17. Maling Rupa

Berkah penculikan tempo hari, keluarga Djiwa punya mobil Inova keluaran terbaru. Di bagian belakang ada stiker wajah Djiwa serupa dengan yang ada di mobil Yanto. Maling rupa Djiwa untuk mengelabuhi si anak agar masuk dalam perangkat. Mobil tersebut kini dalam penyelidikan polisi. Proses dimudahkan dengan adanya kartu identitas penculik yang tertinggal di dalam mobil tersebut. Pemaparan pihak berwajib, pihaknya akan memproses kasus ini, dan hasil diperkirakan kurang dari satu minggu akan disampaikan kembali pada keluarga Djiwa.

Hembusan nafas Djiwa yang lelap bagai irama menenangkan. Yanto memandangi Djiwa yang masih lelap meski waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Beberapa hari Djiwa tak masuk sekolah. Menghindari trauma, dan penculikan ulang, keluarga meminta sekolah untuk memberi keringanan. Djiwa tak berontak, toh tanpa sekolah setiap hari pun kepintaran tak akan berpaling darinya. Gelar juara pasti di dapat, usai semester adalah ajang unjuk nilai.

"Bowan, eumhhhhh...." Melenguh saat pertama membuka mata.

"Sudah bangun?" Sapa Yanto, membenahi selimut Djiwa yang dengan tak berperasaan di campakan begitu saja oleh empunya, padahal sudah berbagi kehangatan semalam.

"Selimutnya jangan di buang." Yanto mendumal tapi dia cekatan melipat kembali selimut itu.

"Hoammmm, ngantuk Bowan, jam berapa mau sekolah." Kucek kedua mata, aman dari belek tapi masih terasa lengket.

"Kau masih libur, sampe polisi menangkap tersangka." Djiwa selalu begitu, setiap pagi latah ingin berangkat sekolah, padahal raganya bahagia bangun saja nyaris dzuhur.

Bincang sebentar, Djiwa bergegas ke kamar mandi, kali ini perutnya melilit, semalam terlalu banyak menyantap sambel seruit. Kerabat dari Lampung datang, segala makanan favorit Djiwa di bawakan. Rumah ramai, kerabat menginap karena dapat kabar tak mengenakan Djiwa di culik. Berjaga saling bergantian, rumah tak pernah sepi, mencegah berbagai kemungkinan.

"Mana Djiwa?" Dayat lari serampangan, terlihat dari nafasnya yang tak stabil.

"Ada apa bro?" Yanto bertanya tanpa menghentikan kegiatan merapikan kamar anak bujangnya.

"Maling nya, eh copet, haishh penculik nya ketangkap." Dayat salah ucap menerus.

"Hah, kok bisa?" Kaget Yanto.

"Si Yanto ya, bukannya ngucap hamdalah malah tanya kok bisa, bener dikit ngapa Cok." Dayat menoyor kepala sahabatnya.

"Alhamdulillah, saking senengnya sampe begoo." Tukas Yanto.

Djiwa buang hajat sekaligus mandi, waktu yang ia butuhkan nyaris satu jam. Menguras emosi segenap orang tua. Menunggu anak bujang tak jauh beda dengan anak gadis. Keluar kamar dengan ketampanan maksimal, tak bersambut indah dari kerabat. Neneknya mengomel tanpa henti, Djiwa mana tahu kalau semua menunggu. Salah sendiri tak ada burung berkabar ke kamar mandi. Toh kapan lagi dia bisa santai di kamar mandi seperti ini. Jika masa sekolah tiba, mandi secepat kilat sudah menjadi kebiasaan.

Memboyong tiga kepala keluarga, satu mobil menuju kantor polisi. Di panggil untuk di mintai keterangan, Djiwa yang tahu rupa si penculik. Berdasarkan ciri-ciri dan identitas yang ada, di pastikan itu penculik Djiwa. Meski demikian keterangan korban masih di butuhkan. Hingga Djiwa harus rela sarapan di dalam mobil, guna tepat waktu hadir atas panggilan polisi yang menangani kasusnya.

"Woahh, maling gelo, mikir kamu teh ini anak di besarin pake apa, sembarang di colong, si guoblookk kalian ya, sadar diri badan gede orakk kopong, sini gelut sama saya aja, kerempeng juga jawara kampung, sini maju, maju kamprett!" Berkata demikian, pasang kuda-kuda tapi sembari mundur waspada, Ujang memang luar biasa.

"Udah gak usah nantangin, biasa orang bada gede penuh tato taunya homo, berani banget ngambil anak kita. Rasain di penjara!" Yanto mengimbuhi cemooh.

"Jangan pada bikin mau, ini ruang interogasi Cok. Nggak usah bahas kejahatan mereka, cukup santet diam-diam." Dayat dengan dendam kesumatnya.

"Haduhh, bukan bapak saya kok pak polisi, udah jangan di hiraukan suruh pada keluar aja." Djiwa tepuk dahi.

"Bapak-bapak silahkan tunggu di luar, supaya tak menghambat proses penyidikan." Tutur satu petugas.

"Iya ayo keluar, ada kok jasa santet online, kalau online kan susah di lacak malaikat gak bakal catat." Dayat masih dengan kalimat santet menyantet.

"Cih, jangan di santet, ini kepala si botak ngeledek terus minta di tonjok, sekarang aja hajar." Ujang ingin sekali membuat botak tak lagi pelontos dengan benjol di kepala misalnya.

"Haduhh, keluar dulu sana, pusing kepala Djiwa."

Menunggu di luar, Djiwa juga ikut keluar. Mereka bisa semena-mena masuk ruang interogasi segala karena ada kerabat yang mengantar. Kebetulan petinggi kantor kepolisian disini dulu ikut di besarkan oleh orangtuanya Ujang. Jadi berbalas budi setiap ada tindakan kriminalitas pada keluarga Ujang. Tadi Ujang meminta untuk temu tersangka, ingin lihat rupa manusia yang menculik anaknya. Siapa sangka malah keinginan berduel dengan tersangka amat menggebu.

Kini tiga bapak dan satu anak sedang berada di ruang petinggi kepolisian setempat. Wahdi, sedang meminta ob menyeduh teh dan kopi untuk tamu spesial. Hari ini dia ada waktu bertemu dengan Ujang cs. Memanggil daripada manusia yang ia anggap adik itu membuat kericuhan. Wahdi cukup tahu tabiat sang adik jika sedang emosi, tak kenal tempat asal bertindak. Berdiskusi di dalam ruangannya adalah pilihan tapat.

Wahdi menyeruput kopi miliknya, baru dia berbicara dengan keempat manusia beda usia. "Sepertinya kasus ini tak mudah, bukan sekedar penculikan biasa, sudah di rencanakan dari lama, dan dalangnya belum dapat di pastikan, motif sedang di selidiki."

"Apa ini?" Ujang menyentuh map yang di berikan Wahdi.

"Lihatlah, kau akan terkejut saat tahu beberapa cctv yang kami telusuri, terutama cctv sekolah memperlihatkan penculik itu sering wara wiri bahkan sempat jadi penjual es dawet disana untuk mengintai."

"Kecurigaan kami di dukung dengan penelusuran lebih dalam, ditemukan di cctv sekolah SMP mereka juga sudah mengintai saat Djiwa duduk di bangku SMP. Mengejutkannya kami telusuri sampai TK, mereka memang berpindah tempat sesuai dengan letak sekolah Djiwa. Praduga kami, kasus ini tak sederhana." Papar Wahdi.

Dayat memegang map tersebut, membolak-balik halaman demi halaman, dia cukup terkejut melihat kebenaran ucapan Wahdi. "Astaghfirullah kang, mereka sangat dekat."

"Di rumah kita ada cctv di pohon jambu, beroperasi tapi tak pernah kami lihat, bisa di cek juga nggak kang?" Yanto ingat cctv rumah bukan untuk keamanan, dulu memasang karena sedang trend saja warga desa melakukan itu.

"Baiklah, nanti aku kirim petugas untuk kesana. Ngomong-ngomong apa kalian ada yang kenal salah satu dari mereka?" Wahdi mengamati, sepertinya Ujang cs sempat bertemu dengan tersangka.

"Si botak pernah melakukan tindakan mencurigakan saat Djiwa umur tiga tahun, kalau dua sisanya aku tak kenal." Ujang mengingat kejadian lampau.

"Dua orang ini pernah beli bibit ikan dengan ku." Dayat seketika lemas, selama ini berinteraksi dengan orang yang punya niat jahat.

"Yang bener?" Yanto syok mendengarnya.

"Coba geh tanya bapak mu, soalnya om Jarwo bilang mereka sebelumnya mampir ke rumah mu, tanya bakul benih ikan padanya saat itu, aku tahu karena om Jarwo konfirmasi mereka jadi beli apa nggak nya." Tutur Dayat.

"Gila, selama ini kita nggk sadar dalam bahaya." Ujang bingung, pikirannya jadi kemana-mana.

"Ekhmm, Djiwa tolong belikan om rokok ya, di dekat pos satpam ada." Wahdi harus membicarakan hal penting tanpa korban yang di bawah umur.

"Iya om." Djiwa tahu dia di usir halus.

"Eh, enak aja biar aku aja om, takutnya ada yang mau culik lagi." Ujang tak tanggap.

"Hadeuh, si Ujang udah biarin aja, ini kantor polisi. Kita tunggu sini aja, bahas ini belum selesai." Dayat bicara sambil menginjak kaki Ujang di bawah meja.

Djiwa menguping, menempelkan telinga di balik pintu ruang kerja Wahdi, tak ada yang bisa ia curi dengar. Djiwa pasrah, turun tangga menuju pos satpam. Sementara orang tua sibuk dengan praduga yang dicocokkan dengan fakta. Dayat sampai menelpon orang rumah, mengirimkan foto tersangka siapa tahu ada interaksi lainnya. Pelaku pernah ke rumah Dayat, menyamar sebagai pembeli, seharusnya bertemu dengan kedua orangtuanya juga karena sudah langganan.

"Apa kata mereka?" Ujang lebih dulu bertanya ketimbang Wahdi, usai Dayat menelpon.

"Mereka, bahkan pernah sarapan barang bapak ku di rumah, hah aku masih nggak percaya ini." Dayat lemas.

"Menurut ku kasus ini bersangkutan dengan orang di kehidupan almarhum ibunya Djiwa, dilihat dari rekam kriminal mereka yang rapi, tak ada cacat sama sekali, tiba-tiba jadi tersandung kasus penculikan, direncakan sudah dari jauh hari, tidaklah kalian menaruh curiga?" Wahdi berargumentasi.

"Benar kang, aku rasa semua ada hubungannya. Kematian Zalina janggal, dia juga bukan warga desa kami, tapi di kuburkan di desa, anehnya tak ada seorangpun yang tahu kapan dia di makamkan. Kuncen Supri bahkan sempat melaporkan ke kepala desa namun tak ada tanggapan." Dayat ingat betul apa yang di dengarnya saat pertama kali kasus penemuan Djiwa.

"Iya, meski di tanyakan terpisah dengan penemuan Djiwa karena tak ada yang tahu saat itu tentang kebohongan kami, tapi Zalina bukan warga desa. Mayat selundupan, anehnya kepolisian sama sekali tak bergerak untuk melakukan penyelidikan terhadap penemuan makam itu." Yanto tercengang dengan fakta itu.

"Orang di balik kematian Zalina orang berpengaruh, ku rasa akan sulit mengungkap semua. Aku tak dapat apapun dari koneksi yang ada, mungkin saja penjahatnya dari ibukota." Wahdi menerka.

"Pantas, dia mengelabuhi Djiwa. Anak ku yang cerdik sampai tertipu. Dia mencuri rupa lebih dulu, mengamati lebih lama, tahu titik kewaspadaan Djiwa dan kami menurun." Ucap Dayat.

"Mobil dan stiker wajah sama persis, Djiwa tak mungkin tersesat kalau sudah seperti itu." Komentar Ujang.

Brakkk

"Om aku ingat, mereka adalah orang yang ada dalam mimpi ku juga." Djiwa masuk tanpa permisi.

"Djiwa sejak kapan kau menguping?" Yanto panik.

"Heheheh, sebenarnya dari tadi."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

bapak nya djiwaa kyknya

2024-08-11

0

xxxbdra

xxxbdra

di pohon bangat nggk tuh naroknya

2024-08-07

2

xxxbdra

xxxbdra

mulutnya typo dah

2024-08-07

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tegang
2 2. Kuntilanak Lahiran
3 3. Semerah Darah
4 4. Haram Yang Halal
5 5. Bertanya Pada Bapak
6 6. Duduk Peristiwa
7 7. Kicauan Djiwa
8 8. Fiktif Yang Nyata
9 9. Boemi Djiwa
10 10. Interaksi Djiwa
11 11. Kuntilanak Pundung
12 12. Zalina Rumi
13 13. Bayi Ziarah
14 14. Pesugihan Bayi
15 15. Borok Dewasa
16 16. Wali Djiwa
17 17. Maling Rupa
18 18. Mimpi Djiwa
19 19. Simpang Siur
20 20. Mahendra Kesuma
21 21. Kadaluarsa
22 22. Awal Jumpa
23 23. Gadis Manis
24 24. Rupa Cinta
25 25. Trio Tantrum
26 26. Ketupat Rindu
27 27. Janda Bohay
28 28. Gundah Gulana
29 29. Dahi ke Hati
30 30. Setan Alas
31 31. Barisan Ayah
32 32. Kelahi
33 33. Taman Gaib
34 34. Antara Fakta Dan Dusta
35 35. Rawat Inap
36 36. Hantu Rumah Sakit
37 37. Kisah Kasih
38 38. Persaingan Ketat
39 39. Balik Kampung
40 40. Gelang Mistis
41 41. Warisan
42 42. Ibu Tiri
43 43. Djiwa Yang Hilang
44 44. Tuan Akar Bahar
45 45. Ningsih dan Aryo
46 46. Cinta Satu Malam
47 47. Berpacu Dalam Cinta
48 48. Sandaran Hati
49 49. Mukjizat Keihklasan
50 50. Canggung
51 51. Bakti Djiwa
52 52. Mie Pelipur
53 53. Nia
54 54. Masa Remaja
55 55. Mendadak Dukun
56 56. Ifrit Muslim
57 57. Gadis Tumbal
58 58. Pawon Balatak
59 59. Kinerja Jantung
60 60. Tuan Turun Tangan
61 61. Anak Asuh
62 62. Azab Allah
63 63. Pesona Pesugihan
64 64. Dahsyatnya Lidah
65 65. Incaran Jin
66 66. Benteng Diri
67 67. Pusaka Kiai
68 68. Alih Sukma
69 69. Penguasa Raga
70 70. Kiprah Jin
71 71. Rukun Pasien
72 72. Pulang Paksa
73 73. Mendadak Jadi Manten
74 74. Malapetaka Bubur
75 75. Sekawan Lara
76 76. Joko Sembung Bawa Golok
77 77. Doa Malam Pertama
78 78. Derita Pengantin Baru
79 79. Bocoran Neraka Surga
80 80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81 81. Rumah Darah
82 82. Darah Daging Psikopat
83 83. Beradu Pandang
84 84. Hilang
85 85. Kehampaan
86 86. Remaja Kurang Paham
87 87. Kebahagiaan Akhirat
88 88. Takdir Hidup
89 89. Pelayat Ghaib
90 90. Tujuh Hari Kematian
91 91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92 92. Ampun Sepuh
93 93. Haruan Tanaka
Episodes

Updated 93 Episodes

1
1. Tegang
2
2. Kuntilanak Lahiran
3
3. Semerah Darah
4
4. Haram Yang Halal
5
5. Bertanya Pada Bapak
6
6. Duduk Peristiwa
7
7. Kicauan Djiwa
8
8. Fiktif Yang Nyata
9
9. Boemi Djiwa
10
10. Interaksi Djiwa
11
11. Kuntilanak Pundung
12
12. Zalina Rumi
13
13. Bayi Ziarah
14
14. Pesugihan Bayi
15
15. Borok Dewasa
16
16. Wali Djiwa
17
17. Maling Rupa
18
18. Mimpi Djiwa
19
19. Simpang Siur
20
20. Mahendra Kesuma
21
21. Kadaluarsa
22
22. Awal Jumpa
23
23. Gadis Manis
24
24. Rupa Cinta
25
25. Trio Tantrum
26
26. Ketupat Rindu
27
27. Janda Bohay
28
28. Gundah Gulana
29
29. Dahi ke Hati
30
30. Setan Alas
31
31. Barisan Ayah
32
32. Kelahi
33
33. Taman Gaib
34
34. Antara Fakta Dan Dusta
35
35. Rawat Inap
36
36. Hantu Rumah Sakit
37
37. Kisah Kasih
38
38. Persaingan Ketat
39
39. Balik Kampung
40
40. Gelang Mistis
41
41. Warisan
42
42. Ibu Tiri
43
43. Djiwa Yang Hilang
44
44. Tuan Akar Bahar
45
45. Ningsih dan Aryo
46
46. Cinta Satu Malam
47
47. Berpacu Dalam Cinta
48
48. Sandaran Hati
49
49. Mukjizat Keihklasan
50
50. Canggung
51
51. Bakti Djiwa
52
52. Mie Pelipur
53
53. Nia
54
54. Masa Remaja
55
55. Mendadak Dukun
56
56. Ifrit Muslim
57
57. Gadis Tumbal
58
58. Pawon Balatak
59
59. Kinerja Jantung
60
60. Tuan Turun Tangan
61
61. Anak Asuh
62
62. Azab Allah
63
63. Pesona Pesugihan
64
64. Dahsyatnya Lidah
65
65. Incaran Jin
66
66. Benteng Diri
67
67. Pusaka Kiai
68
68. Alih Sukma
69
69. Penguasa Raga
70
70. Kiprah Jin
71
71. Rukun Pasien
72
72. Pulang Paksa
73
73. Mendadak Jadi Manten
74
74. Malapetaka Bubur
75
75. Sekawan Lara
76
76. Joko Sembung Bawa Golok
77
77. Doa Malam Pertama
78
78. Derita Pengantin Baru
79
79. Bocoran Neraka Surga
80
80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81
81. Rumah Darah
82
82. Darah Daging Psikopat
83
83. Beradu Pandang
84
84. Hilang
85
85. Kehampaan
86
86. Remaja Kurang Paham
87
87. Kebahagiaan Akhirat
88
88. Takdir Hidup
89
89. Pelayat Ghaib
90
90. Tujuh Hari Kematian
91
91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92
92. Ampun Sepuh
93
93. Haruan Tanaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!