Pulang

Setelah sarapan bersama keluarga Arsen dan Reyna. Yang tentunya Tuan Haris dan Tuan Alex yang mendominasi obrolan akhirnya Arsen memutuskan mengajak Reyna pulang ke rumah pribadinya.

Meski awalnya Nyonya Maria, Mama Arsen merasa keberatan berjauhan dengan anak dan menantunya. Apalagi Arsen yang belum lama tinggal dengan mereka sekembalinya dari Amerika untuk mengurus perusahaan disana.

Kini mereka sudah ada di mobil. Nampak Arsen yang terlihat gelisah. Padahal sedari kemarin Reyna menilai Arsen sosok yang tenang.

"Apa ada masalah? Kamu terlihat tidak nyaman?" Tanya Reyna pada akhirnya.

Arsen menoleh dan tersenyum. "Tidak, aku hanya merasa capek saja."

Memang sekarang Arsen memilih mengemudi sendiri. Dan itu dibuat alasan untuk menjawab pertanyaan Reyna.

"Kamu sudah punya rumah sendiri?" Tanya Reyna.

"Hmm iya, aku membangunnya 4 tahun lalu sebelum pergi ke Amerika. Dan aku memang berencana mengajak istri ku tinggal disana."

"Kamu tinggal di Amerika?" Tanya Reyna yang belum tau apa-apa tentang suaminya.

"Iya. Aku dipercaya Papa mengurus perusahaan di Amerika yang berada diambang kebangkrutan. 2 bulan yang lalu aku baru kembali. Makanya aku belum tau menau tentang istriku ini yang katanya luar biasa tegas dan cerdas dalam memimpin perusahaan." Ujar Arsen panjang lebar.

Reyna hanya tersenyum mendapat pujian dari suaminya.

"Setelah ini apa rencana kamu ?" Tanya Arsen lagi.

"Tidak tau. Aku belum berminat kembali ke perusahaan. Kalo aku dirumah saja tidak bekerja dan menghabiskan uangmu bagaimana?" Gurau Reyna yang mendapat gelak tawa dari Arsen.

"Kenapa ketawa ?" Reyna bingung.

"Aku tidak memaksa kamu untuk bekerja. Aku bisa menafkahi kamu. Sebenarnya aku lebih suka kalau kamu dirumah saja menunggu aku pulang. Tapi aku menyadari kalau kamu sudah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin perusahaan. Sebab itulah pernikahan ini terjadi kan ?" Tutur Arsen dengan lembut sesekali menoleh pada Reyna yang diam saja sambil mengangguk.

Reyna menarik nafas panjang dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Terlalu asik bicara membuat Arsen melupakan kegelisahan nya tadi. Hingga mobil berhenti di depan gerbang yang sudah dibuka oleh dua orang satpam.

Arsen membunyikan klakson dan menjalankan mobil memasuki halaman. Rumah yang mewah tapi tidak begitu besar seperti rumah Keluarganya dan keluarga Arsen pikir Reyna.

Reyna keluar setelah dibukakan pintu oleh Arsen.

Pandangan matanya masih belum lepas dari sekitar rumah itu yang terlihat asri dengan beberapa pohon Cemara dan bunga-bunga mahal.

Ada kolam ikan memanjang dengan batu-batu kecil yang dibuat mirip dengan sungai disisi kanan rumah dengan tembok memutari rumah itu. Suara air dari kolam ikan itu terdengar sangat ramai dan tentu saja ikan-ikan mahal berenang kesana kemari dengan warnanya yang cantik.

Arsen menggandeng tangan kiri Reyna dan disambut dengan baik oleh Reyna.

Mereka berjalan bersama memasuki pintu yang tidak terlalu tinggi. Disana terlihat dua orang wanita paruh baya sedang tersenyum menyambut kedatangan mereka. Yang bisa ditebak oleh Reyna bahwa mereka adalah asisten rumah tangga.

"Selamat datang Tuan Muda, dan Nona Muda..!" Sapa kedua perempuan itu sambil menunduk.

Reyna tersenyum ramah.

"Reyna, ini Bi Marni dan Bi Ningsih. Mereka yang selama ini menjaga rumah ini. Kalo kamu butuh apa-apa bisa kasih tau mereka." Jelas Arsen.

"Iya." Jawab Reyna singkat.

Arsen membawa Reyna memutari rumah. Ada beberapa ruangan yang ditunjukkan oleh Arsen. Di lantai bawah ada ruang kerjanya dan dan dua kamar tamu. Serta di bagian belakang ada kamar untuk para pekerja rumah.

Dibelakang ada kolam renang dengan taman mini dikiri dan kanannya.

"Kayaknya aku akan betah ada disini." Kata Reyna terlihat bahagia.

"Ayo kita ke lantai atas." Ajak Arsen masih menggandeng tangan Reyna.

Diatas tidak ada ruangan lainnya hanya ada dua kamar tidur yang sama besarnya kata Arsen. Ada sofa bed didepan salah satu kamar itu dan Arsen menuntun Reyna duduk di sofa.

"Reyna, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Suara Arsen berubah serius.

Reyna melihat mata Arsen. Seserius apa ini sampai dirasa tangan yang sedari tadi menggenggam nya terasa dingin.

"Katakan." Jawab Reyna singkat masih dengan memandang Arsen.

",Aku sungguh minta maaf sama kamu Reyna. Aku tidak bermaksud membohongi ataupun menyakiti kamu. Kalo setelah ini kamu mau marah aku akan terima." Ujar Arsen. Suaranya masih terdengar tenang. Tapi raut wajahnya tidak bisa disembunyikan bahwa sebenarnya dia gelisah. Setidaknya itu yang Reyna tangkap.

Segala praduga buruk mulai bersarang di fikiran Reyna. Tentang Arsen yang ingin bercerai beberapa bulan kemudian. Atau dia sudah memiliki kekasih yang dicintainya. Semua itu satu persatu menyerbu hatinya.

"Ada apa ?" Tegas Reyna.

.

.

.

Happy reading ♥️♥️♥️

Episodes
1 Dikurung
2 Pernikahan
3 Orang tua egois
4 Malam pertama pernikahan
5 Pulang
6 Ternyata aku yang kedua
7 Anita dan Reyna
8 Cerita Reyna
9 Minta cerai
10 Cemburu
11 Reyna dan pemikirannya
12 Kesepakatan
13 Menangis
14 Bertemu
15 Malam pertama yang tertunda
16 Izin
17 Mengantar Reyna
18 Kembali ke Perusahaan
19 Rapat
20 Ditaksir pria lain
21 Mengunjungi Makam Doni
22 Ada Apa dengan Reyna
23 Ayo kita bercerai
24 Tentang Doni
25 Masih Tentang Doni
26 Masih Flashback
27 27
28 28
29 29
30 30
31 Menghindar
32 Ke Luar Kota Bersama
33 Keanehan Reyna
34 Malam pertama ??
35 Reyna, ucapan mu membuat ku sakit !
36 Kemarahan Arsen
37 Reyna Dan Anita
38 Angga Akhirnya tau
39 Kecelakaan
40 Terbongkar
41 Kekecewaan Papa Haris
42 Pemakaman Anita
43 Diminta Bercerai
44 Mama Arini
45 POV Reyna
46 Bahagia di tengah luka
47 Pengumuman
48 Angga dan Maretha
49 Ngidamnya Aneh
50 Kunjungan Papa Haris
51 Reyna makin kepo
52 Arsen Sadar
53 Bercerita
54 Pulang Ke Rumah Papa Haris
55 Menemui Papa Haris
56 Memaafkan
57 Bercerita Tentang Anita
58 Ke Rumah Reyna
59 Kenyataan Pahit
60 Operasi
61 Selamat
62 Bingung
63 Bayi Yang Cantik
64 Pengumuman
65 Baby Blues ?
66 Eleanor
67 Aqiqah
68 Aku Memaafkan Papa
69 Pengakuan Maretha
70 Hancur
71 Mas Arsen
72 Gagal
73 Ulang Tahun Elea
74 Adik Elea
75 Bimbang
76 Kedatangan Aldo
77 Karma yang nyata
78 Mencari kelengkeng
79 Bayi Tabung
80 Berita Bahagia
81 Permintaan Maaf
82 Penyesalan Orang Tua
83 Hadiah Kucing
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Dikurung
2
Pernikahan
3
Orang tua egois
4
Malam pertama pernikahan
5
Pulang
6
Ternyata aku yang kedua
7
Anita dan Reyna
8
Cerita Reyna
9
Minta cerai
10
Cemburu
11
Reyna dan pemikirannya
12
Kesepakatan
13
Menangis
14
Bertemu
15
Malam pertama yang tertunda
16
Izin
17
Mengantar Reyna
18
Kembali ke Perusahaan
19
Rapat
20
Ditaksir pria lain
21
Mengunjungi Makam Doni
22
Ada Apa dengan Reyna
23
Ayo kita bercerai
24
Tentang Doni
25
Masih Tentang Doni
26
Masih Flashback
27
27
28
28
29
29
30
30
31
Menghindar
32
Ke Luar Kota Bersama
33
Keanehan Reyna
34
Malam pertama ??
35
Reyna, ucapan mu membuat ku sakit !
36
Kemarahan Arsen
37
Reyna Dan Anita
38
Angga Akhirnya tau
39
Kecelakaan
40
Terbongkar
41
Kekecewaan Papa Haris
42
Pemakaman Anita
43
Diminta Bercerai
44
Mama Arini
45
POV Reyna
46
Bahagia di tengah luka
47
Pengumuman
48
Angga dan Maretha
49
Ngidamnya Aneh
50
Kunjungan Papa Haris
51
Reyna makin kepo
52
Arsen Sadar
53
Bercerita
54
Pulang Ke Rumah Papa Haris
55
Menemui Papa Haris
56
Memaafkan
57
Bercerita Tentang Anita
58
Ke Rumah Reyna
59
Kenyataan Pahit
60
Operasi
61
Selamat
62
Bingung
63
Bayi Yang Cantik
64
Pengumuman
65
Baby Blues ?
66
Eleanor
67
Aqiqah
68
Aku Memaafkan Papa
69
Pengakuan Maretha
70
Hancur
71
Mas Arsen
72
Gagal
73
Ulang Tahun Elea
74
Adik Elea
75
Bimbang
76
Kedatangan Aldo
77
Karma yang nyata
78
Mencari kelengkeng
79
Bayi Tabung
80
Berita Bahagia
81
Permintaan Maaf
82
Penyesalan Orang Tua
83
Hadiah Kucing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!