Bab 19

Liana langsung menjawab salam tanpa menengok pada sumber suara.

"Waalaikumsalam," jawabnya.

Seperti tidak asing. Batin Liana.

Akhirnya Liana berdiri dan menengok ke sumber suara.

"Mas," lirih Liana yang menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ca pa, Ma," cadel Dira yang melihat Liana yang diam dan terpaku. Tidak ada pergerakan dari Liana membuat Dira ikut berdiri dan menengok ke arah yang sama seperti Liana.

"Dy!" sapa Dira yang tersenyum.

"Sayang, Dira." ucap Aris yang tersenyum. Kedua kakinya ke tekuk dan merentangkan tangannya menyambut anak perempuannya.

"Kemari, Dira!" pinta Aris.

"Dddyyyyyy," teriaknya yang berlari menghampiri Daddynya.

Saling memeluk erat keduanya. Bahkan Liana sampai menitikkan air matanya saat moment haru ini terjadi saat ini. Senyum di wajah ayunya tampak terlihat nyata.

Begitu pun dengan Aris yang senang dan akhirnya air mata bahagia telah keluar dari pelupuk matanya. Aris yang melihat Liana tersenyum mencoba mengatur nafasnya untuk bisa mengatakan sesuatu yang harusnya di lakukan.

"Kemarilah! Istri!" pinta Aris yang membuka tanganya lagi menunggu Liana bergabung.

Istri? Apakah aku salah mendengarnya? Batin Liana.

Namun langkah kakinya sudah berjalan menyambut Aris yang kini sudah di depannya.

"Peluk aku!" pinta Aris.

Grebbb!!!!

Liana menubruk tubuhnya masuk ke dalam dekapan Aris untuk yang pertama kalinya. Satu tahun lebih hidup bersama namun sentuhan keduanya ini yang pertama kali di lakukannya.

Bertiga dalam saling berpelukan, menumpahkan rasa rindu masing masing. Bahkan Aris sudah berani mencium kening Liana kali ini. Ketiganya masih betah berpelukan. Untung saja di malam hari, jika siang pasti sudah jadi bahan tontonan gratis warga. Sebab di desanya ba'da magrib sudah tidak ada yang keluar atau beraktifitas. Hanya berdiam diri di dalam rumah saja.

Setelah lama berpelukan akhirnya Aris melepaskan mereka.

"Ayo, masuk, Mas," pinta Liana yang masih sedikit malu dan mencoba menetralkan detak jantungnya yang abis maraton.

Aris mengikuti Liana yang masuk setelah membereskan sisa sisa kegiatannya tadi.

"Dy, en dong," pinta Dira.

"Sini," Aris yang mengangkat langsung Dira dalam gendongannya.

"Daddymu lelah, Sayang. Biarkan duduk dulu," pinta Liana setelah kembali dari dapur dengan membawa teh manis hangat untuk suaminya.

Udara di pegunungan sangat dingin dan pastinya yang hangat hangat akan enak untuk di seruputnya, terlebih di tambah dengan senyuman dari istrinya.

Aris menikmati suasana saat ini, bertiga namun tidak sekaku dulu.

Kenapa tidak dari dulu saja aku begini? Batin Aris.

Masih hening suasana disini, bahkan sampai Dira terlelap di bangkuan Aris dan ini pertama buatnya. Bisa bersentuhan langsung dan mendapatkan perhatiannya. Betah dan nyaman bagi si kecil Dira.

"Mas, aku pindakan Dira dulu," ucap Liana yang masih canggung.

Banyak pertanyaan dan semuanya harus di luruskan oleh Liana. Tapi melihat suaminya yang berubah saat ini menjadi ragu kembali.

"Biarkan aku saja, tunjukkan dimana kamarnya," ucap Aris.

Yang sudah berdiri menggendong Dira yang siap di angkut ke kamar.

Liana yang berdiri dan langsung mengantarkannya ke tempat tidur mereka yang biasa di tinggali.

Aris tampak menyukai kamar ini, sebab khas aroma Liana jelas tercium di hidungnya saat ini. Senyum tipis di wajahnya telah terlihat namun sayangnya Liana tidak.

"Mas dari mana bisa tahu aku disini?" Tanya Liana.

Aris mendekat dan bukan menjawab pertayaan Liana bahkan menarik Liana dalam dekapannya.

"Untuk malam ini jangan bahas apapun dulu. Biarkan aku memelukmu saat ini," pinta Aris yang tetap saja masih arogan yang sesukanya memerintah.

Liana mau bagaimana bisa menolak saat tubuhnya sudah dalam pelukan Aris. Tangan Liana yang belum menempel pada tubuh suaminya. Masih enggan sebelum semuanya jelas, tidak akan ia lakukan.

Lama Aris memeluk tubuh Liana, memejamkan mata dan menghirup banyak banyak aroma tubuh istrinya.

Ini bukan mimpi. Aku telah bertemu mereka. Dan tidak akan aku biarkan pergi kembali. Aku akan membuatnya tetap disampingku. Bahkan aku akan membuatnya tidak berdaya setiap malamnya. Hingga rela dengan sendirinya bersama denganku.

"Mas, sesak," keluh Liana yang sangat erat pelukan Aris padanya.

"Oh," ucap Aris yang melonggarkan sedikit saja. Namun tidak melepaskannya hingga satu jam kedua berpelukan.

Liana masih tidak membalasnya, lelah dan menganguk tentu saja Liana saat ini. Sampai tidak sadar jika istrinya sudah terlelap dalam pelukannya. Dengkuran halus terdengar di telinga Aris.

"Ya, ampun, Na," oceh Aris saat memegang bahu istrinya. Satu jam lebih loh Aris memeluk Liana. Bagaimana tidak pun Liana tidak bisa melepaskan dirinya dari Aris, sudah mengantuk pula.

Aris menggendong istrinya di kamar sebelah yang memang tidak berpenghuni. Sengaja Aris membawa kesana, ingin terus bersama dan memeluknya. Aris lupa segalanya malam ini hanya ada keinginan yang terus memeluk Liana.

Tidur di atas tempat tidur yang kecil untuk berdua, tapi membuat jarak yang semakin dekat dan bersentuhan. Dan itulah Aris manfaatkan. Tidur memeluk istrinya dan menatap wajah ayunya.

Liana, mulai sekarang kamu adalah nyonya Aris. Tidak akan ada yang menggantikannya. Aku janji padamu. Beri aku kesempatan kedua.

Setelah iti Aris merebahkan tubuhnya. Sangat lelap ke tiganya tidur malam ini. Sampai di pagi hari Liana bangun lebih dulu, badannya lebih ringan dan semangatnya telah kembali. Energi dari mana datangnya itu jelas harusnya dari suaminya.

"Oh, aku tidak bermimpi. Aku kira ini seperti biasa hanya mimpi belaka," lirih Liana.

"Tidak, Sayang," suara Aris yang serak khas bangun tidur menjawab keraguan Liana.

"Sejak kapan Mas bangun?" Tanya Liana malu.

"Saat kamu meninggalkanku," jawab Aris.

"Kemari sebentar, biarkan aku memelukmu dulu," pinta Aris.

"Mas apa masih kurang dari malam hingga pagi memelukku? Aku harus bersiap untuk membuat sarapan," tolak Liana yang berdiri namun di tahan pinggannya oleh Aris yang sudah memeluknya lagi.

"Mas," bujuk Liana yang membalikkan badannya.

Apakah benar ini suamiku yang dingin sedingin es balok dan arogan itu?

Menghela nafasnya Aris dan akhirnya melepaskannya.

Aris yang kembali merebahkan tubuhnya, dan terus tersenyum melihat Liana yang tadi memohonnya.

Ah gemasnya.

Lalu Liana yang menuju dapur hingga sudah memasak beberapa menu dalam jangka waktu setengah jam.

Dira yang keluar dari kamarnya, melihat dan mencari sesuatu tampak jelas terlihat oleh Liana.

"Ma, Dy ana? Dila ga mimpi can, malam ketemu Dy kan Ma," tanya Dira dengan suara cadelnya.

Liana mendekat pada anaknya dan menunduk dengan senyum di wajahnya. Sama seperti dirinya seakan mimpi semalam Aris datang ke sini.

"Daddy ada di kamar itu, sana bangunkan. Lalu kita sarapan, cantik," ucap Liana yang menunjuk kamar sebelah.

"Dy, dy,dy," ocehnya yang tidak berhenti masuk ke kamar dan menggoyangkan tubuh Aris.

"Hem, apa Dira?" bangun juga Aris saat putrinya terus membangunkan dirinya. Seolah gempa bumi yang di alami Aris.

...****************...

Terima kasih semuanya atas dukungan kalian ya.

Like dan komentarnya di tunggu.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!