Bab 10

"Apakah kakak kalian akan kehilangan atau tidak? Coba tebak?" Tanya Vira yang ikut senang melihat reaksi anak sulungnya.

"Tentu merasa kehilangan," jawab Ad.

"Biasa saja, kakak udah tertutup hatinya. Mungkin hanya sementara saja mencari. Tapi lihat saja satu minggu lama sudah tidak memikirkannya lagi," ucap An.

"Akut Ad, Aunty. Aku yang selalu bersama dengannya, akan ikut di sibukkan dengan itu," jawab Cello.

"Hem belum tentu juga, aku ikut Kak An. Sifatnya sudah berubah Kak Aris, sedingin es yang tidak bisa tersentuh oleh wanita. Hanya pada kami yang masih sama." jawab Farah.

"Menurut mommy sendiri?" Tanya si kembar bersamaan.

Kali ini jawaban yang di berikan si kembar berbeda dan mempunyai satu pendukung masing masing. Vita hanya tersenyum melihat seantusias itu tentang kehidupan kakaknya.

"Kalau itu rahasia. Kan Mommy yang memberikan pertanyaan jadi kali ini akan menjadi jurinya. Siapa yang benar akan mendapatkan hadiah dari kami. Tapi tidak boleh ada yang curang. Mau bagaimana pun kakakmu sedang tersesat." jelas Vira.

Semuanya setuju dan menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah kita bersiap kerumah Opa, pasti sudah di tunggu semuanya," lanjut Vira.

Semuanya membubarkan diri masing masing. Tidak berselang lama sudah berkumpul lagi dan bersiap kerumah besar Adi.

Membawa tiga mobil dengan personil wanita dengan wanita dan Cello yang hanya sendiri kali ini. Vira dan Aldi di mobil sendiri.

"Assalamualaikum," sapa semuanya saat tiba di kediaman rumah Opanya.

"Waalaikumsalam," jawab Oma Sisi.

"Kalian sudah sampai, ayo masuk. Orang tua kalian sudah di dalam." lanjutnya.

"Mana Aris, Vi?" Tanya Sisi.

"Belum datang memang dia, Mom?" Tanya Vira.

"Tunggu saja, nanti dia akan kesini," lanjut Vira yang sempat mendapatkan gelengan dari Mommynya.

"Memang dia kemana dulu, Vi? Mommy kangen sama cicitnya loh, apalagi Daddymu, udah ga sabar main sama Dira," ucap Sisi.

Bagaimana jika aku mengatakan Dira tidak akan datang? Perasaannya seperti apa? Tapi aku harus bisa menahan sebentar demi menyadarkan anak sulungku. Batin Vira.

"Tunggu saja dulu, Mom." jawab Vira.

"Aku ke dalam dulu, Mom. Mau mencari Daddy," pinta Vira agar tidak banyak pertanyaan yang sulit di jawabnya saat ini.

Sementara di apartemen Aris berdiam diri di atas tempat tidur Dira dan Liana.

"Kamu kemana Liana membawa anakku?" lirih Aris.

"Awas saja kalau kamu mencelakai anakku?" ancam Aris entah dengan siapa.

Kring!

Kring!

Dering telp di saku celananya terdengar, dan langsung di ambil dan di gesernya di layar untuk menjawabnya.

"Kak, udah di tunggu sama Opa," pinta Cello.

"Ya, aku ke sana sekarang," jawab Aris. Lalu mematikan hpnya.

Bergegas Aris keluar dari apartemennya. Menuju kediaman Opa Adi. Hingga sampai disana setengah jam. Waktu yang santai dan jalan yang tidak padat membuatnya bisa lancar.

"Mana anak dan istrimu, Ar?" Tanya Adi.

"Aku sendiri, Opa. Memang mereka tidak disini?" keceplosan sudah Aris.

"Kan tadi Cello yang meminta kamu dan keluargamu di bawa? Bagaimana kamu, kan kamu suaminya?" ucap Adi.

"Tapi-" terputus ucapan Aris karena sudah di serobot oleh Omanya.

"Ar, mana Liana dan Dira?" Tanya Sisi.

"Aku sendiri Oma." jawab Aris yang selalu di tanya hal yang sama.

"Ar, memang tidak ada mereka disana?" Tanya Vira kali ini.

"Huf tidak ada. Aku kira mereka disini," ucap Aris.

"Lalu dimana mereka?" Kali ini Adi yanh bersuara.

"Entahlah," jawab enteng Aris.

Pletak!

Adi memukul kepala cucunya dan ini yang pertama baginya melakukan hal itu.

"Suami macam apa kamu! Anak dana istrimu tidak ada tapi bisa santai begini! Cari mereka! Aku tidak butuh kamu disini!" bentak Adi.

"Urus anakmu dengan benar Al!" bentak Adi pada anaknya juga.

"Kenapa aku juga yang kena, Dad?" Kesal Aldi.

"Sudah Dad, jangan marah terus nanti jantungnya kambuh lagi. Masih inginkan melihat pernikahan si kembar," bujuk Vira yang memapah Adi masuk ke dalam.

"Urus anakmu, aku urus Daddymu," bisik Vira yang membawa Adi ke ruang tengah.

"Ar, Daddy kan sudah bilang, tapi ga pernah mau di dengar. Sekarang puas! Aku juga yang kena!" kesal Aldi yang meninggalkan Aris sendiri di taman samping rumah Opanya.

"Huf menyusahkan saja kamu Na," ucap Aris yang mengajak rambutnya.

"Apa mereka pulang ke Bandung? Coba aku telp Papa, Mama," bergegas Aris mengambil HP di saku celananya dan memencet tombol tertera nama mertuanya.

"Assalamualaikum, Ma. Apa kabar?" sapa Aris.

"Waalaikumsalam, baik, Nak. Kamu gimana kabarnya dengan keluarga baru kalian?" Tanya Nabila.

"Baik, Ma. Alhamdulillah," jawab Aris.

"Syukurlah, Mama dengernya bahagia. Kapan kalian mau main berkunjung ke sini?" Tanya Nabila.

"Nanti, Ma. Jika aku akan jadwalkan dulu ya," ucap Aris.

"Ya kami tunggu kedatangan kalian, Liana ada bersamamu, sudah tiga hari ga ada kabar. Mama rindu mau denger suaranya, boleh Nak?" Tanya Nabila di sebrang sana.

"Hem, tapi Liana sedang di kamar menidurkan Dira, Ma. Nanti akan aku sampaikan ya, agar bisa telp Mama," bohong Aris.

"Baiklah, Nak. Jaga mereka ya, titip salam juga buat orang tuamu dari kami," ucap Nabila tanpa ada rasa khawatir.

"Iya, Ma. Aku tutup dulu," pamit Aris.

Setelah telp di matikan dan kembali oada tempat semula. Aris termenung.

Kemana kamu? Di jakarta saja kamu tidak ada teman dan selama satu tahun ini kamu diam di apartemen dan menurut. Tapi kenapa sekarang pergi begitu saja? Ada apa? Apakah aku ada salah padamu?

Semua keperluan dan kebutuhanmu dan Dira aku penuhi semuanya. Aku cek CCTV sebaiknya. Batin Aris.

Membuka aplikasi di hpnya dan melihat semuanya pergerakan tanpa ada yang terlewatkan, semuanya tanpak normal dan biasa. Bahkan saat pagi Aris pergi ke rumah orang tuanya, Liana dan Dira tidak membawa baju ataupun tas yang seakan pergi meninggalkannya.

Apa jangan jangan di jalan mereka di cilik? Batin Aris yang mulai khawatir.

Bagaimana jika iya? Bagaimana ke adaan mereka sekarang? Ini sudah satu hari dan belum ada yang telp meminta bayaran? Aku akan meminta Cello. Ya Cello.

Aris bangkit dan masuk ke dalam rumahnya dengan cepat mencari orang yang di tuju.

"Ikut aku!" perintah Aris.

"Nanti, Ar. Aku sedang bermain dengan mereka." tolak Cello yang memang sedang bermain truth or dead.

"Ini tentang Liana dan Dira!" marah Aris yang di tolak mentah mentah Cello.

"Apa hubungannya dengan ku, Ar. Aku sedang libur. Dan mereka itu anak dan istrimu!" bentak Cello yang menjadi pusat mata mereka.

"Bantu aku!" kesal Aris yang mendapat tatapan tajam dari semuanya.

"Orang minta bantuan itu harusnya sopan, bukan asal main perintah dan tarik!" kesal Cello.

"Mau bantu atau ga?" Aris menyeret Cello.

...****************...

Terima kasih atas dukungan kalian yang selalu menanti up mommy ya...

Dukung karya mommy ini.

Like dan komentarnya di tunggu ya

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!