Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger

Kamp. Rawa Siluman Air

"Baiklah selamat kepada kalian semua kami ucapkan."

"Karena telah berhasil menelusuri Rawa Siluman Air ini dengan selamat,"

"Bagi mereka yang tewas di dalam rawa kami dari pihak panitia turut berduka cita, dan akan memberikan kompensasi sekitar 100 koin emas per peserta." Ucap Wakil Komandan Luna.

"Nyawa peserta di sini sangat murah hanya 100 koin emas, kasian mereka yang telah tewas jika mengetahuinya." Gumam Arung di dalam hati.

"Namun begitulah hidup seorang prajurit, sungguh keras dan penuh pengorbanan,"

"Untuk urutan peringkat kalian, dapat kalian lihat dan unduh di website prajurit Kekaisaran Dewi Es di internet." Ucap Wakil Komandan Luna.

"Canggih juga nih, ada website nya segala,"

"Sama aja lagian HP ku kan model paling jadul, gak bisa internetan." Gumam Arung di dalam hati.

"Ujian tahap selanjutnya akan dimulai enam bulan lagi," Ucap Wakil Komandan Luna.

"Hah enam bulan lagi." Teriak kecil Arung, mengagetkan Cika dan Rara yang di samping nya.

"Kenapa Arung, kamu kok kaget?" Tanya Cika.

"Iya ada apa denganmu ?" Tanya Rara.

"Tidak apa-apa Cika Rara, aku hanya terkejut mendengar ujian selanjutnya baru akan diadakan enam bulan lagi." Ucap Arung.

"Anak yang aneh." Gumam Nia, sambil menoleh kearah Arung begitu juga beberapa peserta di sekeliling juga menoleh kearah Arung.

"Aku hanya memiliki uang sejumlah 50 koin emas, apakah bisa bertahan hingga enam bulan ke depan," Gumam Arung di dalam hati.

"Hiks.... hiks..... hiks.... " Suara tangisan Arung di dalam hati.

"Jadi kami harap kalian mempersiapkan kan diri kalian, Ujian tahap kedua bertempat di stadion olahraga Kota Awan Hitam di pusat kota,"

"Aku harap kalian tidak ada yang terlambat datang,"

"Dengan ini kalian bisa bubar dan kembali ke kediaman keluarga kalian masing masing,"

"Mulai hari ini kalian sudah resmi menjadi prajurit magang di Kota Awan Hitam ini,"

"Dan mendapatkan gaji 50 koin emas yang akan ditransfer ke akun kalian tiap bulannya," Ucap Wakil Komandan Luna.

"Hah gaji 50 koin emas perbulannya, syukurlah aku tidak jadi tidur di bawah kolong jembatan,"

"Terima kasih Kantor Prajurit Kota, aku pada mulah." Gumam Arung di dalam hati.

"Hiks.... hiks..... hiks....... " Suara tangis bahagia di dalam hati.

"Dan tinggal dua tahap ujian lagi untuk menjadi prajurit seutuhnya,"

"Dengan ini ujian tahap pertama di nyatakan telah selesai." Ucap Wakil Komandan Luna, menggunakan jurus auman.

Para peserta yang lolos pun kembali ke kediaman nya masing masing Arung pun kemudian berpamitan dengan Nia, Rara, dan Cika. Arung pun bergegas kembali ke Kota Awan Hitam dan mulai berkeliling di pusat kota sambil menikmati keindahan kota.

"Byurr........................ " Suara hujan.

"Aku sebaiknya mencari tempat makan yang paling lezat,"

"Karena sudah lama aku tidak memakan makanan manusia normal,"

"Selama berada di dasar jurang aku hanya memakan buah-buahan dan tanaman lainnya, sungguh malang nasib ku saat itu." Gumam Arung di dalam hati, sambil berjalan di trotoar Kota Awan Hitam.

"Kebahagian ku hanya saat di Kaki Bukit Siluman bersama Nona Mitha, dan kami bermesraan berdua." Gumam Arung di dalam hati, sambil tak sadarkan diri mengeluarkan air mata kebahagian di pipinya.

"Sore itu aku menjadi seorang laki-laki seutuhnya." Gumam Arung di dalam hati.

"Hiks..... hiks..... hiks...... " Suara tangisan kebahagian Arung di dalam hati.

Orang-orang pun melihat ke arah Arung yang tengah mengeluarkan air mata di tengah keramaian seorang diri.

"Wah seperti nya baru putus cinta tuh anak." Ucap salah seorang yang ada di trotoar.

"Ma.... ma...... ma.... om itu kok menangis, tapi mukanya senyum-senyum gitu." Tanya seorang anak kecil kepada ibunya.

Ibu anak tersebut pun memperhatikan gelagat Arung, yang tengah menangis namun tersenyum.

"Ayo rindu, om om itu seperti nya baru keluar dari rumah sakit jiwa, kita sebaiknya bergegas pergi dari sini." Jawab ibu tersebut kepada anaknya.

"Iya ma." Ucap anak itu, sambil melambaikan tangannya kepada Arung.

"Wah anak gadis yang baik hati, sangat menghormati yang lebih tua." Gumam Arung di dalam hati, sambil membalas lambaian tangan anak tersebut.

"Byurr......................... " Hujan deras

Rumah makan daging panggang siluman air

Beberapa jam kemudian, akhirnya Arung tiba di sebuah rumah makan yang sesuai dengan seleranya.

"Harum masakannya saja sudah tercium dari jarak yang jauhnya beberapa kilometer," Gumam Arung di dalam hati, sambil mengikuti bau harum tersebut.

"Hmmmm....... " Suara Arung sambil mengendus bau tersebut.

Beberapa saat kemudian Arung pun tiba di rumah makan tersebut. Rumah makan tersebut bernama "Rumah Makan Daging Panggang Siluman Air".

"Siluman Air, nama yang aneh untuk sebuah rumah makan,"

"Kalau di tempat ku mereka pasti tidak jadi mampir ke rumah makan ini, namanya saja menyeramkan Siluman." Gumam Arung di dalam hati, sambil berdiri di depan pintu masuk.

"Kalau menurut Gisel, daging siluman air ini sangat sangat lezat dan nikmat serta kaya akan energi kultivasi tipe air, sebaiknya aku mencobanya." Gumam Arung di dalam hati.

"Byurrrr................ " Suara hujan deras.

Arung pun bergegas masuk dan segera duduk di meja yang bersampingan dengan jendela yang langsung menghadap ke jalan. Arung berniat menyantap makanan sambil menikmati pemandangan serta lalu lalang orang-orang di pusat kota ini.

"Pelayan tolong berikan menu makanan yang ada disini. " Ucap Arung, sambil mengisyaratkan dengan tangannya.

"Baik tuan, akan saya ambilkan," Ucap Pelayan tersebut.

Pelayan tersebut pun lantas memberikan menu nya.

"Sangat berbeda dengan nama rumah makannya, ternyata pelayan disini baik-baik." Gumam Arung di dalam hati, sambil membaca menu.

"Hah....satu porsi kecil daging panggang beast siluman air ini di hargai dengan satu koin emas,"

"In hampir sama dengan biaya menginap di hotel tempat aku menginap per harinya,"

"Benar-benar mahal." Gumam Arung di dalam hati.

Sementara itu pelayan tadi masih berdiri di samping Arung, menunggunya selesai membaca menu.

"Benar yang di katakan Gisel daging siluman air ini benar-benar mahal kalau tau,"

"Aku bakal minta jatah satu ekor tubuh beast yang mati di danau mematikan itu untuk diriku sendiri," Gumam Arung di dalam hati.

"Baiklah aku pesan satu porsi daging panggang siluman air dan sekaleng beer ukuran jumbo." Ucap Arung.

"Baik tuan akan segera kami siapkan." Ucap Pelayan tersebut.

Seorang gadis cantik menghampiri Arung, sambil memeluknya dari belakang.

"Hiks..... hiks..... hiks....... " Suara tangis bahagia Gisel, memecah suasana riuh di rumah makan ini.

"Aku sekarang berencana kembali ke kaki Bukit Siluman untuk mencari sayang, ternyata kau sudah muncul disini." Ucap Gisel.

"Siapa wanita ini, kenapa di memanggilku sayang dan tiba-tiba memelukku dari belakang. " Gumam Arung dalam hati.

Dadanya yang empuk dan halus menyentuh punggung Arung, adrenalin Arung pun meningkat. Harum tubuh wanita tersebut juga menggetarkan bulu kuduk Arung, serta helai rambut wanita tersebut yang menyentuh kulit di leher Arung menggetarkan jiwa nya.

"Ah..... sensasi ini.... " Gumam Arung di dalam hati.

"Tidak mungkin ini Cika, Cika tidak mungkin menangis,"

"Dan dia pasti sedang berpesta pora setelah lulus ujian tahap awal ini, " Gumam Arung dalam hati.

Arung pun menoleh ke arah belakang

"Gisel...... ternyata Gisel." Gumam Arung, sambil agak sedikit malu karena orang-orang di warung makan ini menatap ke arahnya.

"Hiks..... hiks..... hiks........ " Suara Tangis bahagia Gisel.

Sementara itu para pengunjung yang ada di warung makan salah paham melihat adegan Gisel yang tengah menangis dan memeluk Arung.

"Mungkinkah pemuda berambut hitam itu telah menghamili wanita berambut ungu, kemudian melarikan diri?" Ucap salah seorang pengunjung.

"Mungkin pemuda itu suami dari gadis berambut ungu itu, mungkin ia telah menghilang selama bertahun-tahun," Ucap salah seorang pengunjung lainnya.

"Itu pasti sepasang pengantin baru yang tengah bertengkar," Ucap salah satu pengunjung lainnya.

Gisel pun kemudian menyeka air matanya.

"Hai sayang aku sangat senang sekali bisa berjumpa denganmu disini,"

"Ternyata kamu masih hidup." Ucap Gisel.

Sementara itu karena adegan menangis Gisel membuat beberapa pengunjung penasaran dan menguping pembicaraan mereka.

"Ah Gisel ternyata kamu berhasil selamat juga, syukurlah aku sangat khawatir terhadapmu,"

"Setelah aku sampai di kamp aku sudah mencari-cari mu, tapi tak kunjung kutemukan." Ucap Arung.

"Oh begitu ya, aku berencana kembali ke sana bersama kakak ku Ayu untuk mencari mu hari ini." Ucap Gisel.

"Gadis cantik ini benar-benar setia kawan, bahkan dia berniat mencari ku." Gumam Arung di dalam hati.

"Pelayan jadikan dua porsi pesanan tadi ya." Ucap Gisel.

"Baik nona kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Pelayan, sambil beranjak ke dapur.

"Sungguh suatu takdir kita dapat bertemu kembali di sini, " Ucap Arung.

"Tenang saja Arung kali ini biar aku yang traktir, makan lah sepuas mu hari ini,

"Aku lagi untung besar atas penjualan daging beast siluman air yang kita temukan di Danau Mematikan, " Ucap Gisel.

"Berapa koin emas ya Kira-kira yang di peroleh Gisel, setelah menjual semua tubuh beast tersebut?"

"Apa ku tanyakan saja ya, ah tidak jadilah aku merasa tidak enak." Gumam Arung di dalam hati.

"Wah....wah....aku tidak akan sungkan-sungkan nich Gisel." Ucap Arung.

Arung dan Gisel pun mengobrol panjang lebar sambil menikmati hidangan daging panggang dan beer, tanpa disadari beberapa jam pun telah terlewati. Ketika Arung dan Gisel mengobrol para pengunjung pria di rumah makan ini diam-diam mencuri padang melihat kearah Gisel, gadis ini tidak kalah cantiknya dengan Xiao Mei Mei. Cuaca di luar hujan, Arung pun tengah duduk dengan seorang gadis cantik. Arung pun berinisiatif mendengar kan musik dari MP3 miliknya.

"Sedang apa kamu Arung?" Ucap Gisel, melihat Arung mengeluarkan MP3.

Di dunia kultivasi ini Pemutar musik MP3 merupakan barang antik yang di buat sekitar 100 tahun yang lalu, sehingga Gisel pun tidak tahu mengenai MP3 itu.

"Oh aku hanya ingin mendengar kan beberapa lagu di momen seperti ini." Ucap Arung, sambil memasang headset di telinganya.

"Lagu dari benda aneh itu." Ucap Gisel.

"Ini dengarlah, lagunya enak kok." Ucap Arung sambil memasang kan headset yang satunya lagi di telinga Gisel.

Beberapa saat kemudian, sebuah lagu lawas dari dunia asal Arung di putar. Lagu yang berjudul "Anugerah terindah yang kumiliki' SO7.

"Wah intro nya belum pernah kudengar sama sekali." Gumam Gisel di dalam hati.

"Melihat tawamu,"

"Mendengar senandung mu,"

"Terlihat jelas dimata ku,"

"Warna - warna indah mu"

"lagu ini begitu romantis, entah kenapa hatiku deg degan ketika menatap Arung,"

"Kyaa........aku jadi malu," Gumam Gisel di dalam hati, pipinya pun memerah.

"Menatap langkah mu,"

"Meratapi kisah hidup mu,"

"Terlihat jelas bahwa hati mu,"

"Anugerah terindah yang pernah kumiliki,"

"Kyaaa.......... aku gak kuat lagi." Gumam Gisel di dalam hatinya.

Tiba-tiba saja Gisel menggenggam tangan Arung, suasana tiba-tiba menjadi sunyi di rumah makan dan semua mata menatap kearah kami

"Arung aku tahu ini terlalu terburu buru, mau kah kau menjadi pacarku." Ucap Gisel, dengan nada suara yang sungguh-sungguh lembut.

"Hah... pacar." Gumam Arung di dalam hati.

Kata-kata itu sontak membuat Arung terkejut, ternyata Gisel menembak nya, tidak hanya Arung yang terkejut para pengunjung di warung makan pun ikut terkejut mendengarnya.

"Sudah Terima saja anak muda, kau sungguh beruntung di tembak oleh wanita secantik dewi itu." Ucap salah seorang pengunjung.

"Kalau aku jadi pemuda itu aku tidak akan ragu lagi, aku pasti akan menerimanya." Ucap salah seorang pengunjung lainnya.

Beberapa pengunjung pun ikut menyela pembicaraan antara Arung dan Gisel, mendengar itu dari mulut Gisel wajah Arung pun memerah

"Ya........." Ucap Arung.

Tanpa disadari Arung kontrak jiwa pun telah terjadi antara dirinya dan Gisel.

"Wah mantap anak muda, pilihan mu tidak salah gadis berambut ungu itu memang layak di jadikan istri." Ucap Salah seorang pengunjung.

Suara tepuk tangan pun bergema di warung makan ini, ikut merayakan jadian antara Arung dan Gisel. Gisel pun kemudian terbawa suasana ruangan dan lagu yang habis didengarnya, ia pun menutup matanya kemudian meruncingkan bibirnya.

"Pose ini, ciuman tanda jadian." Gumam Arung didalam hati.

Tanpa ragu Arung tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, Arung pun mencium Gisel di atas meja ini untuk beberapa saat. Suasana hening pun tercipta di dalam warung makan ini.

"Hiks..... hiks..... hiks..... " Suara tangis kebahagiaan di dalam hatinya, sambil mengalirkan air mata kebahagiaan.

"Akhirnya di usiaku yang ke tujuh belas tahun ini status jomblo ku pun berakhir, kami pun resmi berpacaran di hari ini." Gumam Arung di dalam hati.

"Ma... ma.... ma..... Om itu lagi ngapain?" Ucap seorang anak kepada ibunya.

"Hus.... itu urusan orang dewasa, makan saja makananmu." Jawab ibu tersebut, sambil menutup mata anaknya.

Beberapa saat kemudian situasi di warung makan ini pun kondusif kembali.

"Karena kamu telah menjadi pacarku, apa yang menjadi milikku adalah milikmu juga sayang,"

"Ini terimalah 500 koin emas dari hasil penjualan daging siluman air,"

"Ini aku simpan setengah dan kau menyimpan setengahnya lagi." Ucap Gisel, sambil memberikan tiga kantong uang.

"Gisel kau tidak hanya cantik, hatimu pun baik." Gumam Arung di dalam hati, kemudian menyimpan uang yang di berikan oleh Gisel.

"Dan ini nomer hand phone ku, pastikan kau mengirimkan nomer hand phone mu ke padaku sayang." Ucap Gisel, sambil menuliskan nomor HP nya ke selembar kertas kemudian memberikan nya kepada Arung.

"Ia Gisel pasti akan ku SMS kan nomer ku." Ucap Arung.

"Aku masih ada sedikit urusan lagi sayang,"

"Kalau begitu aku pamit dulu sayang, aku harus langsung kembali ke kediaman keluargaku." Ucap Gisel.

Gisel pun bangun dari kursinya kemudian mengecup pipi Arung, sambil berpamitan dengan nya dan langsung bergegas kembali ke kediaman Keluarga Alba. Arung pun kembali ke penginapan setelahnya, untuk beristirahat karena kelelahan selama ujian di Rawa Siluman Air.

"Ah lelahnya, tidak kuduga setelah pengalaman indah di Kaki Bukit Siluman, beberapa menit yang lalu aku di tembak seorang Gadis Berambut Ungu,"

"Ini kali pertamanya aku di tembak oleh cewek, cantik pula,"

"Ah lelahnya, sebaiknya aku tidur dulu." Gumam Arung di dalam hati, sambil menutup matanya.

"Byurrrr........... suara hujan deras di luar.

Setelah beristirahat beberapa jam di penginapan Arung pun teringat akan pesan dari Gisel untuk memberitahukan nomer HP nya.

"Sebaiknya aku membeli HP baru, aku kan tidak kekurangan uang." Ucap Arung.

Pusat kota ini sungguh ramai dan banyak sekali toko-toko serta mal-mal yang berjejer di sepanjang jalan nya. Setelah beberapa menit berkeliling Arung pun menemukan sebuah toko HP yang sesuai dengan seleranya, ia pun masuk kedalamnya.

Di dalam Toko Yuke

"Selamat sore nyonya." Ucap Arung.

"Sore Adik kecil, ada yang bisa kakak bantu?" Tanya Kak Yuke.

"Aku sedang mencari HP tablet yang paling canggih Kak, apakah ada?" Jawab Arung.

"Tentu saja adik tampan, ini ada beberapa kamu pilih lah dulu mana yang cocok buatmu." Ucap Kak Yuke, sambil mengambil beberapa HP di dalam steling dan memberikannya kepada Arung.

"Sebentar kakak kebelakang dulu ya, Kakak akan membuatkan secangkir kopi buatmu,"

"Supaya kamu lebih rileks dalam memilihnya, "

"Dan panggil aku Kak Yuke saja ya." Ucap Kak Yuke.

"Hee. hee.... hee." Suara tawa kecil Kak Yuke.

"Ia kak Yuke. " Ucap Arung.

Kak Yuke pun pergi meninggalkan Arung dan membuatkannya secangkir kopi di belakang.

"Kak Yuke ini sungguh baik hati, ia baru mengenalku beberapa menit namun berani meninggalkan ku dengan barang dagangan nya." Gumam Arung di dalam hati.

Arung pun mulai melihat spesifikasi tiap tablet yang di berikan Kak Yuke, kemudian memilih tablet dengan spesifikasi yang tercanggih buatan perusahaan Alba.

"Nama perusahaan nya Alba, sama persis dengan nama keluarga pacar baruku," Gumam Arung di dalam hati.

"Ah ini pasti hanya kebetulan saja." Gumam Arung di dalam hati.

Kak Yuke pun telah selesai membuat secangkir kopi.

"Ini adik kecil minum lah kopi ini dulu mumpung masih panas, "

"Kalau kakak perhatikan dari pakaianmu, kamu tidak berasal dari Kota Awan Hitam ini kan Adik tampan?" Tanya Kak Yuke.

"Benar kak aku berasal dari desa Tiger, panggil saja aku Arung, dan aku tengah mengikuti ujian menjadi prajurit di Kota Awan Hitam ini kak." Ucap Arung.

"Wah hebat kamu Arung,"

"Kakak dengar enam bulan lagi akan di adakan ujian kedua yaitu ujian kompetisi untuk mendapatkan peringkat jabatan bagi prajurit magang yang lolos ujian tahap awal,"

"Ngomong-ngomong nich senjata apa yang akan kamu pakai nanti Adik kecil? " Tanya kak Yuke.

"Senjata jadi pertarungannya nanti menggunakan senjata ya, Kak?" Tanya Arung kembali.

"Aku sendiri bahkan tidak tahu Kak Yuke,"

"Untung Kakak memberitahukan nya, hari ini." Ucap Arung, sambil menyeruput secangkir kopi atas meja.

"Adik tampan ini seperti nya modal nekat, dia tidak menyelidiki perihal ujian nya terlebih dahulu,"

"Kasian dia, sebaiknya aku memberitahukan apa yang kutahu terlebih dahulu." Gumam Kak Yuke di dalam hati.

"Ya tiap prajurit magang wajib bertarung memakai senjatanya sendiri-sendiri, "

"Dan pada ujian tahap ke dua ini kelima jenderal dari Kekaisaran Dewi Es beserta pejabat Kekaisaran lainnya akan hadir untuk melihat bakat-bakat baru,"

"Mereka akan memberikan jabatan yang strategis bagi yang mendapatkan peringkat 50 besar." Ucap Kak Yuke.

"Wah ternyata penerimaan calon prajurit baru ini merupakan sebuah even yang besar di benua ini, ya Kak,"

"Aku baru tahu makanya Matriak keluarga mengirimkan ku untuk mengikuti misi ini." Ucap Arung.

"Binggo, seperti itulah Adik tampan, dan juga merupakan tontonan paling menarik tiap tahun nya,"

"Tahun kemarin tiket nontonnya ludes, dan harga tiket nya naik berkali-kali lipat menjelang dekat-dekat pertandingan," Ucap Kak Yuke.

"Wah menakjubkan." Gumam Arung didalam hati.

"Gimana apa sudah dapat HP tablet yang cocok denganmu, Adik tampan?" Ucap Kak Yuke.

"Ini kak HP tablet merek Alba ini kurasa sangat cocok dengan selera ku, berapa ya Kak harganya?" Tanya Arung.

"Harga barang ini sebenarnya 20 koin emas Adik kecil, namun karena kamu tampan kakak kasih diskon duech menjadi 19 koin emas saja ya." Ucap Kak Yuke.

"He.... he..... he.... " Tawa kecil Kak Yuke.

"Baiklah ini uang nya trima kasih Kak Yuke atas kopinya." Ucap Arung, sambil menyerahkan sejumlah koin emas kepada Kak Yuke.

Arung pun meminum habis kopi buatan kak Yuke, dalam sekali tegukan.

"Ia Adik tampan, ini nomer kakak save aja di HP baru nya ya,"

"Dan saran dari Kakak, carilah senjata yang hebat saat mengikuti ujian tahap kedua nanti,"

"Kakak dengar Tuan Muda Quill dari paviliun senjata Kota Awan Hitam tengah membuka pendaftaran untuk ikut dalam timnya mengeksplorasi sebuah reruntuhan kuni ibu kota kerajaan Jangbaek yang baru di temukan nya beberapa minggu yang lalu oleh penatua keluarga Quill." Ucap Kak Yuke.

"Jangbaek, Jendral Api juga berasal dari Kerajaan Jangbaek,"

"Sepertinya ada kaitannya, sebaiknya aku mengikuti misi bersama Tuan Muda Quill ini lah." Gumam Arung di dalam hati.

"Baik kakak Yuke terima kasih atas sarannya, akan kupikir kan terlebih dahulu,"

Beberapa saat kemudian seorang anak kecil berusia sekitaran 19 tahun masuk ke toko, dan langsung duduk di samping Arung.

"Ma.. ma... ma..... Om ini calon papa baru ku ya?" Tanya Akira, sambil menarik lengan baju Kak Yuke.

"Papa... ini pasti anak Kak Yuke, dia janda ternyata." Gumam Arung di dalam hati.

"Mama sih sebenarnya mau, tapi om ini mau gak?" Jawab Kak Yuke, sambil mengedipkan matanya.

"Om.. om... mau ya, kasiani lah aku tiap hari diejekin Joong woon tidak punya papa." Ucap polos Akira, sambil menarik-narik lengan baju Arung.

"Iya... iya.... om pigi dulu ya." Ucap Arung, sambil menggosok-gosok kepala Akira.

"Oke Kak kalau begitu aku permisi dulu." Ucap Arung, sambil berjalan keluar.

"Hati-hati ya." Ucap Kak Yuke, sambil melambaikan tangan.

"Adalah papa baru." Ucap Akira, sambil melambaikan tangannya.

Arung pun melambaikan tangan nya juga kepada Akira dan Kak Yuke.

"Baiklah sudah kuputus kan aku akan ikut dalam misi di Jangbaek itu." Gumam Arung di dalam hati.

Arung pun langsung bergegas menuju paviliun senjata, di depan paviliun sudah berkumpul banyak sekali pendekar-pendekar yang berniat mendaftar untuk ikut serta menjelajahi reruntuhan kuno peninggalan Kerajaan Jangbaek ini.

Paviliun Senjata Tuan Muda Quill

Arung pun ikut mendaftar, ternyata ia adalah pendekar terakhir yang mendaftar. Total keseluruhan yang mendaftar sebanyak 100 pendekar dengan ranah kekuatan alam puncak laut sampai alam puncak bumi.

"Rame juga yang berminat, sepertinya perjalanan ini tidak akan lama,"

"Mengingat banyak yang mendaftar." Gumam Arung di dalam hati.

Adapun hadiah yang diberikan oleh Tuan Muda Quill ini apabila berhasil menyelesaikan misi bersamanya, yaitu mendapatkan uang sejumlah 100 koin emas dan boleh memilih salah satu senjata atau artifak apa saja yang akan ditemukan di dalam reruntuhan nantinya. Adapun misi penjelajahan kali ini ialah untuk membunuh seluruh beast yang ada di reruntuhan kota kuno serta mengumpulkan seluruh senjata, artifak, dan harta benda lainnya dan menyerahkan kepada Keluarga Quill. Seluruh pendekar pun diminta berkumpul di halaman paviliun senjata untuk mendapatkan pengarahan dan penjelasan langsung Oleh Tuan muda Quill. Beberapa saat kemudian Tuan Muda Quill pun keluar dari paviliun.

"Selamat datang pendekar pendekar semuanya di paviliun senjata kami,"

"Saya hanya ingin menginformasikan bahwa sanya kita akan bergerak malam ini menuju reruntuhan kuno tersebut, menggunakan kendaraan truck perang milik Keluarga Quill kami," Ucap Tuan Muda Quill.

"Malam ini, buru-buru amat." Gumam Arung di dalam hati.

"Untuk menghemat waktu, tenaga dan menghindari serangan beast di sepanjang jalan menuju reruntuhan,"

"Dan yang paling utama, agar tidak diikuti oleh pihak lainnya." Ucap Tuan Muda Quill.

"Rencana yang cukup masuk akal, sepertinya Tuan Muda ini cukup pintar." Gumam Arung di dalam hati.

"Jadi saya berharap tuan-tuan dan nona-nona ini untuk bisa tepat waktu berkumpul kembali malam ini, Sekian informasi dari saya." Ucap Tuan Muda Quill, sembari membungkuk dan memberi hormat kepada seluruh pendekar yang berkumpul lalu kembali masuk ke dalam mansion.

Para pendekar pun mulai kembali ke kediamannya masing-masing, sambil mempersiapkan senjata, persediaan makanan, dan obat-obatan untuk misi nanti malam penjelajahan menuju reruntuhan kuno Kota Jangbaek.

"Sebenarnya aku kurang tertarik terhadap senjata yang ada di reruntuhan tersebut."

"Aku lebih tertarik terhadap kata Jangbaek, apakah itu berhubungan dengan makam kuno Jenderal Api yang kutemukan atau tidak."

Arung pun menunggu di paviliun senjata, dikarenakan waktu sebentar lagi akan malam. Beberapa jam kemudian malam pun tiba seluruh pendekar pun kembali berkumpul di halaman paviliun senjata Kota Awan Hitam. Tuan muda Quill pun kembali memberikan arahan.

Di malam harinya.

"Byurrrrr.............. " Suara hujan deras.

"Baiklah agar penjelajahan kali ini lebih efisien dan berimbang kita akan membagi nya menjadi 10 tim,"

"Yang mana tiap timnya terdiri dari sepuluh orang pendekar." Ucap Tuan muda Quill.

Kemudian penatua dari keluarga Quill langsung menilai dan mengelompokkan kami sesuai ranah kultivasi masing-masing, sehingga kekuatan kesepuluh timnya berimbang. Arungpun bergabung dengan tim penjelajah kesepuluh reruntuhan kuno yang di ketuai oleh Nona Yang Err, dengan ranah kultivasi tingkat alam bumi puncak dan beranggotakan nona Lily, Tuan Shen long, Tuan Hang, Nona Miyabi, Nona Azure, Nona Yamato, Tuan Kai, Nona Paula, dan terakhir aku kami semua berada di ranah alam lautan level puncak.

"Baiklah karena tim nya telah terbentuk, saya persilahkan para Pendekar menuju basement bawah tanah."

"Di sana truk perang milik Keluarga Quill di parkir, ikutilah aku." Ucap Tuan Muda Quill, sambil berjalan menuju basement nya.

"Paviliun ini benar-benar besar, bangunan nya walau berdesain kuno namun memiliki sebuah basement." Gumam Arung di dalam hati, sambil mengikuti Tuan Muda Quill.

Tuan Muda quill sendiri memimpin rombongan dan berada di tim kesatu serta memimpin di barisan paling depan. Seluruh tim pun mulai berangkat dengan truk perang milik Keluarga Quill, Arung dan timnya berada di barisan paling belakang. Karena yang lain pada menolak untuk menyetir, akhirnya Arung pun mengajukan diri menjadi supir truk perang ini. Di kabin depan ini Arung duduk bersama ketua tim 10 nona Yang Err.

"Nona Yang Err sungguh cantik, wangi lagi,"

"Tidak sisa-sisa aku menjadi supir truk." Gumam Arung di dalam hati.

Perjalanan menuju reruntuhan kerajaan kuno pun di mulai.

Didalam truk perang, yang sedang melaju ke reruntuhan kuno.

"Hai adik kecil." Sapa Nona Yang.

"Hai Juga Kakak cantik." Sapa Arung.

"Adik kecil, kenapa kamu mengikuti misi yang sangat berbahaya seperti ini?"

"Kamu terlihat masih sangat muda sekali, masa depan mu masih sangat panjang?" Tanya Nona Yang.

"Aku membutuhkan uang Nona Yang,"

"Makanya aku terpaksa ikut misi berbahaya seperti ini, karena hadiah nya sangat besar." Jawab Arung, sambil menyetir truk.

"Karena kakek ku sakit dan perlu biaya pengobatan." Ucap Arung, ia terpaksa berbohong kepada nona Yang karena ia belum terlalu mengenal Nona Yang dan para kultivator lainnya.

"Hiks.... hiks..... hiks...... " Tangisan buaya Arung.

"Nasib ku sangat malang di usia ku yang sangat muda ini harus menjadi tulang punggung keluarga." Ucap Arung, bersandiwara.

"Maaf Adik kecil, aku tidak bermaksud membuatmu bersedih." Ucap Nona Yang, sambil mengelus-elus punggung Arung.

"Kasian Adi Kecil ini." Gumam Nona Yang, terperdaya.

"Baiklah lanjutkan mengemudi mu, Adik kecil aku mau tidur sebentar." Ucap Nona Yang, sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang dan perlahan memejamkan matanya.

"Aku tidak ingin membuat nya bersedih lagi, sebaiknya aku tidur saja." Gumam Nona Yang di dalam hati.

Nona Yang pun terlihat sangat kelelahan, tak lama berselang ingin pun langsung tertidur.

"Wah tidur dech, dadanya gede juga." Gumam Arung di dalam hati, sambil menoleh kearah dada Nona Yang.

Walaupun sudah berumur Nona Yang masih kelihatan cantik, dunia kultivasi ini memang di penuhi oleh wanita-wanita cantik. Sudah tiga jam berlalu, mobil masih terus melaju beriringan serta mulai memasuki medan dengan jalan tanah ber lumpur dan becek.

"Grghhhh............. " Suara getaran mobil ketika melintasi jalan yang tidak rata.

"Groooogghhh...... groghhhh." Suara mendengkur Nona Yang.

"Cantik-cantik ngorok, jalan ancur begini pun Nona Yang masih tidur,"

"Sepertinya Nona Yang benar-benar kelelahan, sebenarnya apa yang dia kerjakan sebelum kemari?" Gumam Arung di dalam hati.

Jalan puncak Gunung Obat

Akibat munculnya tirai ungu petir di kediaman Tiger, kakek Bongpal pun menjadi depresi karena tidak bisa mengintip lagi. Ia pun meminta izin kepada Matriak untuk turun gunung.

"Ini semua gara gara tirai itu, aku harus mencari mangsa di tempat lain." Gumam Kakek Bongpal, sambil mengayuh pedal sepeda.

"Sebaiknya aku ke pemandian air panas di desa Tiger, pasti banyak wanita cantik mandi di sana." Gumam Kakek Bongpal, sambil membayangkan hal hal yang kotor.

"Kyaaa.........Tolong...... " Suara teriakan wanita terdengar dari pinggir hutan kematian.

Kakek Bongpal pun melihat sesosok wanita cantik yang sedang berada dalam masalah. Sebongkah batu besar melesat ke arahnya. Kakek Bongpal pun memarkir kan sepedanya dan melesat ke arah wanita itu. Kakek Bongpal pun memeluk wanita tadi, sehingga sebongkah batu besar itu menghantam punggungnya.

"Bruukkkkkk.... " Suara hantaman batu mengenai sasaran.

Kakek Bongpal pada saat itu tidak merasakan kesakitan, wajahnya malahan terlihat bahagia karena bisa memeluk seorang wanita cantik di sore hari ini. Mereka pun terjatuh di rerumputan sepanjang satu meter didekat bahu jalan, semakin membuat momen sore ini semakin spesial bagi Kakek Bongpal.

"Tuan, sepertinya punggung tuan terluka." Ucap Wanita Cantik tersebut.

"Akhhhh......... sakiiiit." Teriak Kakek Bongpal, sambil melepaskan pelukannya dari wanita cantik tersebut.

Beberapa menit kemudian dari balik hutan muncul se ekor beast Monyet Batu yang besar yang kekuatannya setara kultivator ranah alam raja puncak, dan langsung menerjang ke arah kakek Bongpal. Kakek Bongpal pun memasang kuda-kuda, Ia berdiri tegak kemudian kedua telapak tangannya menyatu dan diletakkan di dada dan membentuk sebuah segel. Energi berelemen api pun mulai berkumpul di sekeliling nya, matanya pun menatap tajam ke mata monyet batu tersebut.

"Jurus Kitab Tiger, bagian ke satu Tangan Api" Teriak Kakek Bongpal.

Empat buah energi api berbentuk tangan melesat dari tubuh kakek Bongpal menuju ke arah Monyet Batu. keempat tangan api tersebut langsung memegang kedua tangan dan kedua kaki beast Monyet tadi. Tubuh Monyet tersebut pun tersegel, tidak dapat bergerak. Tangan api itu juga memiliki temperatur suhu yang sangat panas, sehingga Monyet Batu tersebut tampak kesakitan.

"Jurus Kitab Tiger, bagian kedua Tapak Pembunuh." Teriak Kakek Bongpal, sementara wanita cantik tersebut terpaku melihat kehebatan kakek Bongpal.

Kakek Bongpal pun mengarahkan telapak tangan nya kedepan, sebuah energi api berbentuk pedang menerjang ke arah beast yang telah terkunci tersebut.

"Pemuda yang sangat gagah, dan baik." Gumam Wanita cantik itu di dalam hati.

"Kyaa.......... jantung ku berdetak kencang, apakah ini cinta." Gumam Wanita cantik itu, sambil memegang kedua pipinya yang memerah.

"Argghhhhhh......... " Suara teriakan terakhir Monyet Batu ketika jantungnya di tembus oleh pedang api milik kakek Bongpal.

Energi api yang menyegel Monyet Batu pun menghilang, Monyet tersebut pun tewas ditempat. Kakek Bongpal pun langsung memeluk wanita cantik tersebut, dan mereka pun terjatuh di rerumputan lagi.

Lima menit berlalu.

Sepuluh menit berlalu.

"Dia sangat perhatian denganku, bahkan dia tidak melepaskan pelukannya,"

"Pasti dia khawatir akan ada serangan lainnya," Gumam Wanita cantik itu di dalam hati.

Beberapa menit kemudian wanita cantik pun melepaskan pelukan kakek Bongpal, Kakek Bongpal pun langsung berdiri dan membungkuk lalu menghormati wanita tersebut.

"Mohon maaf, nona kukira tadi beast ini akan meledak makanya aku memelukmu, agar tidak terkena hempasan ledakan." Ucap Kakek Bongpal.

"Sungguh Ksatria, jantungku kembali berdegup kencang." Gumam Wanita cantik itu.

"Ia tidak apa-apa tuan pendekar." Wanita cantik tadi pun mengambil tas keranjang di dekat nya yang sudah penuh dengan obat obatan.

"Terima kasih tuan, telah menyelamatkan saya, nama saya Syu Yan." Ucap Syu Yan, sambil membungkuk dan menghormati Kakek Bongpal.

"Aku Bongpal Tiger," Ucap Kakek Bongpal, sambil tersenyum kepada Syu Yan.

Hujan pun turun, Kakek Bongpal dan Syu Yan pun kehujanan. Sementara itu dari dalam hutan kematian terdengar suara beberapa beast yang menuju kearah mereka.

"Aurghhhhh................ " Raungan beberapa beast di dalam hutan.

Kakek Bongpal pun langsung meraih tangan Syu Yan dan menariknya untuk pergi meninggalkan hutan ini secepatnya.

"Sebaiknya kita berangkat sekarang Syu Yan. Ucap Bongpal.

"Ya Tuan." Ucap Syu Yan.

Kakek Bongpal pun membonceng Syu Yan menuruni Gunung Obat ini menuju ke desa Tiger, ditengah hujan yang deras. Syu Yan pun agar tidak terjatuh dari sepeda ia memeluk erat erat pinggang kakek Bongpal. Semenjak saat itu kakek Bongpal menolak dipanggil kakek lagi di kediaman keluarga Tiger, ia meminta dirinya dipanggil Bongpal Tiger.

Kembali ke perjalanan menuju reruntuhan kuno

Akhirnya setelah enam jam Arung dan timnya pun tiba di ujung jalan yang berada di tengah-tengah hutan antah berantah dan di depannya terdapat sungai, truk pun mulai menepi dan parkir secara beraturan. Tim penjelajah pun langsung mendirikan kamp-kamp sementara untuk tim nya masing-masing untuk menginap dan beristirahat sementara disini. Rombongan penjelajah ini tiba sekitaran pukul empat subuh jadi ketua rombongan yaitu Tuan Muda Quill memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu, dan akan memulai penjelajahan nya satu hari kemudian.

"Tok...... tok...... tok....... " Suara ketukan kaca mobil truk.

Arung pun membuka kaca mobil.

"Hai bro kita sudah sampai, ayo lekas turunlah Arung." Ucap Tuan Kai, di samping pintu mobil.

"Ia kalian lanjut aja sepertinya aku tidur di mobil saja malam ini, aku lebih nyaman disini." Ucap Arung, sambil menoleh kearah Nona Yang.

"Ia jaga nona Yang ya, jangan diapa-apain. " Ucap tuan Kai, sambil melirik kearah nona Yang, dan memberi kode ok dengan isyarat tangan.

Begitu pula dengan Nona Yang ia pun sudah tertidur lelap, semenjak berangkat tadi hingga sampai dengan sekarang.

"Wah benar-benar lelap tidurnya." Gumam Arung di dalam mobil.

"Grooghhh........ groghhh......... groghhh....... " Suara mendengkur Nona Yang.

Beberapa saat kemudian, kepala Nona Yang pun jatuh serta bersandar di bahu Arung bahkan ia sampai ngences dan air liurnya jatuh dibaju Arung.

"Ehmm... sebaiknya aku menyelipkan kapas ke telingaku, agar tidur ku tidak terganggu." Gumam Arung di dalam hati, kemudian menyelipkan kapas ke telinganya.

"Baiklah Nona Yang, aku tidur dulu,"

"Silahkan mendengkur sepuas mu." Gumam Arung di dalam hati.

Harum tubuhnya membuat bulu kuduk Arung berdiri, beberapa saat kemudian Arung pun tidur di dalam mobil bersama Nona Yang, sedangkan para anggota tim lainnya tidur di dalam kamp. Keesokan paginya Nona Yang terbangun lebih awal, via hanya tersenyum melihat Arung.

"Wah Adik Kecil ini masih tidur, ternyata Adik kecil ini tampan juga,"

"Tapi dia sebaya dengan putriku yang berada di pulau assasin, kasian dia sebaiknya aku menyelimuti nya." Gumam Nona Yang di dalam hati, kemudian menyelimuti Arung dengan selimut yang di keluarkan nya dari dalam cincin ruang miliknya.

Nona Yang pun bergegas turun dari mobil, dan meninggalkan Arung tertidur di dalam mobil, waktu pun menjelang siang

"Tok tok tok..." Suara ketukan pintu mobil.

"Bangun Adik kecil, sudah siang mau sampai kapan kamu tidur disini?" Ucap Nona Yang.

Mendengar suara ketukan pintu itu Arung pun terbangun.

"Lho siapa yang menyelimuti ku, Jangan-jangan Nona Yang."

"Diam-diam dia perhatian juga rupanya." Gumam Arung di dalam hati, kemudian bergegas turun dari dalam mobil.

"Ia Mona Yang aku tadi kelelahan menyetir semalam, jadi bangunnya agak kesiangan." Ucap Arung.

"Kalau begitu ayo kita makan siang di kamp kita, aku sudah menyiapkan makanan,"

"Terima kasih untuk tidak membangunkanku tadi pagi ya."

"Dan membiarkan ku tidur di mobil, Adik kecil juga pasti menyukainya kan," Ucap Nona Yang.

"Nona Yang ini seperti nya seorang yang profesional perihal lelaki, dia mengerti aja selera laki-laki." Gumam Arung di dalam hati.

"Kamu tidak meraba-raba ku semalam kan. " Ucap Nona Yang, bercanda.

"Tidak Nona Yang, ayo kita berkumpul di kamp."

"Aku pun sudah laper nih, dan bahuku terasa pegal-pegal." Ucap Arung, sambil berjalan menuju kamp.

"Kasian dia gara-gara aku semalaman tidur menyandar di bahunya, bahunya pun jadi pegal-pegal." Gumam Nona Yang.

Setelah makan siang Arung dan timnya pun mengobrol di kamp tersebut untuk saling mengenal sesama anggota tim kesepuluh, begitu pula dengan tim-tim lainnya mereka pun mengobrol hingga tidak terasa malam pun tiba. Karena keasyikan mengobrol bersama anggota tim Arung pun sampai lupa untuk mengirimkan nomer HP nya kepada Gisel pacar pertamanya.

"Aku sampai lupa, sebaiknya aku segera mengirim kan pesan teks kepada Gisel, aku khawatir dia akan marah." Gumam Arung di dalam hati, sambil duduk bersama yang lainnya.

"Maaf gisel aku baru menghubungi mu sekarang ini aku Arung." Isi SMS dari Arung.

Tak lama kemudian Gisel pun membalas.

"Ia sayang tidak apa apa." Isi SMS dari Gisel.

"Syukurlah ia tidak marah." Gumam Arung di dalam hati.

"Wah ternyata Adik kecil sudah punya gebetan, padahal aku berencana mendekatinya."

"Ya sudahlah, nanti saja aku pikirkan sekarang lebih baik fokus pada misi terlebih dahulu." Gumam Nona Yang, sambil meneguk habis beer di tangannya.

Arung pun nge chat berdua dengan Gisel sepanjang malam ini, hingga anggota tim lainnya pun kembali ke dalam kamp untuk beristirahat.

"Sepertinya Adik Kecil baru jadian, indahnya masa-masa muda, sebaiknya aku tidak mengganggu nya,"

"Sekarang lebih baik aku tidur dulu, dan fokus pada misi." Gumam Nona Yang di dalam hati, sambil beranjak kembali ke dalam Kamp.

Terpopuler

Comments

KadalKocak

KadalKocak

alur ga jelas, konflik ga dapet emosinya, banyak kata2 yg ga perlu, banyak deskripsi yg ga perlu, timeline loncat2, mc nya ga jelas juga, paling eneg tiap ada narasi hujan "byuurrr"..tu suara ujan apa org lagi mandi?..coba banyakin baca novel lain yg sama genre nya buat referensi..

2022-04-19

3

Dody Mec

Dody Mec

byuurrrrr

2021-07-28

2

Sandy pratama

Sandy pratama

saya lebih suka janda 😂 😂

2021-05-22

3

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Bela Diri Kuno "Tiger".
2 Racun ular bertanduk sembilan
3 Makam Kuno Jenderal Api Kerajaan Jangbaek
4 Kitab jurus teleportasi tingkat alam dewa puncak
5 Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air
6 Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air bagian dua
7 Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger
8 Reruntuhan kuno ibu kota Kerajaan Jang baek
9 Esensi Naga Putri Naga Kecil
10 Palu emas hitam surgawi
11 Harta surgawi Leluhur Naga Khayangan
12 Elemen legenda Api Hitam dan Lahar Biru
13 Ujian Tahap Ke Dua Kompetisi Bela Diri
14 Cambuk Qilin Emas Halilintar Surgawi
15 Hadiah dari Tuan Muda Quil
16 Makan Malam Keluarga Alba
17 Percobaan Pembunuhan Patriak Keluarga Alba.
18 Manuskrip Kuno Kitab Kultivasi Petir
19 Goa Giok Hijau
20 Nona Dark Quill
21 Bola Energi Berwarna Hijau
22 Shilla Tiger
23 Sage empat elemen alam
24 Bangkit nya elemen es Arung
25 Persiapan menuju Perpustakaan Kuno Kerajaan Jangbaek
26 Ngarai di Pulau Balighe
27 Perpustakaan kuno kerajaan Jangbaek
28 Warisan Klan Rubah Dewa.
29 Senjata Tingkat Alam Mahayana, Teratai Kebijaksanaan.
30 Black Hole terrors bagian awal
31 Black Hole Terrors bagian ke dua
32 Kembali ke Kota Awan Hitam
33 Kedatangan Xiao Mei Mei dan Nyonya Vinic.
34 Rencana Jahat Jenderal Berserker.
35 Final Ujian Tahap Dua Bagian Awal
36 Final Ujian Tahap Ke Dua Bagian Akhir
37 Serangan Ikan-ikan dari Langit bagian Awal
38 Serangan Ikan Ikan dari Langit Bagian Akhir.
39 Kemunculan Black Hole Dragon dan Naga Es Kuno.
40 Bola Penjara Pohon Dewa Air
41 Ujian Tahap Ke Tiga.
42 Racun Tapak Ular Beracun
43 Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Awal.
44 Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Ke Dua.
45 Terdampar ke Masa Lalu Bagian Akhir.
46 Malam Pertama Arung dan Xiao Mei Mei di Klan Xiao.
47 Kembalinya Kultivasi Wakil Komandan Luna.
48 Berlayar Menuju Planet Kuno Jupiter Bagian Ke Satu.
49 Berlayar Ke Planet Kuno Jupiter Bagian Akhir.
50 Ujian Cinta Irish.
51 Pulau Makam Kuno Ke Dua Milik Jendral Api
52 Berkontrak dengan Irish dan Sarah.
53 Serangan Kelompok Assasin Black Rock bagian Awal.
54 Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Awal.
55 Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Akhir.
56 Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Ke Dua.
57 Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Akhir.
58 Berlayar Kembali Ke Planet Bumi.
59 Kamar Nomer 101 di Lantai Seratus AKPERTI.
60 Dosen Tercantik AKPERTI "BLUE STORM".
61 Kemunculan Mengejutkan "SARAH GREEN SNAKE".
62 Kembali Ke Masa 20 Tahun Yang Lalu Bagian Awal.
63 Kembali Ke masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Dua.
64 Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Tiga.
65 Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Akhir.
66 Komandan White Rock Kakak Kembar dari Komandan Black Rock.
67 Yuki Tiger.
68 Racun Kehidupan.
69 Rencana Jahat.
70 Anggota Ke Tiga "JENI GALGADOTH".
71 Special Episode: Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Awal.
72 Special Episode : Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Akhir.
73 Kedatangan Gisel Alba dan Luna Thunder.
74 Terciduk, Hubungan Terlarang Luna dan Arung Ketahuan.
75 Perjalanan Menuju Planet Merkurius.
76 Elemen Langka Ruang Hitam Aca Zord
77 Terciduk Oleh Jeni Galgadoth.
78 VIRAL.
79 Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Awal.
80 Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Akhir.
81 Jurus Perisai Angkasa Bagian Awal.
82 Jurus Perisai Angkasa Bagian Ke Dua.
83 Jurus Perisai Angkasa Bagian Akhir.
84 Samudra Zamrud Hijau Bagian Awal.
85 Samudra Zamrud Hijau Bagian Akhir.
86 Pulau Makam Kuno Ke Tiga.
87 Berlatih Jurus Teleportasi Bagian Ke Empat.
88 Rencana Gerakan Serangan Ujian Final AKPAVLA "GESUVLA" Jendral Es.
89 Jendral Mawar Ungu.
90 Reinkarnasi Jendral Kelabang Merah.
91 Serangan Ke Benteng Mawar Hijau.
92 SEA WARS Bagian Awal.
93 SEA WARS Bagian Kedua.
94 SEA WARS Bagian Ke Tiga.
95 SEA WARS Bagian Akhir.
96 ULAR PUTIH BERTANDUK SEMBILAN.
97 Bulan Madu Mendadak Irish.
98 Pil Penawar Racun Kehidupan.
99 Special Edition. Bangkitnya Dua Jiwa Naga Arung.
100 Special Edition : ULAR EMAS BERTANDUK SEMBILAN.
101 GESUVLA Bagian Ke Satu.
102 Kembali Ke AKPERTI.
103 Menikmati Suasana Hangat di Kota Awan Hitam.
104 Kembali Ke Benua Ular Bagian Ke Satu.
105 Kembali Ke Benua Ular Bagian Akhir.
106 Konser Errong Records.
107 ULAR GALAXI BERTANDUK SEMBILAN.
108 Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Ke Satu.
109 Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Akhir.
110 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Satu.
111 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Dua.
112 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ketiga.
113 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Empat.
114 Episode Special. Rayla dan Shayla Poison Snake.
115 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Lima.
116 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Enam.
117 Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Awal.
118 Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Akhir.
119 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Tujuh.
120 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Delapan.
121 Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Sembilan.
122 Ujian Final AKPAVLA Bagian Akhir.
123 GESUVLA Bagian Ke Dua.
124 GESUVLA Bagian Ketiga.
125 GESUVLA Bagian Ke Empat.
126 GESUVLA Bagian Ke Lima.
127 GESUVLA Bagian Ke Enam.
128 GESUVLA Bagian Ke Tujuh.
129 GESUVLA Bagian Akhir.
130 SEASON 1 TAMAT, NANTIKAN SEASON 2 NYA.
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Keluarga Bela Diri Kuno "Tiger".
2
Racun ular bertanduk sembilan
3
Makam Kuno Jenderal Api Kerajaan Jangbaek
4
Kitab jurus teleportasi tingkat alam dewa puncak
5
Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air
6
Ujian tahap awal di Rawa Siluman Air bagian dua
7
Pernyataan cinta pendekar cantik Gisel Alba kepada Arungbijak Tiger
8
Reruntuhan kuno ibu kota Kerajaan Jang baek
9
Esensi Naga Putri Naga Kecil
10
Palu emas hitam surgawi
11
Harta surgawi Leluhur Naga Khayangan
12
Elemen legenda Api Hitam dan Lahar Biru
13
Ujian Tahap Ke Dua Kompetisi Bela Diri
14
Cambuk Qilin Emas Halilintar Surgawi
15
Hadiah dari Tuan Muda Quil
16
Makan Malam Keluarga Alba
17
Percobaan Pembunuhan Patriak Keluarga Alba.
18
Manuskrip Kuno Kitab Kultivasi Petir
19
Goa Giok Hijau
20
Nona Dark Quill
21
Bola Energi Berwarna Hijau
22
Shilla Tiger
23
Sage empat elemen alam
24
Bangkit nya elemen es Arung
25
Persiapan menuju Perpustakaan Kuno Kerajaan Jangbaek
26
Ngarai di Pulau Balighe
27
Perpustakaan kuno kerajaan Jangbaek
28
Warisan Klan Rubah Dewa.
29
Senjata Tingkat Alam Mahayana, Teratai Kebijaksanaan.
30
Black Hole terrors bagian awal
31
Black Hole Terrors bagian ke dua
32
Kembali ke Kota Awan Hitam
33
Kedatangan Xiao Mei Mei dan Nyonya Vinic.
34
Rencana Jahat Jenderal Berserker.
35
Final Ujian Tahap Dua Bagian Awal
36
Final Ujian Tahap Ke Dua Bagian Akhir
37
Serangan Ikan-ikan dari Langit bagian Awal
38
Serangan Ikan Ikan dari Langit Bagian Akhir.
39
Kemunculan Black Hole Dragon dan Naga Es Kuno.
40
Bola Penjara Pohon Dewa Air
41
Ujian Tahap Ke Tiga.
42
Racun Tapak Ular Beracun
43
Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Awal.
44
Terdampar Ke Masa Lalu Bagian Ke Dua.
45
Terdampar ke Masa Lalu Bagian Akhir.
46
Malam Pertama Arung dan Xiao Mei Mei di Klan Xiao.
47
Kembalinya Kultivasi Wakil Komandan Luna.
48
Berlayar Menuju Planet Kuno Jupiter Bagian Ke Satu.
49
Berlayar Ke Planet Kuno Jupiter Bagian Akhir.
50
Ujian Cinta Irish.
51
Pulau Makam Kuno Ke Dua Milik Jendral Api
52
Berkontrak dengan Irish dan Sarah.
53
Serangan Kelompok Assasin Black Rock bagian Awal.
54
Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Awal.
55
Special Episode Pertemuan Jendral Karna dan Duyung Api nya Bagian Akhir.
56
Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Ke Dua.
57
Serangan Kelompok Assasin Black Rock Bagian Akhir.
58
Berlayar Kembali Ke Planet Bumi.
59
Kamar Nomer 101 di Lantai Seratus AKPERTI.
60
Dosen Tercantik AKPERTI "BLUE STORM".
61
Kemunculan Mengejutkan "SARAH GREEN SNAKE".
62
Kembali Ke Masa 20 Tahun Yang Lalu Bagian Awal.
63
Kembali Ke masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Dua.
64
Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Ke Tiga.
65
Kembali Ke Masa Dua Puluh Tahun Yang Lalu Bagian Akhir.
66
Komandan White Rock Kakak Kembar dari Komandan Black Rock.
67
Yuki Tiger.
68
Racun Kehidupan.
69
Rencana Jahat.
70
Anggota Ke Tiga "JENI GALGADOTH".
71
Special Episode: Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Awal.
72
Special Episode : Jedi Tiger dan Vinic Tiger Bagian Akhir.
73
Kedatangan Gisel Alba dan Luna Thunder.
74
Terciduk, Hubungan Terlarang Luna dan Arung Ketahuan.
75
Perjalanan Menuju Planet Merkurius.
76
Elemen Langka Ruang Hitam Aca Zord
77
Terciduk Oleh Jeni Galgadoth.
78
VIRAL.
79
Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Awal.
80
Rencana Pembunuhan Jendral Es Bagian Akhir.
81
Jurus Perisai Angkasa Bagian Awal.
82
Jurus Perisai Angkasa Bagian Ke Dua.
83
Jurus Perisai Angkasa Bagian Akhir.
84
Samudra Zamrud Hijau Bagian Awal.
85
Samudra Zamrud Hijau Bagian Akhir.
86
Pulau Makam Kuno Ke Tiga.
87
Berlatih Jurus Teleportasi Bagian Ke Empat.
88
Rencana Gerakan Serangan Ujian Final AKPAVLA "GESUVLA" Jendral Es.
89
Jendral Mawar Ungu.
90
Reinkarnasi Jendral Kelabang Merah.
91
Serangan Ke Benteng Mawar Hijau.
92
SEA WARS Bagian Awal.
93
SEA WARS Bagian Kedua.
94
SEA WARS Bagian Ke Tiga.
95
SEA WARS Bagian Akhir.
96
ULAR PUTIH BERTANDUK SEMBILAN.
97
Bulan Madu Mendadak Irish.
98
Pil Penawar Racun Kehidupan.
99
Special Edition. Bangkitnya Dua Jiwa Naga Arung.
100
Special Edition : ULAR EMAS BERTANDUK SEMBILAN.
101
GESUVLA Bagian Ke Satu.
102
Kembali Ke AKPERTI.
103
Menikmati Suasana Hangat di Kota Awan Hitam.
104
Kembali Ke Benua Ular Bagian Ke Satu.
105
Kembali Ke Benua Ular Bagian Akhir.
106
Konser Errong Records.
107
ULAR GALAXI BERTANDUK SEMBILAN.
108
Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Ke Satu.
109
Bangkitnya Jiwa Ular Jeni dan Arung Bagian Akhir.
110
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Satu.
111
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Dua.
112
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ketiga.
113
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Empat.
114
Episode Special. Rayla dan Shayla Poison Snake.
115
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Lima.
116
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Enam.
117
Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Awal.
118
Special Edition, Masa Kecil Dilla Azura dan Ibu Asuh nya Bella Azura Akhir.
119
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Tujuh.
120
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Delapan.
121
Ujian Final AKPAVLA Bagian Ke Sembilan.
122
Ujian Final AKPAVLA Bagian Akhir.
123
GESUVLA Bagian Ke Dua.
124
GESUVLA Bagian Ketiga.
125
GESUVLA Bagian Ke Empat.
126
GESUVLA Bagian Ke Lima.
127
GESUVLA Bagian Ke Enam.
128
GESUVLA Bagian Ke Tujuh.
129
GESUVLA Bagian Akhir.
130
SEASON 1 TAMAT, NANTIKAN SEASON 2 NYA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!