16. Wali Djiwa

Berkat pertikaian yang berat sebelah, Djiwa di persilahkan memilih kelas yang diinginkan. Djiwa tentu memilih keluar dari kelas favorit dan bergabung dengan Bagas. Berlian akan tetap gemilang meski berada di kubangan lumpur. Prestasi tak akan salah menempatkan diri. Kelas buangan, tak jadi hambatan, semua remaja pandai dalam bidang tertentu.

"Oke Djiwa, nanti ibu yang jadi wali kelas mu, sekarang kau pilih lah tempat duduk, em sepertinya kau duduk dengan Alika, karena cuma dia yang tak ada teman sebangku." Tutur Marlina, guru berparas ayu dan ramah.

Djiwa melempar senyum santun, siapa sangka strategi kepala sekolah begitu cermat, menempatkan guru teladan dan piawai mengarahkan murid di kelas buangan. "Terimakasih Bu, maaf membuat kegaduhan."

"Kau ini tak perlu minta maaf dengan ibu, sudah duduk sana, jangan ganjen dengan Alika dia pawang kelas ini." Marlina melempar guyonan.

Anak satu kelas tertawa, hanya Alika yang cemberut. Djiwa pikir gadis itu akan marah, eh dia malah bertingkah. "Kemari lah Djiwa, aku tidak menggigit kok, rawrrrrrr."

Djiwa merinding, gadis ini jelmaan siluman apa, tak ada jaim sama sekali terhadap lawan jenis. "Hah, sudahlah mau bagaimana lagi."

Perpustakaan menjadi tempat favorit siswa berprestasi, sebagain siswa terpaksa karena harus meminjam beberapa buku atas perintah guru. Sedang kantin di huni oleh para gadis hobi jajan. Toilet diisi para bujang yang nongkrong sembari nyebat. Musholla jadi tempat anak-anak rohis menenangkan batin. Djiwa dan Bagas justru nyaman duduk di dalam kelas, menikmati bekal para teman sekelas yang beraneka ragam.

Alika sebagai dedengkot kelas, dia sesepuh karena tinggal kelas. Makhluk penuh tanggungjawab, karena berani menahan malu dan tak pindah sekolah untuk naik kelas. Alika seorang atlit, dia cidera karena latihan sendiri, namun tak ada keadilan kendati dirinya terluka dan tak bisa ikut kelas. Salah komunikasi, Alika tak mengirimkan surat dokter, mengandalkan prestasi untuk sekolah, namun dikhianati di belakang. Kini Alika penguasa kelas ini, dan banyak siswa segan dengannya, bukan karena lebih tua karena pembawaannya yang luar biasa.

"Mana Anton gak balik-balik beli gorengan." Celetuk Alika.

"Ah, aku susul aja deh, takut di culik ciwik-ciwik kantin, kan lumayan kalau rusuh di pegang-pegang." Usul Bagas.

"Katrok." Ledek Djiwa.

"Nikmati masa muda mu, jangan kaku gitu dong sayang." Bagas menjawil dagu Djiwa.

"Hahah, akrab sekali kalian." Komentar Salsa.

"Nggak ada lagi yang mau temenan, yaudah kepaksa bertahan, walau kelakuan Bagas sering memalukan." Timpal Djiwa.

"Tapi kau tak terpisahkan dengannya, sampai-sampai rela pindah kelas dari elit ke syulittt karena Bagas." Alika berasumsi.

"Ya begitulah..."

"Djiwa rakus banget kaya nggk di kasih makan ih, haduh aku aja belum coba kenapa di abisin sih?" Fatin merenggut.

Djiwa mengeluarkan kembali sayur dalam mulutnya ke sendok. "Maaf-maaf, nih aku balikin, habisnya enak banget."

"Jorok sih!" Peringat Alika.

"Ah serba salah, dimakan nggak boleh di balikin nggk boleh, jadi ini gimana?" Djiwa menunjukkan sendoknya.

"Telen aja telen, sendoknya sekalian juga gak apa." Alika kejam.

Kegiatan makan mereka diinterupsi oleh kehadiran seorang murid yang masuk terengah-engah. Murid itu bagian OSIS, sekarang sudah kelas dua. Menghampiri Alika cs, lantas berusaha mengembalikan nafas sebelum bilang. "Kau di tunggu wali murid."

"Hah siapa?" Djiwa linglung, tak ada kabar mengapa dia ditunggu orangtuanya.

"Katanya ada, hasih pokoknya kau pulang saja ada hal penting." Jelas anggota OSIS tersebut.

Perasaan Djiwa campur aduk, dia seret karena belum minum, dia menanti gorengan bude Eko yang belum sempat dicicip, dia belum melihat Bagas kembali. Melihat sorot mata kakak kelasnya yang gelisah, Djiwa menebak ada kabar tak sedap yang harus di hadapi. Mengambil ransel miliknya, pamit dengan teman kelas, berlarian ke gerbang luar. Menghindari ramainya anak-anak yang sedang menabung di penjual depan sekolah, Djiwa akhirnya menemukan mobil milik ayahnya. Tanpa pikir panjang masuk di samping kemudi.

Klik

Mobil terkunci, Djiwa tak kenal satupun orang yang ada di mobil Yanto. Dia tak mungkin salah masuk mobil, karena mobil Yanto punya stiker wajahnya di bagain belakang. Kewaspadaan meningkat, Djiwa melirik di kursi belakang ada dua orang penuh tato, salah satu nya orang botak. Botak serupa dengan cerita ayahnya beberapa hari lalu. Djiwa berontak, menggedor pintu mobil, berusaha keluar.

"Ck, bius aja kan gue bilang juga."

"Nanti bos marah."

"Ngerepotin bego, dah bius aja."

Saling menyalahkan, dua orang dewasa di kursi belakang akhirnya sepakat membius Djiwa. Penjahat punya titik kelemahan, Djiwa yang tahu akan di bius, menahan pernapasan saat di bekap. Mengikuti instruksi batin, perlahan ia seolah tak sadarkan diri. Djiwa tak pandai berakting, berharap sandiwaranya tak terungkap. Mengutuk preman yang melakukan penculikan atas dirinya, ia tak nyaman dalam posisi pura-pura pingsan, tidak pengertian untuk di perbaiki. Pegal melanda, Djiwa benar-benar mati kutu saat ini. Djiwa menahan semua guna kesempatan selamat.

Peluang kabur tak ada meski berkendara cukup lama, ponsel Djiwa sampai nyaring di telpon orang rumah. Gerombolan preman itu mengambil ponsel dari saku Djiwa, guna menonaktifkannya. Beruntung, saat di geledah posisi Djiwa di perbaiki, jadilah dia pura-pura pingsan namun nyaman karena bersandar dengan tepat. Mengintip sedikit dari celah matanya, langit mulai petang. Djiwa sadar pasti orang rumah sudah kalang kabut.

"Kenapa berhenti Gam?" Tanya pria di belakang pada pria yang mengoperasikan kemudi.

"Tau tiba-tiba mogok, mana di tengah alas. Turun Bro cek gih." Pinta Agam.

"Tunggu bentar."

Dua orang turun, untuk mengecek kondisi mobil. Melihat keseluruhan kondisi mobil baik-baik saja, menggedor kaca si pengemudi untuk komunikasi. "Bro, abis bensin kali?"

"Abis gundul mu, noh liat masih empat balok." Agam emosi.

"Yaudah, ganti turun gih, cek aja kalau nggk percaya."

"Iya bro, gue rasa ini tempat angker deh makanya mogok, tuh liat gue merinding mulu." Preman botak turut berkomentar.

"Angker-angker, setan juga kalah sangar sama kita mah, minggir dulu coba." Agam turun.

Djiwa membuka mata, menghembuskan nafas waspada, melihat dengan jelas ke sekeliling. Dikejutkan dengan sosok kuntilanak duduk tepat di balik kemudi. Oke, Djiwa bingung harus merespon seperti apa. Tiba-tiba mobil jalan, di setir si kuntilanak. Melaju kencang hingga Djiwa berpegangan erat. Tiga penculik mengejar terbirit, ketiganya teriak-teriak namun tak terdengar masuk dalam mobil.

Djiwa melirik kuntilanak, hari ini di bohongi penculik yang mengaku sebagai walinya, eh malah di selamatkan oleh wali sesungguhnya. Tak ada percakapan, Djiwa menatap lurus ke depan, mencari ponsel miliknya dan menelepon Yanto.

"Halo Bow..."

"KAU DI MANA, KENAPA JAM SEGINI BELUM PULANG?" Serobot Yanto tak sabar.

"Sabar To, sekarang tanya dulu dia ama siapa, atuhlah ini lutut lemes anak belum pulang sekolah temennya bilang di jemput orangtuanya." Ujang menasehati Yanto.

"Khawatirnya nanti dulu Jang, biar Yanto fokus nelpon Djiwa." Dayat membungkam mulut Ujang.

"Bowan, Botu, dana Boti aku di culik, tapi tenang sekarang aku sudah aman." Djiwa berujar singkat.

"Aman bagaimana, kok bisa aman, sekarang katakan kau ada dimana, biar kita jemput." Ceriwis Yanto.

"Aku dengan kuntilanak, ah kurang jelas juga ini ibu ku apa bukan." Seingat Djiwa semua kuntilanak serupa.

"Bocah gembel, eh becanda jangan kaya gitu nggk kocak tau. Lagian kuntilanak mana yang punya SIM kemudi." Yanto sedang bingung, sempat-sempatnya Djiwa bicara demikian.

Djiwa heboh mengumpat, untung kuntilanak fokus mengemudi saja, jadilah dia bebas mengekspresikan diri. Memilih mengirim titik lokasi, daripada adu mulut dengan para tetua. Mengikuti skenario hidup saja, tak usah di ambil pusing jika ingin hidup bahagia. Hitung-hitung sebagai pengalaman horor untuk di ceritakan nantinya. Siapa yang punya hak istimewa, sekalipun presiden rasanya tak pernah ada ceritanya berkendara di setir oleh kuntilanak.

Tak tahu tepatnya berapa waktu yang di tempuh, tahu-tahu Djiwa sudah di depan rumah Yanto. Terlihat jelas, Yanto yang berlarian ke arah mobil. Aparat desa, dan juga semua keluarga besar berkumpul saling menguatkan. Ujang jatuh bangun, untuk sampai di depan mobil yang membawa Djiwa kembali. Belum turun sudah di kerumuni. Djiwa melirik kuntilanak, dia pergi sebelum warga geger.

"Astaghfirullah nak, jangan buat orang gila mendadak."

"Botu nyaris di penggal kakek nenek mu."

"Kalau di culik minimal kabar-kabar."

"Kok tumben kau bodoh dan di culik, rugi ilmu yang selama ini aku berikan."

"Kakek sampe nggk bisa makan le."

"Nenek kumat darah tingginya."

"Besok-besok nggak usah sekolah aja."

"Kalau ada culik lari."

"Jangan mudah percaya sama orang asing."

"Kamu gak diapa-apain kan?"

"Coba muter, siapa tau dianiaya."

"Kamu dikasih makan nggk?"

Djiwa pusing tujuh keliling, entah siapa yang bertanya ia tak tahu, yang jelas pertanyaan berlomba masuk telinga. "Stop stop dulu pusing ini!"

Pak kades mendekati Djiwa usai melakukan penggeledahan mobil. "Djiwa ini mobil siapa?"

"Punya penculik pak." Sahut Djiwa.

"Kok bisa kamu bawa, penculiknya pada kemana?" Bingung pak kades.

"Panjang ceritanya pak, yang jelas mobilnya ada sama saya pak." Ungkap Djiwa.

"Mending atuh, di culik malah untung dapat mobil."

"Lah iya juga."

"Otw jual mobil cuma-cuma."

Bersambung

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf🥑⃟ҒᎪᎠHᏆᏞᏞᎪH 🌻͜͡ᴀs

❤️⃟Wᵃf🥑⃟ҒᎪᎠHᏆᏞᏞᎪH 🌻͜͡ᴀs

hadeuh penculiknya rugi inimah malah yg diculik yg untung 🤣🤣

2024-08-25

1

Ney Maniez

Ney Maniez

😂😂😂😂😂
ngakakkkk di culik untung...
emak mu sll terdepan djiwa 🤗🤗🤗

2024-08-11

0

Ney Maniez

Ney Maniez

kasiann alika

2024-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tegang
2 2. Kuntilanak Lahiran
3 3. Semerah Darah
4 4. Haram Yang Halal
5 5. Bertanya Pada Bapak
6 6. Duduk Peristiwa
7 7. Kicauan Djiwa
8 8. Fiktif Yang Nyata
9 9. Boemi Djiwa
10 10. Interaksi Djiwa
11 11. Kuntilanak Pundung
12 12. Zalina Rumi
13 13. Bayi Ziarah
14 14. Pesugihan Bayi
15 15. Borok Dewasa
16 16. Wali Djiwa
17 17. Maling Rupa
18 18. Mimpi Djiwa
19 19. Simpang Siur
20 20. Mahendra Kesuma
21 21. Kadaluarsa
22 22. Awal Jumpa
23 23. Gadis Manis
24 24. Rupa Cinta
25 25. Trio Tantrum
26 26. Ketupat Rindu
27 27. Janda Bohay
28 28. Gundah Gulana
29 29. Dahi ke Hati
30 30. Setan Alas
31 31. Barisan Ayah
32 32. Kelahi
33 33. Taman Gaib
34 34. Antara Fakta Dan Dusta
35 35. Rawat Inap
36 36. Hantu Rumah Sakit
37 37. Kisah Kasih
38 38. Persaingan Ketat
39 39. Balik Kampung
40 40. Gelang Mistis
41 41. Warisan
42 42. Ibu Tiri
43 43. Djiwa Yang Hilang
44 44. Tuan Akar Bahar
45 45. Ningsih dan Aryo
46 46. Cinta Satu Malam
47 47. Berpacu Dalam Cinta
48 48. Sandaran Hati
49 49. Mukjizat Keihklasan
50 50. Canggung
51 51. Bakti Djiwa
52 52. Mie Pelipur
53 53. Nia
54 54. Masa Remaja
55 55. Mendadak Dukun
56 56. Ifrit Muslim
57 57. Gadis Tumbal
58 58. Pawon Balatak
59 59. Kinerja Jantung
60 60. Tuan Turun Tangan
61 61. Anak Asuh
62 62. Azab Allah
63 63. Pesona Pesugihan
64 64. Dahsyatnya Lidah
65 65. Incaran Jin
66 66. Benteng Diri
67 67. Pusaka Kiai
68 68. Alih Sukma
69 69. Penguasa Raga
70 70. Kiprah Jin
71 71. Rukun Pasien
72 72. Pulang Paksa
73 73. Mendadak Jadi Manten
74 74. Malapetaka Bubur
75 75. Sekawan Lara
76 76. Joko Sembung Bawa Golok
77 77. Doa Malam Pertama
78 78. Derita Pengantin Baru
79 79. Bocoran Neraka Surga
80 80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81 81. Rumah Darah
82 82. Darah Daging Psikopat
83 83. Beradu Pandang
84 84. Hilang
85 85. Kehampaan
86 86. Remaja Kurang Paham
87 87. Kebahagiaan Akhirat
88 88. Takdir Hidup
89 89. Pelayat Ghaib
90 90. Tujuh Hari Kematian
91 91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92 92. Ampun Sepuh
93 93. Haruan Tanaka
Episodes

Updated 93 Episodes

1
1. Tegang
2
2. Kuntilanak Lahiran
3
3. Semerah Darah
4
4. Haram Yang Halal
5
5. Bertanya Pada Bapak
6
6. Duduk Peristiwa
7
7. Kicauan Djiwa
8
8. Fiktif Yang Nyata
9
9. Boemi Djiwa
10
10. Interaksi Djiwa
11
11. Kuntilanak Pundung
12
12. Zalina Rumi
13
13. Bayi Ziarah
14
14. Pesugihan Bayi
15
15. Borok Dewasa
16
16. Wali Djiwa
17
17. Maling Rupa
18
18. Mimpi Djiwa
19
19. Simpang Siur
20
20. Mahendra Kesuma
21
21. Kadaluarsa
22
22. Awal Jumpa
23
23. Gadis Manis
24
24. Rupa Cinta
25
25. Trio Tantrum
26
26. Ketupat Rindu
27
27. Janda Bohay
28
28. Gundah Gulana
29
29. Dahi ke Hati
30
30. Setan Alas
31
31. Barisan Ayah
32
32. Kelahi
33
33. Taman Gaib
34
34. Antara Fakta Dan Dusta
35
35. Rawat Inap
36
36. Hantu Rumah Sakit
37
37. Kisah Kasih
38
38. Persaingan Ketat
39
39. Balik Kampung
40
40. Gelang Mistis
41
41. Warisan
42
42. Ibu Tiri
43
43. Djiwa Yang Hilang
44
44. Tuan Akar Bahar
45
45. Ningsih dan Aryo
46
46. Cinta Satu Malam
47
47. Berpacu Dalam Cinta
48
48. Sandaran Hati
49
49. Mukjizat Keihklasan
50
50. Canggung
51
51. Bakti Djiwa
52
52. Mie Pelipur
53
53. Nia
54
54. Masa Remaja
55
55. Mendadak Dukun
56
56. Ifrit Muslim
57
57. Gadis Tumbal
58
58. Pawon Balatak
59
59. Kinerja Jantung
60
60. Tuan Turun Tangan
61
61. Anak Asuh
62
62. Azab Allah
63
63. Pesona Pesugihan
64
64. Dahsyatnya Lidah
65
65. Incaran Jin
66
66. Benteng Diri
67
67. Pusaka Kiai
68
68. Alih Sukma
69
69. Penguasa Raga
70
70. Kiprah Jin
71
71. Rukun Pasien
72
72. Pulang Paksa
73
73. Mendadak Jadi Manten
74
74. Malapetaka Bubur
75
75. Sekawan Lara
76
76. Joko Sembung Bawa Golok
77
77. Doa Malam Pertama
78
78. Derita Pengantin Baru
79
79. Bocoran Neraka Surga
80
80. Amarah Dalam Kebahagiaan
81
81. Rumah Darah
82
82. Darah Daging Psikopat
83
83. Beradu Pandang
84
84. Hilang
85
85. Kehampaan
86
86. Remaja Kurang Paham
87
87. Kebahagiaan Akhirat
88
88. Takdir Hidup
89
89. Pelayat Ghaib
90
90. Tujuh Hari Kematian
91
91. Wanita Angkuh Kesayangan Warga
92
92. Ampun Sepuh
93
93. Haruan Tanaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!