Bab 6

"Aris!" teriak kembali wanita itu.

Namun tetap Liana menghalangi agar wanita itu tidak masuk.

"Pengasuh jangan ikut campur! Minggir!" bentak wanita itu.

"Anda tidak bisa asal masuk ke dalam rumah orang!" ucap Liana yang terus menghadang.

"Pengasuh sok berkuasa! Lihat saja jika aku menjadi istrinya sudah pasti aku usir kamu!" bentak wanita itu lagi yang sudah akan menyerah.

Liana hanya tersenyum kecut.

"Aku tunggu!" ejek Liana yang kemudian langsung menutup kembali pintunya saat mendapatkan celah.

Brak!

"Maafkan, Mama ya, Sayang," cium Liana pada bayi kecil yang tersenyum melihat Liana.

Sedangkan wanita yang berada di luar terus saja mengumpat tidak jelas yang terdengar Liana.

"Huf, ternyata ada juga ya yang menarik perhatian Daddymu, garang dan murahan," oceh Liana pada bayi kecil yang belum paham sekalipun apa yang di ocehkan Mamanya.

Liana dan Dara setiap hari hanya berdua, semua keperluannya tentu saja sudah di jamin oleh Aris. Bahkan kebutuhan semuanya sudah di sediakan tanpa perlu keluar dari apartemennya.

Setiap minggu berkumpul di kediaman keluarga besar Opa Adi yang tidak lain kakek dari Daddy Aldi. Hari sabtu berkumpul terlebih dahulu di rumah besar Aldi dan Vira. Waktu weekend mereka selalu di habiskan untuk keluarga. Selebihnya untuk kepentingan pribadi masing masing dan segala urusannya.

Vira dan Aldi memang mengatur hal itu agar tetap terjaga hubungan keluarganya. Bahkan kerabatnya juga ikut hadir di rumah Aldi, seperti Farah anak Gufaaa (Gunawan - Fania), Cello dan Celine ponakan Aldi anak dari Cindy.

Memang yang baru menikah hanya Aris, sisanya sibuk dengan urusannya masing masing. Cello yang memilih menjadi asisten pribadi Aris yang notabennya meneruskan usaha keluarganya dan juga bisnis nya sendiri. Si kembar yang membuka jasa EO mengikuti jejak Auntynya. Celline yang memang akan meneruskan usaha orang tuanya yang mengambil jurusan yang sesuai, perhotelan dan bisnis sekaligus dalam menjalani kuliahnya. Farah yang baru saja lulus predikat terbaik di universitasnya membantu kedua orang tuanya menjalankan bisnis restoran dan juga tambang.

Sangat sibuk dalam lingkaran keluarga dan kerabat Aris, hanya Liana saja yang pengangguran, namun selalu siap sedia terhadap anak yang di sayanginya.

Hingga setiap hati di lalui Liana ada saja terkadang wanita yang datang mencari suaminya dan tidak pernah ada yang mengetahui jika ia adalah istrinya bukan pengasuh atau pembantu di sini.

Lima bulan berlalu.

"Masih lama?" Tanya Aris yang lelah menunggu Liana yang lama mengurusi Dira yang baru selesai pup.

"Tidak, ini sudah selesai," ucap Liana yang menggendong Dira.

"Lain kali pergi sendiri!" ucap Aris yang sudah membuka pintu apartemennya.

Hari sabtu ini harus menggunakan topengnya kembali untuk Aris, dalam setiap weekendnya harus satu kamar dengan Liana dan tidak bisa menolaknya memang di awasi orang tuanya. Sikap yang masih sama dan perlakuannya juga belum berubah pada Liana. Jika di apartemen seolah tidak melihatnya, namun jika di rumah keluarganya sudah pasti harus melonggarkan sikap arogan dan dinginnya.

"Baiklah," jawab Liana yang kemudian kembali ke kamarnya. Padahal tadi sudah akan keluar. Namun di urungkan Liana yang sudah bosan dengan sikap suaminya yang acuh, arogan dan dingin padanya.

"Sebaiknya kita disini saja, Sayang." ucap Liana yang menidurkan Dira di atas tempat tidur dan mengganti pakaiannya.

Mengunci pintu kamarnya dan memilih bercanda dengan Dira. Masa bodoh dengan Aris yang pasti akan marah, mencari dirinya jika ingat.

Aris yang sudah emosi melajukan mobilnya dengan kencang melesat kerumah orang tuanya tanpa anak dan istrinya. Ini pertama kali di lakukannya.

"Siput!" kesal Aris yang memukul setir mobilnya.

Setelah sampai ke rumah orang tuanya, langsung masuk dan menyalami ke dua orang tuanya.

"Mana anak dan istrimu?" Tanya Vira.

"Nanti menyusul," ucap Aris yang tidak mau di tanya lagi langsung pergi ke kamarnya.

"Kenapa, Kak Aris, Mom?" Tanya Ad.

"Ga tau," jawab Vira.

"Apa mereka berantem? Baru kali ini Kak Liana dan Dira ga ikut bersama? Coba aku telp ya," ucap Ad.

"Ga diangkat, Mom," lanjut Ad setelah telp Liana namun tidak di angkat.

"Ya sudah, nanti saja." ucap Vira.

"Aunty," sapa Cello dan Celline bersamaan.

"Bagaimana kabar kalian?" Tanya Vira.

"So good!" serempak keduanya menjawab.

"Kak Aris dimana, Aunty?" Tanya Cello.

"Di kamarnya, baru juga datang." ucap Vira.

"Aris apa cerita padamu, Cello? Tentang rumah tangganya? Karena aunty lihat tidak ada perubahan malah terkesan menjauh setiap harinya?" ucap Vira yang penasaran. Sedikit banyaknya pasti Cello mengetahuinya lebih dari Vira karena statusnya.

"Ya begitulah, Aunty. Kak Aris masih menjauh tapi tetap memperhatikan semua kebutuhan mereka, walau aku yang menyiapkan. Baru baru ini memang sedang banyak pikiran Kak Aris, dan aku tidak berani bercerita jika bukan dia sendiri. Maafkan aku ya, Anty," jelas Cello.

"Terima kasih, itu sudah cukup bagi Aunty. Aris sudah berubah sangat jauh," ucap Vira dan di angguki oleh Cello.

"Kak," panggil Cello yang mengetuk pintu kamar Aris. Setelah berbicara dengan Vira, Cello menghampiri bosnya.

"Masuk," ucap dari dalam kamar itu.

Masuk Cello dan menutupnya kembali dengan rapat.

"Katakan," pinta Aris yang menghisap rokok di tangannya.

"Huf, kenapa kamu uring uringan dan itu terlihat jelas saat ini. Sampai sampai Mommymu introgasiku tahu!" kesal Cello pada Aris.

Memang jika sudah berdua mereka bersabahat dan sangat dekat. Bahkan sangat mengerti kelebihan dan kekurangannya.

"Aku sudah bosan bersandiwara! Aku akan menyudahi ini!" ucap Aris.

"Bukannya bersyukur, malah mau membuang!" ejek Cello.

"Kalau ga mau, kasih ke aku ya Kak. Kamu kan belum menyentuhnya kan?" selidik Cello.

"Ambil lah!" sangat mudah Aris mengatakan hal itu.

"Jangan meminta kembali saat aku sudah memulai loh, Kak! Ku tunggu jandamu Liana!" ucap Cello yang selalu memanasi Aris.

"Hem, aku masih bisa membayangkan saat menatap wajah teduhnya menungguku pulang. Sudah pasti akan langsung hilang setelah melihat sambutan darinya di pintu rumah," ledek Cello.

Pak!

Bantal sudah melayang di kepala Cello akibat ulah Aris tentunya.

"Kenapa?" goda Cello.

"Aku sudah sering bilang buka mata hatimu, Kak. Kamu mengurung terus selama mereka tinggal di sana. Lima bulan! Jika bukan wanita penurut dan sabar apa namanya? Padahal ia bisa membawa Dira ke taman atau bermain di sekitar sana, tapi tidak kan! Hanya pergi ke sini ataupun ke rumah Opa Adi. Jangan terlalu lama mengurungnya, aku bisa menjaga dan mencintainya selayaknya yang harus di berikan," lanjut Cello.

Akhirnya memilih keluar setelah puas ceramah panjang pada bosnya sendiri.

Brak!

Sengaja Cello membanting pintu kamar Aris.

Kak, terpaksa aku harus memancingmu! Sadarlah sebelum dia semakin kecewa dan akhirnya pergi meninggalkanmu.

...****************...

Terima kasih yang selalu menunggu up dari cerita baru mommy ini.

Like dan komentarnya di tunggu ya

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!