Bab 8

Bahkan saat ini sudah satu tahun usia pernikahan mereka. Dan juga satu tahun usia Dira, sudah bisa berjalan dan sedikit comel.

"Ma, ma, ma," panggil Dira yang hanya bisa mengucapkan sedikit kata.

"Iya, Sayang," jawab Liana yang baru duduk membawa sarapannya.

Bagaimana dengan Aris?

Aris masih sama flat, arogan dan dingin. Bahkan sangat jarang bertemu anaknya, berangkat sangat pagi disaat Dira belum bangun dan pulang saat sudah tertidur anaknya. Bahkan disaat weekend pun lebih di sibukkan dengan keluarganya yang tidak pernah datang bersama menuju rumah keluarganya.

"Dy, Dy," tanya Dira.

Ya Dira sering sekali menanyakan Aris, namun berbagai alasan Liana ucapkan agar tidak menyakiti anak dan suaminya. Semuanya di jaga baik oleh Liana, tanpa membuat jarak untuk anak dan suaminya.

"Kerja, Sayang. Kalau rindu, lihat ini ya," Liana yang memberikan hpnya yang disana terdapat foto Aris yang di ambil oleh An.

"Daddy kerja, Sayang. Buat masa depanmu dan juga kebutuhanmu. Kita bisa hidup hingga cukup karena Daddy rajin bekerja. Disini dengan Mama, yang akan selalu menemanimu, Sayang," ucap Liana.

"Mai nonton upin ipin sama Mama?" Tanya Liana.

"Au, Ma," jawab Dira.

Kemudian keduanya duduk di bawah karpet yang lembut dan tebal dengan cemilan, minuman agar tidak bolak balik ke belakang.

Di nyalakan TV dan keduanya asik menonton, bahkan Dira tertawa, mengikuti tingkah dalam tv ataupun berguling guling disana.

Liana sudah tidak terlalu berharap dengan hubungannya yang selalu berhenti di tempat yang sama. Menikmati kebersamaan Dira, membesarkan Dira dengan baik dan selalu menjaganya.

Terbukti sangat jarang sakit anaknya, karena gizi dan asupannya benar benar terjaga. Hanya tidak pernah keluar dan mempunyai teman. Hanya aunty dan uncle bila sedang berkumpul.

Satu tahun sudah berlalu dan anakku sudah besar. Apakah aku cukup sampai disini? Kasihan Dira yang tidak mempunyai teman, bila aku yang di kurung masih aku terima . Aku harus bagaimana? Selalu dilema ini, apa aku harus pergi?

Pikiran itu sudah sering Liana pikirkan, namun belum berani melakukannya.

Ting tong!

Merebahkan kepala Dira yang tengah tertidur saa menonton. Liana mengintip siapa yang memencet bell.

"Mommy?" sapa Liana yang memeluk Vira.

"Tumben kesini, masuk Mom," lanjut Liana yang kemudian Vira masuk.

"Ya ampun Dira sampe tidur di bawah," ucap Vira yang akhirnya ikut duduk di bawah.

"Nonton upin ipin eh malah ketiduran, Mom. Maklum mom kesukaannya," ucap Liana.

"Nana, mommy mau ngomong serius." ucap Vira.

"Ada apa Mom?" Tanya Liana.

"Mommy dan Daddy minta maaf sikap Aris yang sudah lama tidak ada perubahan. Sudah sering kami bilang namun belum juga ada perubahan," sesal Vira.

"Bukan salah kalian, Mom. Dia sudah dewasa dan berfikir," ucap Liana.

"Apa mau kamu memberinya pelajaran? Mommy kesal sendiri melihatmu menerima apapun yang di inginkannya. Sekali kali tolak dan jangan di lakukan," pinta Vira.

"Durhaka, Mom jatuhnya. Jika sabarku masih kurang, maka stok sabarku masih banyak, Mom. Aku masih bisa bertahan, tapi memang Dira akhir akhir ini sering meminta perhatian dari Daddy," ucap Liana.

"Sudah mulai mengerti mencari Daddynya dan terkadang aku sulit mencari jawaban dari pertanyaan yang memang belum jelas di ucapkan tapi aku mengerti itu, Mom," lanjut Liana.

"Kalau begitu, kamu sabtu ini pergi dengan Celline. Bagaimana reaksi suamimu? Apakah kamu mau mengikuti rencana kami?" Tanya Vira.

Ya setelah keluarga berunding dan sepakat membuat Aris menyadari kesalahannya. Jika hanya ucapan dan saran sudah tidak di dengar, langkah selanjutnya harus di pisahkan.

Jika memang tidak peduli atau cinta sudah pasti tidak akan ada yang berubah dari sikapnya ini. Namun jika terjadi sebaliknya sudah di pastikan Aris keras kepala oada dirinya sendiri yanh sudah jatuh hati pada istrinya.

Liana terdiam sejenak, lalu menganggukkan kepalanya.

Mas, aku ingin tahu apa reaksimu tanpa kami? Batin Liana.

"Nanti Sabtu pagi setelah Aris sampai di rumah bari Celline akan menjemput disini dan menunggu di samping mini market apartemen, semuanya sudah di atur oleh Daddymu." ucap Vira yang senang menantunya menyetujui.

Aku yakin anakku pasti kelimpungan. Dan parahnya kamu tidak bisa menemukan mereka. Selamat datang siksaan dirimu yang sesungguhnya, anakku! Jangan salah kami yang kejam padamu, Nak. Karena kamu sudah menyiksa begitu lama menantu dan cucuku ini.

Tidak akan mudah setelah ini kamu melewati hari, kami telah bersatu melawanmu. Kamu menindas terus menerus mereka, siapkan dirimu siksaan neraka datang! Batin Vira.

Senyum Vira mengembang dan setelah makan malam bersama anak dan menantunya Vira pergi dari apartemen anaknya.

Memang Vira lebih sering berkunjung kesana, untuk melihat menantu dan cucunya.

Hari sabtu telah tiba.

Aris sudah pergi lebih dulu, dan benar saja setengah jam kemudian Liana dan Dira keluar dari sana.

Selamat tinggal, kami pergi dan mungkin tidak akan kembali ke neraka ini. Batin Liana.

Tidak membawa apapun, sebab semuanya sudah di siapakan oleh keluarga. Setelah turun ke lobi dan berjalan kaki bersama anaknya menuju mini market.

"Hai cantiknya, aunty," sapa Celline.

"Ty, allo," sapa Dira cadel.

"Gemas deh kamu, ayo masuk dulu, Kak Liana dan Dira," pinta Celline.

"Ma asi dah put Dila," ucap Dira uang duduk di bangku belakang.

"Duduk yang baik ya cantik, kita mau jalan jalan," ucap Celline.

"Ole, ole," senang romannya Dira yang tidak pernah pergi jauh.

"Kita mau liburan sama disana sama aunty Celline dan Mama ya, anak baik duduk ya dibelakang," pinta Liana.

"Dila ce neng, Ma. Ole ole," bahagia mendengar Mamanya mengajak liburan.

Di perjalan tanpa berhenti comelnya Dira bertanya setiap apa yang dilihat dan terlewati oleh kendaraanya. Hingga lelah baru terlelap dengan sendirinya di belakang.

"Kak Aris benar benar rugi!" kesal Celline.

"Anak yang cantik dan istri yang penurut di sia siakan," lanjut Celline.

"Masih pake kacamata, Cell. Coba kamu minta Kakakmu buka!" tertawa Liana sendiri dan tidak lama kemudian Celline paham dan ikut tertawa di balik kemudinya.

"Baru akan kami buka!" timpal Celline.

Ha!

Ha!

Ha!

Perjalanan yang panjang kali ini di lakukan oleh mereka, 10 jam perjalanan dengan dua kali istirahat di rest area. Dira yang tidak rewel malah tingkah lucu dan gemasnya selau memberikan tawa di saat lelah menghampiri Celline dan Liana.

Sementara di kediaman Keluarga Aldi, tengah menikmati makan malam bersama.

"Kamu dari pagi datang sendiri? Liana dan Dira ga kamu ajak?" Tanya Vira yang kebetulan sabtu ini ada acara jadi baru bisa gabung di makan malam.

"Kebiasaan Kakak sendiri datengnya, kan aku rindu sama Dira?" ucap Ad.

"Apa kakak yang udah larang mereka datang?" Tanya An.

"Udah di gadai kali," oceh Cello kali ini.

Pletak!

...****************...

Terima kasih atas dukungannya semua.

Like dan komentarnga di tunggu ya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!