12. Zalina Rumi

Hidup tak tenang di atas kebohongan, meski pahit kenyataannya tapi tetap harus di utarakan. Prinsip hidup agar keberkahan senantiasa menyertai langkah. Yanto, Dayat dan Ujang akhirnya memutuskan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Pendekatan sebagai langkah awal dilakukan ke masing-masing orangtua secara perseorangan. Keributan datang tentu saja usai mendengar penuturan tak wajar, tak perlu repot mengumpulkan ketiga keluarga. Inisiatif para orangtua, lebih dulu berkumpul di satu rumah untuk merembuk pembicaraan para anak mereka.

Lagi-lagi rumah Yanto yang dijadikan tempat bermusyawarah. Rumahnya lebih besar, dan tak memiliki pengganggu, hanya ada Yanto manusia tak berguna di rumah itu, menjadi pilihan ibu-ibu. Tak percaya sampai terlontar kalimat, iris kuping ibu kalau ini semua cerita karangan mereka. Susah payah menceritakan semuanya tetap tak di percaya. Hingga semua mata yakin Djiwa anak kuntilanak, karena wanita yang mati penasaran itu datang di tengah-tengah musyarawah yang tak mencapai mufakat itu.

Ibu-ibu berdaster syok berat, tak bisa tidur dan memutuskan menginap bersama. "Ayuhlah ceu ini mah nginep lagi aja disini."

"Hooh teh Yanti, saya Ujang sama kang Jajang disini juga, kasian kalau Djiwa di colong Kunti malem-malem gimana?" Panik, nyaris mengompol tak pada tempatnya.

"Iya betul, kalau ramean kita jadi berani, setan alas, setan bengek, setan kampret, segala setan minggir lawan kita." Ujar Rini.

"Astaghfirullah, masih nggk nyangka beneran ada ya beranak dalam kubur, itu kuntilanak nggk bisa apa suruh minggir dulu, merinding disko ini bapak, ya ampun ya ampun dia malah melirik kesini sih." Jarwo, tak sengaja bersitatap.

"Eh, apa ini anget-anget, teh apa kopi siapa ini yang tumpah." Yanti menggeser tubuh, dasternya terkena tumpahan tersebut.

"Maaf Bu, itu bukan kopi apalagi teh. Maaf tapi barusan bapak kelepasan kencing disitu, maaf ya Bu." Jarwo malu setengah mati.

"Arghhh, bapak ini laki-laki sangar dengan kumis Sengkang Baplang masih takut sama setan, ih atuh pak ini jadi pesing semua karpetnya, besok di cuci, ah ini mah harus ganti baju, mana cucian belum pada kering, si bapak ya cari gara-gara aja." Cerocos Rini.

"Bu, tinggal pake yang di lemari loh Bu, ya bapak minta maaf khilaf." Jarwo juga mana tahu kuntilanak kurang kerjaan menatapnya, seumur hidup baru kali ini ngobrol di tungguin Kunti.

"Ya terus ibuk suruh pake gamis gitu maksud bapak?" Semprot Rini.

"Bu, bawel banget sih, itu Kunti keberisikan." Ngawur Yanto.

"Oh..iya....ya." Rini mendadak kalem.

Malam itu semakin jelas perihal sosok Djiwa. Tiga keluarga itu yakin, dan tak ada bantahan di kemudian hari. Meski tahu asal usul Djiwa, semua tak gentar dan justru semakin sayang. Sempat terbesit untuk mencoba mencari orangtua kandung, kini tak lagi dibutuhkan. Djiwa ada sosok malang yang mengikat silaturahmi tiga keluarga menjadi kental. Hubungan yang bermula tetangga kini jauh kental layaknya saudara sekandung.

Malam-malam dihabiskan dengan mengelilingi Djiwa agar tak di culik kuntilanak. Meski tahu Kunti ibu kandungnya, tapi ikatan gaib tak bisa di teruskan. Mereka punya kehidupan masing-masing, meski pahit harus disadarkan. Dimensi penghalang mutlak bagi keduanya, tak ada negosiasi para manusia tak sudi menuruti ego kuntilanak. Sebagai seorang hantu, harusnya mawas diri. Memikirkan akhirat dan bagaimana bertemu malaikat, bukan lagi sibuk mengurusi kehidupan dunia. Oleh sebab itu, orang tua ketiga pemuda membeberkan hal ini dengan ustadz setempat, hingga Djiwa di beri pagar diri dari hal gaib.

Djiwa mendengarkan cerita Ujang dengan seksama, dalam hati merutuk kegiatan manusia tua kala itu. Apa mereka tak tahu, di dunia tak ada hubungan istimewa antara dunia manusia dan dunia gaib. Jikapun ada itu karena kehendak sang pencipta. Hal mustahil yang di benci Djiwa. Hal yang mengharuskan ia berbohong dengan orang sekitar. Berusaha keras bersikap normal, padahal ia punya kekurangan. Dirinya bisa melihat hal gaib, meski tak bisa komunikasi namun mereka begitu jelas di matanya. Djiwa mengutuk pagar diri yang di berikan ustadz, tak lebih ampuh dari doa Ujang yang jarang sholat namun tulus padanya.

"Boti, kenapa aku sekarang tak di pagar lagi?" Djiwa menginterupsi di tengah keseruan Ujang bercerita.

Ujang tersenyum, mengelus pucuk kepala Djiwa sebagai kebiasaan. "Kau selalu di pagar, setiap Jum'at pak ustadz memberikan air doa untuk mu."

"Gratis kah?" Djiwa tanya demikian karena tak enak hati, selalu di prioritaskan meski menghabiskan banyak uang.

"Tidak." Sahut Ujang.

"Em, tapi sebagai ucapan syukur kita memberi hasil panen ke pak ustadz, sekalian untuk sedekah bumi." Sebagai keluarga petani, Ujang rutin melakukan hal itu.

"Mulai besok tak perlu lagi, kalau mau sedekah bumi lakukan di rumah, undang anak yatim boleh tidak?" Mohon Djiwa pada Ujang dengan sopan.

Tanpa pikir panjang Ujang mengiyakan. "Tentu boleh nak, apa yang tidak untuk mu."

"Boti apa boleh giliran ku yang bercerita?" Djiwa mengubah posisi duduknya, kini dia bersandar ke arah Ujang.

"Ekhmm, tentu saja boleh. Apa ini tentang teman wanita di sekolah mu?" Ujang deg deg an sendiri, ada ras cemas kalau anak bayinya mulai jatuh cinta.

"Hush, jangan ngawur, nggak ada ya cewek apalagi cinta-cintaan. Ini soal mimpi, yang kerap datang dan menganggu." Ungkap Djiwa.

"Mimpi apa, ceritakan." Pinta Ujang.

Djiwa sudah lama memendam mimpi yang terus datang belakangan ini. "Aku memimpikan wanita bernama Zalina Rumi."

"Dia cantik, datang dengan senyuman indah dan pulang dengan jerit tangis yang pilu. Aku pernah masuk dalam adegan dia bersetubuh..."

Ujang membungkam mulut Djiwa. "Kamu teh udah mimpi basah?"

Djiwa menepis bekapan Ujang. "Boti, ih! Denger dulu lagi serius juga."

"Ih, tapi beneran ya udah mimpi basah kamu ya?" Jiwa ingin tahu Ujang meronta.

"Ini nih yang bikin males cerita sama Boti, dah ah nggk jadi cerita." Djiwa mengubah posisi, kini jaraknya kian jauh dari Ujang.

"Maaf-maaf, yaudah atuh sok cerita lagi." Ujang harus menunda kepo nya demi kelancaran mengedarkan cerita buah hatinya.

"Sampe mana tadi?" Meski sebal Djiwa tetap melanjutkan cerita.

"Sampe mimpi basah...."

"Aish tuh kan Boti!" Djiwa ngambek.

"Astaghfirullah, maaf-maaf. Hah maksudnya ngeliat itu anu si Zalina anu." Ujang berujar cepat agar putranya tak pundung.

"Iya, jadi aku melihat Zalindra berhubungan badan dengan seorang pria pemilik tato kalajengking di bawah kuping. Mereka bahagia dan saling mencintai, tapi suatu ketika istri sah lelaki itu datang, lelaki itu dipojokkan dan dia membunuh Zalina Rumi di depan mata istri sah. Setelahnya aku hanya melihat Zalina menangis kencang hingga darah di mana-mana dalam mimpi itu, aku selalu bangun dalam ketakutan." Djiwa menggambarkan mimpi itu.

"Tunggu-tunggu, siapa tadi namanya?" Ujang baru sadar dengan nama yang ia sebut.

"Zalina Rumi."

Deg, jantung Ujang ingin copot rasanya. Apa mungkin ini semua petunjuk ilahi, mungkinkah Zalina mati seperti itu. Mungkinkah semua itu kenyataan yang terjadi di masa lalu. "Djiwa kita harus panggil Botu dan Bowan."

"Hah kenapa?" Djiwa bingung melihat tingkah Ujang yang was-was.

"Sudah, ayo kita ke rumah Botu aja yang deket, ntar Bowan biar nyusul ke rumah Botu." Ujang merentangkan tangan menawarkan diri untuk menggendong Djiwa.

Djiwa menangkap gesture itu. "Aku jalan sendiri."

Yanto dihubungi ternyata memang sedang ada keperluan di rumah Dayat. Sedangkan Dayat sedang tak di rumah. Menurut penuturan Tanto, sedang pdkt dengan seorang wanita. Tak menutupi Yanti menjabarkan kalau sedang mendekati wanita bonus anak satu. Merasa tak nyaman karena Dayat tak ada, akhirnya Djiwa di ajak kembali ke rumah Ujang. Yanto yang bisnis dengan Tanto juga di tarik paksa oleh Ujang. Jadilah sekarang mereka di kamar Ujang.

"Ada apasih, ini lagi ngomongin duit bro." Keluh Yanto, sesampainya di kediaman Ujang.

"Bawel banget deh mulut mu, kata om Tanto aja bebas toh nggk bakal kabur juga, santai lah." Ujang mode penasehat.

"Yaudah-yaudah, emang ada apa bro?" Yanto tak sabaran.

"ZALINA RUMI."

Deg, nama tersebut mampu menggetarkan hati Yanto hanya dengan sekali ucap. "Kenapa?"

"Dia datang ke mimpi ku, datang terus setiap waktu.". Ungkap Djiwa.

Karena baik Ujang ataupun Yanto membisu, Djiwa mengambil kesempatan bicara kembali. "Siapa Zalina Rumi?"

"Kuntilanak." Kompak Yanto dan Ujang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ardi mrongos

Ardi mrongos

zalina rumi nama yang bagus. wah mgkinkan ibunya djiwa pgn diungkap kasus kematiannya

2024-08-24

1

Alvian

Alvian

wah yanto anak orang kayakah. rumahnya besar dan sering dipakai musyawarah/Facepalm/

2024-08-24

1

❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ Apri_Zyan🦀🧸

❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ Apri_Zyan🦀🧸

walah.. zalina rumi ternyata ibunya Djiwa. dia semacam memberi isyarat yaa supaya diusut mungkin .

2024-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tegang
2 2. Kuntilanak Lahiran
3 3. Semerah Darah
4 4. Haram Yang Halal
5 5. Bertanya Pada Bapak
6 6. Duduk Peristiwa
7 7. Kicauan Djiwa
8 8. Fiktif Yang Nyata
9 9. Boemi Djiwa
10 10. Interaksi Djiwa
11 11. Kuntilanak Pundung
12 12. Zalina Rumi
13 13. Bayi Ziarah
14 14. Pesugihan Bayi
15 15. Borok Dewasa
16 16. Wali Djiwa
17 17. Maling Rupa
18 18. Mimpi Djiwa
19 19. Simpang Siur
20 20. Mahendra Kesuma
21 21. Kadaluarsa
22 22. Awal Jumpa
23 23. Gadis Manis
24 24. Rupa Cinta
25 25. Trio Tantrum
26 26. Ketupat Rindu
27 27. Janda Bohay
28 28. Gundah Gulana
29 29. Dahi ke Hati
30 30. Setan Alas
31 31. Barisan Ayah
32 32. Kelahi
33 33. Taman Gaib
34 34. Antara Fakta Dan Dusta
35 35. Rawat Inap
36 36. Hantu Rumah Sakit
37 37. Kisah Kasih
38 38. Persaingan Ketat
39 39. Balik Kampung
40 40. Gelang Mistis
41 41. Warisan
42 42. Ibu Tiri
43 43. Djiwa Yang Hilang
44 44. Tuan Akar Bahar
45 45. Ningsih dan Aryo
46 46. Cinta Satu Malam
47 47. Berpacu Dalam Cinta
48 48. Sandaran Hati
49 49. Mukjizat Keihklasan
50 50. Canggung
51 51. Bakti Djiwa
52 52. Mie Pelipur
53 53. Nia
54 54. Masa Remaja
55 55. Mendadak Dukun
56 56. Ifrit Muslim
57 57. Gadis Tumbal
58 58. Pawon Balatak
59 59. Kinerja Jantung
60 60. Tuan Turun Tangan
61 61. Anak Asuh
62 62. Azab Allah
63 63. Pesona Pesugihan
64 64. Dahsyatnya Lidah
65 65. Incaran Jin
66 66. Benteng Diri
67 67. Pusaka Kiai
68 68. Alih Sukma
69 69. Penguasa Raga
70 70. Kiprah Jin
71 71. Rukun Pasien
72 72. Pulang Paksa
73 73. Mendadak Jadi Manten
74 74. Malapetaka Bubur
75 75. Sekawan Lara
76 76. Joko Sembung Bawa Golok
77 77. Doa Malam Pertama
78 78. Derita Pengantin Baru
79 79. Bocoran Neraka Surga
80 80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81 81. Rumah Darah
82 82. Darah Daging Psikopat
83 83. Beradu Pandang
84 84. Hilang
85 85. Kehampaan
86 86. Remaja Kurang Paham
87 87. Kebahagiaan Akhirat
88 88. Takdir Hidup
89 89. Pelayat Ghaib
90 90. Tujuh Hari Kematian
91 91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92 92. Ampun Sepuh
93 93. Haruan Tanaka
Episodes

Updated 93 Episodes

1
1. Tegang
2
2. Kuntilanak Lahiran
3
3. Semerah Darah
4
4. Haram Yang Halal
5
5. Bertanya Pada Bapak
6
6. Duduk Peristiwa
7
7. Kicauan Djiwa
8
8. Fiktif Yang Nyata
9
9. Boemi Djiwa
10
10. Interaksi Djiwa
11
11. Kuntilanak Pundung
12
12. Zalina Rumi
13
13. Bayi Ziarah
14
14. Pesugihan Bayi
15
15. Borok Dewasa
16
16. Wali Djiwa
17
17. Maling Rupa
18
18. Mimpi Djiwa
19
19. Simpang Siur
20
20. Mahendra Kesuma
21
21. Kadaluarsa
22
22. Awal Jumpa
23
23. Gadis Manis
24
24. Rupa Cinta
25
25. Trio Tantrum
26
26. Ketupat Rindu
27
27. Janda Bohay
28
28. Gundah Gulana
29
29. Dahi ke Hati
30
30. Setan Alas
31
31. Barisan Ayah
32
32. Kelahi
33
33. Taman Gaib
34
34. Antara Fakta Dan Dusta
35
35. Rawat Inap
36
36. Hantu Rumah Sakit
37
37. Kisah Kasih
38
38. Persaingan Ketat
39
39. Balik Kampung
40
40. Gelang Mistis
41
41. Warisan
42
42. Ibu Tiri
43
43. Djiwa Yang Hilang
44
44. Tuan Akar Bahar
45
45. Ningsih dan Aryo
46
46. Cinta Satu Malam
47
47. Berpacu Dalam Cinta
48
48. Sandaran Hati
49
49. Mukjizat Keihklasan
50
50. Canggung
51
51. Bakti Djiwa
52
52. Mie Pelipur
53
53. Nia
54
54. Masa Remaja
55
55. Mendadak Dukun
56
56. Ifrit Muslim
57
57. Gadis Tumbal
58
58. Pawon Balatak
59
59. Kinerja Jantung
60
60. Tuan Turun Tangan
61
61. Anak Asuh
62
62. Azab Allah
63
63. Pesona Pesugihan
64
64. Dahsyatnya Lidah
65
65. Incaran Jin
66
66. Benteng Diri
67
67. Pusaka Kiai
68
68. Alih Sukma
69
69. Penguasa Raga
70
70. Kiprah Jin
71
71. Rukun Pasien
72
72. Pulang Paksa
73
73. Mendadak Jadi Manten
74
74. Malapetaka Bubur
75
75. Sekawan Lara
76
76. Joko Sembung Bawa Golok
77
77. Doa Malam Pertama
78
78. Derita Pengantin Baru
79
79. Bocoran Neraka Surga
80
80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81
81. Rumah Darah
82
82. Darah Daging Psikopat
83
83. Beradu Pandang
84
84. Hilang
85
85. Kehampaan
86
86. Remaja Kurang Paham
87
87. Kebahagiaan Akhirat
88
88. Takdir Hidup
89
89. Pelayat Ghaib
90
90. Tujuh Hari Kematian
91
91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92
92. Ampun Sepuh
93
93. Haruan Tanaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!