Makan Malam Keluarga Alba

Kedai Minuman di dekat Penginapan.

"Byurrrr................ " Suara hujan deras.

Tak lama berselang, kak Yuke pun tiba di kedai minuman. Setelah memarkir mobil di tepi jalan, ia pun beranjak ke dalam kedai berniat menemui Arung. Karena penampilan Arung yang berbeda, Kak Yuke pun menoleh kesana-kemari.

"Sepertinya itu adalah Adik Kecil, seperti nya ia baru saja pulang operasi plastik di Pulau Koreas." Gumam Kak Yuke.

Melihat Kak Yuke, Arung pun melambaikan tangannya, Kak Yuke pun langsung menghampiri nya.

"Hai Adik Kecil,"

"Wahhh... kau makin tampan aja sepertinya, kamu lama tak terlihat pergi operasi plastik ke Pulau Koreas ya." Ucap Kak Yuke.

Kak Yuke pun takjub melihat rambut serta mata keemasan milik Arung, wajahnya juga menjadi semakin tampan. Tubuh Arung saat ini sangat harum di karenakan ia setengah naga, baunya pun berimbang dengan bau wanita lalu suara nya pun lebih macho dari sebelumnya.

"Ah.. kak Yuke bisa aja, gimana Kak soal mobil jeep yang ku bicarakan di telfon." Ucap Arung.

"Tenanglah dulu Adik Kecil." Ucap Kak Yuke.

"Sepertinya Kak Yuke tengah kelelahan." Gumam Arung.

"Pelayan berikan aku beer terbaik di kedai minuman ini ya." Ucap Kak Yuke.

Pelayan pun menghampiri kak Yuke sekaligus mengantar satu beer terbaik di kedai tersebut.

"Tunggu sebentar Adik Kecil, Kakak minum dulu,"

"Kakak sangat lelah setengah harian ini mengurusi administrasi pembelian mobil jeep baru mu." Ucap Kak Yuke, sambil meneguk beer.

"Oh ia kak minum sajalah dulu beer mu,"

"Tapi jangan sampai mabuk ya, aku malam ini ada urusan penting soalnya," Ucap Arung

"Heee.... he.... he..." Tawa kecil Arung.

Kak Yuke pun meminum beer beberapa teguk lagi.

"Sepertinya ia belum minum apa-apa sejak tadi, kasian." Gumam Arung.

"Baiklah Adik Kecil, selamat buat mobil baru mu,"

"Ini kunci Jeep Perang milik mu, beserta cincin garasi penyimpanannya Adik kecil." Ucap Kak Yuke, kemudian menyerahkan kunci dan cincin biru ke tangan Arung.

"Wah tidak di sangka setelah selesai mengikuti misi dari Tuan Muda Quill, kamu pun menjadi banyak duit ya Adik Kecil." Ucap Kak Yuke, sambil menatap ketampanan Arung.

"Ha.........ha......." Suara Tawa Arung.

"Ia Kak Yuke, Tuan Muda Quill orang yang dermawan,"

"Ia memberiku 10 ribu koin emas sebagai hadiah dari misi tersebut." Ucap Arung, sambil meneguk beer.

"Wow banyak sekali, ia pasti sangat menyukaimu, Adik kecil,"

"Gimana kalau malam ini kita makan malam di Restaurant Awan, masakan di sana enak katanya,"

"Aku pun belum pernah mencobanya." Ucap Kak Yuke.

"Sebaiknya aku mempelajari budaya di dunia ini terlebih dahulu, lain kali saja lah." Gumam Arung.

"Kak lain kali aja ya, malam ini aku sudah ada janji." Ucap Arung.

"Sepertinya Adik Kecil tengah sibuk, ya sudah lah lain kali saja aku ke Restaurant Awan tersebut." Gumam Kak Yuke.

"Oh ya sudah kalau begitu Adik Kecil, ya sudah nanti kalau kamu lagi gak sibuk kabari ya,"

"Telfon aja Kakak." Ucap Kak Yuke, sambil mengisyaratkan dengan tantangan nya.

Setelah menghabiskan beer, Kak Yuke pun kembali kekediaman nya menggunakan taxi.

Penginapan Stadium Awan Hitam

"Byurrr.................." Suara hujan deras.

Arung pun bergegas kembali ke penginapan untuk ber siap-siap pergi makan malam bersama keluarga Alba. Malam pun menjelang, Arung pun telah selesai bersiap dan bergegas ke Kediaman Keluarga Alba.

"Baiklah aku sudah siap, sebaiknya aku segera pergi ke kediaman Keluarga Alba." Ucap Arung, kemudian menyemprotkan parfum ke pakaiannya.

"Sepertinya aku sudah terlihat tampan dengan pakaian serba putih ini, sangat cocok dengan rambut merah ku." Gumam Arung, sambil bercermin di kamar.

"Hah.... hah..... hah..... " Suara nafas Arung yang di tiupkan ke telapak tangannya, berniat mengecek bau nafasnya.

"Ternyata harum juga, baiklah aku akan berteleport kebawah sekarang, akan berbahaya jika melewati meja resepsionis." Gumam Arung.

Arung khawatir tentang ketiga cewek kembar yang mengejar-ngejar nya.

"Blitz................................ " Suara jurus teleportasi milik Arung.

Dalam sekejap mata Arung pun tiba di depan pintu, kedua Nona Cantik yang berjaga pun terkejut.

"Tuan sejak kapan kau ada disini?" Tanya salah seorang Nona Cantik.

"Baru saja Nona Cantik." Jawab Arung, kemudian mengeluarkan Mobil Jeep dari cincin biru nya.

"Tapi dari tadi kami tidak melihat mu Tuan." Ucap Nona Cantik lainnya.

"Aku sangat cepat Nona-nona, baiklah Aku permisi dulu." Ucap Arung, sambil membuka pintu mobil kemudian masuk kedalam nya.

"Aku ingat Pemuda Tampan itu kan Pemuda yang membangkitkan elemen api legenda, saat pertandingan di Stadium." Ucap salah satu Nona Cantik.

"Pantas saja wajahnya tidak asing lagi." Ucap Nona Cantik lainnya.

Di dalam Mobil Jeep

"Byurrrr................... " Suara hujan deras.

"Tempat duduk nya saja sangat empuk, kalau di dunia asal ku belum tentu Aku mampu membelinya,"

"Cuaca di luar hujan sebaiknya aku menghidupkan radio dan mendengarkan musik yang ada di dunia ini." Gumam Arung, kemudian menghidupkan radio mobilnya.

"Baiklah ayo kita berangkat, Gisel I'm Coming..... " Gumam Arung, kemudian mulai menekan gas perlahan.

Arung pun kemudian beranjak ke Kediaman Alba, kerlap kerlip lampu kota ini menambah indah pemandangan ditambah dengan gedung-gedung yang berdesain modern dan kuno saling melengkapi keindahannya. Di jalanan pun banyak jenis kendaraan yang berlalu lalang, dan di trotoar banyak kultivator maupun orang biasa yang sedang berjalan santuy.

Penginapan Paviliun Racun di perbatasan kota.

"Byurrr...................... " Suara hujan deras.

Penginapan Paviliun Racun merupakan penginapan milik Keluarga Azura, dan merupakan cabang usaha dari Paviliun Racun yang berada di pusat kota. Gedung Penginapan ini berdesain kuno dan memiliki 30 lantai, saat ini Yolanda Lang tengah bersiap untuk melakukan pembunuhan terhadap Patriak Keluarga Alba.

"Hemmm.............. huss........... " Suara tarikan dan hembusan Nafas Yolanda Lang.

Setelah tiba di Bandara Udara Kota Awan Hitam, Yolanda Lang mengalami Jetlag. Ia pun beberapa hari ini sedang memulihkan kondisinya.

"Sepertinya aku sudah pulih, sebaiknya saat pulang nanti aku lewat jalan darat saja,"

"Baiklah saat nya aku berangkat." Gumam Yolanda Lang, kemudian bergegas keluar dari kamarnya berniat segera ke Kediaman Alba.

Yolanda Lang pun kemudian beranjak ke luar hotel dan saat ini tengah menunggu taxi online menuju ke rumah Kediaman Alba.

"Di kota besar memang hebat, bahkan kita hanya perlu memanggil taxi menggunakan aplikasi di HP." Gumam Yolanda Lang, sambil memesan taxi online.

Di Kerajaan Assasin untuk mencari taxi masih menggunakan cara kuno yaitu menunggu di pinggir jalan, kemudian menyetop taxi yang lewat. Yolanda Lang baru saja di ajarkan cara menggunakan aplikasi oleh resepsionis hotel.

"Kring........ kring........ kring....... " Suara HP milik Yolanda Lang.

"Nomor tidak dikenal, siapa ya?" Gumam Yolanda Lang, kemudian mengangkatnya.

"Halo Nona, saya sudah di luar mobil nya minibus warna hitam ya." Ucap Supir Taxi Online tersebut.

"Wah bahkan supir taxi nya, yang menelponku." Gumam Yolanda Lang.

"Baik Tuan." Ucap Yolanda Lang, kemudian menuju ke Kediaman Keluarga Alba.

Kediaman Keluarga Alba.

Beberapa jam kemudian, akhirnya Arung pun tiba di Kediaman Alba. Arung pun kemudian di stop oleh dua penjaga di depan pintu gerbang.

"Tok... tok... tok..." Suara ketukan.

Salah seorang pengawal menggedor kaca jendela mobil Arung, kemudian ia pun menurunkan kaca mobilnya.

"Selamat malam Tuan Muda ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pengawal Wanita.

"Nona cantik, saya ada janji makan malam bersama Nona Gisel malam ini." Jawab Arung.

"Oh Tuan Muda Arung ya, maaf kami tidak mengenalimu,"

"Nona sudah menunggu di dalam, sini mobilnya biar saya saja yang parkir kan Tuan." Ucap Pengawal wanita.

"Wah Terima kasih, baiklah kalau begitu Nona Cantik." Ucap Arung.

Arung kemudian keluar dari mobil lalu membiarkan salah satu pengawal cantik tersebut memarkirkan mobil jeep milik nya. Ia pun kemudian berjalan memasuki Kediaman Alba di dampingi seorang Pengawal Wanita yang satunya lagi. Mereka pun melewati sebuah taman yang besar dan indah, setelah melewatinya barulah mereka mencapai Mansion Keluarga Alba. Ternyata keluarga Alba ini merupakan keluarga yang kaya raya, ukuran mansion nya menyamai Mansion Paviliun Senjata.

"Baiklah, Tuan silahkan masuk Nona Gisel sudah menunggu di dalam." Ucap Pengawal Wanita, sambil mempersilahkan masuk Arung.

"Ya Terima kasih sudah mengantarkan ku, Nona Cantik." Ucap Arung.

Arung pun mulai melangkahkan kaki nya masuk ke Aula Tamu di Kediaman Keluarga Alba, tampak di depannya Papa nya tengah duduk bersimpuh dengan meja di hadapan nya tersendiri. Di sebelah kiri Arung kedua ibunya tengah duduk bersimpuh dengan meja di hadapan nya masing-masing, begitu pula dengan Gisel. Sementara itu masih ada dua meja lagi yang kosong di samping ibunya Gisel.

"Masuk lah arung, duduklah di samping Gisel." Ucap Patriak, Tuan Alba.

Sebelum duduk bersimpuh Arung pun membungkuk dan memberi hormat kepada Patriak.

"Waduh gimana nih, aku to do point aja lah, suasana sangat canggung disini." Gumam Arung.

"Ternyata ini Pacar Gisel, sepertinya aku sudah salah paham terhadapnya,"

"Kesan pertamanya sangat sopan, tapi masalah Gisel hamil aku masih curiga." Gumam Nyonya Ya.

"Patriak aku membawakan sedikit hadiah, kumohon terimalah." Ucap Arung

"Ternyata Pacar Gisel orang nya sangat tegas dan masih muda, aku udah salah paham selama ini." Gumam Nyonya Lang.

Arung pun mengeluarkan enam buah peti hadiah dengan ukuran yang berbeda-beda, dari cincin ruang penyimpanan nya. Arung pun duduk bersimpuh di samping Gisel dengan meja tersendiri di hadapan nya setelah itu.

"Walau kau tidak memberikan apa-apa padaku aku tetap menerima mu menjadi menantu ku,"

"Apa yang telah kalian lakukan saat Gisel mabuk, aku akan memaafkannya." Gumam Patriak.

Patriak masih salah paham terhadap Arung, sementara Nyonya Ya dan Nyonya Lang tidak lagi.

"Minumlah Arung kau pasti haus." Ucap Nyonya Ya.

"Sepertinya Gisel telah menceritakan tentang diriku." Gumam Arung.

Nyonya Ya kemudian menatap Arung dengan pandangan serius, kemudian tersenyum kecil kepada Arung.

"Ternyata kau benar-benar tampan, pantas saja Gisel menjadikanmu pacarnya." Ucap Nyonya Ya, yang merupakan istri pertama Patriak.

"Terima kasih Nyonya." Ucap Arung.

Karena sedikit tegang Arung pun meminum araq yang ada di hadapan nya dengan terburu-buru. Sementara itu Gisel hanya senyum-senyum menatap Arung dengan pipi yang memerah.

"Hahah... ha..." Suara tawa Patriak.

"Aku sangat senang, kukira orang yang memberikan hadiah Cambuk Qilin itu adalah seorang kultivator yang sudah tua dan sudah memiliki banyak istri," Ucap Patriak, sambil meneguk araq di cawan.

"Wah..... masa aku di pikir sudah tua." Gumam Arung.

"Dan Putriku akan dijadikan selir nya, ternyata tidak seperti yang kubayangkan kamu rupanya seusia dengan Putriku dan tampan." Ucap Patriak.

"Hiks... hiks... hikss," Tangis gembira Nyonya Lang, yang merupakan istri kedua Patriak dan merupakan ibu kandung dari Gisel.

"Aku sudah salah, aku membayangkan Gisel mendapatkan cambuk itu dengan cara yang salah lho.. Arung." Ucap Nyonya Lang, sambil menatap Arung.

Maksudnya Nyonya Lang, Gisel mendapatkan cambuk itu dengan menjual diri nya kepada om-om yang kaya. Pipi Gisel pun memerah dan ekspresi wajahnya tersipu-sipu malu sekaligus kesal.

"Ma.. pa... walaupun aku nakal, tidak mungkin aku akan melakukan hal seperti itu." Ucap Gisel.

"Arung mohon maaf ya kalau selama ini gisel menyusahkan mu." Ucap Nyoya Ya.

"Tidak nyonya, malahan Gisel sudah banyak membantu ku selama ini." Ucap Arung, mendengar Arung membelanya Gisel pun tersenyum kecil kepada Arung.

"Ya sudah Arung malam ini kamu makanlah sepuas mu,"

"Pelayan bawakan hidangannya segera." Ucap Patriak.

Para pelayan pun menghidangkan hidangan yang beraneka ragam dan buah-buahan beserta snack lainnya. Mereka pun mulai makan dan mengobrol ringan sedikit hingga tak terasa jamuan di atas meja pun telah habis. Tak lama berselang, tibalah kakak Gisel dan Adik laki-lakinya yang ikut bergabung dengan jamuan. Kakak Gisel ternyata adalah Ayu yang merupakan rekan se tim Arung saat menjalankan misi bersama Tuan Muda Quill, tidak di duga-duga Ayu adalah kakaknya Gisel.

"Aku seperti mengenal laki-laki tersebut." Gumam Ayu.

Ayu pun mulai menatap Arung dengan lama, ia menatap Arung mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Pemuda ini sangat mirip dengan Arung, mungkinkah dia kembarannya,"

"Sebaiknya aku pastikan saja dulu." Gumam Ayu.

"Kamu Arung kan yang ikut menjelajah bersama kelompok Tuan Muda Quill?" Tanya Ayu.

Arung pun masih diam dan membeku.

"Tapi kenapa dengan rambut mu kok merah, dan warna bola matamu kok keemasan?" Tanya Ayu, bingung melihat perubahan pada diri Arung.

Sementara itu Nyonya Ya, Nyonya Lang, serta Patriak juga menatap ke arah Ayu.

"Lho.. kakak mengenal Arung ya." Ucap Gisel.

"Wah.. wah... ternyata kalian sudah saling mengenal ya." Ucap Patriak.

"Ia ini aku Arung." Ucap Arung.

Mendengar bahwa sanya pemuda berambut merah ini adalah Arung teman satu timnya, Ayu pun meneteskan air mata kemudian langsung menyekanya dengan tangannya.

"Lho kenapa kakak menangis, mungkinkah Arung pernah menolak cinta Kak Ayu?" Gumam Gisel.

Keadaan aula tamu pun menjadi hening Gisel pun mulai curiga. Arung kemudian mulai menceritakan kejadian bohongan yang di ceritakan nya terhadap Gisel (Arung terpaksa berbohong).

"Oh seperti itu ternyata kalian rekan satu tim." Gumam Gisel, lega setelah mendengarkan penjelasan Arung.

"Oh begitu ya ceritanya." Ucap Ayu, pipi nya Ayu langsung memerah karena mengingat kejadian Arung merawatnya selama beberapa hari di hutan tak bernama.

"Bukankah dia telah tidur dengan Nona Yang, kenapa saat ini dia memacari adikku,"

"Mungkinkah Arung Pendekar Fuckboy, ya sudah lah di dunia kultivasi ini laki-laki yang kuat memang memiliki banyak istri." Gumam Ayu.

Tentu saja Ayu juga mengingat bagian dimana Arung selama beberapa hari melihatnya selalu tak berbusana.

"Wah... wah... wah... enaknya jadi anak muda ya,"

"Mama jadi teringat masa-masa mama muda dulu yang juga selalu berpetualang." Ucap Nyonya Lang.

"Ia adik, aku pun jadi teringat ketika masih muda dulu bertualang bersama Patriak," Ucap Nyonya Ya.

"Ha.. ha... ha..." Suara tawa Nyonya ya, mengingat Patriak yang selalu bersembunyi di belakangnya ketika menghadapi bahaya.

Mendengar Nyonya Ya tertawa, Patriak paham apa yang di pikirkan Nyonya Ya dan berpura-pura tidak tahu. Patriak pun meminum araq langsung dari kendi.

"Arung aku penasaran dengan hadiah yang kau bawa bolehkah kami membukanya sekarang." Ucap Patriak, penasaran.

"Baiklah Patriak, karena anggota keluarga sudah lengkap,"

"Aku akan membagikannya ke masing-masing anggota keluarga." Ucap Arung.

Arung pun kemudian membagikan peti hadiah tersebut ke masing-masing anggota Keluarga Alba dan yang terakhir ke Gisel.

"Wah sepertinya Arung benar-benar tulus nich Gisel, dia memberikanmu hadiah lagi,"

"Padahal kan kamu baru saja diberi hadiah Cambuk Qilin." Ucap Nyonya Lang bercanda, sementara itu Gisel pipinya pun memerah dan senyum-senyum sendiri.

Saat ini Arung tengah berdiri di depan Patriak.

"Baiklah silahkan dibuka Patriak." Ucap Arung, sambil membungkuk dan menghormati Patriak.

"Jangan terlalu formal Arung, lambat laun kita akan jadi satu keluarga,"

"Baiklah akan kubuka peti ini." Ucap Patriak.

Patriak kemudian membuka peti hadiah tersebut, di dalam peti terdapat dua buah roda yang terbuat dari emas. Patriak pun bingung dan bertanya kepada Arung.

"Arung benda apa ini?" Tanya Patriak.

Arung kemudian menghampiri Patriak lalu memegang kedua roda emas tersebut.

"Ini adalah roda emas, dan merupakan sebuah senjata suci tipe kecepatan,"

"Lihatlah ini Patriak, aku menstransfer sekitar 5 persen tenaga dalam ku ke inti senjata suci ini." Ucap Arung.

Saat Arung berbicara dan menstransfer tenaga dalamnya Nyoya Ya, Nyonya Lang, Ayu, Gisel dan adiknya menatap dengan serius kearah Arung. setelah menstransfer kan tenaga dalamnya Arung kemudian melemparkan kedua roda emas ini. Roda emas ini pun melayang sekitar satu meter dari lantai, Arung pun melompat ke atas roda tersebut dan berdiri di atasnya setelah beberapa kali oleng dan berhasil menstabilkannya.

"Beginilah fungsi dari senjata suci ini Patriak, kita dapat mengendalikannya dengan pikiran kita,"

"Kemudian menjalankannya dengan tenaga kita." Ucap Arung.

"Aku baru pertama kali melihat senjata seperti itu, sungguh ajaib." Ucap Ayu.

"Jangan kan kamu Ayu, mama aja baru ini melihatnya." Gumam Nyonya Ya.

Patriak matanya pun berkaca-kaca dan takjub saat melihat senjata tersebut melayang, di sebabkan senjata seperti itu sudah musnah di makan zaman. Cara pembuatan senjata tersebut sudah hilang. Kemudian Patriak tanpa sadar langsung bangun dan memeluk Arung dengan erat.

"Hebat kamu Arung dengan ini kita bisa mengubah era transportasi di Kekaisaran ini,"

"Jika aku berhasil meneliti nya dan mengetahui cara pembuatannya." Ucap Patriak.

"Keluarga Alba ini akan menguasai pasar transportasi di Kekaisaran ini." Ucap Patriak.

"Aku tidak menyangka senjata seperti itu akan menjadikan kita bertambah kaya." Gumam Nyonya Lang.

"Ketika aku menemukan senjata suci tersebut, aku juga menemukan kitab penggunaannya dan kitab cara pembuatannya Patriak." Ucap Arung

Arung pun menyerahkan kedua kitab itu kepada Patriak.

"Arung kau memang pemuda yang memiliki masa depan cerah, ketika aku ada waktu aku bersama kedua istriku akan berkunjung ke kediaman keluargamu." Ucap Patriak.

"Mau ngapain Patriak, ah mungkin mau silaturahmi." Gumam Arung.

Arung belum menyadari yang dimaksud oleh Patriak mengunjungi Kediaman Keluarga Arung guna membicarakan tanggal pernikahan Gisel dan Arung.

"Baiklah Patriak." Ucap Arung dengan polosnya.

Kemudian dilanjutkan dengan Nyonya Ya yang membuka peti hadiahnya, dan di dalamnya terdapat salah satu senjata suci Pedang Phoenix Surgawi yang merupakan senjata suci alam dewa puncak. Melihat hadiah itu Nyonya Ya pun terlihat sangat senang.

"Terima kasih hadiah mu Arung benda ini pasti sangatlah mahal" . Ucap Nyonya Ya.

"Itu hadiah pemberian Tuan Muda Quill kepada saya karena telah menyelamatkan hidupnya, Nyonya." Ucap Arung.

"Karena kamu sudah memberikan hadiah yang begitu bagus, aku akan memasakkan ikan panggang buatan ku Arung." Ucap Nyonya Ya.

Nyoya Ya pun menyimpan pedang tersebut ke dalam cincin penyimpanan nya, lalu bergegas ke dapur untuk membuatkan masakan tersebut. Sementara itu Gisel menarik-narik lengan baju milik Arung, tapi Arung tidak memahami maksud Gisel.

"Arung masakan mama berbahaya, kenapa kau malah naik ke tiang gantungan sendiri." Gumam Gisel.

Gisel pun teringat saat dia seusia dengan Joong woon.

7 Tahun lalu di ruang santai Kediaman Alba

"Byurrrr............... " Suara hujan deras.

Nyonya Ya baru saja selesai membuat Ikan Panggang buatannya, ia pun menaruh nya di atas meja di ruang santai. Gisel kecil pun baru saja pulang sehabis bermain dengan Patriak di taman.

"Wah Ikan Panggang ini terlihat lezat sekali, baunya pun sangat sedap." Gumam Gisel Kecil, kemudian menyantap makanan tersebut.

Beberapa saat kemudian kepala Gisel kecil pun mulai sempoyongan, lalu tersungkur tak sadar kan diri.

"Gisel........ putri ku, kenapa dengan mu." Teriak Nyonya Ya, kemudian membawa Gisel kecil ke Rumah Sakit Awan Hitam.

Sejak saat itu Gisel tidak berani mencicipi lagi masakan buatan Mama Aya.

Saat ini.

"Byurrrr................ " Suara hujan deras.

Nyonya Lang mulai membuka peti hadiah nya, di dalam nya ternyata terdapat sebuah senjata suci ranah alam dewa yaitu "Pedang Badai Petir" dan kitab penggunaannya.

"Wah... Arung ternyata kau memberikanku sebuah senjata suci alam dewa juga." Ucap Nyonya Lang.

"Sepertinya anak ini memiliki gudang senjata alam dewa di kediamannya." Gumam Nyonya Lang.

"Pa ternyata kali ini Gisel benar-benar tidak salah dalam memilih calon suami,"

"Calon suami, wah..... seperti nya mama Gisel sudah menyetujui hubungan kami." Gumam Arung.

"Terima kasih ya Arung." Ucap Nyonya Lang.

Sementara itu Gisel pun pipi nya memerah, lalu Ayu tidak berkata apa pun. Sementara itu Adik Gisel yang paling kecil "Jong woon" tengah menyantap makanan.

"Ia ma kali ini Papa setuju sekali dengan keputusan Gisel pacaran dengan Arung, Papa dukung 100 persen." Ucap Patriak.

"Ha... ha... ha... " Tawa kecil Patriak.

Patriak, sangat senang dengan hadiah pemberian Arung.

Gisel kembali pipi nya memerah dan senyam senyum menatap wajah Arung.

"Sekarang giliranku membuka petinya, Kira-kira hadiah seperti apa ya,"

"Yang akan diberikan Arung kepadaku?" Gumam Ayu.

Kemudian Ayu pun mulai membuka peti hadiah nya, dan di dalamnya sudah terdapat sebuah Pedang Naga Api.

"Senjata ala dewa lagi, apa dia memiliki sebuah gudang senjata alam dewa di kediaman nya." Gumam Ayu.

"Wah Terima kasih banyak Arung, kau juga memberikan ku sebuah senjata dewa." Ucap Ayu, pipi nya pun memerah dan secara reflek memeluknya Arung dengan erat. Lalu Ayu ter sadar, ia pun langsung melepaskan pelukan nya kemudian duduk bersimpuh kembali.

"Kya......... kenapa aku memeluknya, Arung kan pacarnya Gisel,"

"Semoga Gisel tidak marah," Gumam Ayu.

Melihat itu Nyonya Lang, Patriak, Gisel, dan Jong Woon pun tertawa serentak.

"Ha... ha.... ha..." Tawa kecil Gisel.

"Ternyata Kak Ayu masih memiliki minat dengan laki-laki ya Pa." Ucap Gisel, bercanda.

"Ha... ha... ha....." Tawa kecil Patriak.

"Sungguh indah saat-saat ketika masih muda." Ucap Patriak.

Wajah ayu pun memerah, ia tidak berkata apa-apa. Selama ini Ayu tidak pernah memiliki teman laki-laki dan selalu saja membawa teman perempuan, Keluarga Alba pun lantas berpikiran bahwa Ayu tidak menyukai laki-laki tapi menyukai wanita. Pada malam ini Keluarga Alba pun lega ternyata itu hanya salah paham pemikiran mereka saja.

"Jong woon sudahi dulu makan mu, lalu bukalah peti hadiah yang di berikan oleh Kak Arung." Ucap Nyonya Lang.

"Ternyata sudah saat nya giliran ku, kali ini pasti senjata dewa lagi,"

"Calon kakak iparku memang yang terbaik, Akira kali ini aku akan mengalahkan mu." Gumam Joong Woon.

"Ia ma." Ucap Jong woon.

Jong won merupakan adik termuda Gisel dan berusia sekitar sembilan tahun, walaupun kecil ia sudah menjadi seorang kultivator cilik yang berada di ranah alam kesatria level awal. Jong woon pun mulai membuka peti hadiah nya dan ternyata di dalamnya terdapat Buah Pohon Raja Air di dalamnya.

"Lho kok buah, kenapa bukan senjata dewa?" Gumam Joong woon, raut wajahnya sedikit sedih.

"Buah apa ni Kak Arung?" Ucap Jong woon.

"Wajahnya tampak kecewa, Adi kecil ini belum tahu manfaat buah ini." Gumam Arung.

"Makanlah Adik Kecil, nanti kakak beritahu." Ucap Arung.

Jong woon pun lantas memakan buah tersebut sampai tak bersisa, beberapa saat kemudian di sekujur tubuh Jong woon keluar aura air berwarna biru yang meluap-luap. Tidak lama kemudian cahaya biru muncul di sekitarnya dan setelah cahaya biru itu hilang perlahan-lahan kultivasi Jong woon pun naik satu tingkat menjadi alam raja puncak.

"Apa, baru kali ini aku melihat hal seperti ini." Gumam Patriak.

"Ternyata Arung memiliki buah ajaib, setelah ini aku akan coba memintanya satu untukku." Gumam Gisel.

"Menakjubkan calon menantu ku ini." Gumam Nyonya Lang.

"Arung, rahasia apa lagi yang kau miliki?" Gumam Ayu.

"Wah buah ajaib apa itu Arung, sungguh menakjubkan?" Tanya Nyonya Lang.

"Ini namanya Buah Pohon Raja Air, dapat meningkatkan ranah seorang kultivator ber elemen air satu tingkatan." Ucap Arung.

"Oh... kukira aku akan memintanya tadi, ternyata buah itu hanya berkhasiat kepada kultivator berelemen air." Gumam Nyonya Lang.

"Terima kasih Kakak, dengan kultivasi begini aku pasti menjadi penguasa di sekolahku,"

"Aku pasti mengalahkan Akira." Ucap Jong Woon.

Jong woon pun bangun dari tempat ia bersimpuh dan berlari ke arah Arung dan memeluknya.

"Terima kasih Kak, atas hadiah nya,"

"Kali ini aku pasti mengalahkan Akira." Ucap Joong Woon.

"Siapa itu Akira, apa mungkin rival nya?" Gumam Arung.

"Iya Adik Kecil, sama-sama." Ucap Arung kemudian menggosok-gosok kepala Joong Woon.

Setelah itu Jong Woon pun keluar dari aula tamu untuk mencoba kultivasi baru nya. Kali ini giliran Gisel yang membuka peti hadiah nya dan di dalamnya terdapat sebuah Pedang Emas.

"Wah kamu memberikan ku sebuah senjata suci lagi ya Arung, wah Terima kasih." Ucap Gisel.

"Kau adalah lelaki ku." Gumam Gisel.

"Ini senjata suci yang sama dengan Roda Emas, merupakan senjata suci tipe kecepatan, cobalah Gisel." Ucap Arung.

Gisel pun bangun dari tempat ia bersimpuh dan meletakkan pedang emas itu ke lantai. Kemudian Gisel menstransfer sekitar lima persen tenaga dalam nya ke inti pedang.

"Ucap kan pasword nya Gisel "Membesar". Ucap Arung.

"Pasword." Gumam Ayu.

"Bebep ku mengatakan pasword nya membesar, baiklah bebep." Gumam Gisel.

"Membesar" Ucap Gisel.

Seketika pedang tersebut berubah warna menjadi biru pekat dan perlahan membesar, kemudian melayang sekitar satu meter dari atas lantai.

"Wah benar-benar membesar, dan melayang di atas lantai,"

"Ternyata ada senjata suci seperti ini di Benua Es Api." Gumam Gisel.

Patriak dan lainnya pun terkejut menyaksikan pedang tersebut membesar dan melayang.

"Naik lah ke atasnya, kemudian kendalikan pedang itu dengan pikiran mu." Ucap Arung.

"Baiklah sayang, aku akan melakukan persis seperti perkataan mu." Gumam Gisel.

Gisel pun kemudian melompat dan berdiri di atas nya.Gisel pun mengendarai pedang tersebut dengan terbang berputar-putar disekitar taman dan kembali lagi ke aula tamu dan duduk bersimpuh di samping Arung.

Beberapa saat kemudian.

"Wah hebat sekali kamu Arung, kamu memiliki banyak senjata ajaib." Ucap Patriak.

"Terima kasih Patriak saya mendapatkan senjata-senjata suci ini, ketika menjelajah di reruntuhan bersama Tuan Muda Quill." Ucap Arung.

"Kalau tau ada banyak senjata suci di reruntuhan tersebut aku pasti tidak akan pulang dulu,"

"Arung memang memiliki nasib yang baik, bahkan ia mendapat suatu pusaka yang membuatnya bertambah Tampan." Gumam Ayu, kemudian menoleh ke wajah Arung.

"Kya........... kenapa rasanya aku malu sekali." Gumam Ayu, teringat adegan saat di hutan tak bernama.

Mereka pun kembali melanjutkan makan malam daa mengobrol, suasana aula tamu pun terasa hangat. Tak lama kemudian Nyonya Ya pun masuk membawa hidangan ikan panggang buatan nya sendiri lalu meletakkan nya di atas meja jamuan Arung.

"Waduh.... mama dan ikan berbahaya nya, bagaimana caranya aku memberitahukan Arung,"

"Saat kecil gara-gara memakan Ikan Panggang buatan mama secara tidak disengaja aku sampai di rawat selama sebulan di Rumah Sakit Awan Hitam.' Gumam Gisel, raut wajah nya mulai pucat.

"Pa... pa... mau ikan panggang juga,"

"Ini baru aja selesai di Panggang, rasanya juga sangat enak,"

"Aku sudah mencobanya." Ucap Nyonya Ya.

"Aduh..... gawat aku bisa mati jika memakan Ikan Panggang itu, terakhir kali aku memakannya aku lumpuh selama setahun,"

"Dan terpaksa beraktifitas menggunakan kursi roda." Gumam Patriak.

"Tidak ma sepertinya aku masih kenyang, lain kali saja ya sayang." Ucap Patriak.

Patriak kemudian membuka kitab cara pembuatan Roda Emas lalu terlihat membacanya dengan serius.

Sementara itu Nyonya Lang dan Ayu langsung mengambil arak di atas meja lalu meminumnya sambil memandangi senjata suci pemberian Arung dengan serius. Gisel pun terus menarik lengan baju Arung dan terlihat gelisah.

"Beb... jangan di makan." Gumam Gisel.

Arung pun tidak mengerti apa maksud Gisel.

"Kenapa Gisel tampak gelisah, apa mungkin dia sedang datang bulan." Gumam Arung.

"Makanlah Arung ini masih panas sekali, nanti kalau sudah dingin tidak enak lagi." Ucap Nyonya Ya.

"Syukurlah Calon menantu ku orangnya baik." Gumam Nyonya Ya.

Nyonya Ya pun kembali duduk bersimpuh ke meja jamuannya, melihat ketulusan Nyonya Ya membuat kan Ikan Panggang buat Arung, ia pun teringat kenangan nya bersama Putri Naga Kecil yang setiap harinya memasakkan Daging Phoenix buat nya.

Saat bersama Putri Naga Kecil di Istana Raja Naga Benua Barat.

Seperti biasanya Arung selalu bangun kesiangan, sementara itu Putri Naga Kecil tengah menyulam sebuah simbol Naga pada sapu tangan.

"Hoam................ " Suara Arung menguap.

"Kau sudah bangun ya Arung, seperti nya tidur mu sangat nyenyak ya semalam,"

"Iya semalam aku sampai mabuk meminum arak naga, yang di berikan Pangeran Thor di istana,"

"Kepala ku masih pusing sampai sekarang." Ucap Arung.

"Benar Arung, setelah itu kau mabuk-mabukan,"

"Kau tidak ingat apa yang kau lakukan." Ucap Putri Naga Kecil.

"Tidak Putri Naga Kecil." Ucap Arung.

"Arak Naga itu memiliki khasiat meningkatkan vitalitas kaum Naga jantan, dan hanya berefek kepada Naga jantan,"

"Sebaiknya kau tidak meminum minuman seperti itu Arung." Ucap Putri Naga Kecil.

"Waduh...... jadi maksudnya itu seperti obat kuat." Gumam Arung, kemudian menoleh ke dalam selimutnya.

Saat ini Arung tidak mengenakan sehelai pakaian pun, dan tubuhnya penuh dengan luka cakaran.

"Ini lihat lah leherku." Ucap Putri Naga Kecil, kemudian memperlihatkan lehernya terlihat ada sedikit memar merah di beberapa tempat.

"Kenapa lehermu Putri Naga Kecil?" Tanya Arung.

"Semalam ada seekor naga jantan yang tengah mabuk menggigitku." Jawab Putri Naga Kecil.

"Apa.......?"

"Berarti semalam,.... luka di dadaku." Gumam Arung.

"Baiklah Arung aku sudah menyiapkan masakan di atas meja makan lah aku hendak bertemu dengan sepupu-sepupuku di istana Ibunda Ratu." Ucap Putri Naga Kecil, kemudian beranjak pergi.

"Dasar Thor, dia sengaja memberikan ku arak Naga ini,"

"Awas, nanti aku pasti akan membalasnya." Gumam Arung, kemudian berpakaian lalu mulai menyantap masakan buatan Putri Naga Kecil.

Saat ini di Kediaman Alba.

"Byurrrr.................. " Suara hujan deras.

"Setelah selesai ujian tahap kedua ini, aku harus kembali ke Benua Naga lalu berjumpa dengan ayah dan ibu-ibunya Putri Naga Kecil." Gumam Arung di dalam hati.

Arung pun berdiri dari tempat ia duduk bersimpuh lalu mengeluarkan Buah Pohon Raja Api lalu memberikannya kepada Nyonya Ya.

"Nyonya Ya, ini ada sedikit hadiah lagi dariku karena sudah membuat kan masakan khusus untuk ku,"

"Terimalah Buah Pohon Raja Api ini" Ucap Arung.

"Buah apa ini ya?" Gumam Nyonya Ya.

"Oh iya Terima kasih, Arung." Ucap Nyonya Ya.

"Buah ini dapat meningkatkan ranah mu satu tingkat Nyonya Ya, dan buah ini hanya berefek pada kultivator ber elemen api." Ucap Arung.

"Wah... kau memang calon menantu yang sangat perhatian, Terima kasih sekali lagi Arung." Ucap Nyonya Ya.

"Wah kalau Arung memiliki buah yang berkhasiat pada kultivator elemen petir pasti dia akan memberikannya padaku." Gumam Gisel.

Arung pun kembali duduk bersimpuh di hadapan meja jamuan nya lalu bersiap untuk menyantap hidangan yang di masakkan langsung oleh Nyonya Ya. Sementara yang lainnya sibuk dengan urusan masing-masing dan sekali-kali melirik ke arah ikan panggang buatan Nyonya Ya, Gisel masih saja terus mengkode Arung dengan cara menarik lengan baju Arung.

"Tamat sudah Arung jika menyantap ikan beracun tersebut." Gumam Ayu.

"Kakak kenapa kau ingin mencederai calon menantumu, tapi aku tidak mungkin melarangnya,"

"Aku khawatir Kakak Pertama akan tersinggung nantinya,"

"Aku hanya bisa berdoa agar luka mu tidak terlalu parah calon menantu." Gumam Nyonya Lang.

Arung pun mulai menyantap Ikan Panggang tersebut sepotong demi sepotong menggunakan sendok. Ketika Arung mulai menyantap daging ikan yang pertama, semua mata di Keluarga Alba tertuju kepada nya termasuk Gisel dan bahkan para pengawal di luar juga melihat ke arah nya.

"Hiks...... hiks....... hiks..... " Tangis kecil Gisel.

"Aku sudah mengkode mu dari tadi, namun kau sendiri yang menggali lubang kubur mu." Gumam Gisel.

Setengah daging ikan panggang tersebut pun telah habis di santap oleh Arung. Tiba-tiba saja kepala Arung terasa pusing dan seolah-olah tubuhnya melayang-layang di ruangan hampa,

"Ugh....... kepala ku." Gumam Arung.

Beberapa saat kemudian Arung pun mulai tak sadarkan diri di aula tamu tersebut. Melihat Arung tak sadar kan diri Gisel pun cepat-cepat merebahkan kepala Arung di pangkuannya lalu mengipas-ngipasinya.

"Habis sudah semoga kau tidak lumpuh seperti ku." Gumam Patriak.

"Calon menantu ganbbatte.... kau harus bangun." Gumam Nyonya Lang.

"Kenapa pacarmu pingsan tiba-tiba Gisel." Ucap Nyonya Ya.

"Sepertinya Gisel mungkin harus mencari pacar baru." Gumam Ayu.

"Mungkin kelelahan ma." Ucap Gisel.

"Hiks...... hiks..... hiks...... " Tangis Gisel di dalam hati.

"Sebenarnya ini semua akibat masakan beracun mu, ma." Gumam Gisel.

Gisel tidak ingin mengatakan bahwa sanya Arung tak sadarkan diri di sebabkan masakan mamanya, Gisel khawatir mamanya akan berkecil hati. Patriak dan yang lainnya di Keluarga Alba pun sudah mengetahui bahwa masakan Nyonya Ya sangat-sangat tidak enak dan beracun, bagi siapa pun yang memakannya pasti pingsan dan cedera parah. Hanya saja mereka tidak ingin mengatakan yang sebenarnya untuk menjaga perasaan Nyonya Ya, namun naas bagi Arung yang tidak mengetahui apa-apa.

Terpopuler

Comments

renando

renando

apaan si ajjg capek bat mata aku baca byur2 ini

2022-03-19

2

Dayno Saurous Yatocyty

Dayno Saurous Yatocyty

bahaya ni mertua masa mau bunuh calon mantu....

2021-09-19

1

Botha Hantu

Botha Hantu

musim hujan

2021-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Bela Diri Kuno "Tiger".
2 Racun ular bertanduk sembilan
3 Makam Kuno Jenderal Api Kerajaan Jangbaek
4 Kitab jurus teleportasi tingkat alam dewa puncak
5 Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air
6 Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air bagian dua
7 Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger
8 Reruntuhan kuno ibu kota Kerajaan Jang baek
9 Esensi Naga Putri Naga Kecil
10 Palu emas hitam surgawi
11 Harta surgawi Leluhur Naga Khayangan
12 Elemen legenda Api Hitam dan Lahar Biru
13 Ujian Tahap Ke Dua Kompetisi Bela Diri
14 Cambuk Qilin Emas Halilintar Surgawi
15 Hadiah dari Tuan Muda Quil
16 Makan Malam Keluarga Alba
17 Percobaan Pembunuhan Patriak Keluarga Alba.
18 Manuskrip Kuno Kitab Kultivasi Petir
19 Goa Giok Hijau
20 Nona Dark Quill
21 Bola Energi Berwarna Hijau
22 Shilla Tiger
23 Sage empat elemen alam
24 Bangkit nya elemen es Arung
25 Persiapan menuju Perpustakaan Kuno Kerajaan Jangbaek
26 Ngarai di Pulau Balighe
27 Perpustakaan kuno kerajaan Jangbaek
28 Warisan Klan Rubah Dewa.
29 Senjata Tingkat Alam Mahayana, Teratai Kebijaksanaan.
30 Black Hole terrors bagian awal
31 Black Hole Terrors bagian ke dua
32 Kembali ke Kota Awan Hitam
33 Kedatangan Xiao Mei Mei dan Nyonya Vinic.
34 Rencana Jahat Jenderal Berserker.
35 Final Ujian Tahap Dua Bagian Awal
36 Final Ujian Tahap Ke Dua Bagian Akhir
37 Serangan Ikan-ikan dari Langit bagian Awal
38 Serangan Ikan Ikan dari Langit Bagian Akhir.
39 Kemunculan Black Hole Dragon dan Naga Es Kuno.
40 Bola Penjara Pohon Dewa Air
41 Ujian Tahap Ke Tiga.
42 Racun Tapak Ular Beracun
43 Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Awal.
44 Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Ke Dua.
45 Terdampar ke Masa Lalu Bagian Akhir.
46 Malam Pertama Arung dan Xiao Mei Mei di Klan Xiao.
47 Kembalinya Kultivasi Wakil Komandan Luna.
48 Berlayar Menuju Planet Kuno Jupiter Bagian Ke Satu.
49 Berlayar Ke Planet Kuno Jupiter Bagian Akhir.
50 Ujian Cinta Irish.
51 Pulau Makam Kuno Ke Dua Milik Jendral Api
52 Berkontrak dengan Irish dan Sarah.
53 Serangan Kelompok Assasin Black Rock bagian Awal.
54 Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Awal.
55 Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Akhir.
56 Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Ke Dua.
57 Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Akhir.
58 Berlayar Kembali Ke Planet Bumi.
59 Kamar Nomer 101 di Lantai Seratus AKPERTI.
60 Dosen Tercantik AKPERTI "BLUE STORM".
61 Kemunculan Mengejutkan "SARAH GREEN SNAKE".
62 Kembali Ke Masa 20 Tahun Yang Lalu Bagian Awal.
63 Kembali Ke masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Dua.
64 Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Tiga.
65 Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Akhir.
66 Komandan White Rock Kakak Kembar dari Komandan Black Rock.
67 Yuki Tiger.
68 Racun Kehidupan.
69 Rencana Jahat.
70 Anggota Ke Tiga "JENI GALGADOTH".
71 Special Episode: Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Awal.
72 Special Episode : Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Akhir.
73 Kedatangan Gisel Alba dan Luna Thunder.
74 Terciduk, Hubungan Terlarang Luna dan Arung Ketahuan.
75 Perjalanan Menuju Planet Merkurius.
76 Elemen Langka Ruang Hitam Aca Zord
77 Terciduk Oleh Jeni Galgadoth.
78 VIRAL.
79 Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Awal.
80 Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Akhir.
81 Jurus Perisai Angkasa Bagian Awal.
82 Jurus Perisai Angkasa Bagian Ke Dua.
83 Jurus Perisai Angkasa Bagian Akhir.
84 Samudra Zamrud Hijau Bagian Awal.
85 Samudra Zamrud Hijau Bagian Akhir.
86 Pulau Makam Kuno Ke Tiga.
87 Berlatih Jurus Teleportasi Bagian Ke Empat.
88 Rencana Gerakan Serangan Ujian Final AKPAVLA "GESUVLA" Jendral Es.
89 Jendral Mawar Ungu.
90 Reinkarnasi Jendral Kelabang Merah.
91 Serangan Ke Benteng Mawar Hijau.
92 SEA WARS Bagian Awal.
93 SEA WARS Bagian Kedua.
94 SEA WARS Bagian Ke Tiga.
95 SEA WARS Bagian Akhir.
96 ULAR PUTIH BERTANDUK SEMBILAN.
97 Bulan Madu Mendadak Irish.
98 Pil Penawar Racun Kehidupan.
99 Special Edition. Bangkitnya Dua Jiwa Naga Arung.
100 Special Edition : ULAR EMAS BERTANDUK SEMBILAN.
101 GESUVLA Bagian Ke Satu.
102 Kembali Ke AKPERTI.
103 Menikmati Suasana Hangat di Kota Awan Hitam.
104 Kembali Ke Benua Ular Bagian Ke Satu.
105 Kembali Ke Benua Ular Bagian Akhir.
106 Konser Errong Records.
107 ULAR GALAXI BERTANDUK SEMBILAN.
108 Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Ke Satu.
109 Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Akhir.
110 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Satu.
111 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Dua.
112 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ketiga.
113 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Empat.
114 Episode Special. Rayla dan Shayla Poison Snake.
115 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Lima.
116 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Enam.
117 Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Awal.
118 Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Akhir.
119 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Tujuh.
120 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Delapan.
121 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Sembilan.
122 Ujian Final AKPAVLA Bagian Akhir.
123 GESUVLA Bagian Ke Dua.
124 GESUVLA Bagian Ketiga.
125 GESUVLA Bagian Ke Empat.
126 GESUVLA Bagian Ke Lima.
127 GESUVLA Bagian Ke Enam.
128 GESUVLA Bagian Ke Tujuh.
129 GESUVLA Bagian Akhir.
130 SEASON 1 TAMAT, NANTIKAN SEASON 2 NYA.
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Keluarga Bela Diri Kuno "Tiger".
2
Racun ular bertanduk sembilan
3
Makam Kuno Jenderal Api Kerajaan Jangbaek
4
Kitab jurus teleportasi tingkat alam dewa puncak
5
Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air
6
Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air bagian dua
7
Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger
8
Reruntuhan kuno ibu kota Kerajaan Jang baek
9
Esensi Naga Putri Naga Kecil
10
Palu emas hitam surgawi
11
Harta surgawi Leluhur Naga Khayangan
12
Elemen legenda Api Hitam dan Lahar Biru
13
Ujian Tahap Ke Dua Kompetisi Bela Diri
14
Cambuk Qilin Emas Halilintar Surgawi
15
Hadiah dari Tuan Muda Quil
16
Makan Malam Keluarga Alba
17
Percobaan Pembunuhan Patriak Keluarga Alba.
18
Manuskrip Kuno Kitab Kultivasi Petir
19
Goa Giok Hijau
20
Nona Dark Quill
21
Bola Energi Berwarna Hijau
22
Shilla Tiger
23
Sage empat elemen alam
24
Bangkit nya elemen es Arung
25
Persiapan menuju Perpustakaan Kuno Kerajaan Jangbaek
26
Ngarai di Pulau Balighe
27
Perpustakaan kuno kerajaan Jangbaek
28
Warisan Klan Rubah Dewa.
29
Senjata Tingkat Alam Mahayana, Teratai Kebijaksanaan.
30
Black Hole terrors bagian awal
31
Black Hole Terrors bagian ke dua
32
Kembali ke Kota Awan Hitam
33
Kedatangan Xiao Mei Mei dan Nyonya Vinic.
34
Rencana Jahat Jenderal Berserker.
35
Final Ujian Tahap Dua Bagian Awal
36
Final Ujian Tahap Ke Dua Bagian Akhir
37
Serangan Ikan-ikan dari Langit bagian Awal
38
Serangan Ikan Ikan dari Langit Bagian Akhir.
39
Kemunculan Black Hole Dragon dan Naga Es Kuno.
40
Bola Penjara Pohon Dewa Air
41
Ujian Tahap Ke Tiga.
42
Racun Tapak Ular Beracun
43
Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Awal.
44
Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Ke Dua.
45
Terdampar ke Masa Lalu Bagian Akhir.
46
Malam Pertama Arung dan Xiao Mei Mei di Klan Xiao.
47
Kembalinya Kultivasi Wakil Komandan Luna.
48
Berlayar Menuju Planet Kuno Jupiter Bagian Ke Satu.
49
Berlayar Ke Planet Kuno Jupiter Bagian Akhir.
50
Ujian Cinta Irish.
51
Pulau Makam Kuno Ke Dua Milik Jendral Api
52
Berkontrak dengan Irish dan Sarah.
53
Serangan Kelompok Assasin Black Rock bagian Awal.
54
Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Awal.
55
Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Akhir.
56
Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Ke Dua.
57
Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Akhir.
58
Berlayar Kembali Ke Planet Bumi.
59
Kamar Nomer 101 di Lantai Seratus AKPERTI.
60
Dosen Tercantik AKPERTI "BLUE STORM".
61
Kemunculan Mengejutkan "SARAH GREEN SNAKE".
62
Kembali Ke Masa 20 Tahun Yang Lalu Bagian Awal.
63
Kembali Ke masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Dua.
64
Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Tiga.
65
Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Akhir.
66
Komandan White Rock Kakak Kembar dari Komandan Black Rock.
67
Yuki Tiger.
68
Racun Kehidupan.
69
Rencana Jahat.
70
Anggota Ke Tiga "JENI GALGADOTH".
71
Special Episode: Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Awal.
72
Special Episode : Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Akhir.
73
Kedatangan Gisel Alba dan Luna Thunder.
74
Terciduk, Hubungan Terlarang Luna dan Arung Ketahuan.
75
Perjalanan Menuju Planet Merkurius.
76
Elemen Langka Ruang Hitam Aca Zord
77
Terciduk Oleh Jeni Galgadoth.
78
VIRAL.
79
Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Awal.
80
Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Akhir.
81
Jurus Perisai Angkasa Bagian Awal.
82
Jurus Perisai Angkasa Bagian Ke Dua.
83
Jurus Perisai Angkasa Bagian Akhir.
84
Samudra Zamrud Hijau Bagian Awal.
85
Samudra Zamrud Hijau Bagian Akhir.
86
Pulau Makam Kuno Ke Tiga.
87
Berlatih Jurus Teleportasi Bagian Ke Empat.
88
Rencana Gerakan Serangan Ujian Final AKPAVLA "GESUVLA" Jendral Es.
89
Jendral Mawar Ungu.
90
Reinkarnasi Jendral Kelabang Merah.
91
Serangan Ke Benteng Mawar Hijau.
92
SEA WARS Bagian Awal.
93
SEA WARS Bagian Kedua.
94
SEA WARS Bagian Ke Tiga.
95
SEA WARS Bagian Akhir.
96
ULAR PUTIH BERTANDUK SEMBILAN.
97
Bulan Madu Mendadak Irish.
98
Pil Penawar Racun Kehidupan.
99
Special Edition. Bangkitnya Dua Jiwa Naga Arung.
100
Special Edition : ULAR EMAS BERTANDUK SEMBILAN.
101
GESUVLA Bagian Ke Satu.
102
Kembali Ke AKPERTI.
103
Menikmati Suasana Hangat di Kota Awan Hitam.
104
Kembali Ke Benua Ular Bagian Ke Satu.
105
Kembali Ke Benua Ular Bagian Akhir.
106
Konser Errong Records.
107
ULAR GALAXI BERTANDUK SEMBILAN.
108
Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Ke Satu.
109
Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Akhir.
110
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Satu.
111
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Dua.
112
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ketiga.
113
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Empat.
114
Episode Special. Rayla dan Shayla Poison Snake.
115
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Lima.
116
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Enam.
117
Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Awal.
118
Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Akhir.
119
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Tujuh.
120
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Delapan.
121
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Sembilan.
122
Ujian Final AKPAVLA Bagian Akhir.
123
GESUVLA Bagian Ke Dua.
124
GESUVLA Bagian Ketiga.
125
GESUVLA Bagian Ke Empat.
126
GESUVLA Bagian Ke Lima.
127
GESUVLA Bagian Ke Enam.
128
GESUVLA Bagian Ke Tujuh.
129
GESUVLA Bagian Akhir.
130
SEASON 1 TAMAT, NANTIKAN SEASON 2 NYA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!