Bab 9. Menghadiri Rapat

"Adrian cepat bangun!" ucap Dito begitu dia tiba di kamar yang biasa di tempati Rania.

Dito baru saja menerima pesan dari Prabu. Asisten tuan Widodo itu mengatakan bahwa bos besar ingin mengadakan rapat untuk pemilihan Ceo baru di Pradipta Group. Yang artinya karir Adrian saat ini di ujung tanduk, meskipun kinerja Adrian selama dua tahun ini menjabat sebagai Ceo cukup bagus.

Namun, mengingat kelakuan buruk Adrian yang sudah mengecewakan tuan Widodo, bisa saja posisi bosnya itu digantikan oleh pewaris Pradipta Group yang lainnya. Seperti Aryan, atau sosok pewaris lain lagi, yang selama ini misterius. Dia selalu di sebut setiap rapat pembagian keuntungan. Tapi tidak pernah terlihat.

Apalagi menurut Prabu, hari ini tuan Widodo akan memperkenalkan pewaris rahasia itu. Dan Dito dipesan untuk tidak memberi tahu Adrian, jika dia masih ingin bekerja di Pradipta Group.

"Aku izin dulu hari ini Dit. Tolong kamu saja yang menemui tuan Aditama pagi ini." jawab Adrian yang enggan membuka matanya.

"Tidak bisa Bos! Tuan Widodo mengadakan rapat dadakan para pemegang saham pagi ini."

"What!" ucap Adrian terkejut mendengar penjelasan Dito. Pria itu langsung bangkit dan bersandar di sandaran tempat tidur.

"Untuk apa kakek mengadakan rapat para pemegang saham?" tanya Adrian.

"Aku tidak tahu, Prabu hanya memberitahu tuan Widodo minta diadakan rapat pagi ini. Sepertinya ada hal penting yang ingin beliau bahas." jawab Dito.

"Semua pekerjaan kita tidak ada yang bermasalah, kan?" tanya Adrian lagi untuk memastikan dia tidak membuat kesalahan.

"Semua pekerjaan memang tidak ada masalah. Tapi Ceo Pradipta Group yang bermasalah." ingin sekali Dito menyampaikan itu pada Adrian, tapi dia harus bisa menahan diri agar Adrian tetap menghadiri rapat pagi ini.

Dito terpaksa berbohong, mengatakan dia tidak tahu apa yang menyebabkan tuan Widodo mengadakan rapat pagi ini. Tentu saja Prabu sudah menjelaskan semuanya pada Dito mengenai agenda rapat yang akan tuan Widodo bahas pagi ini.

Dito tidak terkejut mendengar penjelasan Prabu. Asisten Adrian itu justru kagum dengan tuan Widodo yang bisa mengetahui perbuatan Adrian terhadap Rania secepat ini.

"Kenapa kamu diam, apa ada yang kamu sembunyikan dariku Dit?" tanya Adrian sambil menatap curiga pada asistennya itu.

"Tidak ada masalah dengan pekerjaan. Aku diam karena sedang mengingat pekerjaan kita selama satu bulan terakhir. Mungkin saja ada kesalahan yang tidak kita sadari, sampai-sampai membuat tuan Widodo mengadakan rapat dadakan "jawab Dito berdalih.

"Lalu?" tanya Adrian lagi. Namun tatapan matanya masih saja menatap curiga pada Dito.

"Tidak ada kesalahan. Sebaiknya kamu segeralah bersiap." jawab Dito. Apa lagi yang bisa dia katakan selain meminta Adrian untuk segera pergi ke perusahaan.

"Kita harus sampai di perusahaan sebelum tuan Widodo tiba." ucap Dito lagi. Lalu dia berjalan meninggalkan kamar Adrian dan Rania, agar Adrian bergegas untuk pergi ke perusahaan.

Adrian tiba di perusahaan lebih awal dari biasanya. Dia setuju dengan ucapan Dito untuk tiba lebih dulu di perusahaan, demi menyambut kedatangan sang kakek yang mungkin saja sudah medengar apa yang terjadi antara dia dan Rania.

"Selamat pagi Tuan Muda," sapa Linda, sekretaris Adrian. Akibat melamun, Adrian dibuat terkejut dengan sapaan Linda.

"Kamu sudah menyiapkan keperluan rapat pagi ini?" tanya Adrian, setelah kembali ke stelan pabrik.

"Sudah Tuan. Ini sarapan yang anda minta." Jawab Linda.

"Letakkan saja di meja. Terima kasih." Balas Adrian, tanpa melihat ke arah sekretarisnya.

Linda menatap penuh tanya pada Adrian. Baru kali ini bosnya itu mengucapkan kata terima kasih selama dia bekerja sebagai sekretaris pria itu.

"Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya Adrian, karena Linda belum juga beranjak dari ruangannya.

"Tidak ada Tuan, saya permisi." jawab Linda lalu pergi meninggalkan ruangan Adrian.

Baru saja Adrian menyelesaikan sarapannya, tuan Widodo masuk menemui cucu laki-laki keduanya itu.

"Kakek!" panggil Adrian terkejut. Mengapa pagi ini semua orang yang menyapanya membuatnya terkejut.

"Maaf Adrian tidak menyambut kedatangan kakek." ucap Adrian lagi.

"Tidak apa-apa." jawab tuan Widodo sambil melihat kearah tempat makan Adrian.

"Rania yang membawakan kamu bekal?" tanya tuan Widodo lagi.

"Iya. Aku terburu-buru ke perusahaan. Tidak sempat sarapan, jadi Rania membawakan bekal." jawab Adrian berbohong.

Kakek Adrian itu tersenyum meskipun dalam hatinya memendam kecewa. Cucunya pandai sekali berbohong.

Tuan Widodo sejujurnya menaruh harapan besar agar Rania dan Adrian tetap bersama. Akan tetapi, dia juga tidak bisa memaksakan kehendak. Jika semua itu, justru menyakiti Rania. Apa lagi tuan Widodo telah berjanji pada ayah Rania. Dia akan mejaga dan melindungi Rania sampai akhir hayatnya.

"Tuan, para pemegang saham sudah menunggu anda di ruang meeting." ucap Prabu melaporkan.

"Apa tamu istimewa kita sudah datang?" tanya tuan Widodo.

"Belum Tuan. Menurut informasi, mereka masih dalam perjalanan." jawab Prabu.

"Baiklah. Ayo kita temui pemegang saham yang lainnya terlebih dahulu." ucap tuan Widodo.

"Kek!" panggil Adrian membuat tuan Widodo menghentikan langkahnya.

"Siapa tamu istimewa yang Kakek maksud?" tanya Adrian penasaran.

"Kamu akan mengetahuinya nanti." jawab tuan Widodo yang sengaja membuat Adrian penasaran, sama seperti yang lainnya.

"Apa aku mengenalnya?" tanya Adrian lagi, tidak mau menyerah.

Tuan Widodo tersenyum, "Tentu saja kamu mengenalnya. Bahkan sangat mengenalnya." jawab tuan Widodo.

"Ayo Prabu, jangan biarkan para pemegang saham itu menunggu terlalu lama!" Prabu mengangguk, lalu mengikuti langkah bos besarnya itu menuju ruang rapat.

***

Rania merasa masih sangat lelah pagi ini. Rencananya dia akan melanjutkan tidurnya dan kembali ke kediamannya sore hari. Rencana tinggal rencana, Aryan memaksa Rania untuk ikut pergi bersamanya dan Cinta. Entah kemana Aryan dan Cinta akan membawanya pergi pagi ini. Yang jelas, Mereka bertiga mengenakan pakaian yang cukup formal.

"Kak, kita sebenarnya mau ke mana?" tanya Rania.

"Sudah ikut saja!" sahut Aryan.

"Kakak selalu saja...."

"Selalu apa?" potong Aryan perkataan Rania.

"Bukankah kamu ingin segera bercerai dari Adrian?" tanya Aryan setelah melihat adik sepupunya itu terdiam. Rania mengangguk.

"Pagi ini salah satu jalan yang membuat proses perceraian kamu cepat diselesaikan." ucap Aryan lagi.

"Benarkah?" tanya Rania senang. Matanya berbinar bahagia. Tidak sia-sia dia memiiki kakak sepupu seorang pengacara.

"Baik pak pengacara, klien anda siap mengikuti semua petunjuk yang Pak Pengacara sarankan." ucap Rania lagi.

Aryan dan Cinta tertawa kecil melihat kelakuan adik mereka satu ini. Aryan senang, Rania bisa menghadapi permasalahnya ini dengan kondisi yang baik-baik saja.

Aryan tidak tahu saja, jika hingga saat ini Rania masih sering mengunjungi temanya yang seorang psikiater. Rania sering berkonsultasi dan juga mengobati rasa kecewa pada diri sendiri, yang pernah Rania alami di awal-awal pernikahannya.

Jika tidak? Rania mungkin akan terus terpuruk memikirkan nasib rumah tangganya yang tidak layak disebut rumah tangga itu. Sekarang, Rania sudah sangat siap, walau terkadang ganguan kecil dalam dirinya masih saja hadir.

"Ayo kita berangkat sekarang!" ucap Aryan mengajak istrinya dan Rania.

Tidak ada lagi yang bicara selama mereka dalam perjalanan. Hanya Rania yang tampak sibuk membalas pesan dari beberapa kliennya dan temanya yang seorang psikiater. Terlalu sibuk berbalas pesan, Rania tidak sadar jika Aryan dan Cinta membawanya ke kantor utama Pradipta Group.

"Nanti lagi berbalas pesannya. Sekarang ayo turun!" ucap Aryan karena Rania masih terlihat sibuk mengetik sesuatu di layar pipih milik adiknya itu.

Rania menghentikan gerakan jemarinya di ponsel, lalu melihat ke arah Aryan. Rania bukan sedang berbalas pesan, tapi dia sedang melanjutkan menulis novelnya yang sedang on going.

"Kita di ma.... Kenapa kita ke kantor Pradipta?" tanya Rania tidak mengerti.

"Bukankah orang yang akan kamu gugat bekerja di perusahaan ini?" jawab Aryan.

Rania terdiam. Dia memang akan bercerai dengan Adrian, tapi dia sudah tidak ingin bertemu Adrian lagi. Kejadian malam kemarin masih meninggalkan rasa trauma tersendiri pada Rania. Sayangnya Aryan tidak tahu itu. Itulah mengapa Rania mengirim pesan pada temanya yang seorang psikiater. Rania sedang membuat janji untuk konsultasi.

"Apa harus bertemu dia dulu?" tanya Rania akhirnya.

"Kamu tidak ingin bertemu Adrian?" tanya Aryan menebak. Rania mengangguk.

"Tidak usah takut. Kita ke sini bukan untuk menemui Adrian. Kakek meminta kita menghadiri rapat tahunan pemegang saham." ucap Aryan lagi, menjelaskan.

"Tapi Kak, Ara bukan pemegang saham."

"Kakek yang meminta, jadi kita masuk saja!" balas Aryan.

"Ayo masuk! Biar kita tahu mengapa kamu dan Cinta di minta kakek menghadiri rapat pagi ini." ucap Aryan.

Mau tidak mau, Rania mengikuti apa yang Aryan katakan. Dia tidak sendiri, ada Cinta yang juga tidak tahu mengapa tuan Widodo memanggil mereka. Itu yang Rania pikirkan. Dia tidak tahu, mulai pagi ini, hidup Rania akan berubah. Satu rahasia besar akan terungkap.

...☆☆☆...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

jgn bilang kalau Rania adalah pewaris rahasia itu.. 🤔🤔🤔

2024-12-11

1

Rita Riau

Rita Riau

bakalan lengser kedudukan Adrian sebagai CEO.

2024-09-04

2

Uthie

Uthie

Wahh.. kayanya Rania sbg pemegang saham rahasia itu dehh 😀😀

2024-07-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Siap Berpisah
2 Bab 2. Bebas
3 Bab 3. Bertemu Aryan
4 Bab 4. Menemui Rania
5 Bab 5. Makan Malam
6 Bab 6. Melawan
7 Bab 7. Aku Baik Baik Saja
8 Bab 8. Mati Rasa
9 Bab 9. Menghadiri Rapat
10 Bab 10. Rania Sebenarnya
11 Bab 11. Lelah
12 Bab 12. Rania VS Alexa
13 Bab 13. Merasa Terpuruk
14 Bab 14. Tidak Bisa Bercerai
15 Bab 15. Ingin Bebas
16 Bab 16. Sebuah Rahasia
17 Bab 17. Klarifikasi
18 Bab 18. Terima Nasib
19 Bab 19. Mengugat Cerai
20 Bab 20. Arti Cinta
21 Bab 21. Tidak Asing
22 Bab 22. Menghadiri Sidang
23 Bab 23. Hilang
24 Bab 24. Bertemu Nyonya Alana
25 Bab 25. Kedatangan Ibu Saras
26 Bab 26. Resmi Bercerai
27 Bab 27. Terluka
28 Bab 28. Tidak Terluka
29 Bab 29. Rahasia Yang Lain
30 Bab 30. Semoga Berjodoh
31 Bab 31. Kembali Seperti Dulu
32 Bab 32. Memperkenalkan Ansel
33 Bab 33. Pernyataan Harsa
34 Bab 34. Tertangkap
35 Bab 35. Jadian
36 Bab 36. Takut Kehilangan
37 Bab 37. Menolak
38 Bab 38. Berjuang Bersama
39 Bab 39. Kedatangan Mama Ana
40 Bab 40. Ada Yang Bermain.
41 Bab 41. Adik Kakek Buyut
42 Bab 42. Menggunakan Pion
43 Bab 43. Lampu Hijau
44 Bab 44. Menjenguk Tuan Bryan
45 Bab 45. Hati Yang Kecewa
46 Bab 46. Calon Pengganggu Hubungan
47 Bab 47. Penganggu Berulah
48 Bab 48. Akad
49 49. Pesta Pernikahan
50 Bab 50. Lebih Menggoda
51 Bab 51. Yang Pertama Kali
52 Bab 52. Menemukan Pelaku
53 Bab 53. Ke Rumah Sakit
54 Bab 54. Kepergian Tuan Widodo
55 Bab 55. Lebih Baik Dicintai
56 Bab 56. Rencana Karla
57 Bab 57. Kedatangan Adrian
58 Bab 58. Syukuran
59 Bab 59. Cepat Nikah
60 Bab 60. Harapan Ayah Wildan
61 Bab 61. Wanita Idamannya
62 Bab 62. Seandainya Tidak Berdosa
63 Bab 63. Protect
64 Bab 64. Ratu
65 Bab 65. Mungkin Saja Jodoh
66 Bab 66. Mereka Adalah Keluarga
67 Bab 67. Garis Satu atau Dua
68 Bab 68. Bertemu Anita
69 Bab 69. Cemburu
70 Bab 70. Kekesalan Rania
71 Bab 71. Menunggu Karla
72 Bab 72. Sudah Direncanakan
73 Bab 73. Menaruh Dendam
74 Bab 74. Sikap Rania
75 Bab 75. Kedatangan Adik Adrian
76 Bab 76. Keponakan Mama Ana
77 Bab 77. Biar Saja Tahu
78 Bab 78. Sidang Keluarga
79 Bab 79. Sempurna Sebagai Wanita
80 Bab 80. Anugrah Yang Indah
81 Bab 81. Kamu Hanya Masa Lalu
82 Bab 82. Malu Sendiri
83 Bab 83. Semua Bahagia
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Siap Berpisah
2
Bab 2. Bebas
3
Bab 3. Bertemu Aryan
4
Bab 4. Menemui Rania
5
Bab 5. Makan Malam
6
Bab 6. Melawan
7
Bab 7. Aku Baik Baik Saja
8
Bab 8. Mati Rasa
9
Bab 9. Menghadiri Rapat
10
Bab 10. Rania Sebenarnya
11
Bab 11. Lelah
12
Bab 12. Rania VS Alexa
13
Bab 13. Merasa Terpuruk
14
Bab 14. Tidak Bisa Bercerai
15
Bab 15. Ingin Bebas
16
Bab 16. Sebuah Rahasia
17
Bab 17. Klarifikasi
18
Bab 18. Terima Nasib
19
Bab 19. Mengugat Cerai
20
Bab 20. Arti Cinta
21
Bab 21. Tidak Asing
22
Bab 22. Menghadiri Sidang
23
Bab 23. Hilang
24
Bab 24. Bertemu Nyonya Alana
25
Bab 25. Kedatangan Ibu Saras
26
Bab 26. Resmi Bercerai
27
Bab 27. Terluka
28
Bab 28. Tidak Terluka
29
Bab 29. Rahasia Yang Lain
30
Bab 30. Semoga Berjodoh
31
Bab 31. Kembali Seperti Dulu
32
Bab 32. Memperkenalkan Ansel
33
Bab 33. Pernyataan Harsa
34
Bab 34. Tertangkap
35
Bab 35. Jadian
36
Bab 36. Takut Kehilangan
37
Bab 37. Menolak
38
Bab 38. Berjuang Bersama
39
Bab 39. Kedatangan Mama Ana
40
Bab 40. Ada Yang Bermain.
41
Bab 41. Adik Kakek Buyut
42
Bab 42. Menggunakan Pion
43
Bab 43. Lampu Hijau
44
Bab 44. Menjenguk Tuan Bryan
45
Bab 45. Hati Yang Kecewa
46
Bab 46. Calon Pengganggu Hubungan
47
Bab 47. Penganggu Berulah
48
Bab 48. Akad
49
49. Pesta Pernikahan
50
Bab 50. Lebih Menggoda
51
Bab 51. Yang Pertama Kali
52
Bab 52. Menemukan Pelaku
53
Bab 53. Ke Rumah Sakit
54
Bab 54. Kepergian Tuan Widodo
55
Bab 55. Lebih Baik Dicintai
56
Bab 56. Rencana Karla
57
Bab 57. Kedatangan Adrian
58
Bab 58. Syukuran
59
Bab 59. Cepat Nikah
60
Bab 60. Harapan Ayah Wildan
61
Bab 61. Wanita Idamannya
62
Bab 62. Seandainya Tidak Berdosa
63
Bab 63. Protect
64
Bab 64. Ratu
65
Bab 65. Mungkin Saja Jodoh
66
Bab 66. Mereka Adalah Keluarga
67
Bab 67. Garis Satu atau Dua
68
Bab 68. Bertemu Anita
69
Bab 69. Cemburu
70
Bab 70. Kekesalan Rania
71
Bab 71. Menunggu Karla
72
Bab 72. Sudah Direncanakan
73
Bab 73. Menaruh Dendam
74
Bab 74. Sikap Rania
75
Bab 75. Kedatangan Adik Adrian
76
Bab 76. Keponakan Mama Ana
77
Bab 77. Biar Saja Tahu
78
Bab 78. Sidang Keluarga
79
Bab 79. Sempurna Sebagai Wanita
80
Bab 80. Anugrah Yang Indah
81
Bab 81. Kamu Hanya Masa Lalu
82
Bab 82. Malu Sendiri
83
Bab 83. Semua Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!