Bab 19

Arin sedang memasak sarapan di dapur. Setelah berhasil mengusir Mavendra dari apartemennya, gadis itu juga meminta cuti sehari. Moodnya benar-benar tidak bisa dikondisikan. Kejadian semalam dan tadi pagi masih membekas benar dalam ingatannya.

Arin hanya membuat telur goreng, masakan sederhana sejuta umat. Arin menoleh ke ponselnya yang diletakkan begitu saja di meja. Liam tengah menelponnya. Arin tak langsung mengambil ponselnya, butuh berapa lama untuk menyakinkan hatinya dan bertindak seolah tidak ada apa-apa.

Arin menghela napas panjang guna untuk mengatur intonasi nadanya setelah menyakinkan dirinya, baru dia menjawab panggilan tersebut.

“Halo.”

“Sayang. Maaf, aku baru bisa menghubungimu sekarang. Kemarin aku…”

“Ah, aku menunggumu kemarin lalu tiba-tiba ibuku datang ke rumah jadi aku langsung pulang.”

“Oh iya, aku dengar kamu tidak masuk kerja. Apa kamu sakit?”

“Hanya demam biasa..”

“Kalau begitu sepulang kerja aku akan mampir ke apartemenmu. Baiklah, beristirahatlah. Sampai ketemu nanti. Aku mencintaimu.”

Arin menatap ponselnya yang sudah mati lalu dia kembali meletakkan ponselnya ke meja. Dia beranjak ke ruang tengah untuk menonton televisi. 1 jam berlalu…2 jam berlalu sampai 3 jam pun berlalu, Arin masih berada di tempatnya.

“Ah seharusnya aku tidak minta cuti segala. Ini membosankan. Padahal aku paling suka bersenang-senang sendiri.”

Arin yang tadinya rebahan di sofa langsung merenggangkan badannya.

“Aku bosan menonton tv. Apa ada hal yang bisa kulakukan ya?”

Di tempat lain, Liam menatap jam yang di pergelangan tangannya. Sejak kejadian malam, Liam terus teringat rasa bersalahnya. Pria itu sejenak menundukkan kepalanya sambil memegang kepalanya.

“Aku berbohong padanya sejak hari itu. Seharusnya aku mengakui lebih awal bahwa Rena membuatku terganggu. Aku bersumpah tidak lebih dari itu tapi itu pun aku mengelak seolah tidak begitu san sok tidak bisa didekati karena bersalah lalu akhirnya seperti ini. Apa yang akan aku lakukan ke depannya? Kalau aku jujur pada Arin pasti dia akan minta putus kan?”

Setelah berkutat dengan pekerjaannya, tiba saatnya Liam untuk bertemu dengan Arin. Pria itu tidak melewatkan untuk membeli makanan favorit Arin. Dia juga membeli obat demam. Pria itu percaya bahwa Arin sedang demam.

Liam menekan beberapa kode sandi agar pintu itu terbuka. Setelah pintu terbuka, Liam langsung ke dalam. Saat memasuki ruang tengah, betapa Liam terkejut melihat televisi yang terus menyala dan satu orang yang tengah terlelap.

Liam langsung saja duduk di depan Arin. “Kamu selalu saja tidur dimana saja.”

Liam menyandarkan dagunya di atas meja. Mengelus puncak kepala Arin dengan lembut. Dia memikirkan cara agar hubungannya terus berkembang.

Arin terbangun karena ada wangi yang begitu mengusiknya. Saat Arin membuka mata, dia sudah disuguhkan pemandangan yang luar biasa.

“Huh? Kapan kamu datang?” Tanya Arin sambil mengucek matanya dan menegakkan tubuhnya.

“Baru saja. Aku sudah membawakanmu makanan dan juga obat. Kamu pasti belum makan malam. Ayo kita makan dan minum obatmu.”

Arin menatap Liam yang sedang menyiapkan makanan yang dia bawa. Dia begitu tersentuh dengan sikapnya. Perlahan Arin menatap Liam yang tampak lelah dan lusuh. Seberapa besar Mavendra menekannya untuk bekerja.

Tiba-tiba Arin mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Liam membuat pria itu membeku seketika.

“Kamu pasti sangat lelah.”

Liam langsung tersenyum dan menatap Arin. “Lelahku langsung hilang saat melihatmu jadi bolehkah aku bermalam di sini?”

Arin mengangguk pelan dan seketika Arin melebarkan matanya saat Liam memeluknya dengan erat.

“Kamu sangat senangs sekali.”

“Tentu saja,” ucap Liam kegirangan. Ada sesuatu dalam diri Arin yang membuatnya nyaman.

Arin langsung melepaskan pelukan Liam lalu mengecup dahi Liam dengan lembut membuat Liam menarik senyumannya dengan begitu lebar.

“Aku akan mandi terlebih dulu. Kamu makan duluan saja.”

“Kenapa tiba-tiba pergi mandi?”

“Karena aku belum mandi,” ucap Liam sebelum menutup pintu kamar mandi.

“Dasar.”

...…....

Arin menikmati makanan yang dibawa Liam. Gadis itu mencicipi sedikit makanannya sembari menunggu Liam selesai mandi. Namun perhatiannya tiba-tiba tertarik pada layar ponsel milik Liam yang sedari tadi berkedip.

Ada beberapa pesan di sana yang membuat rasa penasaran Arin membuncah. Gadis itu menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup dan ponsel Liam secara bergantian.

“Liam ada pesan yang masuk sepertinya penting.” Teriak Arin.

“Tolong bukalah!”

Mendapatkan persetujuan untuk membuka pesan tersebut. Tanpa ragu-ragu Arin mengambil ponsel Liam. Hal pertama yang Arin lakukan adalah mengernyitkan keningnya begitu tahu bahwa pesan itu dari Rena. Total terdapat tiga pesan dari Rena. Arin buru-buru membukanya dan membacanya. Inti dalam pesan tersebut adalah Rena berterima kasih bahwa Liam menemaninya pergi ke rumah sakit.

Arin langsung berpikiran yang tidak-tidak.

“Kemarin malam? Bukankah itu saat aku melihat Liam dan Rena sedang bermesraan. Jadi dia tidak menghubungiku dan mencariku, karena setelah bercumbu dia pergi ke rumah sakit menemani Rena. Apa yang terjadi sebenarnya diantara mereka. Apakah hubungan mereka sejauh itu?”

Arin seakan dihantam oleh batu yang besar. Kepalanya tiba-tiba menjadi pusing. Entah seburuk apa hubungan mereka, sepertinya tidak ada harapan lagi. Liam yang memiliki hubungan dengan Rena dan dirinya yang tanpa sadar memiliki hubungan dengan Mavendra. Tapi Arin tidak mau disalahkan, hubungannya dengan Mavendra adalah hubungans sepihak dimana Mavendra sebagai pengendali, sementara Liam dan jug Rena adalah suka sama suka.

“Apakah aku harus mundur?”

Arin menundukkan kepalanya sementara tangannya masih memegang ponsel milik Liam.

“Arin, ada apa?” Tanya Liam yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Arin langsung mendongak.

“Liam, ini pesan dari Rena. Sejak kapan kalian begitu akbar hingga dia berani mengirim pesan pada jam segini?” Tanya Arin sambil memperlihat isi pesan Rena.

Liam langsung kelabakan karena bingung. Pria itu langsung mengambil ponselnya dari tangan Arin. “Bukan seperti itu…kami hanya…”

“Apa kamu punya perasaan pada Rena?”

“Apa?” Tanya Liam seakan terkejut denga pertanyaan Arin.

“Apakah kamu sadar kalau wanita itu tertarik padamu? Siapa pun yang melihat pasti tahu dia sangat ingin berpacaran denganmu. Bahkan kalau aku jadi kamu, aku—“

“Arin Lourey! Apa seperti ini penilaianmu padaku? Kenapa kamu tidak mau mendengarkanku disaat kamu tidak tahu apa-apa?”

“Lalu bagaimana kamu bisa menjelaskan tentang kopi itu? Lalu makanan-makanan itu.”

Liam langsung menyentuh keningnya karena tiba-tiba berdenyut. Pria itu juga berkacak pinggang karen frustrasi.

“Aku cuma tidak bisa menolaknya. Maaf karena aku sudah berbohong padamu.”

“Apa yang membuatmu tidak bisa menolaknya?” Tanya Arin. Kini gadis itu sudah berdiri dari duduknya.

“Itu hal yang wajar yang tidak bisa aku jelaskan. Itu bukan masalah besar, jadi aku tidak mau kamu jadi kepikiran.”

“Apakah itu cuma alasanmu?”

“Arin! Kamu tidak tahu betapa aku menjaga perasaanmu kan! Kamu sendiri tidak bisa menjaga perasaaanku. Kamu bisa bertindak sesuai keinginanmu bersama Mavendra! Terkadang aku merasa hubungan kita bagaikan di atas tanduk. Kamu seperti hanya menungguku melakukan kesalahan.”

Arin langsung terdiam melihat betapa marahnya Liam saat ini. Pria itu langsung mengambil mantelnya dan berbalik seakan siap untuk pergi.

“Liam.”

“Ayo kita berhenti di sini. Kita sama-sama sedang tidak ingin bersama lebih lama lagi kan.”

Arin masih terdiam menatap pintu yang sudah tertutup itu. Dia menghembuskan napas beratnya ketika memikirkan kembali kata-kata pria itu.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Sudah putus saja sih Rin, ngapain msih brhrap sma Liam yg gk teges..
😤

2024-10-24

0

Han Sung hwa

Han Sung hwa

1 vote untukmu kak

2024-08-24

0

Han Sung hwa

Han Sung hwa

ingat ada kata "wajar"

2024-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!