menanti kehadiran sang buah hati, Yanto berucap hamdalah. Tak ada batasan lagi, Yanto, Dayat, dan Ujang mendekati ibu dan anak itu.

Yanto menatap manik kuntilanak itu, gila rasanya. Bagaimana bisa, kuntilanak yang menyeramkan terlihat begitu cantik. "Jangan bersedih nona, biar kita rawat bayi mu."

"Heem nona, gak apa kita jadi bapak muda tanpa wanita." Ujar Dayat.

"Iya, tapi bisa nggak jangan jadi bapak, jadi om aja, ya kali belum nikah udah jadi bapak aja, rugi dong kita." Tawar Ujang.

Yanto dan Dayat mendelik, melotot ke arah Ujang, hingga Ujang setuju. "Eh iya-iya, jadi bapak.. Em iya jadi bapak, udah atuh melototnya."

Ini kuntilanak diem aja nggk ada inisiatif apa ngasih bayinya, batin Yanto. "Ekhmm, anu bayinya?"

Seolah tak rela melepas dekapan pada sang bayi, tatapan kuntilanak itu penuh sorot kehilangan. "Sudah, yakin saja kami akan mengurus bayimu."

"Gini aja deh, nanti kita bakalan sering jenguk kamu, tapi nggk setiap hari juga kasihan bayinya takut sawan." Dayat mengimbuhi ucapan Yanto.

"Lah kan dia lahiran di kuburan, demit sini udah tahu lah dia siapa, berani nempelin si bayi auto di ajak gelut si Kunti iya kan kun?" Ujang nimbrung.

"Ujang kalau ngomong bikin dongkol ya, mingkem kau!" Gertak Yanto dengan suara berbisik namun gigi saling menekan.

Kuntilanak mencium bayinya dengan khidmat, cukup lama tak dilepaskannya. Hingga waktunya telah habis, dia menatap penuh mohon pada ketiga perjaka kampung itu. Mengulurkan tangannya, hingga bayi itu di dekap oleh Yanto. Ajaibnya, bayi itu langsung menempelkan kepalanya ke dada Yanto, seolah tahu dia akan di rawat olehnya. Bayi itu terlelap, suasana yang semula hening kini mulai riuh. Kuntilanak menjadi kasat mata, hilang di telan kehampaan. Terbitlah fajar, dan suara adzan subuh di kumandangkan.

Baik Dayat, Yanto, ataupun Ujang linglung. Begitu banyak waktu berlalu untuk lahiran seroang bayi hantu. Bayi yang sedang mereka pandangi. Bukan mimpi semata, semua nyata. Bayi dalam dekapan itu, benar-benar bayi manusia pada umumnya. Bayi normal berjenis kelamin laki-laki. Bayi merah berhidung mancung dengan bibir semerah darah. Rambutnya lebat, jemarinya indah. Jelmaan bayi terindah yang memikat mata.

"Kayaknya kita harus pergi dari sini sebelum matahari terbit." Yanto bergumam.

"Hem, kau benar. Tak baik membuatnya berlama-lama di kuburan. Udara luar tak bagus untuknya." Ujang membelai wajah bayi yang tertidur pulas itu.

"Jangan di pegang, tangan mu kotor. Mana tanah kuburan pula yang ada di tangan mu itu." Larang Dayat.

"Ah iya aku lupa, sebaiknya kau gunakan sarung ku untuk membungkus tubuh si bayi, kasihan kalau dia kedinginan." Saran Dayat.

"Dari tadi kek, lama aja berpikirnya." Sewot Yanto.

"Yehh, orang saran baik malah nyolot, orang deso kamu ya?" Ledek Dayat.

"Dasar orang kampung." Balas meledek Yanto tersenyum pada Dayat.

"Cih, aku tak butuh senyuman mafia mu." Dayat pundung.

Yanto berjalan lebih dulu dengan membawa sang bayi. Ujang menenteng sendal jepit dan senter miliknya dan milik Yanto. Dayat tak membawa apapun, dia yang paling terakhir beranjak. Sebelum kembali, Dayat sempat menilik makam wanita itu. Makan yang baik-baik saja tak amblas seperti yang mereka lihat semalam. Peristirahatan terbaik untuk seorang wanita berumur dua puluh tahun bernama Zalina Rumi.

Dayat menatap sendu gundukan tanah itu, menghela nafas panjang sebelum akhirnya berbalik. Tepat selangkah kakinya meninggalkan makam, terdengar suara wanita berucap terimakasih. "Iya, sama-sama."

Deg, Dayat langsung menghentikan langkah, kepalanya celingukan, matanya berkeliaran kesana kemari. Hingga diri tersadar, barusan yang ia sahuti bukan manusia.

"Aishh, setan alas emang." Dayat lari kebirit.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Hendra Yana

Hendra Yana

kocak

2024-10-12

2

Raka saputra

Raka saputra

semua menjadi misteri Ilahi. gk ada yang mustahil jika Allah berkehendak. trmasuk lahir dikuburan

2024-08-24

2

Antana Daka7

Antana Daka7

ngeri banget kuburannya bisa amblas. apalagi yanto cs terperosok gitu

2024-08-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tegang
2 2. Kuntilanak Lahiran
3 3. Semerah Darah
4 4. Haram Yang Halal
5 5. Bertanya Pada Bapak
6 6. Duduk Peristiwa
7 7. Kicauan Djiwa
8 8. Fiktif Yang Nyata
9 9. Boemi Djiwa
10 10. Interaksi Djiwa
11 11. Kuntilanak Pundung
12 12. Zalina Rumi
13 13. Bayi Ziarah
14 14. Pesugihan Bayi
15 15. Borok Dewasa
16 16. Wali Djiwa
17 17. Maling Rupa
18 18. Mimpi Djiwa
19 19. Simpang Siur
20 20. Mahendra Kesuma
21 21. Kadaluarsa
22 22. Awal Jumpa
23 23. Gadis Manis
24 24. Rupa Cinta
25 25. Trio Tantrum
26 26. Ketupat Rindu
27 27. Janda Bohay
28 28. Gundah Gulana
29 29. Dahi ke Hati
30 30. Setan Alas
31 31. Barisan Ayah
32 32. Kelahi
33 33. Taman Gaib
34 34. Antara Fakta Dan Dusta
35 35. Rawat Inap
36 36. Hantu Rumah Sakit
37 37. Kisah Kasih
38 38. Persaingan Ketat
39 39. Balik Kampung
40 40. Gelang Mistis
41 41. Warisan
42 42. Ibu Tiri
43 43. Djiwa Yang Hilang
44 44. Tuan Akar Bahar
45 45. Ningsih dan Aryo
46 46. Cinta Satu Malam
47 47. Berpacu Dalam Cinta
48 48. Sandaran Hati
49 49. Mukjizat Keihklasan
50 50. Canggung
51 51. Bakti Djiwa
52 52. Mie Pelipur
53 53. Nia
54 54. Masa Remaja
55 55. Mendadak Dukun
56 56. Ifrit Muslim
57 57. Gadis Tumbal
58 58. Pawon Balatak
59 59. Kinerja Jantung
60 60. Tuan Turun Tangan
61 61. Anak Asuh
62 62. Azab Allah
63 63. Pesona Pesugihan
64 64. Dahsyatnya Lidah
65 65. Incaran Jin
66 66. Benteng Diri
67 67. Pusaka Kiai
68 68. Alih Sukma
69 69. Penguasa Raga
70 70. Kiprah Jin
71 71. Rukun Pasien
72 72. Pulang Paksa
73 73. Mendadak Jadi Manten
74 74. Malapetaka Bubur
75 75. Sekawan Lara
76 76. Joko Sembung Bawa Golok
77 77. Doa Malam Pertama
78 78. Derita Pengantin Baru
79 79. Bocoran Neraka Surga
80 80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81 81. Rumah Darah
82 82. Darah Daging Psikopat
83 83. Beradu Pandang
84 84. Hilang
85 85. Kehampaan
86 86. Remaja Kurang Paham
87 87. Kebahagiaan Akhirat
88 88. Takdir Hidup
89 89. Pelayat Ghaib
90 90. Tujuh Hari Kematian
91 91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92 92. Ampun Sepuh
93 93. Haruan Tanaka
Episodes

Updated 93 Episodes

1
1. Tegang
2
2. Kuntilanak Lahiran
3
3. Semerah Darah
4
4. Haram Yang Halal
5
5. Bertanya Pada Bapak
6
6. Duduk Peristiwa
7
7. Kicauan Djiwa
8
8. Fiktif Yang Nyata
9
9. Boemi Djiwa
10
10. Interaksi Djiwa
11
11. Kuntilanak Pundung
12
12. Zalina Rumi
13
13. Bayi Ziarah
14
14. Pesugihan Bayi
15
15. Borok Dewasa
16
16. Wali Djiwa
17
17. Maling Rupa
18
18. Mimpi Djiwa
19
19. Simpang Siur
20
20. Mahendra Kesuma
21
21. Kadaluarsa
22
22. Awal Jumpa
23
23. Gadis Manis
24
24. Rupa Cinta
25
25. Trio Tantrum
26
26. Ketupat Rindu
27
27. Janda Bohay
28
28. Gundah Gulana
29
29. Dahi ke Hati
30
30. Setan Alas
31
31. Barisan Ayah
32
32. Kelahi
33
33. Taman Gaib
34
34. Antara Fakta Dan Dusta
35
35. Rawat Inap
36
36. Hantu Rumah Sakit
37
37. Kisah Kasih
38
38. Persaingan Ketat
39
39. Balik Kampung
40
40. Gelang Mistis
41
41. Warisan
42
42. Ibu Tiri
43
43. Djiwa Yang Hilang
44
44. Tuan Akar Bahar
45
45. Ningsih dan Aryo
46
46. Cinta Satu Malam
47
47. Berpacu Dalam Cinta
48
48. Sandaran Hati
49
49. Mukjizat Keihklasan
50
50. Canggung
51
51. Bakti Djiwa
52
52. Mie Pelipur
53
53. Nia
54
54. Masa Remaja
55
55. Mendadak Dukun
56
56. Ifrit Muslim
57
57. Gadis Tumbal
58
58. Pawon Balatak
59
59. Kinerja Jantung
60
60. Tuan Turun Tangan
61
61. Anak Asuh
62
62. Azab Allah
63
63. Pesona Pesugihan
64
64. Dahsyatnya Lidah
65
65. Incaran Jin
66
66. Benteng Diri
67
67. Pusaka Kiai
68
68. Alih Sukma
69
69. Penguasa Raga
70
70. Kiprah Jin
71
71. Rukun Pasien
72
72. Pulang Paksa
73
73. Mendadak Jadi Manten
74
74. Malapetaka Bubur
75
75. Sekawan Lara
76
76. Joko Sembung Bawa Golok
77
77. Doa Malam Pertama
78
78. Derita Pengantin Baru
79
79. Bocoran Neraka Surga
80
80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81
81. Rumah Darah
82
82. Darah Daging Psikopat
83
83. Beradu Pandang
84
84. Hilang
85
85. Kehampaan
86
86. Remaja Kurang Paham
87
87. Kebahagiaan Akhirat
88
88. Takdir Hidup
89
89. Pelayat Ghaib
90
90. Tujuh Hari Kematian
91
91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92
92. Ampun Sepuh
93
93. Haruan Tanaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!