10. Interaksi Djiwa

Dengan seksama mendengarkan cerita, kali ini Djiwa tidur dengan senyuman mengembang di bibir. Djiwa tahu, ketiga orangtuanya tak sekalipun berbohong atau bicara omong kosong. Meski bukan manusia yang taat akan tuhan, setidaknya mereka tak melanggar peraturan sebagai seorang manusia sopan nan santun. Berada di tengah-tengah mereka menghangatkan hati. Djiwa terpejam sampai alam mimpi tak berani mengusik.

"Djiwa bangun, sana mandi berangkat sekolah." Dayat membangunkan putranya yang meringkuk diantara ia dan Yanto.

Djiwa membuka mata sejenak, sadar kondisi sekitar masih gelap, dia memejamkan mata kembali. "Eh bocah, ya bukannya bangun malah tidur lagi, cepet bangun mandi gih!"

Dayat berencana membuat bocah itu sekolah dan ia bisa tidur dengan bebas. Semalam bergadang melanjutkan cerita. Djiwa melarang semua tidur, sebelum ia merasa cukup. Untung semalam Djiwa tidur lebih dulu saat Yanto kilas balik peristiwa, sedikit meringankan mata. Meski demikian tetap saja mereka tidur di atas jam dua belas malam. Jam kuntilanak keluar mencari abang pocong yang tampan.

"Kenapa muram begitu?" Dayat melihat putranya tak semangat masuk gerbang sekolah.

Menghela nafas berat. "Kan sudah lulus kenapa meski repot ke sekolah."

"Lah ngapa berangkat kalau gitu?" Dayat bahkan sehabis UAS tak pernah datang meski remidi melanda diri.

"Rapat kordinasi, persiapankan pidato jangan lupa kalau di panggil, ingat anak mu masuk tiga besar lulusan terbaik sekolah. Ah malas sekali dengan kepintaran dan ketampanan ini ku terlalu populer, hah kalau aku lulus bagaimana nasib pengemar ku." Keluh Djiwa meninggi.

Jiwa perjaka Dayat meronta minta di lepaskan, ingin sekali menjitak Djiwa namun tak sampai. "Sombong sekali kau anak muda, sudah sana masuk sapa fans mu."

"Hah, malas sekali rasanya harus jumpa fans setiap saat." Narsisme ini pastilah turun dari Ujang.

Dayat tak kuat meladeni tingkah Djiwa yang diluar ambang batas. Dia lekas menyalakan mobil l300 miliknya, kembali dan bicara dengan ikan peliharaan terasa lebih bermanfaat. Berbeda dengan Dayat yang uring-uringan, Djiwa menatap kepergian ayahnya dengan senyuman hangat. Pagi ini dia bisa mengerjai sang ayah adalah hal yang luar biasa.

Melintasi gerbang dengan aura suram, sejatinya kepercayaan diri Djiwa hanya di depan orangtua. Dia remaja berparas tampan mempunyai prestasi segudang ramah hanya pada sejoli sisanya hanya dapat senyum masam dan ketus sapa sesaat. Banyak gadis yang mendekati secara terang-terangan, memberi hadiah di hari kasih sayang. Diterima, tentu tidak. Djiwa akan memberi nasehat, sampai membuat malu sejolinya. Pernah ada satu gadis di buatnya menangis, saking kejamnya mulut Djiwa bersuara. Sayangnya rumor apapun tak ada menggoyahkan tekad para gadis untuk kagum padanya.

"Weslah, thanks bro udah nungguin gue di depan gerbang." Datang merangkul separuh pundak Djiwa, sahabatnya tersenyum ceria.

Melirik Bagas, Djiwa mendecih sebelum berkata. "Bogel kasihan sekali harus jinjit saat merangkul ku, apakah aku harus menunduk sedikit? Tumbuh saja belum maksimal ucapan sudah kekotaan, pake gue segala."

"Si kamprett emang kau, ayo masuk." Bagas melepas rangkulannya yang susah payah iya lakukan.

"Ekhmm, eh tunggu kak." Suara gadis menginterupsi langkah keduanya.

Bagas lebih dulu menoleh ke belakang di banding Djiwa. "Hai Nia, ada apa?"

Gadis bernama Nia itu mendekat lebih dulu sebelum menyampaikan maksud hati. "Kak Bagas, ini surat dari kak Shena untuk mu, katanya aku harus memberikan hari ini takut tak keburu bertemu."

"Hah, memang Shena mau kemana, kau bicara menakuti ku saja." Shena sahabat kecil Bagas, dia sakit-sakitan sedari dalam kandungan, meski satu sekolahan karena beda kelas mereka jadi jarang bersua.

"Singapore, katanya Shena akan menjalani pengobatan disana." Tukas Nia.

"Terimakasih Nia. Bro aku pulang dulu, ada urusan yang lebih penting." Bagas lari keluar sekolah meski belum sempat masuk.

Djiwa masih di posisinya, dia tak membalikkan badan sedari tadi hanya menyimak. Ditinggal Bagas, membuatnya merutuk dalam diri, Djiwa kikuk berhadapan dengan adik kelasnya satu ini. Ingin melanjutkan langkah tanpa menoleh rasanya aneh, namun jika menyapa lebih dulu turun harga diri.

Nia tahu kakak kelasnya ini meski jajaran OSIS tapi sulit bersosialisasi, sebatas manusia memanusiakan manusia lainnya. "Aku duluan kak."

Nia melenggang pergi tanpa sibuk menoleh pada Djiwa. Djiwa tak suka berdekatan dengan Nia. Baginya masih terlalu dini mengobral cinta. Mengubur dalam rasa yang tumbuh, toh jika itu terjadi semua berjalan tanpa beban. Djiwa melanjutkan langkah, melewati gerbang kedua menunju ruang kelas. Tak sampai kelas, langsung di tarik ketua OSIS yang baru untuk rapat perpisahan. Barisan penasihat sepertinya juga turun tangan.

"Kenapa menelpon, kau tak belajar?" Dayat melirik jam dinding di areal kolam miliknya, setahu ia baru dua jam mengantar Djiwa mana mungkin kan anaknya minta jemput pulang.

Djiwa menghela nafas, reaksi orangtuanya begitu berlebihan, sangat cocok dijadikan aktor kampung. "Botu, aku hanya menghadiri rapat koordinasi, apa Botu ingin aku bermalam disini? Atau Botu ingin aku menjelajahi perpustakaan dan membaca semua buku? Lebih parahnya Botu ingin aku ikut belajar anak kelas satu atau kelas dua? Botu ingin yang mana?"

"Ck, berlebihan sekali dirimu, tak usah lebay pulang sendiri saja ya Botu menguras kolam." Dayat tak bilang kalau sekarang dia basah kuyup tercelup air kolam.

Djiwa tahu ini jam sibuk, ikan juga makhluk hidup, jika jam krusial dipaksakan menguras pasti akan kolep dan mengalami kerugian. "Yasudah, Djiwa naik angkot saja."

"Tidak-tidak, kau minta jemput Bowan atau Boti saja." Terkahir kali membiarkan Djiwa pulang seorang diri dia tersesat sampai tak tahu arah.

"Mereka tak bisa dihubungi.., eh sudah dulu Botu aku tak jadi minta jemput ada urusan." Djiwa mematikan ponsel sebelum mendapat jawaban.

Djiwa yang duduk-duduk di bawah pohon rindang kelasnya, melihat Nia di seret gadis-gadis sok gaul di sekolah. Membentuk sebuah geng yang di juluki geng gong oleh para guru. Urakan dan tutur kata tak sopan, namun banyak yang suka dengan tabiat mereke. Mendukung aksi mereka dan sebagian takut karena pengaruhnya begitu menekan. Terdiri dari barisan gadis cantik, dan satu gadis tomboy berbadan semampai.

Djiwa bukan pribadi yang suka ikut campur, tapi Nia berbeda. Gadis itu mampu mengubah pandangan Djiwa pada sosok wanita. Gadis yang ceria tapi judes bersamaan. Sempat suatu waktu membentak Djiwa karena membuat temannya menangis sesenggukan. Nia bisa menyelesaikan semua masalah sendiri, tapi kalau di keroyok Djiwa tak mungkin membiarkan semua itu terjadi.

Brakk

"Miskinn! Naek sepeda udah mirip odong-odong ke sekolah aja banyak gaya ya lu!" Rara ketua geng gong anarkis, membanting sepeda Nia dan menginjak berulang sepeda tersebut.

"Ya apa urusan mu kalau sepeda ku mirip odong-odong, daripada dirimu masih remaja kelakuan bar-bar kaya emak-emak kehabisan gas dan token listrik bersamaan." Nia menyulut kembali emosi Rara.

"Yak, berani lu sama gue hah?" Rara menunjukkan jarinya di depan wajah Nia.

Nia yang disandera tangan kanan dan kiri oleh geng Rara tak leluasa menarik tangan itu untuk dipatahkan, hanya mulutnya yang bicara. "Siapa takut, apa bagusnya dirimu, datang maen keroyokan, nggak seimbang dan masih sombong, cih memalukan."

"Kurang ajar ya!" Rara hendak menampar mulut pedas Nia, tapi tubuhnya di dorong oleh kaki Djiwa.

"Aish sial, kau menghalangi jalan orang. Minggir aku mau lewat." Djiwa mana sudi menepis dengan tangganya, lebih baik sepatu nya melakukan pembelaan di jalur yang benar bukan.

Rara tercengang, namun tingkah centilnya menutupi segala sisi bobroknya. "Aw, pangeran ku. Sudah mau pulang ya, yaudah balik bareng aja yok."

"Nia, kau bisa melepaskan diri bukan, tak usah berlagak lemah, ayo pulang aku malas menunggu lebih lama." Djiwa mengangkat sepeda Nia, menuntun sepeda itu perlahan

Nia dengan beringas menginjak-injak kaki kakak kelasnya, hingga meringis sakit dan melepaskan kekangan mereka pada Nia. "Tunggu aku, jangan sembarang membawa sepeda ku."

Parkiran dilewati, Nia menatap punggung Djiwa tanpa mau bicara lebih dulu. Hingga sampai di gerbang utama sekolah mereka, barulah Nia memberanikan diri. "Terimakasih, tapi seharusnya kau tak begitu pada seorang wanita, kau melukai hati dan fisik nya."

Djiwa mencelos dalam hati, kenapa ucapan terimakasih Nia sarat akan nasehat. "Aku tak butuh ucapan terimakasih itu."

"Terimakasih Djiwa, aku harap di sekolah menengah nanti aku tak akan pernah bertemu dengan mu lagi, entah mengapa setiap bertemu dengan mu rasanya aku ingin mencabik mu tanpa alasan, heheh psikopat bukan." Jujur Nia.

Djiwa tak mengerti jalan pikiran Nia. "Semoga Tuhan membuat mu terus bertemu dengan ku."

"Yak, jangan merevisi doa seseorang, kau tak punya hak." Larang Nia.

Djiwa menaiki sepeda Nia, bersiap untuk menggoes. "Ayo naik, aku antar pulang."

"Cih, kau antar pulang aku? Bilang saja kau mau nebeng." Meski dongkol Nia tetap naik, di boncengan sepedanya.

Mengayuh sepeda dengan kecepatan penuh, Djiwa sengaja mengusili Nia. Nia terbiasa dengan tingkah tak menyenangkan Djiwa, mendengus tak berdoa tersungkur saja bocah ini.

Dubrakk

"Yakk, kenapa bisa masuk selokan hah?" Nia baru saja membatin, kenapa harus jatuh di parit, ah bajunya jadi bercampur air comberan warga setempat.

"Salah sendiri berdoa buruk, jadi seperti ini." Tukas Djiwa.

"Kau..hahahhaha......aduh....hahahah....muka mu cemong." Nia memegangi perutnya, tertawa melihat wajah Djiwa terciprat kotoran dari parit.

Djiwa mendengus, kenapa selalu tak keren jika di dekat Nia. Itu sebabnya, wanita ini patut dihindari di kehidupan mendatang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Aisyah Christine

Aisyah Christine

ucapan itu kan satu doa.. jadi jngn pernah bicara sewenangnya😂

2024-08-24

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

yahhh malah kejebur djiwa gagal keren nya donk 🤣🤣🤣nia sampe ketawa begitu

2024-08-24

1

Ardi mrongos

Ardi mrongos

belajar yg bnr djiwa, balas budi ketiga bapakmu. kalau pacaran entar menghambat kesuksesan

2024-08-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tegang
2 2. Kuntilanak Lahiran
3 3. Semerah Darah
4 4. Haram Yang Halal
5 5. Bertanya Pada Bapak
6 6. Duduk Peristiwa
7 7. Kicauan Djiwa
8 8. Fiktif Yang Nyata
9 9. Boemi Djiwa
10 10. Interaksi Djiwa
11 11. Kuntilanak Pundung
12 12. Zalina Rumi
13 13. Bayi Ziarah
14 14. Pesugihan Bayi
15 15. Borok Dewasa
16 16. Wali Djiwa
17 17. Maling Rupa
18 18. Mimpi Djiwa
19 19. Simpang Siur
20 20. Mahendra Kesuma
21 21. Kadaluarsa
22 22. Awal Jumpa
23 23. Gadis Manis
24 24. Rupa Cinta
25 25. Trio Tantrum
26 26. Ketupat Rindu
27 27. Janda Bohay
28 28. Gundah Gulana
29 29. Dahi ke Hati
30 30. Setan Alas
31 31. Barisan Ayah
32 32. Kelahi
33 33. Taman Gaib
34 34. Antara Fakta Dan Dusta
35 35. Rawat Inap
36 36. Hantu Rumah Sakit
37 37. Kisah Kasih
38 38. Persaingan Ketat
39 39. Balik Kampung
40 40. Gelang Mistis
41 41. Warisan
42 42. Ibu Tiri
43 43. Djiwa Yang Hilang
44 44. Tuan Akar Bahar
45 45. Ningsih dan Aryo
46 46. Cinta Satu Malam
47 47. Berpacu Dalam Cinta
48 48. Sandaran Hati
49 49. Mukjizat Keihklasan
50 50. Canggung
51 51. Bakti Djiwa
52 52. Mie Pelipur
53 53. Nia
54 54. Masa Remaja
55 55. Mendadak Dukun
56 56. Ifrit Muslim
57 57. Gadis Tumbal
58 58. Pawon Balatak
59 59. Kinerja Jantung
60 60. Tuan Turun Tangan
61 61. Anak Asuh
62 62. Azab Allah
63 63. Pesona Pesugihan
64 64. Dahsyatnya Lidah
65 65. Incaran Jin
66 66. Benteng Diri
67 67. Pusaka Kiai
68 68. Alih Sukma
69 69. Penguasa Raga
70 70. Kiprah Jin
71 71. Rukun Pasien
72 72. Pulang Paksa
73 73. Mendadak Jadi Manten
74 74. Malapetaka Bubur
75 75. Sekawan Lara
76 76. Joko Sembung Bawa Golok
77 77. Doa Malam Pertama
78 78. Derita Pengantin Baru
79 79. Bocoran Neraka Surga
80 80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81 81. Rumah Darah
82 82. Darah Daging Psikopat
83 83. Beradu Pandang
84 84. Hilang
85 85. Kehampaan
86 86. Remaja Kurang Paham
87 87. Kebahagiaan Akhirat
88 88. Takdir Hidup
89 89. Pelayat Ghaib
90 90. Tujuh Hari Kematian
91 91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92 92. Ampun Sepuh
93 93. Haruan Tanaka
Episodes

Updated 93 Episodes

1
1. Tegang
2
2. Kuntilanak Lahiran
3
3. Semerah Darah
4
4. Haram Yang Halal
5
5. Bertanya Pada Bapak
6
6. Duduk Peristiwa
7
7. Kicauan Djiwa
8
8. Fiktif Yang Nyata
9
9. Boemi Djiwa
10
10. Interaksi Djiwa
11
11. Kuntilanak Pundung
12
12. Zalina Rumi
13
13. Bayi Ziarah
14
14. Pesugihan Bayi
15
15. Borok Dewasa
16
16. Wali Djiwa
17
17. Maling Rupa
18
18. Mimpi Djiwa
19
19. Simpang Siur
20
20. Mahendra Kesuma
21
21. Kadaluarsa
22
22. Awal Jumpa
23
23. Gadis Manis
24
24. Rupa Cinta
25
25. Trio Tantrum
26
26. Ketupat Rindu
27
27. Janda Bohay
28
28. Gundah Gulana
29
29. Dahi ke Hati
30
30. Setan Alas
31
31. Barisan Ayah
32
32. Kelahi
33
33. Taman Gaib
34
34. Antara Fakta Dan Dusta
35
35. Rawat Inap
36
36. Hantu Rumah Sakit
37
37. Kisah Kasih
38
38. Persaingan Ketat
39
39. Balik Kampung
40
40. Gelang Mistis
41
41. Warisan
42
42. Ibu Tiri
43
43. Djiwa Yang Hilang
44
44. Tuan Akar Bahar
45
45. Ningsih dan Aryo
46
46. Cinta Satu Malam
47
47. Berpacu Dalam Cinta
48
48. Sandaran Hati
49
49. Mukjizat Keihklasan
50
50. Canggung
51
51. Bakti Djiwa
52
52. Mie Pelipur
53
53. Nia
54
54. Masa Remaja
55
55. Mendadak Dukun
56
56. Ifrit Muslim
57
57. Gadis Tumbal
58
58. Pawon Balatak
59
59. Kinerja Jantung
60
60. Tuan Turun Tangan
61
61. Anak Asuh
62
62. Azab Allah
63
63. Pesona Pesugihan
64
64. Dahsyatnya Lidah
65
65. Incaran Jin
66
66. Benteng Diri
67
67. Pusaka Kiai
68
68. Alih Sukma
69
69. Penguasa Raga
70
70. Kiprah Jin
71
71. Rukun Pasien
72
72. Pulang Paksa
73
73. Mendadak Jadi Manten
74
74. Malapetaka Bubur
75
75. Sekawan Lara
76
76. Joko Sembung Bawa Golok
77
77. Doa Malam Pertama
78
78. Derita Pengantin Baru
79
79. Bocoran Neraka Surga
80
80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81
81. Rumah Darah
82
82. Darah Daging Psikopat
83
83. Beradu Pandang
84
84. Hilang
85
85. Kehampaan
86
86. Remaja Kurang Paham
87
87. Kebahagiaan Akhirat
88
88. Takdir Hidup
89
89. Pelayat Ghaib
90
90. Tujuh Hari Kematian
91
91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92
92. Ampun Sepuh
93
93. Haruan Tanaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!