Kembali ke saat malam hari, perjalanan pulang Xiao Mei Mei ke Desa Tiger
Xiao Mei Mei sedang melintasi Gurun Api Es di malam hari, dengan tenang menggunakan truck nya, Tiba-tiba saja ada pagar berduri yang menghadang di depannya lagi, Xiao Mei Mei langsung mengerem mendadak dan berhenti seketika didepan pagar berduri itu. Kemudian tiga orang bandit Gurun pun menghadang nya, dengan membawa senjata suci pedang kesatria di alam kesatria puncak.
"Hei turun jika kau tidak ingin mati," Ucap salah satu bandit Gurun, sambil mengacungkan senjata ke arah kaca mobil.
"Tunggu dulu seperti nya mobil ini tidak asing bagiku, aku seperti nya pernah melihatnya."
"Tapi dimana ya?" Gumam salah satu bandit tersebut.
Terlihat dari senjata suci yang di pegang para bandit mengeluarkan aura petir.
"Rupanya ada tiga kecoak lagi yang tersisa, pasti mereka kabur saat aku membumi hanguskan kamp milik mereka." Gumam Xiao Mei Mei di dalam hati.
Kemudian Xiao Mei Mei pun membuka pintu truck nya dan turun dengan anggun dan tenang dari dalam mobilnya.
"Bagus turun lah perlahan-lahan, dan serahkan truk mu kepada kami,"
"Kami adalah iblis di gurun ini." Ucap salah satu bandit Gurun lainnya.
"Oh iblis ya, tadi sore aku baru saja menghanguskan sarang iblis, dan merampoknya," Ucap Xiao Mei Mei.
"Mungkinkah." Ucap salah satu bandit.
Xiao Mei Mei pun berjalan anggun kearah mereka, ternyata bandit-bandit ini adalah sisa-sisa yang selamat dari serangan Xiao Mei Mei dan melarikan diri tadi sore. Salah seorang bandit melihat ke arah wajah Xiao Mei Mei, dan langsung mengenalinya.
"Ternyata benar, itu wanita iblis yang telah membantai gerombolan kita dengan api ungu yang dahsyat." Ucap salah satu bandit.
"Iblissss................"Teriak histeris salah satu bandit.
Setelah berteriak bandit itu kemudian berlari meninggalkan kedua bandit lainnya juga senjata sucinya.
"Sepertinya teman kalian sudah mengingatku, dan dia langsung kabur,"
"Ambillah truk ku." Ucap Xiao Mei Mei, sambil menyerahkan kunci truk nya.
Kedua bandit lainnya pun saling menatap.
"Iblis betina ini sangat kejam, kawanan kami telah habis dibantai nya sore tadi, sebaiknya aku lari." Gumam kedua bandit didalam hatinya.
Mereka pun kemudian lari pontang-panting dan meninggalkan senjata suci miliknya. Xiao Mei pun kemudian memungut senjata suci yang ditinggalkan oleh para bandit Gurun lalu memindahkan pagar berduri. Xiao Mei Mei pun langsung melanjutkan perjalanan pulang ke desa Tiger.
"Ah lelahnya, sebaiknya aku segera keluar dari Gurun ini dan menginap di penginapan di gerbang masuk,"
"Rasanya tubuhku remuk semuanya." Gumam Xiao Mei Mei sambil menstarter truk nya.
Kembali ke Rawa Siluman Air, di salah satu dahan pohon raksasa
"Arung apa kau masih memiliki sekotak penuh beer, lagi kalau ada kumohon berikan kepada ku,"
"Mungkin ini kali terakhir aku bisa meneguk beer itu, setidaknya sebelum mati aku sempat minum beer untuk yang terakhir kalinya. " Ucap Gisel , terlihat panik.
"Saat seperti ini masih memikirkan beer, Gisel.... Gisel.... " Gumam Arung didalam hati.
"Coba tenangkan dirimu Gisel kita pikirkan cara untuk bisa kabur dari Singa Es itu,"
"Singa Es ini setara dengan kultivator di ranah alam bumi puncak, serta berelemen es ukuran nya dua kali lipat singa di dunia asal ku,"
"Aku harus memikirkan sebuah siasat." Gumam Arung di dalam hati.
"Aku masih belum mau mati aku masih jomblo sampai saat ini," Ucap Arung, sambil menatap kearah Gisel.
"Kalau itu masalahmu aku bersedia jadi pacarmu lagian kan kita juga akan segera dimangsa oleh Singa Es itu, "
"Jadi tolong berikan lah aku beer lagi." Ucap Gisel.
"Please.... Arung." Ucap Gisel, sambil mengisyaratkan tangannya memohon.
"Beer.......beer........saja dasar nona pemabuk." Ucap Arung.
Beberapa saat kemudian.
Arung pun teringat akan jurus hujan petir milik nona pemabuk ini, Arung sangat yakin jurus ini dapat membuat kebingungan Singa Es untuk sementara waktu dan mereka bisa segera berteleportasi sejauh 1000 meter dan langsung berlari sejauh mungkin dari area kaki bukit ini menuju puncak bukit siluman. Arung pun kemudian menjelaskan rencana pelarian tersebut terhadap Gisel.
"Baiklah tidak ada salahnya mencoba." Ucap Gisel.
"Seperti apa jurus teleportasi itu apakah seperti jurus langkah petir?" Gumam Gisel di dalam hati.
"Sekarang mari bergegas menuju puncak pohon, aku akan ber teleportasi dari puncak pohon tersebut,"
"Kamu hanya perlu mengeluarkan jurus hujan petir sepenuh tenaga mu dalam area 1000 meter ini Gisel,"
"Selanjutnya serahkan padaku." Ucap Arung.
"Semoga rencana ini berhasil, dan jika kamu mau aku tetap bisa menjadi pacarmu setelah ini." Ucap Gisel
"Kamu sangat tampan Arung, walau ranah kultivasi mu rendah, aku tetap mau kok,"
"Aku terlanjur jatuh cinta pada pandangan pertama." Gumam Gisel di dalam hati.
"Heh....he...he...." Suara tawa kecil Gisel, sambil melesat ke puncak pohon begitu juga dengan Arung.
Di puncak pohon, Arung dan Gisel berdiri di dedaunan dengan ilmu meringankan tubuh milik mereka. Gisel pun kemudian memasang kuda-kuda yang sama seperti saat di danau mematikan, ia mengumpulkan seluruh tenaga dalam nya hanya untuk satu jurus ini saja di telapak tangannya.
"Hyatttt..........................." Suara teriakan Gisel.
Tenaga dalam yang besar pun keluar dari telapak tangan Gisel menuju langit.
"Geruduggggg............." Suara langit yang tengah bergemuruh.
Langit pun berawan dan mengalirkan petir, sesaat kemudian dilanjutkan dengan turunnya hujan petir. Petir pun tersebut terus menyambar secara membabi buta di dalam radius 1000 meter ini.
"Jderrrr...... Duar.... duagh,......" Suara sambaran petir yang menghujam tanah dan pepohonan sekitar.
Arung pun langsung berlari ke arah Gisel sambil, memasang kuda-kuda jurus teleportasi dan memeluk Gisel dari belakang.
"Hemmm..... aroma tubuh yang sangat harum, dan pinggang ramping yang lembut,"
"Rambut ungu yang menawan dan sangat lembut, Gisel sungguh sangat cantik tak kalah dari Xiao Mei Mei. Gumam Arung di dalam hati, Gisel pun memegang tangan yang memeluk dirinya.
Mereka berdua pun berpindah dalam satu kali kedipan mata sejauh 1000 meter dari puncak pohon raksasa ini.
"Blitzzzzz..............." Suara yang diakibatkan jurus teleportasi milik Arung.
Beberapa detik setelah berteleport petir yang sangat besar pun menyambar pohon raksasa, seketika pohon itu pun langsung terbakar.
"Byurrrrr............. " Suara hujan yang deras di pagi hari.
Kobaran api di pohon pun menghasilkan asap yang besar, setelah padam oleh hujan asap pun mulai membumbung ke udara. Ketika tiba disisi lainnya di kaki bukit, Arung dan Gisel segera berlari menanjak ke arah puncak bukit siluman.
"Jangan lihat kebelakang Gisel lari lah." Ucap Arung dengan nada suara yang kecil
Mereka mencoba sesenyap mungkin berlari mendaki di lereng bukit siluman, bertujuan untuk menghindari deteksi dari Singa Es yang ada di belakang.
"Ergghhhhh..... " Suara auman Singa Es yang sedang marah besar.
Suara itu terdengar dari arah pohon tinggi yang sudah menghitam.
"Wah makhluk itu sepertinya marah, mungkin karena jam makan paginya terganggu oleh hujan petir."
"Sebaiknya kami terus berlari mendaki di lereng bukit ini." Gumam Arung didalam hati.
Auman yang besar serta melengking itu membuat bulu kuduk Arung dan Gisel berdiri. Karena marah Singa Es pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu tembakan beberapa bongkahan es ke segala penjuru di sekitar kaki bukit ini. Makhluk itu seakan-akan menyadari bahwa ada seseorang yang mengganggunya. Arung dan Gisel terus berlari sambil menghindari bongkahan-bongkahan es yang menyerang tidak beraturan.
"Bongkahan es ini tidak ada habis-habisnya, untuk Gisel sudah hampir sampai ke puncak." Ucap Arung.
"Ah tidak....... " Teriak Arung, terkejut ternyata bongkahan es sedang melesat di belakangnya.
Karena lengah dan medan yang terjal di lereng Bukit Siluman ini, salah satu bongkahan es itu pun mengenai Arung. Terkena bongkahan es Arung pun terjatuh ke jurang di sekeliling Kaki Bukit Siluman ini, sedangkan Gisel berhasil meloloskan diri.
Jurang di kaki bukit Siluman.
"Akhhh...... sakit" Teriak Arung, setelah terkena bongkahan es dikakinya.
Arung pun tak sadarkan diri lagi setelah sekian episode lamanya.
"Brukkkk..." Suara tubuh Arung yang jatuh dari ketinggian beberapa km dan menghantam rumput lembut air.
Rumput lembut air merupakan sejenis tanaman yang sangat lembut. memiliki efek magis menahan segala yang jatuh diatasnya tidak hancur dan tetap dalam kondisi normalnya.
Ketika Arung terbangun, ia pun sudah berada di dasar jurang.
"Ugh.... dimana aku?" Ucap Arung, sambil memegang kakinya yang memar dan berdarah.
"Yang kuingat tadi aku terjatuh dan tergelincir dari lereng bukit,"
"Seharusnya aku jatuh ke dalam jurang, tapi anehnya tulang ku tidak ada yang patah,"
"Dan aku hanya lecet-lecet saja, dan cedera yang kuderita agak berat hanya pada kaki ku saja," Gumam Arung didalam hati.
"Ugh..... sakitnya." Keluh Arung.
"Ini semua akibat serangan tidak beraturan milik Singa Es." Gumam Arung di dalam hati, kemudian berdiri.
Akibat luka itu jalan Arung menjadi agak sedikit susah, Arung pun menoleh ke kanan dan kiri dasar jurang.
"Ternyata dasar jurang ini sangat luas dan banyak sekali di tumbuhi oleh tanaman bahkan ada kolam nya juga,"
"Berarti jurang ini kerucut keatas dan besar di bawah, ada banyak kehidupan disini,"
"Dan beast-beast yang tidak berbahaya." Gumam Arung di dalam hati.
Dasar jurang ini lebih mirip dengan hutan, hanya saja hutan ini dikelilingi oleh tebing jurang. Kalau diperhatikan dengan seksama, dasar jurang ini lebih terlihat seperti hutan yang ditumbuhi tanaman-tanaman eksotis. Arung pun menoleh ke arah sebatang pohon yang tampak berbeda dari pohon-pohon lainnya, batang pohon itu tampak berwarna biru. Pohon itu tidak begitu besar dan tingginya hanya sekitar lima belas meter, daunnya besar besar berwarna hijau dan bersinar. Pohon ini memiliki banyak sekali buah yang berwarna biru pekat dan biru muda seperti buah apel namun besarnya sebesar semangka.
"Baru kali ini aku melihat pohon seperti ini, pohon apakah ini?" Gumam Arung di dalam hati.
Samar samar ingatan jenderal api yang telah menyatu dengan Arung mengetahui dengan persis jenis tanaman dan kegunaan pohon tersebut.
"Pohon itu adalah pohon raja air, yang mana hanya bisa tumbuh pada iklim hujan,"
"Karena pohon tersebut mengkonsumsi air dalam jumlah yang besar setiap harinya." Suara di kepala Arung.
"Buah dari pohon ini memiliki kegunaan meningkatkan ranah kultivator elemen air satu tingkat, apabila memakannya kecuali yang sudah berada di ranah malaikat atau siluman,"
"Buah ini jadi tidak ada gunanya bagi kultivator di ranah tersebut." Suara di kepala Arung.
"Oh jadi begitu, ternyata sisa-sisa ingatan Jendral Api ini berguna juga bagiku,"
"Sebaiknya aku segera memetik nya." Gumam Arung di dalam hati.
Arung mendapatkan sekitar sepuluh buah yang sudah matang dari pohon raja air ini, sungguh panen yang sangat hebat hari ini. Kemudian Arung pun kembali menelusuri hutan dasar jurang ini. Arung kemudian melihat ke atas jurang.
"Wah ternyata jurang ini dalam juga ya, mungkin kedalamannya sekitar 10 km,"
"Lapisan hitam yang samar-samar di atasnya itu apa ya,"
"Byurrr.............. " Suara hujan deras.
Ingatan Jenderal Api pun, mengetahui lapisan hitam yang samar-samar tersebut.
"Lapisan itu merupakan segel kuno yang di pasang oleh kultivator ranah alam dewa, dan hanya bisa dilalui oleh kultivator ranah alam dewa,"
"Namun dengan jurus teleportasi bagian kedua, segel kuno itu dapat dengan mudah di lalui," Suara di kepala Arung.
"Oh segel kuno ya." Gumam Arung di dalam hati.
"Segel kuno itu hanya menahan apa yang ada di dalam sini agar tidak bisa keluar,"
"Namun apa yang ada di luar dapat masuk ke dalam,"
"Segel ini bernama segel penjara bumi," Suara di kepala Arung.
"Sial sepertinya aku bakal terjebak disini untuk sementara waktu, ternyata jurus teleportasi itu merupakan jurus yang sangat luar biasa pada kondisi seperti ini,"
"Sayangnya aku baru saja menguasai bagian pertama nya." Gumam Arung di dalam hati.
"Untuk menguasai bagian keduanya aku harus naik tingkat ke alam raja terlebih dahulu, tapi itu pasti butuh waktu bertahun-tahun untuk menembus ranah tersebut," Gumam Arung di dalam hati.
"Eh tapi tunggu dulu menurut ingatan Jenderal Api buah pohon raja air ini bisa meningkatkan kultivasi secara instan satu tingkatan." Gumam Arung di dalam hati.
"Langit ternyata masih berpihak kepadaku, sebaiknya ku coba untuk mengkultivasi buah pohon raja air ini," Gumam Arung di dalam hati.
"Ingatan Jenderal Api itu tidak mungkin hoax saja kan." Gumam Arung didalam hati.
Arung pun duduk bersimpuh, kemudian menyantap buah pohon raja air tersebut. Beberapa saat kemudian Arung pun langsung berkultivasi.
Kembali ke kaki Bukit Siluman Air
Gisel melihat Arung terjatuh ke dalam jurang yang dalam, karena terkena bongkahan es. Gisel pun meneteskan air mata ke pipinya, sambil terus berlari memanjat lereng Bukit Siluman Air ini.
"Byurrrr................ " Suara hujan yang deras.
"Aku akan kembali kemari Arung, untuk menyelamatkanmu,"
"Kau tunggu saja di dalam jurang itu, kau telah berkorban banyak demi diriku." Gumam Gisel di dalam hati.
"Hiks......hiks......hiks....." Suara tangis Gisel, sambil terus berlari melewati lereng di tebing Bukit Siluman ini.
Kembali ke dasar jurang
Beberapa jam pun terlewati Arung merasakan adanya energi yang meledak-ledak di dalam dantian nya, Ia pun berusaha menyerap seluruh tenaga dalam tersebut dan mengalirkan nya keseluruh tubuh. Aura biru seketika keluar dari tubuhnya dan melesat ke atas, namun tertahan oleh segel kuno. Akhirnya Arung telah menembus ranah alam raja puncak hanya dalam waktu lima jam. Tidak hanya menembus ranah berikutnya seluruh luka Arung pun pulih serta tenaga dalam nya telah penuh kembali seperti sedia kala.
"Buah ini sungguh ajaib, sungguh keberuntungan yang besar bagi ku." Gumam Arung didalam hati, sambil berdiri dan melakukan pemanasan.
Setelah menembus ranah alam raja level puncak Arung pun beristirahat di bawah Pohon Raja Air, karena hari sudah menjelang malam. Arung pun melapisi daerah sekitar nya dengan perisai kultivasi air, agar hujan tidak terkena padanya.
Keesokan paginya.
"Kukuruyukkkk................... " Suara Beast ayam jantan yang tengah berkokok.
"Sudah pagi sebaiknya aku mulai berlatih jurus teleportasi bagian kedua ini." Gumam Arung di dalam hati, sambil mengeluarkan kitab jurusnya.
Beberapa jam kemudian Arung pun telah selesai membaca seluruh isi juru teleportasi bagian kedua yaitu teleportasi sejauh 10 km.
"Baiklah aku akan segera mencobanya, aku akan merasakan energi alam disekitar radius 10 km dari sini." Gumam Arung di dalam hati, sambil memasang kuda-kuda.
"Baiklah aku juga akan mensingkronkan dengan energi di dalam dantian ku." Gumam Arung di dalam hati.
"Sekarang saatnya, melesat lah." Ucap Arung, sambil mengeluarkan jurus teleportasi bagian kedua.
"Blitz................. " Suara yang di akibatkan jurus teleportasi.
Arung pun berpindah dari bawah Pohon Raja Air, ke atas sekitar 5 km dari dasar jurang ini. Begitu tiba pada ketinggian tersebut, sebuah energi petir pun menyengat tubuh Arung.
"Drrrttttttt............... " Suara sengatan petir, Arung pun terjatuh dengan luka bakar di sekujur tubuhnya.
"Brukkkk............... " Suara tubuh Arung jatuh ke dasar jurang.
"Akhhhh......... sakitnya." Ucap Arung, sambil bangkit kembali setelah jatuh dari tebing.
"Byurr......... " Suara hujan deras.
"Tempat ini sangat cocok untuk berlatih jurus tahap kedua ini, ada rumput aneh ini yang membuat tubuhku tidak apa-apa ketika jatuh,"
"Sebaiknya aku beristirahat sebentar, dan mencobanya lagi nanti." Gumam Arung di dalam hati.
Arung pun kemudian terus berlatih di bawah Pohon Raja Air ini, yang memiliki energi kultivasi elemen tipe air yang paling besar.
Saat ini di Desa Tiger.
Xiao Mei Mei belum kembali ke klan nya ia khawatir akan kedatangan tuan muda huwei, Namun utusan Matriak klan Xiao pun mendatangi kediaman keluarga Tiger untuk menjemput Xiao Mei Mei. Xiao Mei Mei pun kembali ke klan Xiao di temani oleh Nyonya Vinic Tiger. Sesampainya di kediaman klan Xiao, Matriak klan Xiao sudah menunggu mereka di aula tamu.
"Kemana saja kamu Xiao Mei Mei, kemarin ada tamu dari keluarga Huwei datang melamar mu."
"Kamu main pergi saja, kamu tidak menghormati ku lagi ya." Ucap Matriak Klan Xiao, dengan nada suara yang marah.
"Wah baru kali ini nenek marah." Gumam Xiao Ling di dalam hati.
"Maaf Bu, tetapi aku tidak menyukai tuan muda Huwei dia seorang play boy bu," Ucap Xiao Mei Mei.
"Jangan berbohong kamu Xiao Mei Mei, kamu sudah lama menjanda aku tidak ingin kamu jadi seperti ku." Ucap Matriak.
"Kalau ibu tidak percaya tanyakan saja sama Vinic bu." Ucap Xiao Mei Mei, sambil melirik kearah Nyonya Vinic.
Matriak klan Xiao pun melirik ke arah Nyonya Vinic.
"Benar Nyonya Xiao, sebelumnya tuan muda Huwei ingin melamar ku juga, namun ku tolak,"
"Ku dengar ia juga sering menggoda gadis-gadis." Ucap Nyonya Vinic membela sahabat baiknya.
Tak lama kemudian rombongan Tuan Muda Huwei pun datang ke kediaman Klan Xiao, bermaksud melamar kembali Xiao Mei Mei.
"Hormat saya kepada Matriak,"
"Terimalah sedikit hadiah dari ku." Ucap Tuan Muda Huwei.
Tuan Muda Huwei pun membawa banyak hadiah kemudian menyerahkan nya kepada Matriak. Tuan Muda Huwei pun menatap ke arah Xiao Mei Mei kemudian ia terpukau. Saat ini Xiao Mei Mei telah bertambah cantik berkat pil awet muda. Tuan Muda Huwei pun tidak menyadari adanya Nyonya Vinic di dalam ruangan, karena ia menutup sebagian wajahnya dengan kipas.
"Wajar ibuku bersikeras menikahkan ku, Tuan Playboy ini selalu menyogok ibuku dengan banyak sekali hadiah." Gumam Xiao Mei Mei di dalam hati.
"Selamat siang Nyonya Matriak, mohon maaf mengganggumu lagi,"
"Saya kemari berniat menjadikan Xiao Mei Mei istri." Ucap Tuan Muda Huwei, sambil membungkuk dan memberi hormat.
Sementara itu Xiao Mei Mei hanya diam, dengan wajah yang kesal.
"Kasian Mei Mei, jika didiamkan tuan play boy ini akan semakin menjadi-jadi, sebaiknya aku turun tangan sekarang." Gumam Nyonya Vinic di dalam hati.
Tiba-tiba saja Nyonya Vinic pun berdiri dari kursi nya, kemudian berjalan ke arah Tuan Muda Huwei.
"Vinic, kenapa bisa ada dia disini,"
"Wah bisa kacau acara lamaranku ini." Gumam Tuan Muda Huwei di dalam hati.
Wajah tuan muda Huwei pun tampak pucat, sementara itu Xiao Mei Mei pun menatap serius wajah sahabat karibnya.
"Terima kasih Vin." Gumam Xiao Mei Mei di dalam hati.
"Tuan muda Huwei, beberapa bulan yang lalu anda juga datang ke kediaman ku dan ingin melamar ku,"
"Kali ini anda datang ke kediaman klan Xiao dan melamar Mei Mei, kudengar istri anda sudah lima," Ucap Nyonya Vinic.
"Apa lima istri." Gumam Matriak Klan Xiao.
"Hi.... Hi..... Hi..... " Tawa kecil Xiao Ling.
Karena kedoknya telah terbongkar, Tuan Muda Huwei pun berniat kembali dan membatalkan lamaran nya.
"Mohon maaf Matriak, sepertinya saya ada urusan penting saya lupa."
"Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Tuan Muda Huwei, sembari kembali pulang beserta rombongannya.
"Ah... akhirnya selesai juga, Arung aku kangen padamu." Gumam Xiao Mei Mei di dalam hati.
Untuk sementara Xiao Mei Mei bisa menyelamatkan diri dari perjodohan.
Kembali ke dasar jurang.
Tidak terasa lima belas hari pun telah terlewati, namun belum ada kemajuan sedikit pun. Arung pun memutuskan duduk bersandar di bawah Pohon Raja Air sambil merenungi hasil latihannya selama ini.
"Aku sudah mengikuti semua instruksi yang ada pada kitab, namun kenapa aku selalu gagal dan cedera?"
"Bagaimana caranya menguasai jurus ini," Gumam Arung di dalam hati.
"Akh.............. kepalaku mumet." Ucap Arung, sambil memegang kepalanya.
"Byurrrr.............." suara hujan deras.
Beberapa menit kemudian seekor beast burung perkutut kecil pun terbang dan memutar-mutar di sekitar Pohon Raja Air. Tak lama berselang hembusan angin yang kuat pun menghempas keara burung kecil tersebut. Burung itu tidak lantas melawan hembusan angin, makhluk kecil ini dengan lincah terbang bersama hembusan angin di tengah hujan yang deras. Melihat peristiwa ini Arung pun mengerti cara untuk menguasai jurus teleportasi bagian kedua ini.
"Aku tahu sekarang, ternyata hal itu yang kurang selama ini, akhirnya aku paham,"
"Setelah merasakan energi alam disekitar 10 km, kemudian aku harus mengsinkronkan nya dengan energi di dalam dantianku,"
"Yang kurang terakhir adalah aku harus menyatu dengan alam." Ucap Arung, sambil bangun kemudian memasang kuda-kuda jurus teleportasi tersebut.
"Baiklah, melesatlah." Teriak Arung, sambil mengeluarkan jurus bagian kedua."
"Blitzzz..................... " Suara yang diakibatkan jurus teleportasi.
Arung pun berpindah dalam satu kedipan mata ke kaki Bukit Siluman.
"Yihaaaaa...... akhirnya aku berhasil." Teriak Arung sambil melompat kegirangan.
"Burung perkutut, thanks banget." Gumam Arung di dalam hati.
Seekor Singa Es raksasa tengah berdiri sekitar 50 meter di samping Arung.
"Erggggghhhhh............ " Suara raungan Singa Es.
"Busyettttt........... itu Singa yang di bawah pohon raksasa, pantesan dia marah ternyata mata kirinya terkena sambaran petir,"
"Sebaiknya aku segera kembali ke bawah terlebih dahulu." Gumam Arung di dalam hati, sambil memasang kuda-kuda jurus teleportasi kembali.
Singa Es pun mengeluarkan sebongkah es raksasa yang runcing ke arah Arung, beberapa detik sebelum terkena Arung pun berteleport.
"Blitz................... " Suara jurus teleportasi milik Arung.
Sekejap mata Arung pun telah berada kembali di bawah Pohon Raja Air.
"Duarghhh...... " Suara ledakan terdengar di atas Kaki Bukit Siluman, namun suaranya kecil terdengar disini.
Akhirnya Arung berhasil menguasai jurus teleportasi bagian kedua ini sepenuhnya.
"Sebaiknya aku tidak keluar sekarang, di atas masih ada Singa Es, lebih baik aku menjelajahi dasar jurang ini terlebih dahulu,"
"Semoga saja aku menemukan tanaman langka lainnya." Ucap Arung di dalam hati.
"Byurr.........." Suara hujan
Setelah menjelajahi daerah pinggir hutan di dasar jurang ini, Arung pun bergegas ke area tengah.
"Kenapa bisa ada sebuah gubuk kecil, dengan halaman yang di penuhi bunga serta obat-obatan juga tanaman indah lainnya." Ucap Arung.
Arung pun ber jalan ke arah rumah tersebut tiba-tiba bongkahan es yang besar, melesat keluar dan menghancurkan pintu dan terus bergerak ke arah ny. Bongkahan ini lebih besar dan lebih cepat dari bongkahan es yang di tembakkan oleh Singa Es.
"Apa-apaan ini, siapa yang menyerang ku tiba-tiba." Gumam Arung di dalam hati.
Arung pun langsung berteleportasi menghindari ke arah sebaliknya.
"Blitz............ " Suara jurus teleportasi milik Arung.
"Duarghhh............. " Suara ledakan yang di akibatkan bongkahan es menghantam tebing jurang.
Tanah di sekitar pun bergetar untuk sesaat, namun bongkahan es yang kedua pun muncul. Arung tidak sempat berteleportasi lagi, sehingga bongkahan yang kedua berhasil menghantam dada Arung.
"Duarghhh............. " Suara ledakan elemen es mengenai targetnya.
"Arghhhh.............. " Jerit kesakitan Arung, sambil memuncratkan darah dari mulutnya.
Arung pun terpental beberapa meter. Kemudian se sosok wanita cantik ber selendang emas terbang keluar dari atap gubuk. Wajahnya sungguh dingin kulitnya putih seperti es rambutnya berwarna biru dan wajahnya sungguh cantik melebihi Xiao Mei Mei dan bola matanya berwarna biru jernih, namun tidak ada ekspresi sedikit pun yang muncul dari wajahnya.
"Siapa kamu adik kecil, kenapa kamu bisa ada disini, dan diam diam menyelinap ke tempat ku?" Tanya Pendekar Wanita Misterius ini, sambil melayang di hadapan Arung.
"Maaf pendekar cantik, aku tidak bermaksud buruk aku mengalami kesialan dan jatuh ke jurang di kaki bukit ini saat aku berusaha kabur menghindari kejaran beast Singa Es di Rawa Siluman Air ini." Jawab Arung, sambil duduk bersimpuh dan berniat bermeditasi.
"Oh kalau begitu kamu cepat pergi dari sini, dan jangan datang ke area tengah ini lagi,"
"Aku sudah berada disini selama lima tahun." Ucap Pendekar Cantik tersebut.
"Lama banget, lima tahun." Gumam Arung di dalam hati.
"Dia pasti tidak dapat melewati segel penjara bumi di atas sana." Gumam Arung di dalam hati.
"Dan aku ingin melanjutkan meditasi es ku kembali." Ucap Pendekar Wanita Misterius ini, sambil berbalik dan terbang kembali ke arah gubuknya secara perlahan.
"Tunggu Pendekar Cantik,"
"Rencananya aku akan keluar dari sini esok pagi setelah berkeliling didasar jurang ini." Ucap Arung.
"Keluar, bagaimana caranya bisa keluar apakah adik kecil ini mengingau." Gumam Pendekar Cantik di dalam hati.
"Namun aku sudah terluka oleh serangan mu pendekar cantik,"
"Sepertinya aku akan tinggal disini, beberapa hari lagi di dasar jurang ini." Ucap Arung, sambil kembali memuntahkan banyak sekali darah.
Mendengar perkataan Arung, pendekar cantik ini pun berbalik kembali dan terbang ke arah Arung.
"Jangan menipu ku adik kecil, tidak mungkin seorang kultivator dengan ranah alam raja puncak seperti mu bisa keluar dengan mudah dari hutan ini,"
"Hutan, apakah dia tidak tahu kita tengah berada di dasar jurang." Gumam Arung di dalam hati.
"Aku saja sudah terperangkap bertahun-tahun di hutan ini dan sudah mencoba terbang keatas, namun aku selalu terpental dan jatuh kembali ke hutan ini." Ucap Pendekar Wanita Misterius.
"Maaf kakak pendekar cantik aku sudah tau akan hal itu, bahwa sanya kultivator di bawah ranah alam dewa tidak mungkin bisa keluar dari jurang ini karena adanya segel penjara bumi yang di pasang di atas jurang ini." Ucap Arung, sambil mengelap darah di mulutnya.
Pendekar cantik itu pun terdiam dan tetap tenang dan tetap tanpa ekspresi, dia sepertinya terkejut ketika Arung menjelaskan nya.
"Dari mana kau tau adik kecil tentang segel kuno itu, Coba beritahu aku secara detail bagaimana cara agar bisa keluar dari hutan ini,
"Awas kalau kamu bohongin aku, akan aku penggal kepalamu dengan es." Ucap Pendekar Wanita Misterius.
Arung pun kemudian menjelaskan perihal cara keluar dari dasar jurang ini, serta menjelaskan lokasi jurang ini serta dirinya yang tengah mengikuti ujian menjadi prajurit dan secara tidak sengaja bisa terjatuh ke jurang ini.
"Ternyata prajurit baru." Gumam Pendekar Cantik.
Beberapa menit kemudian, Tanah di dasar jurang ini bergetar dahsyat dan muncul sesosok beast monster yang keluar dari dalam tanah. Ternyata beast yang keluar dari dalam tanah itu adalah kelabang racun surgawi, kekuatannya setara dengan kultivator di ranah alam naga puncak.
"Auuuurrrgggghhhhh................ " Raungan beast Kelabang, menggetarkan seisi dasar jurang.
Beast-beast yang ada di dalam dasar jurang ini semuanya bersembunyi ketika sang raja telah bangun dari tidur panjang nya. Makhluk ini terbangun di karena kan jurus es milik Pendekar cantik.
"Tak kusangka selama lima tahun aku disini, ada seekor beast sekuat ini di bawah kakiku,"
"Alam sungguh tidak dapat di prediksi, mungkinkah segel ini untuk mengurung makhluk terkutuk ini." Gumam Pendekar Cantik di dalam hati.
Pendekar cantik tersebut kemudian terpaku, melihat kelabang tadi yang merupakan salah satu dari beast raja. Beast yang tidak pernah terlihat selama beberapa ribu tahun lamanya, dan ternyata makhluk ini terpenjara disini.
"Byurrrr................" Suara hujan deras.
Perlahan perisai penahan hujan di atas Arung mulai menghilang dikarenakan kondisinya yang kian memburuk. Pendekar Cantik pun mengayunkan tangannya, seketika perisai kultivasi es muncul di atas kepalaku.
"Cepat telan pil gingseng seratus tahun ini, Adik Kecil, "
"Untuk menyembuhkan lukamu, segera kultivasikan sehingga kita dapat segera keluar dari sini,"
"Untuk saat ini biarlah aku yang akan menahan nya." Ucap Pendekar Wanita Misterius, sambil bersiap bertarung dengan Beast tersebut.
Arung pun segera menelan pil itu dan mengkultivasikan nya, sementara sang Pendekar cantik sedang bertarung sengit melawan kelabang racun tadi. Kelabang tadi berulang kali menembakkan bola api panas berwarna hitam dan berhasil ditahan dengan bongkahan es milik Pendekar cantik.
"Duarghhh........ duarghhh........ duarghhh......... " Suara beberapa ledakan yang di akibatkan Dua elemen yang berbeda saling bertemu.
"Rasakan ini beast." Teriak Pendekar misterius, bola angin raksasa berdiameter lima meter melesat dari telapak tangannya ke arah kelabang tadi.
Beast itu juga menembakkan bola api hitam berdiameter lima meter kearah Pendekar cantik misterius tersebut. Kedua elemen pun saling berbenturan.
"Duarghhh...................... " Suara ledakan.
Ledakan yang dahsyat pun terjadi di dasar jurang ini, asap hitam pun memenuhi hampir sebagian dasar jurang ini.
"Uhuk... uhuk..... uhuk...... " Suara batuk Pendekar Wanita Misterius, setelah tak sengaja menghirup asap hitam.
"Asap ini sungguh bau, dan terasa pahit." Ucap Pendekar Wanita Misterius.
Asap pun perlahan menghilang.
"Kemana beast raksasa tadi?" Ucap Pendekar Cantik Misterius.
Sesaat sebelum ledakan terjadi ternyata kelabang tadi masuk kembali kedalam tanah dan berniat menyerang Pendekar cantik misterius dari arah belakang. Beberapa menit kemudian bola api hitam yang beracun kembali melesat dari arah belakang Pendekar cantik.
"Hah.... serangan mendadak, aku lengah." Gumam Pendekar cantik misterius.
Bola api pun mengenai Pendekar cantik tersebut, ia pun terpental ke dasar jurang dan mengalami cedera.
"Serangan yang sungguh dahsyat, aku tidak sempat mengelak." Gumam Pendekar cantik, sambil memuntahkan darah dari mulutnya.
"Ada apa ini kenapa tubuhku lemas tiba-tiba, sirkulasi energi ku menjadi kacau."
"Ini adalah efek racun, aku lengah ternyata bola api dan asap itu beracun." Gumam Pendekar cantik, sambil memuntahkan darah di mulutnya kembali.
Nasib sial menghampiri Pendekar cantik itu, karena kurangnya pengalaman melawan beast tipe racun ia tidak tahu kalau asap nya itu beracun. Tak lama berselang setelah menghirup asap dan terkena bola api hitam beracun, Pendekar cantik pun langsung jatuh tersungkur ke tanah serta tidak dapat bergerak lagi namun dalam keadaan sadar.
"Akhirnya aku pulih seperti sedia kala berkat pil gingseng seratus tahun ini." Gumam Arung di dalam hati, sambil membuka matanya perlahan.
"Pendekar cantik seperti nya sudah kalah." Ucap Arung, sambil menoleh ke arah tubuh yang tergeletak tidak begitu jauh darinya.
Kelabang itu sudah mengumpulkan aura api hitam di mulutnya, beberapa saat kemudian bola api berdiameter lima meter melesat ke arah Pendekar cantik misterius.
"Aku harus menahan beberapa detik laju bola api hitam ini." Gumam Arung di dalam hati, sambil melesatkan bola air berdiameter lima meter kearah bola api.
"Blitz....................... " Suara jurus teleportasi milik Arung.
"Kemana adik kecil itu menghilang, bagaimana bisa seorang kultivator berelemen air menguasai jurus langkah petir." Gumam Pendekar Cantik di dalam hati.
Dalam satu kedipan mata Arung pun telah berada di hadapan Pendekar cantik, sementara itu bola api hitam tengah ******* bola air dengan sangat mudahnya kemudian kembali mengarah ke tempat Pendekar cantik tergeletak.
"Kita akan selamat Nona Cantik." Ucap Arung, sambil menyentuh tubuh Pendekar cantik kemudian kembali berteleportasi.
"Duarghhh........................ " Suara yang di akibatkan bola api hitam menghantam tempat Pendekar cantik terluka.
" Blitzzzz....... " Suara yang diakibatkan jurus teleportasi.
Lima detik sebelum terkena ledakan Arung dan Pendekar cantik pun berteleportasi ke permukaan jurang dengan selamat.
"Byurrr.................. " Suara Hujan deras.
"Tak kusangka rencana yang di buat adik kecil ini berhasil." Gumam Pendekar cantik di dalam hati.
"Bibirnya menghitam, dia pasti terkena racun, aduh apa yang harus kulakukan." Ucap Arung, kemudian mondar-mandir di samping tubuh Pendekar cantik yang tergeletak.
Pendekar wanita yang tidak kukenal ini telah terkena racun yang sangat mematikan sehingga ia tidak dapat bergerak namun tetap sadar dan dalam kondisi yang kritis.
"Pergilah Adik Kecil." Ucap Pendekar Cantik, dengan suara yang lemah.
Samar Samar ingatan jenderal api menjelaskan perihal racun ini.
"Racun asap kelabang ini hanya dapat disembuhkan dengan melakukan kultivasi ganda,"
"Kultivasi ganda disini maksudnya melakukan hubungan suami istri oleh pemilik tubuh dewa obat." Suara di kepala Arung.
Tanpa fikir panjang Arung pun langsung melakukan hal itu kepada Pendekar cantik tersebut.
"Maaf Nona Pendekar hanya cara ini lah kau dapat pulih dari racun asap kelabang ini." Ucap Arung.
"Apa yang sedang kau lakukan Adik Kecil, cepat menyingkir." Ucap Pendekar Cantik, dengan suara yang sedikit bersemangat.
Beberapa menit kemudian suasana pun tiba-tiba menjadi hening dan membeku. Tiba-tiba saja ranah Arung menembus satu tingkatan lagi menerobos alam lautan level puncak, kemudian seberkas sinar kebiruan pun melesat keluar dari tubuhnya.
"Dalam sebulan ini aku sudah dua kali menerobos tingkatan, aku jenius." Ucap Arung.
"Ha... ha.... ha..... " Suara tawa Arung.
"Setelah melakukan hal ini dia tertawa, tega sekali dia." Gumam Pendekar Cantik, sambil mengalir kan sedikit air mata.
Beberapa menit kemudian, asap hitam pun menguap dari tubuh Pendekar cantik tersebut ke udara, perlahan-lahan kekuatan Pendekar cantik itu pulih kembali.
"Eh.... berhasil tenagaku sudah pulih kembali, Adik kecil tidak berbohong ternyata,"
"Ranah ku hanya turun satu tingkatan, jari-jariku sudah mulai bisa digerakkan." Gumam Pendekar Cantik, di dalam hati.
"Lho kenapa menangis Nona?" Tanya Arung.
"Adik kecil segera menyingkir dari tubuhku anggap kejadian ini tidak pernah terjadi." Ucap Pendekar Wanita Misterius, dengan suara seperti biasanya.
"Sepertinya dia sudah pulih, sebaiknya aku menyingkir dan berharap dia tidak membunuhku."
"Karena aku sebenarnya terpaksa melakukan hal seperti tadi." Gumam Arung di dalam hati.
Pendekar cantik itu pun pulih seperti sedia kala nya namun ranah nya turun satu tingkat ini karena efek kultivasi ganda.
Beberapa saat kemudian wanita misterius ini pun berganti pakaian nya di depan Arung tanpa canggung sedikitpun.
"Jangan bingung kamu sudah melihat semuanya, bahkan sudah merasakannya,"
"Jadi buat apa malu-malu lagi." Ucap Pendekar cantik tersebut, sambil memakai pakaiannya.
Arung tidak berani berbicara yang tidak-tidak, ia khawatir Pendekar Cantik ini berubah pikiran dan membunuhnya. Arung pun hanya menjawab dengan memberikan isyarat beberapa kali anggukan.
"Ternyata kamu memiliki tubuh pil dewa obat sungguh keberuntungan bagimu dan ranah mu naik satu tingkat, aku anggap kita impas. " Ucap Pendekar Wanita Misterius.
"Ia mohon maaf sebelumnya Pendekar cantik, tadi darurat aku tidak bermaksud membuatmu kehilangan kultivasi mu satu tingkat,"
"Namaku Arungbijak Tiger." Ucap Arung, sambil memberi hormat ala Pendekar.
"Ya sudah karena kamu sudah menyelamatkan nyawa ku, dan mengeluarkan aku dari hutan tersebut aku anggap kita impas dan lupakan semua ini."
"Plak......... " Suara tamparan.
"Ini karena tadi kau tertawa di atas penderitaan ku,"
"Kita akan bertemu kembali, sekarang kau terikat denganku,"
"Namaku adalah Mitha Dragon Ice dari kota es utara, kalau begitu aku pergi dulu."
"Aku sudah terkurung selama beberapa tahun, aku harus menyelesaikan beberapa masalah terlebih dahulu." Ucap Nona Mitha.
Nona Mitha pun langsung melesat terbang pergi meninggalkan Arung, sungguh wanita yang sangat dingin namun entah kenapa hati Arung berdegup kencang ketika melihatnya.
"Hiks...... hiks...... hiks....... " Tawa bahagia Arung.
"Hati-hati Nona Mitha, ini kali pertama nya bagiku," Ucap Arung, sambil melambaikan tangannya.
Sosok Nona Mitha pun perlahan menghilang di balik awan hitam.
"Byurrrr............ " Suara hujan deras.
Arung pun melanjutkan perjalanannya, selama menaiki dan menuruni bukit ini Arung banyak sekali menemui beast yang ganas namun Arung selalu mampu menghindari pertempuran dengan menggunakan jurus teleportasi bagian kedua ini. Tak terasa beberapa hari pun telah terlewati akhirnya Arung pun tiba di kaki bukit siluman pada sisi sebelahnya dan berhasil menyelesaikan ujian tahap kedua ini dalam waktu terlama yaitu tiga puluh hari.
"Byurrrr................... " Suara hujan deras.
"Akhirnya aku sampai juga, Nona Mitha kapan kita akan bertemu lagi." Teriak Arung di tengah deras nya hujan.
Para peserta lainnya pun telah tiba semuanya, bahkan kelompok Arung pun telah tiba semuanya beberapa hari yang lalu. Hanya Bunga yang belum kembali dan di kabarkan telah tewas di danau mematikan. Sesampainya di kamp. Arung pun bergabung bersama sisa-sisa kelompok nya, namun Arung tidak melihat Gisel disekitar kamp.
Di kamp kaki bukit siluman
"Wah kamu terlihat berbeda Arung ranah kekuatan mu naik dua tingkat hanya dalam kurun waktu dua bulan, sepertinya kamu mendapat kan pencerahan di dalam rawa ya." Ucap Cika.
"Hemmm... dan ada aroma wanita di tubuhmu." Ucap Cika.
"Ini hanya aroma parfumku kok Cika." Ucap Arung.
"Walaupun otaknya sedikit macet, tapi penciuman Cika sangat akurat." Gumam Arung di dalam hati.
"Dia pasti berbohong, aku yakin itu aroma wanita,"
"Arung pasti bersenang-senang di Kaki Bukit hingga lupa balik, dasar laki-laki." Gumam Cika di dalam hati.
"Kami kira kamu telah tewas di bunuh oleh beast monster di rawa kabut, Arung,"
"Mari kita rayakan keberhasilan mu Arung, dengan minum beer bersama." Ucap Rara, sambil membagikan kaleng beer.
"Ia cika aku menemukan suatu tempat yang sangat kaya akan energi berelemen air dirawa tersebut,"
"Dan aku berkultivasi, sehingga aku bisa menerobos dua ranah sekaligus," Ucap Arung.
"Wah keberuntungan Arung tinggi, aku jadi iri." Gumam Rara di dalam hati.
"Ayo kita minum sekaleng beer bersama." Ucap Arung, sambil membuka beer miliknya.
Arung bersama kelompoknya pun merayakan keberhasilan kali ini dengan meminum beer bersama-sama.
"Arung ceritakan padaku yang sebenarnya, gimana caranya kultivasimu bisa meningkat secepat ini. " Bisik Nia ditelinga ku.
Aku pun kembali berbisik di telinga Nia.
"Aku menemukan Pohon Raja Air di rawa Siluman Air ini." Ucap Arung.
Nia pun terdiam dan melanjutkan minum bersama sisa-sisa kelompok sembilan, sekaligus menghilangkan perasaan sedih karena telah kehilangan salah satu rekan tim yaitu Bunga sky. Dari seratus kelompok yang menelusuri rawa Siluman hampir setengah nya tewas dan hanya menyisakan lima puluh kelompok saja.
Kembali ke saat nona Mitha meninggalkan Arung di kaki Bukit Siluman.
Nona Mitha pun terbang melesat, sambil memikirkan hal yang telah terjadi antara dirinya dengan Arung. Ia pun terbang dengan stabil untuk kembali ke kota es utara.
"Aku sudah menghilang selama lima tahun, aku harus segera pulang dan mengabari keluargaku." Gumam Nona Mitha dalam hati, sambil terbang dengan tenang dan anggun di langit.
"Setelah segala urusan ku selesai, aku harus kembali bertemu dengan adik kecil tersebut, " Gumam Nona Mitha, sambil memikirkan Arung pipinya pun memerah.
"Awas kau adik kecil jangan mati dulu, urusan kita belum selesai." Teriak Nona Mitha, galau.
Tiba tiba saja Nona Mitha menabrak Beast burung Phoenix , karena kehilangan konsentrasi memikirkan perbuatan Arung kepadanya di Kaki Bukit Siluman.
"Bruaghhhh............ " Suara tabrakan.
Burung Phoenix pun ikut terjatuh bersama Nona Mitha.
"Byurrr........blurpppppppppp" Suara tubuh Nona Mitha dan Burung Phoenix yang terjatuh ke sebuah danau.
Tak lama berselang Phoenix itu pun kembali terbang melesat, dan tidak berani berseteru dengan Nona Mitha.
"Dasar adik kecil, kalau berurusan dengan mu aku selalu kebasahan." Gumam Nona Mitha, ia pun terbang keluar dari danau kemudian kembali mengganti pakaiannya.
Nona Mitha menjadi banyak pikiran karena setengah esensi jiwanya telah menyatu dengan Arung akibat kultivasi ganda. Di dunia kultivasi ini apabila esensi jiwanya sudah diberikan kepada orang lain, maka ia tidak bisa menikah dengan orang lain kecuali dengan orang tersebut. Esensi jiwa ini hampir sama dengan kontrak jiwa. Nona Mitha pun kembali melesat terbang kembali ke kampung halaman nya.
"Arung....... tunggu aku akan kembali ke Kota Awan Hitam." Teriak Nona Mitha, sambil melesat terbang di langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
muhammad irvan
🙂
2021-12-11
3
muhammad irvan
oke
2021-12-11
2
NEZUKO
harus y suara hujan y diganti Ama suara si MC Ama dimihta yg lagi belah duren ehh malah diskip
2021-11-24
2