Bab 11

"Memang Cello bisa bantu apa?" Adi yang bersuara saat Cello di tarik paksa oleh Aris.

"Katanya di suruh cari mereka! Ya ini aku lagi berusaha mencari, Opa. Telp Mama dan Papa sudah dan tidak ada disana. Aku takut mereka di culik saat di jalan arah ke rumah Daddy. Liana tidak punya teman disini dan juga tidak pernah keluar. Cek cctv juga tidak ada yang mencurigakan," akhirnya Aris jujur yang berucap panjang kali lebar di ruang keluarga.

"Apa kalian tidak peduli dengan anak dan istriku?" Kesal Aris yang seolah tidak ada yang mau membantu.

"Tidak salah dengan ucapanmu, Kak?" Tantang Ad.

"Sati tahun ini apakah Kakak peduli pada mereka? Memberikan perhatian, memang uang kakak mencukupinya. Namun apakah kasih sayang kakak berikan? Cuma bisa bersikap dingin dan arogan, betul?" ejek An kali ini yang biasanya banyak diam. Geram juga ingin mengatai kakak sulungnya.

"Satu lagi, satu tahun sudah cukup bagi Kak Nana bersabar, jangan mencarinya jika kakak akhirnya akan sama sikapnya," lanjut Ad yang memanasi.

"Bukannya Mommy dan Daddy tidak sayang pada mereka, tapi itu tanggung jawabmu sebagai kepala keluarga, aku bersyukur Liana pergi membawa Dira. Setidaknya nyaman dengan kehidupannya nanti tidak di bayang bayangi sikapmu yang acuh." sekak mat Vira.

Tetap saja Aris yang terus menyeret Cello masuk ke dalam ruang kerja Opanya.

"Aku pinjam Opa," pinta Aris.

"Mau apa?" Tanya Cello yang di paksa duduk di bangku kebesaran Opanya.

"Cari Liana dari hpnya!" perintah Aris.

"Huf, sabar! Untung saudara!" ucap Cello.

Kemudian Cello mencari seperti yang di inginkan oleh Aris namun naas hasilnya nihil. Dan itu hanya berjarak satu kilo dari apartemennya.

"Cepat cari hp di tempat yang sudah aku kirim!" perintah Aris pada seseorang di sana.

"Cari gambarnya melalui CCTV jalan," perintah Aris pada Cello.

"Lihat hanya disini," ucap Cello yang hanya bisa melihat Liana dan Dira keluar dari mini marker samping apartemennya.

"Apakah di culik sana?" Tanya Aris.

"Aku tidak tahu? Apakah kamu mendapatkan telp? Oh aku salah, belum tentu Liana ingat nomormu. Coba cek pisik ho Liana. Apakah itu sengaja di buang untuk memberikan petunjuk," akhirnya Cello tidak tega juga. Melihat wajah khawatir Aris yang tidak pernah di lihatnya.

Aris yang tadinya mondar mandir di ruangan itu sambil menunggu Cello, namun berhenti saat mendengar ucapan Cello.

"Ya, ada benarnya. Tunggu disini. Mereka pasti tidak lama akan datang," ucap Aris.

"Duduklah, Ar! Aku pusing melihatmu begitu!" kesal Cello.

"Bagaimana bisa duduk? Aku belum tahu dimana mereka? Ini sudah satu hari!" bentaknya.

"Ya sudah, aku keluar dulu. Lapar tahu!" Cello bangkit dari sana dan meninggalkan Aris sendiri.

Setelah benar benar menutup pintunya dan langsung Cello berlari ke ruang keluarganya.

"Gaes, gaes.... Dengar ini!" jahat memang Cello bersenang senang di atas penderitaan saudaranya.

Semuanya menghambur pada Cello dan mengerumuninya.

"Katakan, Kak! Jangan bikin penasaran!" ucap Ad.

"Dengar ini!" ucap Cello yang langsung membuka rekaman suara saat beda di dalam ruang kerja tadi.

Tidak hanya si kembar, Farah tapi Vira juga ikut mendengarkan itu.

Ha!

Ha!

Ha!

Sontak saja langsung tertawa semua mendengar aksi Aris yang sudah jelas khawatir dan gelisah. Tidak dapat menemukan titik terang. Terlebih sudah satu hari tidak ada kabar dan telp yang di pikir mereka di culik.

"Aku menang!" sorak Ad.

"Belum tentu, Kak," tolak An.

"Lihat sampai akhir dulu, apakah kakak akan berubah atau tidak! Itu bari adil," lanjutnya.

"Ga, pokoknya kata Mommy kakak khawatir atau tidak. Benarkan, Mom?" ucap Ad yang mencari pembelaan.

"Ish, jangan curang, Kak." ucap An.

"Sudah, sudah. Kalian tunggu dulu, sikap kakak selanjutnya. Persiapkan diri kalian yang akan menjadi pusat tugas selanjutnya," Vira melerai dan juga mengingatkan.

"Haish, tapi untung kami ada tugas di luar kota dengan Aunty Axel di Bali," ucap cepat Ad.

"Benar, Mom. Besok pagi kita berangkat dan akan survey lokasi. Karena memang ada tiga calon pengantin yang akan di sana," ucap An tenang.

"Mampus sudah! Aku akan kena!" Kesal Cello.

"Nikmatilah, Kak!" ejek Ad dan Ad bersamaan.

"Untung aku masih kuliah," ucap Farah.

"Cepat sana kembali, sebelum kakak mencari!" ucap Ad.

"Oke," jawab Cello.

Meninggalkan para wanita di bawah dan kembali ke dalam ruang kerja yang masih tetap sama tingkah Aris yang bolak balik itu.

"Duduklah, Ar.!" pinta Cello.

"Mereka lama sekali hanya mengambil hp saja," gerutu Aris.

Sementara di bawah tempat keluarga mereka sudah tertawa terbahak bahak itu baru mendengar suara Aris. Apalagi jika melihat langsung seperti Cello sekarang? Bisa di bayangkan sebahagianya mereka melihat penderitaan kakak sulungnya.

Hingga setengah jam kemudian ada tamu dan anak buah Aris sudah membawa pesanan yang di mintanya. Cello yang mengambilnya dan setelah itu dia kembali lagi di kedalam.

"Ini hpnya," ucap Cello yang memberikan pada Aris.

"Iya memang inu miliknya, tapi kenapa rusak seperti ini? Apakah ini bisa di perbaiki?" bingung Aris yang seharusnya jika di buang tidak sampai hancur.

"Bisa, tapi lama. Setidaknya paling cepat satu minggu paling dan paling lama satu bulan," jawab Cello.

"Hah! Gila! Aku mau besok selesai! Paling lama tiga hari!" perintah Aris.

"Kerjakan sendiri kalau begitu! Aku tidak sanggup! Makanya kalau punya barang tuh di jaga, jangan sudah rusak minta di perbaiki," sindir Cello.

"Kamu menyindirku?" kesal Aris.

"Syukurlah kalau sadar diri!" oceh Cello.

"Kamu!" marah Aris.

"Apa! Apa ada yang salah dengan ucapanku!" tantang Cello.

"Sudahlah! Cepat perbaiki secepat yang kamu bisa," mengalah akhirnya Aris.

Aris tidak akan pernah menang untuk perdebatan kali ini. Memang sudah tahu jika ini salahnya. Tapi mau menyesal pun sudah terlambat.

Cepatlah kembali, aku merindukan kalian. Batin Aris.

Keluar Aris dari dalam sana. Sontak saja yang tadi menggunjingnya langsung terdiam.

"Aku pulang!" pamit Aris.

"Bagaimana pencarian mereka, Ar?" Tanya Vira

"Masih proses, Mom. Aku ingin istirahat di apartemen," ucap Aris.

Diangguki oleh Vira dan yang lainnya setelah itu Aris berpamitan dan keluar dari rumah keluarga Opanya.

"Apakah ini karma untukku?" lirih Aris yang di balik kemudinya.

"Semoga saja kalian selamat dan tunggu aku akan menjemput kalian," lanjutnya.

Hingga sampai di apartemennya. Kali ini Aris tidur di kamar Liana dan Dira seolah aroma disana bisa mengobati rasa rindunya. Tidur pulas malam ini Aris sendiri disana. Hingga tengah malam terbangun dan lapar.

"Aku merindukan masakanmu, Na," ucapnya yang kini Aris tengah memakan mie dalam cup yang instan di buatnya.

...****************...

Terima kasih atas kesetiaannya menanti up mommy.

Like dan komentar kalian di tunggu ya.

Terpopuler

Comments

harwanti unyil

harwanti unyil

udh pergi baru di cari dn di inginkan

2024-07-25

1

ziear

ziear

ho oh kak bener

2024-07-07

1

IKA UMY

IKA UMY

kalo g gitu g kapok talah c Aris itu....

2024-07-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!