Bab 16

Setelah berpamitan pada kedua mertuanya dengan alasan melanjutkan meetingnya, namun yang sebenarnya adalah kembali lagi ke jakarta. Setelah badannya yang segar Aris yang kini ganti yang mengemudikan mobilnya.

"Aku lelah! Kurang tidur!" perintah Cello yang makin berani menyuruh bosnya.

"Kali ini aku maafkan. Mumpung aku lagi baik," ucap Aris yang memang ada senang ada sedihnya keluar dari rumah mertuanya. Tapi lebih banyak senangnya, bagaimana tidak, album masa kecil istrinya sudah dia bawa atas izin mertuanya. Dan satu mengambil saju Liana yang tergantung di lemarinya di masukkan secara sembunyi oleh Aris.

"Dasar ga tahu diri!" omelnya yang melihat Cello sudah pulas tertidur disampingnya.

Sepanjang perjalanan Aris terus berfikir kemana harus mencari istrinya. Bahkan sampai banyak berfikirnya ia di sepanjang perjalanan hingga telah sampai di apartemennya. Perjalanan tiga jam di lalui sangat singkat oleh Aris.

"Aku kerjai!" ucap Aris yang masih membiarkan Cello di dalam mobil.

Aris berganti pakaian dan juga membuka laptopnya, memang hari ini Aris free ingin mencari keberadaan istri dan anaknya yang di gantikan oleh Aldi. Membantu anaknya untuk memberikan waktu lebih banyak agar bisa usahanya maksimal.

Saat Aris baru saja membuka layar laptopnya, pintu apartemennya di buka secara kasar.

Brak!

"Sialan, Ar! Kenapa ga bangunin aku!" Kesal Cello yang sudah basah bajunya. Karena memang kunci cadangan sengaja di tinggalkan di saku kemeja Cello oleh Aris. Sudah pasti panas dan gerah yang akan nanti membangunkannya. Dan itu terbukti saat ini di mata Aris baju nya basah dan tampak keringat masih bercucuran dari wajahnya.

Aris hanya tertawa dan cekikikan melihat berhasil telah mengerjainya. Puas sudah dan lelahnya menyetir terbayar dengan Cello seperti ini.

"Huh!" Cello yang masuk ke kamar Aris yang biasa di tempati langsung membersihkan diri dan berganti pakaian yang ada disana aja.

Aris kembali lagi matanya ke layar monitor, meminta bantuan pada orang kepercayaan Daddynya kali ini yang masih aktif di dalam organisasinya.

"Om bantu aku carikan mereka," Aris via telp.

"Memang mereka kemana, Ar?" Tanya Sendi.

"Memang mereka di tangkap oleh kelompok atau organisasi?" Tanya kembali Sendi.

"Sepertinya tidak, Om. Mereka pergi dari ku entah kemana. Tapi sudah lebih dari sepuluh dari tidak kunjung ketemu." ceritanya Aris.

"Jika begitu, aku meminta maaf sepertinya tidak bisa banyak membantumu. Karena memang itu masalah keluargamu sendiri. Jika bisa aku menyarankan adalah cobalah meminta bantuan dari keluargamu sendiri. Intropeksi dirimu dan banyak perbaiki diri. Bukan berarti aku sok menggurui loh, hanya selihat sikapmu yang arogan dan dingin pada istrimu," jelas Sendi yang sangat berhati hati mengucapkannya.

Siapa sih yang tidak tahu jika itu adalah ulah Vira dan Aldi. Namun tidak punya kuasa semuanya sebelum dapatkan izin untuk membukanya. Hanya klu klu saja yang masing masing memberitahukan Aris.

"Baiklah, Om. Terima kasih." Aris mengakhiri telp nya dan melihat ke laptop namun pikiran dan hatinya tidak saling menyatu.

Di bukanya tas dan disana ada album foto milik Liana, bersama kembarannya almarhum istri pertamanya.

"Jika aku perhatikan mereka tampak berbeda. Mempunyai daya pikat yang berbeda, tidak di pungkiri keduanya sama sama cantik. Aki sudah merelakan dan melepaskan hati yang selalu bersalah padamu, Laura. Hidupku telah terisi yang entah itu dia masuk karena aku baru menyadari itu setelah kepergiannya. Cinta pertamaku adalah memang dirimu Laura, namun berbeda dengan Liana masuk yang terlalu dalam di hatiku yang bahkan bisa menghapus namamu. Bantu aku cari istriku yang juga adikmu," ucap Aris yang terus memandang si kembar yang masih lucu di usia yang masih belia.

"Hey, Ar. Malah bengong!" tegur Cello yang baru keluar dari kamar yang sudah wangi saat ini.

"Aku cari mereka kemana lagi ya?" Tanya Aris.

"Entahlah, toh kamu suaminya," jawab Cello yang mengangkat bahunya.

"Iya aku suaminya. Tapi bantulah aku mencari mereka," pinta Aris.

"Apa masih kurang waktuku selalu menemanimu? Bahkan waktu untuk mencari pacar saja tidak ada, mau apa lagi yang supaya kamu puas memerintahku," kesal Cello.

"Puas saat aku bisa menemukan mereka," ucap cepat Aris.

"Bisa mati berdiri lebih dulu!" kesal Cello yang meninggalkan Aris di ruang utama. Cello masuk ke dapur dan mengambil minuman untuknya.

Jangan lupa tutup kembali pintu lemari pendingin.

Tulisan itu terpampang jelas di pintu kulkas Aris di apartemennya.

Pantas selalu rindu, Ar. Liana terlalu teliti dan rapi, mudah untuk di sukai. Batin Cello.

Sudah lama tidak pernah masuk ke dalam apartemen Aris. Karena memang perintah Aris hanya meminta Liana untuk memasukkannya ke dalam. Cello hanya membiarkan mobil terparkir di dalam saja.

Jangan terlalu banyak konsumsi gula! Mencegah lebih baik dari pada menjadi penghuni rumah sakit.

Lagi lagi Cello tersenyum. Dan matanya melihat ke arah berlawananan.

Ingat makan sayur lebih sehat!

"Ini nih yang semakin buatnya rindu. Jangankan dia! Aku saja bisa langsung membayangkan Liana yang mengakatakannya langsung," ucap Cello yang sudah selesai minum minumannya.

"Malang nasibmu, Ar. Keluargamu di balik ini semuanya," lirih Cello yang melihat dari arah dapur.

"Bantu aku, Cello!" pinta Aris yang langsung Cello duduk di sampingnya.

"Ini apa?" Tanya Cello ada album di sampingnya.

"Ini miliku, jangan buka!" Tarik album di tangan Cello.

"Ck! Pelit! Tahu itu punyamu. Tapi apa isi di dalamnya juga, masih main rahasia rahasiaan," ucap Cello yang bertalak pinggang.

"Ini khusus untukku saja!" oceh Aris.

"Bantu aku, cari mereka apakah ada jalan ke luar negeri. Cek semua penerbangan dari mulai kepergiannnya. Dan cek juga jalur KAI, ingat segera!" perintah Aris.

"Itu bukan minta tolong, Ar. Namanya perintah!" ucap Cello.

"Nanti besok saja, aku mau tidur dulu. Masih ngantuk tau," lanjut Cello.

"Aku laporkan pada Aunty Cindy kalau kamu tidak bergerak sekarang!" ancam Aris.

"Okelah! Suka banget sama ancam ancam!" ocehnya Cello yang akhirnya keluar dari apartemennya Aris.

Sudah tiga hari berlalu dan hasil dari Cello pun tidak menemukan jejaknya. Dan kini Aris terduduk dan termenung di kantornya.

"Kemana lagi aku harus menemukanmu? Bersembunyi dimana? Sampai aku tidak bisa menemukan kalian. Dua minggu tanpa kalian," lirih Aris. Yang benar benar tidak nafsu makan dan secara perlahan bobot tubuhnya berkurang.

Sementara Liana mendapatkan video Aris yang berusaha mencarinya. Hanya bisa menangis dan bersedih, sama sakitnya dihatinya saat ini. Tidak tega dan ingin rasanya bertemu namun belum saatnya, harus rela menahannya.

Siapa lagi jika bukan dari Celline, dan memberikan semua informasi itu.

"Bagaimana Kak?" Tanya Celline lewat chat.

...****************...

Terima kasih atas kesetiaannya yang selalu menyukai karya mommy.

Like dan komentarnya di tunggu ya.

Kalau punya vote boleh di kasih ke sini ya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!