Bab 7

"Shit!" umpat Aris setelah kepergian Cello.

"Jangan harap kamu punya kesempatan!" emosi Aris semakin menjadi.

Banyak wanita yang merayu dan terus mencari perhatiannya di kantor. Namun selalu saja Aris manfaatkan untuk mengalihkan dirinya yanh selalu kesal akhir akhir ini pada sikap Liana.

Ya Liana sudah bersikap sama dengannya, cuek dan diam. Namun untuk urusan perut tentu saja Liana selalu menyediakan. Fokusnya hanya pada Dira dan berbicara panjang lebar.

Kenapa Aris dan Cello bisa mengetahui jika Liana sudah lelah tidak lain karena CCTV yang di pasangnya untuk mengawasi secara tersembunyi. Itu tidak ada yang tahu kecuali keduanya.

Aku kesal dan marah! Ada apa denganku? Saat Cello ingin mengambil Liana dan juga Liana yang sudah lelah padaku. Tidak mungkinkan aku punya perasaan padanya.

Saat makan malam semuanya tampak berkumpul hanya Aris kali ini yang diam dan menikmati makan dan hening.

"Kalian berantem?" Tanya Aldi.

"Tidak, Dad," jawab Aris dengan muka yang masam.

"Mukamu jelas sudah menjawabnya, masih ngelak!" cletuk Cello.

Pletak!

"Jangan asal nuduh!" kesal Aris yang memukul kepala Cello.

"Benarkan?" Cello mencari pembelaan dari kerabat yang lainnya.

Hampir semuanya menganggukkan kepalanya.

"Ck! Kalian komplotan beraninya!" ucap Aris yang berdiri dan memilih pergi lebih dulu ke luar.

Semua yang di meja makan tampak tertawa semuanya, gembira sekali malam ini menjahili Aris. Untung saja ga ada Liana, jadi bebas tanpa harus menjaga lidah mereka untuk mengumpat kakaknya.

"Ada apa, Ar?" Tanya Aldi yang duduk di bangku taman.

Aris duduk dan sedang merokok di hisapnya.

"Memang aku kenapa, Dad? Aku baik baik saja," terus saja Aris yang masih mengelak.

"Huf, masih ga mau jujur juga sama Daddy?" Tanya Aldi.

"Apa kamu ingin mengakhiri hubunganmu dengan Liana?" Tanya Aldi kembali.

"Iya, Dad." akhirnya Aris mengatakannya.

"Aku rasa hubungan ini tidak ada kemajuan dan terkesan semakin menjauh," lanjut Aris.

Cih! Seakan tersakiti padahal salahmu sendiri. Batin Cello.

Yang tidak sengaja mendengar percakapan anak dan bapaknya. Rasa penasaran Cello akhirnya tetap menunggu di sana dengan jarak aman tanpa di ketahui keduanya.

Aldi yang menepuk bahu anaknya itu sambil tersenyum.

"Istri itu akan selalu cerminan diri kita sebagai suami. Coba kamu perhatikan Mommymu, dia selalu hangat dan penyayang pada kalian anak anaknya, tapi sangat mencintai dan perhatian pada Daddymu ini. Karena Aku selalu meratukan dirinya, bahkan lebih dari diriku sendiri. Apakah kamu melakukan hal yang sama?" ucap Aldi.

Skak mat bagi Aris atas ucapan Aldi, yang tidak pernah ia lakukan. Bahkan perasaannya saja belum ada untuk Liana.

"Cobalah membuka hatimu dan berbicara baik baik dengannya, jangan asal main memutuskan sesuatu sendiri yang takutnya akan membuatmu menyesal," lanjut Aldi.

"Entahlah, Dad," bingung Aris dengan hubungannya.

"Aku harap kamu pikirkan kembali keputusanmu dan pertimbangkan yang barusan Daddy bilang," ucap Aldi.

Setelah itu meninggalkan anaknya sendiri, sedangkan Cello yang belum menyadari jika Aldi sudah didepannya.

"Uncle," cekikikan Cello salah tingkah yang ketahuan mencuri dengar.

"Puas dengar! Awas bintitan, Cello!" ucap Aldi yang kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Cello juga akhirnya masuk dan tidak akan mengganggu lagi sepupunya itu. Memberikan waktu dan juga kesempatan untuk bisa mencoba berdamai dengan keadaannya.

...Aku harus bagaimana, Ya Allah? Aku masih belum bisa menerima jika aku telah menikah dengannya, terlebih anakku yang semakin jelas wajahnya mirip Laura. Bantu aku memilih melepaskan atau mempertahankan....

Aku marah saat dia menerima sikapku yang melarang pergi selangkah kaki keluar dari apartemen. Aku kesal saat makanan yang dia masak selalu membuatku lahap. Aku kecewa saat pakaian kotorku selalu bersih dan tersedia di dalam lemari. Aku emosi saat melihat dia begitu menyayangi anakku, yang jelas jelas aku tidak ingin melihatnya.

Aku selalu mencari dirinya yang ramah dan penyayang pada anakku, lewat CCTV tersembunyi. Yang nyatanya tidak pernah di perlihatkan dan di peruntukkan untukku.

Aaaaaahhhhhhh!!!

Batin Aris.

Mengacak rambutnya dengan kasar dan menatap langit yang hitam legam bersih malam ini tidak ada bintang ataupun bulan.

"Langit malam ini seperti dirimu," ucap Vira yang paham dengan anak sulungnya.

Aris menengok pada sumber suara dan tersenyum smirk.

"Apakah Daddy yang mangatakannya, Mom?" Tanya Aris.

"Tidak," Vira menggelengkan kepalanya dan memeluk anak sulungnya yang memang sudah besar.

"Aku mommymu, tentu aku paham," lanjut Vira.

Sudah lengkap hari ini dapet ceramah terus dari kedua orang tuanya. Di kira membiarkan Liana dan Dira tidak ikut bersama dengannya adalah hal yang benar. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Terbongkar semuanya sifat yang sudah sangat jauh dari asli pemiliknya.

"Mom, apakah aku harus melepaskannya?" Tanya Aris yang merebahkan kepalanya pada paha Vira.

Vita mengusap lembut rambut anaknya.

"Bebaskan dia jika kamu tidak menginginkannya, tidak berhak kamu menyiksa terus. Sudah cukup lima bulan ini dia menderita," akhirnya Vira mengatakan hal yang sangat menyakitkan hatinya. Liana menantu yang baik dan juga sangat penurut.

Vira menyembunyikan air matanya saat akan jatuh ke bawah mengenai anaknya. Sakit ini harus di lakukannya demi bisa membuka mata anaknya. Memang salah di Aris, telah memaksa menikah dengannya. Di tambah membuatnya menderita, hilang kebebasannya dan juga cita citanya harus merawat anak sambungnya.

Sudah cukup kamu membuat menantuku menderita, walau kamu anakku yang paling aku sayangi. Aku akan bertindak menyadarkanmu. Batin Vira.

Aris lumayan terkejut apa yang di ucapkan oleh Vira. Diam dan tidak ada lagi percakapan keduanya.

Sedangkan di apartemen Aris.

Liana dan Dira tengah asyik bermain, terbiasa berdua dan selalu menikmati tanpa mau mengeluh. Dunianya hanya tertuju pada Dira, asal tidak ada yang menyakitinya.

Liana menikmati kebersamaan dan melihat dengan matanya sendiri perkembangan Dira.

Kak, anakmu sungguh duplikat dirimu. Tenanglah disana, anakmu akan selalu aku jaga. Batin Liana.

Dira yang tampak mengantuk setelah lelah bermain, Liana membawanya ke dalam kamar dan memeluk dan menepuk nepuk pantat kecilnya itu. Tidak membutuhkan lama sudah terlelap bayi yang sudah mulai bisa duduk.

"Bagaimana nasib rumah tanggaku, masa iya Dira besar masih flat begini?" Ucap seorang diri Liana yang menghirup udara malam di balkon apartemennya.

"Lebih baik hidup berdua jika memang tidak berkembang. Maju salah mundur pun sudah. Jika diam pasti tidak enak," gerutu sendiri Liana.

Malam ini sama sama menatap malam yang sangat gelap gulita, baik Liana ataupun Aris. Tempatnya saja yang berbeda dalam memandang keindahan kekuasaan sang pencipta.

Bantu aku Ya Allah, bertahan menyakitkan atau berpisah bisa membuatku tenang. Batin Liana.

...****************...

Terima kasih yang selalu mendukung karya mommy ya. Love sekebon ya 🌹🌹🌹🌹🌹

Like dan komentarnya di tunggu.

Terpopuler

Comments

IKA UMY

IKA UMY

berbeda dng Aris saat msh kecil.... selalu penyayang n slalu brfikir k dpn mskpn msh kecil. skrng sdh trlalu k kutub alhasil lbh dingin sedingin es balok

2024-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!