Bab 12

Aris yang kini lebih sering tidur dan mencium baju Liana, bahkan setiap malam di habiskan tidur di dalam kamar Liana dan Dira.

Hingga seminggu waktu telah berlalu.

Aris yang tampak lebih arogan dari sebelumnya dan bahkan sudah beku wajahnya. Menakutkan, bahkan kesalahan kecil bisa berakibat pemecatan bagi pegawainya. Membuat Cello semakin pusing dan tidak jarang dirinya yang kena.

Seperti hari ini Celline yang baru tiba disana sudah mendapatkan amukannya.

Brak!

Di lempar kertas kerjasama di depan Celline.

"Ada apa kak bisanya cuma marah marah!" kesal Celline.

"Kamu tidak suka, Hah! Aku akan batalkan ini, tidak profesional sekali kamu, Cel. Ini sudah tiga hari tidak ada tindak lanjut!" marah Aris.

"Baru tiga hari, biasanya juga seminggu kakak tidak masalah! Kalau punya masalah pribadi jangan di gabungkan dengan pekerjaan. Aku bari dateng karena kerjaan, bukan salahku semata, ya. Bukannya cari istri dan anak, bisa bisanya marah marah, pecat pecat, apa lagi jadi kebangganmu sekarang kak!" bentak Celline yang dengan berani. Memang beda Celline yang lebih dekat dengan Aris dari pada yang lainnya, makanya berani bicara se enaknya jidat.

"Tiga hari itu semuanya adalah uang, Cel. Ingat! urusan pribadiku masih bisa di bedakan!" tekan Aris.

"Pembohong! Aku kira percaya!" hardik Celline.

"Jangan minta bantuanku, aku marah!" lanjutnya yang keluar dari sana.

"Shit!" banting Aris yang sama kesal dan marahnya suka semaunya datang. Di saat hatinya teringat Liana langsung kalap.

"Bagaimana, Dek?" Tanya Cello yang Celline sudah masuk ke ruangnya.

"Nyebelin amat tuh Kak Aris," gerutu Celline.

"Kamu baru hari ini, aku udah seminggu begitu loh," enteng Cello.

"Rasain," ejek Celline.

"Huf, nasib. Gimana kabar mereka, dek?" Tanya Cello penasraan. Akses di matikan semuanya di sana hanya Vira dan Celline yang bisa menghubunginya.

"Baru sampe tahu, Kak. Aku lelah, udah dapat sarapan emosi di tambah ceceran orang kepo," ucap Celline yang duduk di sofa dan merebahkan tubuhnya disana.

"Ya ini nyangkut hp miliknya yang sudah kakak perbaiki, Dek. Supaya bisa cari alasan yang logis. Cepat ceritakan!" pinta Cello yang sama tidak sabarnya.

Akhirnya Celline bercerita, jika Liana dan Dira menikmati setiap kebebasan disana. Bermain di alam terbuka walau tidak sering di lakukannya karena takut terkena mata mata dari Aris. Berbelanja ke pasar tradisional, bersepeda berkeliling kampung bersama anaknya dan juga memetik hasil kebun tehnya.

Wajah dari mereka berdua terlihat sumringah dan bahagia. Dan satu lagi, Dira mulai tidak menanyakan lagi Aris dan kepulangnya. Janji akan kesana kembali Celline ucapkan pada ponakannya.

"Ini mereka, bahagiakan Kak?" Tanya Celline yang memperlihatkan foto tersenyum dan tertawa keduanya.

"Tapi tidak dengan Kak Aris, aku di buat susah!" timpal Cello.

"Makanya orang tuh harus menghargai pasangannya, kalau sudah tidak ada baru tahu arti dari kehilangan. Waktu ada tidak di anggap pas pergi di cari, bodoh!" kesal Celline.

"Aku setuju denganmu, Dek." ucap Cello.

"Apakah udah beritahu Aunty Vira?" Tanya Cello lagi.

"Udah, sebelum kesini udah kerumah Aunty dulu dan memberikan laporanku," ucap Celline.

"Ya sudahlah, aku balik rumah dulu. Mama dan Papa udah nunggu makan siang di rumah. Mau ikut ga Kak?" Ajak Celline.

"Mau lah, pake mobilmu aja ya, biar irit," pinta Cello.

"Alasan!" cibir Celline.

Akhirnya keduanya keluar dari sana menuju lobi, mata terus tertuju pada keduanya yang tampak kebule bulean menjadi pencuci mata bagi yang melihatnya.

"Cello! Kamu dimana?" Teriak Aris dari dalam ruangannya.

"Maaf, Tuan. Pak Cello keluar dengan Nona Celline barusan. Dan berpesan jika membutuhkannya tunggu sampai jam 2, mau makan siang di rumahnya," ucap Asisten Aris.

"Huf, ya sudahlah." kesal Aris tapi mau bilang apa.

Setelah Asistennya keluar dari ruangannya.

"Semakin berani saja, Cel. Siapa bos disini! Kamu sudah melupakan hal itu!" kesal Aris.

Sedangkan jauh dari Jakarta tepatnya di daerah jawa.

Liana dan Dira tampak nyaman dan menyukai suasana pedasan disini. Sudah tenang dan berdamai dengan kehidupannya.

Betah?

Tentu saja, suasana asri dan sejuk menjadi favoritnya Liana dan kebetulan Dira pun sama. Jadi tidak sulit mereka tinggal disana. Walau dulu hidup Liana bebas dan di tempat yang paling ramai. Tidak membuatnya hilang kendali dan arah menjadi wanita ketimuran yang memegang adat dan budayanya. Terbukti pakaian dan sopan santunnya saat ini.

"Mau ga bikin sesuatu sama Mama?" Tanya Liana pada Dira.

"Au Ma. Apa?" Tanya Dira.

"Gambar, gambar apa saja yang ada di depan mata atau yang ada di dalam pikiranmu, pegang ini," pinta Liana yang memberikan kuas dan cet warna, di depannya sudah ada kertas gambar untuk di aplikasikannya.

"Hem," berfikir Dira.

Lalu entah anak kecil yanh baru satu tahun dengan mudahnya asal tempel tempel di kertas yang berada di depannya.

"Good Girl!" puji Liana.

Hampir setiap hari menjadi langganan untuk melukis atau menggambar bagi Dira. Terkadang membantu menyapu, yang sering malah bukan bersih jadi kotor semuanya. Namun Liana tidak memarahinya atau tidak memperbolehkannya kembali. Terus saja di beritahu yang benar dan juga membawa kemana pun Liana pergi.

Memasak juga Dira selalu menemaninya, banyak juga pertanyaan yang di keluarkannya. Sampe bingung Liana menjawabnya.

Apak kamu tidak rindu anakmu, Mas? Jika aku yang kau abaikan aku masih terima. Namun satu minggu kamu bebar benar tega!

Lihatlah, Mas! Dira sudah bisa melupakan tentang mu disini, apakah tidak sakit? Dira sudah terbiasa denganku dan lepas dari bayang bayangmu. Apakah ini sudah benar? Batin Liana.

Malam ini terasa panjang yang sudah tidak ada teman ngobrolnya. Celline sudah kembali ke Jakarta, tidak mungkin untuk selalu meminta di sini.

*

Sore hari di kantor Aris.

"Bagus, ya udah lupa sama janjimu, Cel!" kesal Aris yang di bilang Cello jam 2 sudah di kantor eh malah jam 4 baru datang.

"Sori, Kak. Mama minta anter dulu, masa aku nolak bisa durhaka aku tau," memohon Cello.

"Mana?" Tanya Aris yang sudah benar benar tidak sabar.

"Ini," ucap Cello yang memberikan hp bekas milik Liana.

Di buka langsung oleh Aris dan sudah di bobol oleh Cello, jadi mudah baginya membuka.

Namun tidak di sangka jika itu dia malah terduduk lemas dengan tangan yang masih memegang hp Liana.

"Ada apa Kak?" pura pura terkejut.

"Ini ada memo darinya," ucap Aris yang sudah lemas.

Kak Aris aku pergi membawa Dira. Jangan cari kami! Maaf aku bukan istri yang baik dan penurut lagi, hanya sudah tidak mampu memberikan alasan apa lagi pada Dira yang sudah mulai menyadari sikap Mas padanya.

Maafkan kami pergi!

...****************...

Terima kasih atas dukungan kalian semuanya.

Like dan komentarnya di tunggu ya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!