Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air

Rawa Siluman Air

Tiga hari kemudian Arung pun langsung bergegas menuju lokasi ujian di Rawa Siluman Air, untuk mengikuti ujian tahap awal perekrutan prajurit di Kota Awan Hitam.

"Huft............ hah... ha... ha..... " Suara nafas milik Arung yang terengah-engah setelah berlari kemari.

"Untung aku tidak terlambat, aku sudah berputar-putar mencari lokasi Rawa Siluman Air ini,"

"Mana jalanan hujan lagi, hah..... ha.... hah.... " Ucap Arung, sambil menyeka keringat di dahinya.

"Byurrr............ " Suara hujan deras.

Arung tidak kehujanan karena sudah memasang perisai kultivasi air di atasnya, sama seperti kultivator lainnya.

"Wah sudah ramai di sana, sebaiknya aku segera kesana." Ucap Arung, sambil beranjak ke dekat kamp.

Sesampai nya di lokasi ujian, terlihat sudah banyak sekali kultivator yang berkumpul disini, Terlihat juga sudah banyak tenda-tenda yang berjejeran di sepanjang Rawa Siluman Air ini. Kemudian seseorang pun melesat ke depan, dan berbicara menggunakan jurus auman petir, sehingga suaranya terdengar sangat besar.

"Perhatikan semuanya dan perkenalkan nama saya adalah Luna Thunder,"

"Saya adalah wakil Komandan divisi lima di kantor prajurit kota Awan Hitam ini," Ucap Wakil Komandan Luna, sambil menggunakan jurus auman.

'Gile benar suaranya besar banget, aku tidak pernah melihat jurus seperti ini di kediaman ku," Gumam Arung di dalam hati.

"Saya perintahkan kepada seluruh calon prajurit untuk segera berbaris rapi, agar ujian ini dapat segera kita mulai, " Ucap Wakil Komandan Luna.

Mendengar perintah itu, seluruh peserta pun melakukan persis, seperti apa yang di perintahkan oleh wakil Komandan Luna yaitu berbaris dengan rapi. Arung pun melihat sekeliling.

"Benua ini sungguh aneh, rata rata peserta yang ikut ujian ini 90 persen nya wanita,"

"Dan hanya 10 persennya laki-laki." Gumam Arung di dalam hati sambil berbaris.

Di benua ini kultivator wanita lebih mendominasi karena energi yin sungguh sangat besar disini dibandingkan dengan energi yang, jadi wanita di benua ini lebih cepat dalam hal menembus ranah tingkatan serta menguasai jurus-jurus bela diri dari pada pria. Walaupun sudah berlatih keras selama tiga tahun ini Arung baru bisa mencapai ranah alam kesatria tingkat awal, dan berkat pil dewa obat barulah Arung bisa menembus ke level puncak alam kesatria. Kemudian setelah seluruh peserta berbaris dengan rapi, pihak panitia pun membagi seluruh peserta menjadi seratus kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima orang, dan dipimpin oleh peserta dengan kultivasi tertinggi.

"Dengarkan kembali para calon pprajurit, kami telah membagi kalian menjadi berkelompok-kelompok,"

"Yang mana nantinya tiap kelompok akan memulai penelusuran Rawa Siluman Air ini, dan keluar di balik bukit yang ada di sana, " Ucap Wakil Komandan Luna, sambil menunjukkan arah bukit tersebut.

"Wah jauh juga sepertinya bukit itu, berapa lama kalau dengan berjalan kaki bisa sampai ke sana." Gumam Arung didalam hati, sambil berbaris.

"Maka-mereka lah yang berhasil sampai kesana, mereka akan lulus untuk mengikuti ujian Prajurit di tahap selanjutnya,"

"Dan juga perlu saya ingatkan kembali di ujian ini taruhan nya adalah nyawa, karena didalam Rawa Siluman Air ini ada banyak sekali beast dan kondisi medan yang tidak bersahabat." Ucap Wakil Komandan Luna, sambil berdiri gagah didepan peserta ujian.

"Kamu... kamu... kamu... kedepan.. " Ucap panitia, sambil menunjuk beberapa peserta untuk maju kedepan.

beberapa saat kemudian, semua peserta sudah di bagi dalam beberapa kelompok.

"Wah aku sendiri dech yang laki, memang benar-benar aneh benua ini," Gumam Arung didalam hati, sambil maju kedepan

Setelah pembagian kelompok Arung pun berada di kelompok sembilan yang terdiri dari empat orang wanita dan hanya Arung sendiri laki-laki. Adapun ke empat wanita cantik tersebut ialah Bunga Sky dari Keluarga Sky dia berada pada ranah alam raja puncak, Rara Phoenix dari keluarga Phoenix dia berada pada ranah alam raja puncak, Cika Amstrong dari Keluarga Armstrong dia berada pada ranah alam laut tingkat awal, dan terakhir ketua kelompok kami yang memiliki ranah paling tinggi yaitu ranah alam laut puncak Nia Thunder dari keluarga Thunder sekaligus adik bungsu dari Luna thunder. Pemilihan ketua kelompok pun di putuskan berdasarkan ranah kultivasi tertinggi di tiap kelompok oleh panitia langsung.

"Baiklah sebelum kalian mulai memasuki Rawa Siluman Air ini hendaknya kalian berdiskusi terlebih dahulu,"

"Tentang strategi apa yang akan kalian pergunakan untuk menelusuri rawa ini dengan masing masing kelompok kalian selama setengah jam ini." Ucap Wakil Komandan Luna, sambil beranjak kembali ke tenda panitia.

Di kelompok kesembilan

Masing-masing kelompok pun membubarkan barisan dan berdiskusi berkelompok-kelompok disekitaran tenda dan pintu masuk Rawa.

"Byurrr....................... " Suara hujan yang semakin deras.

"Baiklah semuanya aku adalah pemimpin yang diputuskan oleh panitia untuk memimpin kelompok sembilan ini,"

"Menurutku kita tidak perlu menggunakan strategi yang aneh-aneh dan rumit,"

"Kita cukup pergi dan membunuh semua beast yang menghalangi jalan." Ucap Nia Thunder, dengan nada suara yang begitu bersemangat.

"Wah cewek ini tipe yang bertindak dulu baru berpikir." Gumam Arung didalam hati.

"Aku setuju dengan nya, Toh semua kelompok pun tanpa berfikir panjang langsung menerjang ke arah rawa itu." Ucap Bunga Sky, sambil melirik kearah kelompok lain yang mulaia memasuki gerbang Rawa Siluman Air.

"Aku juga, aku sangat setuju lebih cepat kita menyelesaikan ujian ini, kita bisa lebih cepat bersenang-senang dengan para pria nantinya." Ucap Cika Armstrong.

"Ini nich cewek tipe dugem, pasti hobinya mabok." Gumam Arung didalam hati.

"He... he.... he...." Tawa kecil Cika, sambil mengedipkan mata kepada Arung.

"Sepertinya dia juga tipe Fuckgirl, dia bahkan main mata denganku." Gumam Arung didalam hati.

Salah satu anggota mengangkat tangan.

"Interupsi ketua,"

"Ketua aku sangat tidak setuju rencana yang terlalu gegabah ini,"

"Ini bahkan bukan rencana, itu namanya bertindak dahulu baru berfikir," Ucap Rara.

"Nah ini dia cewek yang tidak hanya cantik tapi memiliki otak." Gumam Arung didalam hati, sambil Mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Menurutku kita tidak perlu masuk terlebih dahulu, biarlah kelompok lainnya yang masuk terlebih dahulu,"

"Sehingga mereka pasti akan membunuh beast-beast yang ada di sepanjang jalan terlebih dahulu,"

"Nantinya jalanan itu akan aman untuk dilalui, serta menghemat tenaga kita dalam menghadapi beast-beast yang tersisa di dalam rawa." Ucap Rara Phoenix.

"Sepertinya aku tidak dianggap didalam kelompok ini karena ranah kultivasi ku rendah, sebaiknya aku diam saja." Gumam Arung di dalam hati.

Keempat cewek cantik ini pun mulai berdebat panjang dan lebar mengenai strategi memasuki Rawa Siluman Air ini. Jika dilihat lihat diantara keempat cewek cantik ini Nia thunder adalah yang tercantik ia memiliki bola mata dan rambut bergelombang yang berwarna ungu serta kulit yang putih ke merah-merahan. Kekurangan Nia adalah temperamen nya yang galak seperti Shilla di Keluarga Tiger.

"Nia benar-benar cantik,"

"Namun Cika, Rara, dan Bunga juga tidak kalah cantiknya,"

"Aroma wangi yang keluar dari tubuh mereka berempat pun membuat kulit ini serasa bergetar," Gumam Arung didalam hati.

"Hemmmm....... " Ucap Arung.

"Kenapa Arung?" Tanya Bunga.

"Tidak apa bunga, tadi aku mencium sesuatu yang wangi." Jawab Arung, sambil terus menyimak perdebatan mereka.

Beberapa jam pun telah berlalu dan akhirnya mereka memiliki kesepakatan untuk langsung masuk ke Rawa Siluman dan membasmi semua beast yang menghalangi.

"Tiga suara lawan satu suara, maka kita putuskan untuk menerobos rawa ini, dan menghancurkan apa pun yang menghalangi di jalan." Ucap Nia.

Rara pun terpaksa mengikuti rencana bodoh Nia, karena sudah kalah suara. Kedua gadis bodoh lainnya mendukung Nia.

"Gimana pendapatmu arung?" Tanya Nia, sambil menatap ke arah Arung.

"Aku setuju saja terserah ketua kelompok saja." Ucap Arung.

"Aku sebenarnya sependapat dengan Rara, tapi pasti kami kalah suara,"

"Jika terlalu banyak berdebat, aku khawatir kelompok ini akan pecah sebelum memasuki rawa." Gumam Arung di dalam hati.

Kelompok kesembilan pun mulai bergerak dan memasuki pintu gerbang Rawa Siluman Air ini. Rawa Siluman Air ini memiliki iklim hujan sepanjang tahun nya sedikit berbeda dengan di Kota Awan Hitam yang tidak selalu hujan namun sesekali tidak hujan. Ekosistem alam nya dipenuhi oleh beragam tanaman, dan di huni oleh beragam jenis beast monster. Setelah beberapa kilometer kelompok Arung berjalan, tiba-tiba saja mereka di sergap oleh sekawanan beast monster berjenis manusia rawa yang kekuatannya setara dengan kultivator di ranah alam kesatria puncak.

"Wah kali ini beast, aku sudah sangat lama tidak berjumpa beast,"

"Sepertinya di Rawa ini banyak sekali beastnya." Gumam Arung di dalam hati.

Manusia rawa ini pun bergerombol dan ada sekitar sepuluh beast. Perawakan manusia rawa ini hampir sama dengan manusia hanya saja kulitnya yang berwarna hijau dan tangannya yang memiliki cakar serta beracun, dan gerakannya juga cukup gesit.

"Hati-hati teman-teman, beast ini memang sangat mudah di lawan, hanya saja jika kita terkena sedikit saja cakarnya kita bisa langsung mati dalam hitungan menit saja." Ucap Nia Thunder, sambil memasang kuda-kuda dan bersiap menyerang.

"Benar yang dikatakan oleh Nia, cobalah untuk bertarung dengan membuat jarak antara makhluk ini." Ucap Rara Phoenix, sambil mundur kebelakang dan memasang kuda-kuda bersiap menyerang.

Ke dua cewek cantik lainnya pun juga memasang kuda-kudanya dan bersiap untuk menyerang, dengan cara pertarungan jarak jauh.

"Aku tidak gentar sama sekali terhadap racun yang ada pada cakar manusia rawa itu,"

"Racun itu tidak akan berefek kepadaku." Gumam Arung didalam hati, sambil melompat mundur kebelakang.

Manusia rawa itu pun mulai menatap kearah kami dan bersiap menyerang.

"Racun itu berada di tingkat alam bumi, sedangkan aku sudah meminum pil dewa obat yang akan memberikanku kekebalan terhadap racun di bawah tingkat alam bumi puncak,"

"Bahkan darahku saja bisa menjadi penawar racunnya,"

"Hi....hi.....hi......." Tawa kecil Arung, merasa lebih kuat dari yang lainnya perihal racun.

"Tampan berkonsentrasi lah, jangan tertawa kecil seperti itu." Ucap Cika, sambil kembali mengedipkan matanya.

"Baiklah Cika." Ucap Arung.

"Apa yang di fikirkan lelaki bodoh ini hingga bisa tertawa disaat genting seperti ini." Gumam Nia di dalam hati.

Pertarungan pun mulai terjadi para beast mulai menyerang dan menerjang secara agresif kearah mereka, pertarungan yang sengit pun berlangsung.

"Rasakan ini monster jelek, tembakan bola petir " Teriak Nia Thunder, sambil melesatkan bola petir dari telapak tangannya.

Seketika itu juga dua buah bola petir keluar dari telapak tangan Nia serta melesat ke arah dua ekor manusia rawa. Akibat serangan yang tiba-tiba dari Nia, kedua manusia rawa tersebut tidak bisa menghindarinya dan langsung terpanggang terkena jurus elemen petir dari Nia.

"Duarr... Duarrrr... Jdesss...." Suara dari ledakan bola petir yang mengenai manusia rawa.

Dua manusia rawa pun tewas dengan luka bakar di seluruh tubuhnya.

Tidak kalah dengan Nia, Bunga, dan Cika juga menembakkan jurus yang sama ke arah para manusia rawa tersebut. Seketika itu juga tiga ekor beast pun tewas, kini musuh yang tersisa hanya berjumlah lima ekor beast saja. Arung pun juga membantu mereka, walaupun tidak terlalu membantu Arung ikut menembakkan beberapa bola air ke arah para monster tadi. Namun serangan Arung hanya membuat mereka terpental tidak memiliki daya penghancur seperti jurus ketiga cewek cantik tersebut.

Pertarungan pun masih terus berlanjut para manusia rawa semakin ganas, mereka tetap menerjang ke depan dan mengarahkan cakarnya agar mengenai Arung dan yang lainnya. Kali ini giliran Rara yang menunjukkan kemampuannya, ia mengeluarkan jurus tembakan bola api. Rara merupakan kultivator elemen api.

"Rasakan ini." Teriak Rara, sambil melesatkan bola api dari telapak tangannya.

Bola api tersebut menerjang dan mengenai dua beast rawa, dan membunuh mereka seketika. Melihat gerombolannya sudah habis terpanggang sisa-sisa manusia rawa itu pun melarikan diri dan meninggalkan kami.

"Huftt..." Ucap Rara Phoenix, Sambil menyeka keringat di dahinya.

"Terima kasih arung sudah membantu ku tadi." Ucap Rara Phoenix, sambil tersenyum kearah ku.

"Ia ra maaf ya aku tidak memiliki jurus mematikan seperti kalian, aku hanya memiliki jurus tembakan bola air." Ucap Arung.

"Membantu apa aku hanya menembakkan beberapa bola air kearah beast yang memang berniat melarikan diri tadi." Gumam Arung didalam hati.

"Ok semuanya, sebaiknya kita mencari tempat yang aman untuk bermeditasi, an memulihkan kekuatan kita." Ucap Nia Thunder.

Sementara hujan masih terus turun di Rawa Siluman Air ini.

"Byurrrr............ " Suara hujan yang semakin deras.

Kelompok Arung pun mencari tempat untuk bermeditasi, dan mengembalikan tenaga dalam mereka yang telah hilang selepas pertarungan tadi. Setelah berjalan beberapa kilometer jauhnya Arung beserta kelompoknya pun menemukan sebuah air terjun yang di depannya terdapat sebuah danau, dan di balik air terjun tersebut ada sebuah goa yang lumayan besar. Arung beserta kelompok pun langsung menuju ke goa tersebut.

Di dalam goa

"Arung kumohon tolong berjagalah di depan goa, dan jangan mengintip kami ketika berganti pakaian,"

"Kemudian kami akan bermeditasi di dalam." Ucap Nia Thunder, dan beranjak ke bagian dalam goa.

"Baik Nia, biar aku yang berjaga disini." Ucap Arung.

"Aku bilang tidak pun, Nia pasti akan memaksaku berjaga." Gumam Arung di dalam hati.

"Tidak apa apa Arung jika mereka bertiga tidak bersedia, aku bersedia untuk di intip kok sama kamu." Ucap Cika Armstrong.

"Hee.... he....." Suara tawa kecil Cika

"Ia Cika." Ucap Arung, sambil tersenyum terhadap Cika.

"Mmuah... " Suara kecupan Cika di pipi Arung.

"Itu hadiah karena tidak meninggalkan kami ketika bertemu manusia rawa, sudah ya aku keringetan nich mau ganti baju dulu." Ucap Cika, sambil beranjak ke dalam goa.

"Jika aku mengintip nasib ku akan sama saat di Kediaman Tiger, aku pasti digebukin." Gumam Arung didalam hati.

Kebetulan sekali dalam kelompok sembilan ini Cika merupakan cewek yang paling agresif dan paling bebas pola berpikirnya, dibandingkan yang lainnya, kalau Rara orang nya selalu berpikir dalam bertindak, kalau Bunga ekspresinya selalu diam dan jarang berkomunikasi.

"Arung ini aku bawakan beer jadi kamu bisa meminum beer sambil berjaga di mulut goa ini,"

"Dan ini juga ada sedikit snack untuk kamu makan." Ucap Rara, sambil memberikan sekaleng beer dan sebungkus snack.

"Ia ra Terima kasih banget beer dan snack nya,"

"Mau minum bersamaku Rara, cuaca pun mendukung nich,"

"Hujan sangat deras di luar." Ucap Arung, sambil duduk di mulut goa.

"Nanti saja Arung setelah aku selesai memulihkan diri, aku pasti akan kemari dan kita bisa minum bersama sampai kita mabuk,"

"Dan kalau ada beast yang menyerang, kamu cukup teriak saja ya." Ucap Rara, sambil masuk kedalam goa.

"Baiklah Rara aku pasti menunggumu." Ucap Arung.

Berhubung hari sudah mulai gelap Arung dan kelompoknya pun memutuskan untuk menginap di goa malam ini, dan akan meneruskan perjalanan keesokan harinya. Ujian penelusuran Rawa Siluman Air ini memiliki tenggat waktu selama satu bulan, dan bagi yang tidak berhasil keluar dalam tempo satu bulan tersebut akan dinyatakan tewas dan gagal dalam ujian.

Kembali pada saat Arung tiba di penginapan kota Awan Hitam

Semenjak seluruh tirai di pemandian air panas dan kamar para tetua dan murid perempuan di kediaman Tiger diganti dengan tirai ungu petir kakek Bongpal mengalami cedera parah. Cedera ini diakibatkan pada saat dirinya mencoba mengintip dan tersengat berulang kali oleh petir. Sehingga untuk sementara kakek Bongpal harus naik kursi roda, karena cederanya. Di aula tamu mansion pribadinya kakek Bongpal pun terus memandangi fhoto Arung bersama dirinya ketika Arung pertama kali menginjakkan kakinya di keluarga ini.

"Coba kau masih disini," Gumam Kakek Bongpal, sambil duduk di kursi roda dan memegangi fhoto Arung.

"Aku sudah mencoba mencegahmu menerima misi mematikan tersebut," Gumam Kakek Bongpal, sembari mulai meneteskan air mata.

"Tapi para tetua itu berkomplot, aku jadinya kalah suara." Ucap kakek Bongpal, sembari meneteskan air mata yang maki deras.

"Coba kau masih disini, aku pasti tidak akan terluka dan masih bisa melihat tubuh-tubuh indah gadis-gadis." Gumam kakek Bongpal.

"Hiks... hikss.... " Suara tangisan kakek Bongpal.

"Coba aku telepon dia, akan ku suruh dia kembali supaya penderitaan ini cepat berakhir." Gumam kakek Bongpal.

Kakek Bongpal pun menelepon Arung sebanyak sepuluh kali, tetapi nomor handphone nya tidak lah aktif.

"Hiks... hikss...hikss...hiksss." Suara tangisan kakek Bongpal pun pecah.

"Setidaknya kau aktifkan Handphone mu Arung....." Gumam Kakek Bongkar di dalam hati.

Saat ini di Rawa Siluman Air

Keesokan paginya Arung dan kelompoknya pun melanjutkan penelusuran Rawa Siluman Air ini mereka pun mulai berjalan dan terus berjalan. Tiba-tiba tanpa mereka sadari, di sekeliling mereka telah di penuhi oleh kabut berwarna ungu. Kelompok Arung pun terpecah di daerah berkabut ungu tersebut.

"Cika...... Rara..... " Teriak Arung.

"Kabut apa ini, aku tidak dapat melihat apa pun di kabut ini,"

"Kemana teman-teman ku yang lainnya?" Gumam Arung didalam hati.

"Nia...... Bunga...... dimana kalian." Teriak Arung, sambil terus berjalan.

Arung pun terus berjalan kedepan sambil sesekali terjatuh karena terkena akar pepohonan. Kabut ini memang lah tidak lah beracun, tapi dapat menghalangi pandangan mata dan menyebabkan telinga tuli untuk sementara waktu sehingga banyak peserta yang terpecah dari kelompok nya saat memasuki Rawa Kabut ini. Setelah beberapa jam terjebak di rawa kabut ini akhirnya Arung pun berhasil keluar, namun ia terpisah dari kelompok nya.

"Huft......setelah berjalan selama tiga jam berputar-putar didalam rawa kabut ungu, akhirnya aku bisa keluar juga."

"Gimana nasib keempat cewek cantik itu ya, aku jadi khawatir." Gumam Arung di dalam hati, sambil menoleh kembali ke belakang.

Danau mematikan

Ketika keluar dari rawa kabut Arung ternyata telah berada di tengah-tengah Rawa Siluman Air, dan daerah ini disebut sebagai Danau Mematikan karena didalamnya terdapat banyak siluman air nya. Arung mengetahuinya karena telah membaca papan peringatan yang ada di tepi danau ini. Siluman air ini merupakan Beast ber tipe air dan memiliki serangan dahsyat yaitu dapat menembakkan bongkahan es dari mulutnya. Beast ini memiliki dua kaki dan dua tangan lebih mirip dinosaurus t Rex kalau di dunia asal ku, hanya saja makluk ini memiliki sisik kulit berwarna biru dan mata berwarna keemasan dan juga memiliki tanduk seperti tanduk kerbau.

"Wah danau ini penuh dengan Beast sama seperti di Danau Obat, jika tahu aku akan membawa serta perahu penangkal iblis kemari." Gumam Arung di dalam hati, sambil mengamati danau.

"Permukaan danau ini tampak tenang, aku tidak boleh gegabah, sebaiknya aku duduk bersemedi di pinggir danau sambil memikir kan cara yang aman melalui danau mematikan ini,"

"Kalau saja danau ini kecil, aku bisa langsung men teleportasi kan diriku ke sisi danau lainnya,"

"Dan langsung menuju Bukit Siluman Air, tapi danau ini lumayan luas." Ucap Arung, kemudian duduk bersimpuh di pinggiran danau.

Beberapa jam kemudian, setelah Arung bermeditasi tiba-tiba muncul seorang gadis cantik jelita dari balik Rawa Kabut Ungu, gadis cantik itu pun berjalan kearah Arung dan mulai menyapa nya.

"Hai bro kamu pasti terpisah juga kan dari kelompok mu?"

"Ngomong-ngomong ngapain sich kamu bermeditasi disitu, kenapa tidak langsung menyeberangi danau saja menggunakan ilmu meringankan tubuh dan sampai ke seberang." Ucap Gadis Cantik tersebut.

"Ini tipe cewek yang sama dengan Nia, ternyata cewek di benua ini rata-rata bertindak dulu sebelum berpikir." Gumam Arung di dalam hati.

"Oh iya, aku lupa memperkenalkan namaku,"

"Perkenalkan nama ku Gisel Alba Ketua kelompok satu," Ucap Gisel, sambil menjulurkan tangannya.

"Aku Arungbijak Tiger dari kelompok sembilan,"

"Dan aku hanya seorang anggota biasa,"

"Pertama daerah ini bernama Danau Mematikan, lihat dan baca papan peringatan tanda bahaya yang ada di tepian danau,"

"Itu sebabnya aku duduk bermeditasi disini nona cantik, sambil berfikir cara yang aman melalui danau ini." Ucap Arung, sambil bangun dari meditasi nya dan menjabat tangan Gisel.

"Oh ia coba aku liat apa isi papan itu." Ucap Gisel.

Gisel pun menuju kearah papan peringatan tersebut dan membacanya.

"Oh aku paham ternyata di bawah danau ini terdapat banyak siluman air,"

"Pas sekali daging siluman air ini sungguh enak dan mahal jika di jual di pasar kota Awan Hitam," Ucap Gisel.

"Kenapa gadis ini bersemangat dengan Beast, sepertinya ada yang salah dengan kepala gadis ini,"

"Mungkin kepalanya terbentur ketika berada di Rawa Kabut Ungu." Gumam Arung didalam hati.

"Yu...hui....kita dapat jakpot nich," Ucap Gisel, sambil lompat kegirangan.

"Bahkan saat ini dia melompat kegirangan," Gumam Arung di dalam hati.

"Ok aku akan memanen siluman air ini, Arung kamu tunggu saja disini." Ucap Gisel.

"Walaupun tidak kamu suruh aku akan tetap disini, suka-suka kamu sana Gisel." Gumam Arung di dalam hati.

Gisel pun memasang kuda-kuda dan mengarahkan tangannya ke atas.

"Terima jurus ini siluman air, Jurus Bagian ke tiga Kultivasi petir serangan Hujan petir."

Tenaga dalam petirpun melesat dari telapak tangan Gisel dan mengarah menerjang ke langit, awan hitam yang sebelumnya normal dan hujan tiba tiba saja beraliran petir. Hujan deras di sekitar pun berhenti seketika.

"Wah hujannya berhenti, baru kali ini aku melihat jurus seperti ini." Ucap Arung, takjub melihat jurus Gisel.

Puluhan petir pun menghujam serta menyambar ke arah permukaan danau.

"Jderr.... jder..... duar.... duarghhhh....." Suara yang di akibatkan hujaman petir ke danau.

Sungguh hantaman petir yang dahsyat dan pemandangan yang mengerikan. Berkali kali danau mematikan ini terkena hujanan petir dari langit silih berganti. Setelah beberapa saat hujan petir pun mereda, dan danau mematikan ini kembali tenang dengan riakan kecil serta hujan pun turun kembali.

"Apa itu yang mulai mengapung," Gumam Arung di dalam hati.

Kemudian tak lama berselang mayat dari beast siluman air pun mulai timbul, dan mengapung di atas permukaan Danau Mematikan. Gisel pun segera melesat menuju permukaan danau menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, serta mulai mengumpulkan mayat beast tersebut. Lalu memasukkan mayat beast ini kedalam cincin ruang penyimpanan miliknya.

"Wah.... wah...... walaupun jurus ini dahsyat, namun jurus milik Xiao Mei Mei lebih mengerikan," Gumam Arung di dalam hati.

Beberapa saat kemudian.

"Bro ayok kita berangkat sekarang ke sisi danau selanjutnya,"

"Danau ini sudah aman untuk dilintasi saat ini." Ucap Gisel.

"Untuk saat ini lebih aman menyebrang bersama Gisel, ketimbang aku menyebrang sendiri,"

"Aku khawatir akan muncul beast lainnya." Gumam Arung di dalam hati.

"Baiklah Gisel ayo kita menyebrang beriringan." Ucap Arung.

Arung dan Gisel pun langsung melesat dan berjalan di atas air menggunakan ilmu meringankan tubuh masing-masing. Setibanya di ujung danau Arung dan Gisel pun langsung berjalan ke arah Bukit Siluman air, berhubung hari telah mau gelap mereka pun memutuskan untuk beristirahat di atas pohon tertinggi di Kaki Bukit Siluman ini. Pohon tempat mereka beristirahat ini merupakan pohon terbesar di kaki Bukit Siluman ini, dan memiliki diameter mencapai 20 meteran dan ukuran ranting nya saja berdiameter antara 2 sampai 8 meteran. Arung dan Gisel pun beristirahat di dua ranting yang berbeda namun berdekatan.

Di ranting pohon raksasa

"Hai arung kamu sungguh beruntung dengan kultivasi mu yang seperti itu bisa melalui ujian sampai pada tahap ini,"

"Sungguh keberuntungan yang tinggi." Ucap Gisel, sambil duduk memeluk kakinya di ranting pohon.

"Aku tidak hanya mengandalkan keberuntunganku saja Gisel,"

"Aku tipe yang berfikir sebelum bertindak, makanya bisa sampai disini." Gumam Arung di dalam hati.

"Aku juga telah berusaha sekuat tenaga sampai saat ini,"

"Ya sudah aku sangat lelah ketika melintasi Rawa Kabut,"

"Aku tidur duluan ya, Nona Gisel." Ucap Arung.

"Lanjut Arung, aku masih mau memandangi bintang-bintang dulu,"

"Kemudian barulah aku tidur,

"Malam ini sungguh indah seandainya ada sekaleng beer disini, pasti lebih mengasyikkan," Ucap Gisel.

"Ini ambillah sekotak penuh beer bintang yang kusimpan," Ucap Arung, sambil mengeluarkan sekotak kaleng beer Hasil jarahan di rumah tetua Bongpal.

"Minumlah sepuasmu aku mau tidur dulu." Ucap Arung, sambil merebahkan diri di dahan pohon raksasa.

"Yuhuuuu.... kamu memang yang terbaik Arung, dibandingkan dengan anggota di kelompok ku,"

"Seharusnya kamu berada di dalam kelompok ku saja." Ucap Gisel.

Gisel pun langsung duduk dan meminum kaleng demi kaleng beer, sambil menikmati pemandangan langit di malam hari dari atas ranting pohon tinggi ini. Kebetulan cuaca malam ini cerah, dan tidak hujan. Beberapa jam kemudian, karena terlalu banyak minum Gisel pun menjadi mabuk.

"Mana bantal kesayanganku," Ucap Gisel, sempoyongan sambil mencari bantal.

"Wah sepertinya bantal nya di dahan sebelah sana," Ucap Gisel, sempoyongan sambil melompat ke arah dahan tempat Arung tidur.

Di dalam pandangan Gisel yang sedang mabuk, Arung terlihat seperti bantal kesayangannya.

"Mmuachhh.... bantal sayang, mari kita bobo dulu." Ucap Gisel, sambil mengecup pipi Arung yang disangkanya bantal.

Gisel pun kemudian memeluk tubuh Arung, karena sangat kelelahan Arung pun tidak sadar tengah di peluk oleh Gisel dan bermimpi tentang kenangan pahitnya ketiga di tolak untuk keempat kalinya.

Di daerah Jakarta Pusat, di dekat SMA Modal Bangsa.

Di lorong sempit di dekat sekolah ternyata sedang ada penodongan oleh preman lokal, dan kebetulan Arung lewat di tempat tersebut.

"Cepat serahkan tas mu, jika tidak aku akan menusukmu." Teriak preman tersebut.

"Baik-baik kak, tapi tolong jangan tusuk aku." Ucap Kak Ika, sambil memberikan tas nya kepada preman tersebut.

Kak Ika merupakan seorang mahasiswi semester pertama dan juga merupakan tetangga Arung. Arung telah lama naksir dengan Kak Ika namun belum berani mengungkapkan perasaannya.

"Ini adalah momen yang aku tunggu-tunggu, Kak Ika tengah kesulitan,"

"Aku akan menolongnya, kemudian menyatakan cintaku ini kepadanya," Gumam Arung di dalam hati, sambil melihat ke sekeliling.

Arung pun mengambil sebuah batu besar di dekat lorong di antara gedung tersebut. Arung kemudian mengendap-endap kebelakang preman tersebut, serta mengisyaratkan dengan tangannya untuk diam kepada Kak Ika. Preman itu masih belum menyadari, Arung pun menghantamkan batu besar itu dengan kedua tangan kecil nya ke kepala preman tersebut.

"Aduh..... aduh....... siapa yang berani memukul ku dari belakang." Ucap Preman tersebut kesakitan.

Arung pun kemudian bergegas ke arah Kak Ika dan menarik tangan rampingnya, serta mengambil kembali tas dari tangan preman tersebut.

"Ayo kita lari Kak, preman ini memegang pisau di tangannya." Ucap Arung sambil berlari menarik lengan Kak Ika.

"Eh... eh ia Arung." Ucap Kak Ika, sambil ikut berlari dengan Arung.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah jauh dari lorong tersebut.

"Hah... hah.... hah...... " Suara terengah-engah Arung dan Kak Ika.

"Ha.. ha.. ha... " Tawa kecil Kak Ika.

"Sudah lama sekali aku tidak berlari seperti ini, ternyata menyenangkan juga." Ucap Kak Ika, sambil menatap kearah tanganku yang memegang tangannya.

"Ya kak hati-hati jika berjalan di dekat lorong gedung itu banyak premannya, sudah banyak anak di sekolah ku yang jadi korban pengompasan mereka Kak." Ucap Arung, sambil melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Kak Ika.

"Ok Arung, sebagai rasa Terima kasih ku hari ini, aku akan mengajakmu makan siang ini di cafe temanku." Ucap Kak Ika.

Cafe milik teman Kak Ika

Arung dan Kak Ika pun makan siang bersama, Arung terlihat sangat menikmati makanan tersebut. Beberapa saat kemudian mereka berdua pun selesai menyantap seluruh hidangan nya.

"Wah makanan nya sangat lezat sekali." Ucap Arung, sambil memegang perutnya karena kekenyangan.

"Arung jika mau nambah, bilang saja biar aku pesan kan lagi buatmu." Ucap Kak Ika.

"Ini lampu hijau, sepertinya ini momen yang tepat untuk menyatakan cinta ku." Gumam Arung di dalam hati.

"Tidak Kak aku sudah kenyang sekali." Ucap Arung.

Keadaan di meja makan pun hening untuk sesaat. Arung kemudian memberanikan diri memegang tangan Kak Ika. Para pengunjung di sekitar pun menatap ke meja kami.

"Sepertinya ada yang mau nembak cewek nich, seru juga." Gumam salah satu pengunjung di dalam hati.

"Yang laki-laki masih SMP berani sekali dia memegang tangan seorang mahasiswi." Gumam salah satu pengunjung lainnya.

Saat ini Kak Ika tengah memakai jas almamater nya, sedangkan Arung berseragam SMP dengan tas ransel lusuh di punggungnya. Salah seorang tante-tante bahkan bersulang melihat Arung.

"So sweettt Anak SMP itu tipe ku." Gumam salah seorang tante-tante cantik yang duduk di pojokan sambil mengedipkan mata.

Arung pun sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, ia tetap pada tujuan awalnya.

"Arung ternyata selama ini memendam perasaan nya padaku, andai saja aku tahu." Gumam Kak Ika didalam hati.

"Ika saat pertama kali aku melihatmu menyapu di teras rumah mu, aku sudah merasakan sesuatu." Ucap Arung dengan sorot mata yang tajam.

"Lho kok sapu, Arung?" Ucap Kak Ika.

"Yang romantis dikit donk." Gumam Kak Ika di dalam hati.

"Kakak membuat hatiku tersapu-sapu, sudikah kakak menjadi pacarku?" Tanya Arung.

"Kakak mau tapi kakak sudah bertunangan kemarin Arung." Ucap Kak Ika, sambil menunjukkan cincin emas di jari tengahnya.

Arung pun membeku sesaat, para pengunjung yang tadi menonton pun kembali beraktivitas seperti sedia kala. Kak Ika pun melihat jam di tangan kirinya.

"Aku harus segera ke kampus, Arung,"

"Pelajaran akan segera dimulai." Ucap Kak Ika, sambil meletakkan uang 100 ribu di atas meja.

Kak Ika pun mengeluarkan sebuah HP di dalam tasnya dan memasukkannya ke kantong saku baju Arung, kemudian mengecup pipi nya.

"Ini hadiah dariku, dan ciuman di pipi ini bonus ya Arung." Ucap Kak Ika, sambil melambaikan tangan dan beranjak pergi.

Saat Kak Ika pergi menjauh hati Arung pun terasa sesak, Ia pun tersadar dari tidurnya."

Keesokan paginya, di ranting pohon raksasa.

"Sesak sekali dadaku.... Kak Ika.." Ucap Arung

Arung pun terkejut ketika membuka matanya, dan melihat Gisel tidur disampingnya dan memeluknya dengan sangat erat.

"Ehmmmm..... Gisel ternyata,"

"Pasti cewek ini mabuk semalaman, hingga tidak tahu cabang mana tempat tidurnya dasar pemabuk." Ucap Arung, sembari membangunkan Gisel.

"Tapi jika ku pandangi wanita ini cantik juga ya, aroma tubuh nya pun wangi,"

"Wah bergetar dech tubuhku ini." Gumam Arung di dalam hatinya.

"Hei Gisel bangunlah hari sudah pagi, beast ayam jantan telah berkokok kukuruyuk tuch." Ucap Arung.

Beberapa saat kemudian.

"Kukuruyuk..... " Suara kokokan Beast Ayam Jantan di pagi hari.

Suara kokokan ayam ini memecah keheningan pagi ini, hujan pun turun kembali.

"Byurrr................. " Suara hujan deras.

"Ehmm..... , ia aduh ....aduh.....kepala ku masih terasa sakit akibat semalaman minum terlalu banyak." Ucap Gisel, sambil memegang kepalanya.

"Ia.......iya.........aku sudah bangun." Ucap Gisel.

"Kalau begitu ayo kita lanjutkan perjalanan,"

"Aku khawatir kalau ntar ada beast yang datang kemari karena tempat ini terlalu terbuka di pagi hari." Ucap Arung, sementara itu hujan pun kembali mengguyur kami pun memasang pelindung kultivasi diatas kepala kami.

"Byurrr.................. " Suara hujan di pagi hari.

"Benar Arung ayo kita segera menuruni pohon ini." Ucap Gisel.

Arung dan Gisel pun bergegas menuruni pohon raksasa ini, ternyata di bawah pohon raksasa sudah ada seekor beast Singa Es yang sedang memangsa Beast Kijang. Singa Es ini tengah menyantap daging beast kijang dengan lahapnya, makhluk ini tidak menyadari keberadaan Arung dan Gisel di atas pohon raksasa tersebut.

"Gawat Arung beast itu setara dengan kultivator alam bumi level puncak, sepertinya kita bukanlah tandingannya." Ucap Gisel, sambil mengintip Singa Es dari salah satu dahan pohon.

"Tenang Gisel untuk sementara kita kembali saja ke atas ranting tadi, dan memikirkan cara yang tepat untuk bisa keluar dari masalah ini." Ucap Arung, sambil memanjat kembali ke dahan tertinggi.

"Walaupun aku bisa berteleportasi sejauh 1000 meter beast ini sangat sensitif, dan memiliki kecepatan yang sangat tinggi ketika mengejar mangsanya, "

"Jarak 1000 meter akan sangat mudah di tempuh oleh makhluk ini."

"Mangsanya saja kijang itu setara dengan kultivator alam bumi level awal," Gumam Arung di dalam hati.

"Sedangkan Gisel saja baru berada pada ranah alam bumi level, awal setara dengan beast kijang tersebut, "

"Apalagi diriku sekali hempas sepertinya pasti terluka parah, sebaiknya aku memikirkan cara yang tepat untuk bisa selamat dari bencana kali ini." Gumam Arung di dalam hati, sementara itu Gisel memanjat sambil memandangi ketampanan Arung.

"Pemuda ini kalau di perhatikan, ganteng juga ya." Gumam Gisel di dalam hati, kedua pipinya pun memerah.

"Hati-hati Gisel dahan nya licin, awas terpeleset." Ucap Arung.

"Dia bahkan perhatian padaku." Gumam Gisel di dalam hati.

Terpopuler

Comments

Mr. Smile

Mr. Smile

Gisel. ahahhah

2021-12-26

1

NEZUKO

NEZUKO

MC y lemah

2021-11-24

1

Elpin Panjaitan

Elpin Panjaitan

ceritaya amburadul,bayak flasbak,berputar putar.

2021-10-25

3

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Bela Diri Kuno "Tiger".
2 Racun ular bertanduk sembilan
3 Makam Kuno Jenderal Api Kerajaan Jangbaek
4 Kitab jurus teleportasi tingkat alam dewa puncak
5 Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air
6 Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air bagian dua
7 Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger
8 Reruntuhan kuno ibu kota Kerajaan Jang baek
9 Esensi Naga Putri Naga Kecil
10 Palu emas hitam surgawi
11 Harta surgawi Leluhur Naga Khayangan
12 Elemen legenda Api Hitam dan Lahar Biru
13 Ujian Tahap Ke Dua Kompetisi Bela Diri
14 Cambuk Qilin Emas Halilintar Surgawi
15 Hadiah dari Tuan Muda Quil
16 Makan Malam Keluarga Alba
17 Percobaan Pembunuhan Patriak Keluarga Alba.
18 Manuskrip Kuno Kitab Kultivasi Petir
19 Goa Giok Hijau
20 Nona Dark Quill
21 Bola Energi Berwarna Hijau
22 Shilla Tiger
23 Sage empat elemen alam
24 Bangkit nya elemen es Arung
25 Persiapan menuju Perpustakaan Kuno Kerajaan Jangbaek
26 Ngarai di Pulau Balighe
27 Perpustakaan kuno kerajaan Jangbaek
28 Warisan Klan Rubah Dewa.
29 Senjata Tingkat Alam Mahayana, Teratai Kebijaksanaan.
30 Black Hole terrors bagian awal
31 Black Hole Terrors bagian ke dua
32 Kembali ke Kota Awan Hitam
33 Kedatangan Xiao Mei Mei dan Nyonya Vinic.
34 Rencana Jahat Jenderal Berserker.
35 Final Ujian Tahap Dua Bagian Awal
36 Final Ujian Tahap Ke Dua Bagian Akhir
37 Serangan Ikan-ikan dari Langit bagian Awal
38 Serangan Ikan Ikan dari Langit Bagian Akhir.
39 Kemunculan Black Hole Dragon dan Naga Es Kuno.
40 Bola Penjara Pohon Dewa Air
41 Ujian Tahap Ke Tiga.
42 Racun Tapak Ular Beracun
43 Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Awal.
44 Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Ke Dua.
45 Terdampar ke Masa Lalu Bagian Akhir.
46 Malam Pertama Arung dan Xiao Mei Mei di Klan Xiao.
47 Kembalinya Kultivasi Wakil Komandan Luna.
48 Berlayar Menuju Planet Kuno Jupiter Bagian Ke Satu.
49 Berlayar Ke Planet Kuno Jupiter Bagian Akhir.
50 Ujian Cinta Irish.
51 Pulau Makam Kuno Ke Dua Milik Jendral Api
52 Berkontrak dengan Irish dan Sarah.
53 Serangan Kelompok Assasin Black Rock bagian Awal.
54 Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Awal.
55 Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Akhir.
56 Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Ke Dua.
57 Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Akhir.
58 Berlayar Kembali Ke Planet Bumi.
59 Kamar Nomer 101 di Lantai Seratus AKPERTI.
60 Dosen Tercantik AKPERTI "BLUE STORM".
61 Kemunculan Mengejutkan "SARAH GREEN SNAKE".
62 Kembali Ke Masa 20 Tahun Yang Lalu Bagian Awal.
63 Kembali Ke masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Dua.
64 Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Tiga.
65 Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Akhir.
66 Komandan White Rock Kakak Kembar dari Komandan Black Rock.
67 Yuki Tiger.
68 Racun Kehidupan.
69 Rencana Jahat.
70 Anggota Ke Tiga "JENI GALGADOTH".
71 Special Episode: Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Awal.
72 Special Episode : Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Akhir.
73 Kedatangan Gisel Alba dan Luna Thunder.
74 Terciduk, Hubungan Terlarang Luna dan Arung Ketahuan.
75 Perjalanan Menuju Planet Merkurius.
76 Elemen Langka Ruang Hitam Aca Zord
77 Terciduk Oleh Jeni Galgadoth.
78 VIRAL.
79 Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Awal.
80 Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Akhir.
81 Jurus Perisai Angkasa Bagian Awal.
82 Jurus Perisai Angkasa Bagian Ke Dua.
83 Jurus Perisai Angkasa Bagian Akhir.
84 Samudra Zamrud Hijau Bagian Awal.
85 Samudra Zamrud Hijau Bagian Akhir.
86 Pulau Makam Kuno Ke Tiga.
87 Berlatih Jurus Teleportasi Bagian Ke Empat.
88 Rencana Gerakan Serangan Ujian Final AKPAVLA "GESUVLA" Jendral Es.
89 Jendral Mawar Ungu.
90 Reinkarnasi Jendral Kelabang Merah.
91 Serangan Ke Benteng Mawar Hijau.
92 SEA WARS Bagian Awal.
93 SEA WARS Bagian Kedua.
94 SEA WARS Bagian Ke Tiga.
95 SEA WARS Bagian Akhir.
96 ULAR PUTIH BERTANDUK SEMBILAN.
97 Bulan Madu Mendadak Irish.
98 Pil Penawar Racun Kehidupan.
99 Special Edition. Bangkitnya Dua Jiwa Naga Arung.
100 Special Edition : ULAR EMAS BERTANDUK SEMBILAN.
101 GESUVLA Bagian Ke Satu.
102 Kembali Ke AKPERTI.
103 Menikmati Suasana Hangat di Kota Awan Hitam.
104 Kembali Ke Benua Ular Bagian Ke Satu.
105 Kembali Ke Benua Ular Bagian Akhir.
106 Konser Errong Records.
107 ULAR GALAXI BERTANDUK SEMBILAN.
108 Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Ke Satu.
109 Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Akhir.
110 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Satu.
111 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Dua.
112 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ketiga.
113 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Empat.
114 Episode Special. Rayla dan Shayla Poison Snake.
115 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Lima.
116 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Enam.
117 Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Awal.
118 Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Akhir.
119 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Tujuh.
120 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Delapan.
121 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Sembilan.
122 Ujian Final AKPAVLA Bagian Akhir.
123 GESUVLA Bagian Ke Dua.
124 GESUVLA Bagian Ketiga.
125 GESUVLA Bagian Ke Empat.
126 GESUVLA Bagian Ke Lima.
127 GESUVLA Bagian Ke Enam.
128 GESUVLA Bagian Ke Tujuh.
129 GESUVLA Bagian Akhir.
130 SEASON 1 TAMAT, NANTIKAN SEASON 2 NYA.
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Keluarga Bela Diri Kuno "Tiger".
2
Racun ular bertanduk sembilan
3
Makam Kuno Jenderal Api Kerajaan Jangbaek
4
Kitab jurus teleportasi tingkat alam dewa puncak
5
Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air
6
Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air bagian dua
7
Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger
8
Reruntuhan kuno ibu kota Kerajaan Jang baek
9
Esensi Naga Putri Naga Kecil
10
Palu emas hitam surgawi
11
Harta surgawi Leluhur Naga Khayangan
12
Elemen legenda Api Hitam dan Lahar Biru
13
Ujian Tahap Ke Dua Kompetisi Bela Diri
14
Cambuk Qilin Emas Halilintar Surgawi
15
Hadiah dari Tuan Muda Quil
16
Makan Malam Keluarga Alba
17
Percobaan Pembunuhan Patriak Keluarga Alba.
18
Manuskrip Kuno Kitab Kultivasi Petir
19
Goa Giok Hijau
20
Nona Dark Quill
21
Bola Energi Berwarna Hijau
22
Shilla Tiger
23
Sage empat elemen alam
24
Bangkit nya elemen es Arung
25
Persiapan menuju Perpustakaan Kuno Kerajaan Jangbaek
26
Ngarai di Pulau Balighe
27
Perpustakaan kuno kerajaan Jangbaek
28
Warisan Klan Rubah Dewa.
29
Senjata Tingkat Alam Mahayana, Teratai Kebijaksanaan.
30
Black Hole terrors bagian awal
31
Black Hole Terrors bagian ke dua
32
Kembali ke Kota Awan Hitam
33
Kedatangan Xiao Mei Mei dan Nyonya Vinic.
34
Rencana Jahat Jenderal Berserker.
35
Final Ujian Tahap Dua Bagian Awal
36
Final Ujian Tahap Ke Dua Bagian Akhir
37
Serangan Ikan-ikan dari Langit bagian Awal
38
Serangan Ikan Ikan dari Langit Bagian Akhir.
39
Kemunculan Black Hole Dragon dan Naga Es Kuno.
40
Bola Penjara Pohon Dewa Air
41
Ujian Tahap Ke Tiga.
42
Racun Tapak Ular Beracun
43
Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Awal.
44
Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Ke Dua.
45
Terdampar ke Masa Lalu Bagian Akhir.
46
Malam Pertama Arung dan Xiao Mei Mei di Klan Xiao.
47
Kembalinya Kultivasi Wakil Komandan Luna.
48
Berlayar Menuju Planet Kuno Jupiter Bagian Ke Satu.
49
Berlayar Ke Planet Kuno Jupiter Bagian Akhir.
50
Ujian Cinta Irish.
51
Pulau Makam Kuno Ke Dua Milik Jendral Api
52
Berkontrak dengan Irish dan Sarah.
53
Serangan Kelompok Assasin Black Rock bagian Awal.
54
Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Awal.
55
Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Akhir.
56
Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Ke Dua.
57
Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Akhir.
58
Berlayar Kembali Ke Planet Bumi.
59
Kamar Nomer 101 di Lantai Seratus AKPERTI.
60
Dosen Tercantik AKPERTI "BLUE STORM".
61
Kemunculan Mengejutkan "SARAH GREEN SNAKE".
62
Kembali Ke Masa 20 Tahun Yang Lalu Bagian Awal.
63
Kembali Ke masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Dua.
64
Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Tiga.
65
Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Akhir.
66
Komandan White Rock Kakak Kembar dari Komandan Black Rock.
67
Yuki Tiger.
68
Racun Kehidupan.
69
Rencana Jahat.
70
Anggota Ke Tiga "JENI GALGADOTH".
71
Special Episode: Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Awal.
72
Special Episode : Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Akhir.
73
Kedatangan Gisel Alba dan Luna Thunder.
74
Terciduk, Hubungan Terlarang Luna dan Arung Ketahuan.
75
Perjalanan Menuju Planet Merkurius.
76
Elemen Langka Ruang Hitam Aca Zord
77
Terciduk Oleh Jeni Galgadoth.
78
VIRAL.
79
Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Awal.
80
Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Akhir.
81
Jurus Perisai Angkasa Bagian Awal.
82
Jurus Perisai Angkasa Bagian Ke Dua.
83
Jurus Perisai Angkasa Bagian Akhir.
84
Samudra Zamrud Hijau Bagian Awal.
85
Samudra Zamrud Hijau Bagian Akhir.
86
Pulau Makam Kuno Ke Tiga.
87
Berlatih Jurus Teleportasi Bagian Ke Empat.
88
Rencana Gerakan Serangan Ujian Final AKPAVLA "GESUVLA" Jendral Es.
89
Jendral Mawar Ungu.
90
Reinkarnasi Jendral Kelabang Merah.
91
Serangan Ke Benteng Mawar Hijau.
92
SEA WARS Bagian Awal.
93
SEA WARS Bagian Kedua.
94
SEA WARS Bagian Ke Tiga.
95
SEA WARS Bagian Akhir.
96
ULAR PUTIH BERTANDUK SEMBILAN.
97
Bulan Madu Mendadak Irish.
98
Pil Penawar Racun Kehidupan.
99
Special Edition. Bangkitnya Dua Jiwa Naga Arung.
100
Special Edition : ULAR EMAS BERTANDUK SEMBILAN.
101
GESUVLA Bagian Ke Satu.
102
Kembali Ke AKPERTI.
103
Menikmati Suasana Hangat di Kota Awan Hitam.
104
Kembali Ke Benua Ular Bagian Ke Satu.
105
Kembali Ke Benua Ular Bagian Akhir.
106
Konser Errong Records.
107
ULAR GALAXI BERTANDUK SEMBILAN.
108
Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Ke Satu.
109
Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Akhir.
110
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Satu.
111
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Dua.
112
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ketiga.
113
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Empat.
114
Episode Special. Rayla dan Shayla Poison Snake.
115
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Lima.
116
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Enam.
117
Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Awal.
118
Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Akhir.
119
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Tujuh.
120
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Delapan.
121
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Sembilan.
122
Ujian Final AKPAVLA Bagian Akhir.
123
GESUVLA Bagian Ke Dua.
124
GESUVLA Bagian Ketiga.
125
GESUVLA Bagian Ke Empat.
126
GESUVLA Bagian Ke Lima.
127
GESUVLA Bagian Ke Enam.
128
GESUVLA Bagian Ke Tujuh.
129
GESUVLA Bagian Akhir.
130
SEASON 1 TAMAT, NANTIKAN SEASON 2 NYA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!