Bab 5

"Yang sabar ya Nana," pinta Vira saat setelah kepergian Aris.

Belum juga bekerja di kantor yang sudah menjadi impiannya. Namun sudah di larang oleh suaminya. Memakai alasan anaknya untuk selalu menekannya.

Vira datang untuk memberikan dukungan pada menantu barunya, yang memang jauh lebih sabar dari mendiang kakaknya.

"Iya, Mom." tersenyum Liana walau terkesan di paksakan.

Dira yang dalam gendongannya tengah tertidur seperti biasanya.

"Maafkan Aris, bersikap egois dan memanfaatkan kelemahanmu atas Dira. Mommy tidak mendukungnya tapi tida bisa menahanmu dan Dira tetap bersama disini," peluk Vira dan menatap cucunya tengah pulas tertidur.

"Aku akan bersabar, Mom. Tidak perlu meminta maaf padaku, memang sudah seharusnya aku menurutinya. Selagi memang baik," ucap Liana.

"Beruntung sekali seharusnya Aris mendapatkanmu, semoga saja hatinya bisa terbuka. Bantu dia untuk bisa jatuh hati padamu, mommy yakin kamu bisa melakukannya," ucap Vira.

Liana hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saja.

"Apakah sudah packing pakaianmu, Liana?" Tanya Vira.

"Belum, Mom. Sebentar lagi aku siapkan. Sekalian dengan punya Dira," ucap Liana.

"Punya Dira sudah di packing oleh auntynya, dan akan di rapihkan langsung di apartemen Aris oleh mereka. Punyamu juga sekalian saja," ucap Vira.

"Tidak ada penolakan," ucap si kembar bersamaan yang masuk ke dalam kamar Aris.

"Sssuuuuutttt," Vira yang menutup mulutnya dengan satu jari tangan.

"Sori," lirih si kembar menjawabnya.

Setelah itu dengan gerakan cepat An dan Ad merapihkan milik kakak iparnya. Dan membawa serta milik Dira untuk di rapihkan di apartemen kakak sulungnya.

Keluarganya sangat menyayangi dan peduli padanya, berbanding terbalik dengan suaminya yang sangat arogan dan balok es.

Malam hari di kediaman Aldi.

"Sering sering kemari ya, Sayang. Bila ada sesuatu jangan sungkan telp ya," pinta Vira sesaat sebelum Liana dan Aris pergi.

"Kami hanya tinggal di apartemen, Mom. Bukan pergi ke luar negri," ucap Aris.

"Iya, Mom, terima kasih semuanya," ucap Liana yang memotong ucapan Aris.

"Semoga saja Aris bisa membuka hatinya atau dia akan menyesal menyiakan Liana," ucap Aldi yang memeluk Vira setelah kepergian anak, mantu dan cucunya.

"Amin," ucap Vira.

*

Dira dalam gendongan Liana tengah melangkah di belakang Aris yang berada di depannya menuju tempat tinggal baru bagi mereka.

Memang hanya hening dan sunyi keduanya tidak ada kata yang terucap. Dira yanh tengah tidur pulas dan juga tidak ada bahan obrolan.

Hingga di lantai 11 no. 11 tempat tinggal Aris dan membuka pintu lebih dulu. Setelah Liana mengikuti di belakang dan berhenti tepat di pintu kamar utama.

"Kamu disini dengan Dira, dan aku di kamar sebelah," ucap Aris yang masuk ke dalam kamar sebelah.

Aris tahu jika semua barang Dira dan Liana berada dalam lemarinya saat ini. Dan sesaat setelah si kembar pergi dari apartemennya, Cello kembali merapihkan milik Aris yang minta di pindahkan di kamar sebelahnya.

"Maafkan aku, Sayang." lirih Aris yang menatap layar hpnya.

Apartemen ini adalah milik Aris hanya untuk sewakti dirinya malas pulang karena banyak masalah di perusahaan ataupun malas jadi bahan ejekan adik adiknya. Dan Liana lah wanita pertama yang di bawa masuk bahkan tinggal menetap disini.

"Jika aku bisa memutar waktu, aku pasti menuruti keinginanmu. Aku menyesal, Sayang. Ra, wajah anak kita seperti duplikatmu dan itu selalu menyiksaku setiap kali melihatnya. Bukan aku tidak menyayanginya. Namun aku tidak sanggup menatap wajahnya selalu terbayang akan kebodohanku yang membuatmu pergi selamanya dariku," sesal Aris yang terus memandang wajah mending istrinya.

Buliran air matanya kembali jatuh, kesedihan yang masih melekat dalam dirinya, hatinya seakan penuh penyesalan dan kekecewaannya pada diri sendiri. Aris selama ini memendamnya sendiri tidak mau terlihat oleh orang lain lagi, sikapnya harus di ubah paksa karena keadaan menjadi dingin dan arogan, terlebih pada Liana yang di paksa masuk dalam hidupnya.

Sedangkan di kamar sebelah Liana yang telah berganti pakaian dengan baju tidurnya, keluar ke dapur yang tidak jauh dari kamarnya untuk mengambil air minum yang akan di bawa ke dalam kamarnya. Dan juga menyiapkan air untuk di masak agar bisa di masukkan ke dalam termos kecil untuk menyeduh susu bagi Dira.

Meninggalkan Dira sedikit lebih lama karena menunggu air nya mendidih, ternyata saat kembali Dira tengah terbangun, hanya mengerjap matanya saja.

"Anak Mama sudah bangun?" ucap Liana yang sudah membiasakan dirinya di panggil Mama dan juga berbicara dengan Dira walau masih bayi belum mengerti.

"Mau susu? Sebentar ya, Sayang. Mama buatkan dulu susunya. Anak mama pinter ya, sabar ya," ucapnya sambil tangannya membuka kaleng susu dan menyeduhnya kedalam botol dan setelah di rasa pas suhu untuknya segera diberikan pada bayi mungil itu.

Sedotan yang cukup kencang bagi bayi, terkesan sangat lapar dan haus. Bayi yang baru berusia tiga bulan lebih harus mandiri sejak dini dan tidak pernah mendapatkan ASI dari ibu kandungnya. Sudah tampak gemoy di tubuh bayinya, beratnya sudah bertambah terlebih sejak Liana yang merawatnya.

Di balik badan bayinya atau posisi tengkurap setelah menghabiskan satu botol penuh Dira oleh Liana agar tidak gu moh atau kekenyangan. Ditepuk tepuk tidak lama tertidur kembali bayi itu. Liana tertidur juga setelah Dira benar benar pulas.

Di pagi hari, Liana bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan sebisanya saat ini. Melihat isi kulkas semalam memang penuh.

"Mau di makan atau tidak bukan urusanku, yang penting aku sudah berniat baik," oceh Liana yang membuat nasi goreng telor mata sapi dua piring.

Dira bayi kecil itu sudah bersih dan wangi saat Liana dan Aris sarapan. Dalam box dekat dengan Liana agar selalu bisa mengawasinya tanpa perlu khawatir.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Liana yang mencoba membuka percakapan.

"Jangan bicara saat makan!" ucap Aris yang terus menyantap hidangan pagi ini.

"Ini kartu dan pinnya ada di belakangnya. Itu nafkah dariku," ucap Aris setelah bersiap menuju kantornya.

Setelah itu Aris keluar begitu saja dari apartemennya ini tanpa berpamitan.

"Membosankan dia! Lihatlah Sayang, Daddy itu belagu!" oceh Liana yang membawa Dira untuk menonton di depan TV.

"Nanti kelak sudah besar jangan seperti Daddymu, Sayang. Cukup satu saja bikin pusing!" lanjut oceh dan keluh Liana.

Ting tong!

Ting tong!

Liana terkejut belum ada satu hari tapi pintu apartemennya ada yang bertamu?

"Siapa yang datang mencari Daddymu?" oceh kembali Liana yang menggendong Dira yang melangkah menuju pinti utama.

"Tunggu, aku intip dulu." setelah di intip Liana memang tidak mengenalnya. Tapi penasaran juga di dalam hatinya.

Liana dengan memberanikan diri untuk membukanya.

"Aris ada?" Tanya langsung wanita yang tadi memencet bel apartemennya.

...****************...

Terima kasih yang sudah menyukai karya mommy satu ini.

Like dan komentar di tunggu ya.

Terpopuler

Comments

Sunshine💐🤎

Sunshine💐🤎

hai kak aku mampir lagi, aku subscribe dulu karya kakak
semangat terus😍🙌

2024-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!