Bab 20

Tampak seperti keluarga harmonis yang tidak pernah akan ada ujian dan rintangan jika melihat ketiganya sarapan untuk pertama kalinya dengan hangat. Ocehan Dira yang membawa suasana disana.

"Ma, jak Dy ke kebun teh yuk!" Ajak Dira yang ingin memperlihatkan kesukaanya disana.

"Mandi dan bersihkan badan dulu, Sayang. Daddymu juga ya, baru setelah itu kita kesana." ucap Liana yang di angguki oleh Dira.

"Ups, upa Dila, Ma. Dila mau andi dili ya," ucapnya.

"Iya, sayang," ucap Liana.

Liana kembali merapihkan sisa sarapan di meja dan kembali ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian ganti anaknya.

Ternyata di belakang sudah ada Aris yang memeluk tubuhnya.

"Hem," hirup Aris tubuh Liana.

"Mas, aku belum mandi dan bau. Lagian kita masih banyak yang harus di bicarakan loh," tolak Liana.

"Itu bisa nanti, lagian kamu tidak bau tapi wangi." elak Aris.

"Mas sebelum kesini dari mana? Jangan jangan kesambet tahu," tanya Liana.

"Aku tidak kesambet, aku dari rumah mommy langsung kesini. Jangan berpikir aneh aneh." jawab Aris yang masih memeluk Liana.

"Mas, lepas nanti di lihat Dira, ya aku aneh aja udah lama ga ketemu dan ngilang. Sekalinya datang berubah drastis kayak lingkaran gitu 360•," jelas Liana.

"Hem, nanti aku jelaskan. Pintaku jangan hubungi mereka dulu. Maksudku keluargaku," Aris yang tersenyum melepaskan Liana saat Dira keluar dari kamar mandi.

"Loh! Ma, Dy. Ga andi? Apan jalan nya," heran Dira melihat kedua orang tuanya masih di kamarnya.

Dira mendekat pada keduanya dan mengerutkan keningnya. Namun Liana seolah biasa saja, mengelap badan Dira dengan handuk, dan di baluri minyak telon dan sedikit bedak agar wangi aroma bayi, ya walau sudah mulai berubah tali Liana masih membiasakan hal itu padanya.

Memakai baju dan menyisirnya, lalu memakai pewangi lag di tubuh Dira.

"Hem, anak Mama sudah rapih. Tunggu di luar Mama mau bersiap," pinta Liana.

Aris melihat dari tempat tidur mereka yang duduk. Sangat handal untuk mengurusi Dira dan sangat menurut pula anaknya.

"Mas, mandi sana, di luar ada kamar mandi tapi kecil. Kalau mau di dalam sini ya tinggal pilih." pinta Liana.

"Aku disni saja," jawab Aris.

"Pakaian gantimu dimana, Mas?" Tanya Liana yang sadar jika dari semalam Aris tidak membawa apapun.

"Ada di dalam mobil," ucapnya.

"Kuncinya ada di kamar sebelah," lanjut Aris yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi.

Liana yang keluar dan akan mengambil pakaian ganti suaminya. Setelah di dapatkan sudah meletakkan di atas tempat tidur.

Dira yang anteng menonton TV sendiri sambil menunggu orang tuanya bersiap. Liana membawa serta baju gantinya masuk ke dalam kamar mandi kecil di samping dapur rumahnya.

Setelah setengah jam baru mereka keluar pagi ini ke kebun teh yang sangat asri dan sejuk. Sama seperti Liana dan Dira awal kesini, terkesima dan terpesona melihat pemandangan di depannya.

"Dy elah?" Tanya Dira saat sampai di tempat istirahatnya.

"Ga, Sayang. Hanya belum biasa," jawab Aris yang ikut duduk disana.

Inilah hal yang di rindukan Aris, menu masakan yang tadi pagi sangat lahap bahkan menambah porsinya. Saking rindu dan baru menemukan kembali cita rasa yang hilang selama sebulan lebih ini. Akhirnya membuatnya kelelahan berjalan mengelilingi kebun teh ini.

"Ilah Dy," tunjuk Dira yang mengarah pada satu awan di atas langit yang menggambarkan senyum ceria.

"Ayak Aku, Dy. Ce neng dah da Dy di ini," ucap Dira.

Aris dan Liana terkejut mendengar pengakuan jujur dari bocah yang baru berusia satu tahun lebih dikit aja.

"Maaf, Daddy ya. Daddy janji tidak akan terulang lagi. Akan membuat Dira selalu tersenyum," ucap Aris.

"Anji," ucap Dira sambil memberikan jari kelingkingnya.

"Tentu, janji," ucap Aris yang ikut melingkarkan jari kelingkingnya pada anaknya.

"Yeeeyyy, ce neng deh Dila, Dy," sorak gembira anak itu terus berputar mengelilingi orang tuanya.

Sontak saja Liana dan Aris ikut tertawa disana. Aris menarik Dira dan memeluknya, Liana lun ikut terbawa sengaja Aris melakukannya.

"Modus," bisik Liana.

Aris tersenyum, ternyata istrinya itu bisa juga mengumpat dirinya.

Hingga malam ketiganya sudah berada di rumah kembali. Benar benar quality family time banget dah bagi mereka. Obrolan Liana dan Aris di mulai saat Dira telah tertidur.

"Baiklah, mari kita bicara," ucap Aris yang mengawali.

"Maafkan aku dan sikapku selama ini padamu dan juga Dira," ucap Aris yang memegang tangan Liana dan duduk di bawah memohon padanya.

Terkejut dibuatnya oleh sikap Aris kali ini. Luntur sudah sikap arogannya dan es balok pada dirinya.

Benar ini suamiku?

Mencoba menetralkan suara yang di rasa aneh bin sunyi oleh Liana. Melepaskan genggaman dari Aris niat hati ingin mengangkat bahu suaminya agar duduk kembali, tapi ternyata salah paham oleh Aris yang tetap menahan tangan istrinya.

"Aku mohon, Na. Bari aku kesempatan satu lagi. Aku akan membahagiakan kalian," pinta Aris saat tangan Liana mencoba melepas.

Belum juga di jawab oleh Liana namun Aris terus berbicara memohon dan meminta kesempatan lagi padanya.

"Mas, bisa berhenti dulu bicaranya." Akhirnya Liana memotong ucapan Aris yang mulai membuat Liana resah.

Aris diam sejenak dan mengikuti ucapan istrinya.

Liana menarik nafasnya, karena memang kedua nya tidak di pungkiri detak jantungnya sedang berolah raga ria.

"Mas, duduk di atas. Aku tidak layak atas permohonan yang berlebihan ini olehmu. Kita bisa bicara baik baik, tolong lepaskan dulu tanganku. Bisa keram dan tidak bisa di gunakan lagi." ucap Liana.

"Mas, duduk di atas," pinta lagi Liana.

Akhirnya Aris menuruti istrinya yang duduk di sebelahnya dan tangannya sudah di lepaskan juga. Namun berganti dengan memeluk tubuh istrinya.

"Mas, kita bicara dulu. Bisa?" Tegas kali ini Liana yang pusing dibuatnya oleh sikap yang manja dan tidak mau lepas.

"Ga bisa, ini aku maunya seperti ini," rengek Aris.

"Terus mau bicaranya gimana?" Bingung Liana.

"Aku sudah mengatakannya tinggal kamu yang belum jawab, aku masih menunggu jawabannya." pinta Aris.

Haisss! Kok gini? Huf, sabar sabar. Liana cobaan apa lagi yang ada di depan. Hidup hidup terus saja di uji.

"Baiklah. Aku memberikanmu kesempatan itu, aku berharap bisa menjadi suami yang baik padaku dan jadi Daddy yang patut di contoh oleh Dira." ucap Liana.

"Terima kasih, istriku," ucap senang Aris yang tanpa di sadari mencium bibir sekilas Liana.

Cup!

"Ups! Sorry," kelepasan Aris yang kemudian memeluk istrinya.

Deg!

Deg!

Hati keduanya berdendang ria bersama disana.

Hingga akhirnya malam ini kembali lagi tidur bersama dan hanya sebatas berpelukan. Aris ingin menikmati ini saja dan tidak lebih.

Hingga pagi tiba tapi kali ini Aris yang lebih dulu bangun dan sudah mandi. Membangunkan Dira dan membantu mandi pagi ini, untung Dira tidak banyak bertanya. Saat Liana bangun, ternyata Aris sudah tidak ada di sana. Keluar hendak mencari namun bertepatan dengan mereka keluar dari kamar Dira.

"Loh, tumben sudah rapih, Sayang," tanya heran Liana.

"Jangan banyak tanya dulu, mandi dan bersiaplah. Koper sudah aku rapihkan dan baju gantimu sudah aku siapkan." memang Aris si tuan arogan masih belum hilang. Memerintah se enak jidatnya saja. Tapi mau bagaimana lagi istri tetap menurut pada suami.

...****************...

Terima kasih semuanya atas dukungan kalian. Hari ini up 3 bab ya. Karena mau pengajuan kontrak, doakan semoga cepat lulus ya.

Like dan komentarnya di tunggu ya.

Terpopuler

Comments

Regina Putri

Regina Putri

tolong dong dilanjutkan sampai selesai thoor

2024-07-10

1

IKA UMY

IKA UMY

waaahhhh akhrny d lanjutkan n tdk jd nggantung.... trmksh bnyk Thor

2024-07-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99 *Tamat*
100 Promo karya baru
101 promo karya baru
102 promo karya terbaru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya terbaru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99 *Tamat*
100
Promo karya baru
101
promo karya baru
102
promo karya terbaru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya terbaru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!