Bab 18

Aris yang terus tersenyum dan bersiap terus saja bersiul di dalam kamarnya. Untung saja kamarnya kedap suara, gembira dan bahagia Aris seorang diri.

"Tunggu!" pada dirinya sendiri saat di depan cermin.

"Aku harus bersikap biasa dan tidak ada yang boleh pergerakanku. Mumpung Cello tidak ada dan tidak akan menggangguku, jadi harus di manfaatkan sebaiknya. Ar, kamu memang pandai," puji pada dirinya sendiri di deoan cermin.

Kembali menata wajah dan penampilannya agar tidak ada yang menyadari se isi rumahnya. Langkah kakinya keluar dari kamar menuju ruang makannya. Tampak diam semuanya disana.

*

Sementara pagi ini jam 7 sudah terjadi kehebohan di ruang makannya si kembar yang kepo. Tidak tertinggal Vira yang ikut penasaran disana.

"Semalam Kakak minta tolong apa?" Selidik Ad yang memang tukang kepo.

"Aman pokoknya, cuma minta bantuan untuk ngurus karyawan yang akan umroh gratis." jelas Celline.

"Yakin? Kok aku ga bisa percaya deh." elak An kali ini.

"Harusnya kamu ikut ke dalam, tidak mungkinkan aku bertanya pada orangnya langsung untuk pembuktian hal itu. Malah akan membongkar dengan mudah namanya. Apalagi kita ngomong disini di pagi ini pula," jelas Celline.

"Mommy percaya padamu, Cell," ucap Vira.

"Hpmu di bawakan, Cell. Apa ada lihat kakak meminjam atau kamu menyimpan sembarang tempat?" Tanya lagi Ad.

"Hp tetap di sampingku dan ia tidak ada meminjamnya. Karena fokus sama sama ke project saja," bela Celline sendiri.

"Hp tetap di posisi semula. Bukan aku tidak percaya, Cell. Mengingat cerdiknya Kak Ar," ucap An kali ini mendapatkan anggukan dari Vira dan Ad.

"Yakin, Kakak cuma ke kamar kecil sebentar lalu kembali lagi. Dan tidak ada pembicaraan yang menuju kesana juga. Udah ah, jangan introgasi pagi pagi gini. Aku lapar, nanti si empu nongol tau. Kepanasan!" ucap Celline dan bertepatan dengan pintu kamar Aris terbuka.

"Panjang umur," lirih Vira yang kembali ke dapur.

"Hai semuanya," sapa Aris yang baru datang.

"Iya, Kak. Loh tumben udah rapih mau kemana?" selidik Ad.

"Oh, itu. Aku mau ke proyek A, karena Cello di Bali jadi hari ini aku harus meninjau langsung. Paling dua hari pas dengan Cello tiba." jawab Aris santai.

"Sama siapa, Kak?" Tanya An.

"Mau ikut kalian?" Tanya balik Aris.

Jangan ikut pokoknya kalian, bisa gagal rencanaku. Hanya basa basi saja agar kalian tidak curiga. Batin Aris.

"Bukannya proyek itu di atas gunung ya, Kak?" Tanya An kembali.

"Ya, betul kan karena itu project villa. Masa di gunung kita bikin mall apa jadinya nanti. Yang ada pengunjungnya dedemit," ucap Aris yang tidak tersenyum sama sekali. Namun tidak di dalam hatinya tertawa puas.

"Sudah, sudah. Kalian makan dulu, jangan terus ngobrol ga akan ada habisnya," ucap Vira saat masuk membawa salah satu menu sarapan pagi ini.

"Iya, Mom." jawab serempak mereka.

Dan saat itu Aldi yang baru turun dari tangga kemudian bergabung sarapan bersama disana.

Setelah selesai sarapan Aris pamit lebih dulu. Karena ia harus segera menjemput istri dan anaknya.

"Assalamualaikum Mom, Dad. Doakan aku semoga lancar usahanya," pamit Aris meminta doa restu kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam, Mommy pasti doakan dan merestui perjalananmu, hati hati, Ar," ucap Vira.

"Waalaikumsalam, Ar restu Daddy selalu bersamamu. Hati hati di jalan," ucap Aldi.

Terima kasih Mom, Dad. Insha Allah kali ini sudah mengantongi restu dari kalian. Allah pasti ikut meridhoi jalanku menjemput istri dan anakku. Batin Aris tersenyum.

Setelah itu Aris masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan ke arah luar menuju gerbang rumahnya. Semakin jauh melesat menuju jalur bebas hambatan kali ini.

Ya Aris tidak sepenuhnya berbohong karena project A ada di Surabaya. Sedangkan Liana dan Dira berada di Jogja, jalan yang di tempuh tentu sama dari Jakarta. Senandung Aris yang hatinya senang dan bahagia kala ini yang tidak bisa lagi di sembunyikan olehnya.

Lelah dalam perjalanan Aris? Tentu. Namun matanya seolah bersahabat. Musik nostalgia yang bahagia terus menemaninya saat ini. Tidak jarang ikut bernyanyi untuk menghiburnya di kala mengemudi seorang diri.

Hingga sampai di sua pertiga perjalanan Aris berhenti karena memang sudah lapar, waktu makan siang sudah lewat. Istirahat sejenak untuk mengisi perut yang lapar dan juga merebahkan tubuhnya yang tampak kaku lama duduk di balik kemudi.

"Hem, segarnya. Ayo kita lanjut," ucap seorang diri setelah sau jam istirahat di dalam mobilnya.

Mobil berjalan kembali setelah mencuci wajahnya hingga segar.

"Sedikit lagi aku sampai, Sayang. Bagaimana ekspresimu saat melihatku tiba? Aku menantikan itu," lirih Aris yang terus saja melihat jalan di depannya.

"Daddy datang Dira, menjemputmu dan akan menyayangimu." lagi Aris ucapkan.

Tersenyum terus di dalam mobilnya. Jika saja ada orang lain yang melihat bisa di pastikan disangka orang gila baru.

Malam hari Aris sampai di lokasi, tapi belum juga mendekat ke dalam rumah yang disinyalir tempat tinggal Liana dan Dira. Hatinya kembali ragu dan takut.

Apakah dia mau menerimaku?

Apakah dia akan senang aku datang?

Apakah dia akan marah?

Apakah dia sudah punya penggantiku?

Semuanya ada dalam pikirannya saat ini.

Deg!

Deg!

Deg!

Itulah yang pasti detak jantung Aris tidak baik baik saja dalam bekerja, baru sampai saja sudah kacau iramanya. Bagaimana jika sudah bertemu dengan orang? Bisa copot jantungnya itu.

"Huf, huf," Aris mengatur nafasnya.

Belum ada satu jam dia disana, tampak mereka keluar dari rumahnya.

Liana, Dira. Mereka? Batin Aris.

Oh tidak! Matanya penuh penyesalan yang sudah menyiakan mereka kini hanya bisa terus menatapnya dari dalam mobil yang tidak jauh dari sana.

"Kenapa kakiku jadi berat gini ya," ucap Aris sendiri.

"Sebaiknya aku matikan hpku, aku takut ada yang melacak keberadaanku," lanjut Aris yang memantikan hpnya.

Mata yang terus memandangi keduanya di depan rumah itu, musik sudah lama mati. Hanya keheningan yang menyelimutinya.

"Ayolah, Ar! Jadilah pemberani!" ucap Aris.

Yang memang ternyata tidak semudah pemikirannya di saat di Jakarta akan mudah. Nyatanya asli sangat berat dan sulit untuk Aris lakukan.

"Ar!!!!" teriak seorang diri menyebutkan namanya.

"Harus bisa! Harus bisa!" terus menyemangati dirinya sendiri.

Di dalam mobil sudah lebih dari satu jam lamanya sejak sampai disana.

"Ya Allah ridhoi aku, bismillah." Aris yang membuka pintu mobilnya.

Liana dan Dira memang masih ada di halaman depan rumahnya. Belum menyadari seseorang yang semakin mendekat padanya.

Aris terus mencoba mendekat dan perlahan langkah kakinya yang merindu pada mereka. Khususnya pada istrinya.

"Assalamualaikum," sapa Aris.

...****************...

Terima kasih atas dukungan kalian semuanya, love you all lah ya sekebon lebih boleh deh.

Like dan komentarnya di tunggu ya.

Terpopuler

Comments

IKA UMY

IKA UMY

aduh, aq ikut deg degan Thor.... sengaja d gantung yaaaa smpe salaam sj yaaaa
author q nac-kal deh.... /Facepalm/

2024-07-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!