Adrian melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Dia membawa Rania pulang ke kediaman mereka. Selama dalam perjalanan, Rania yang terus memberontak untuk turun, tidak bisa berkutik lagi. Adrian mengikatnya. Mau tidak mau, Rania harus mengikuti Adrian yang membawanya pulang ke rumah mereka.
Kendaraan Adrian tiba di kediaman mereka. Setelah membuka ikatan Rania, Adrian membopong istrinya itu dengan cara meletakkannya di bahu. Sudah seperti karung beras saja Rania dibuatnya. Satu tempat yang Adrian tuju, yaitu kamar mereka.
Adrian menjatuhkan Rania di tempat tidur, "Aku tidak akan membiarkan kamu menjadi milik pria lain Rania." ucap Adrian berbisik di telinga Rania, sambil mengukung istrinya itu.
Bulu halus Rania berdiri, bergidik ngeri melihat Adrian malam ini. Dia bisa melihat dengan jelas, ada kilat amarah dalam diri Adrian. Tapi mengapa? Mengapa Adrian harus marah? Bukankah selama ini pria yang berstatus suaminya itu terus mendorong Rania untuk menjauh.
"Apa yang kamu inginkan Adrian?" tanya Rania memberanikan diri untuk bicara. Mata mereka bertemu dalam satu garis lurus. Seolah saling mendalami satu sama lain.
"Kamu! Kamu yang aku inginkan Rania. Kamu istriku, kamu milikku! Hanya milikku! Dengar itu!" jawab Adrian menggebu-gebu. Rania terkejut dan dia cukup takut dengan perangai Adrian malam ini. Namun sebisa mungkin Rania menutupi rasa takutnya.
"Kenapa baru sekarang?" tanya Rania sambil menahan sakit di pergelangan tangannya.
Adrian mencengkeram kedua pergelangan tangan Rania dengan sangat kuat. Rania tidak bisa melawan. Karena selain menahan kedua pergelangan tangannya, Adrian juga mengunci kaki Rania sehingga dia tidak bisa bergerak.
Harusnya Rania bisa melawan, karena dia memiliki ilmu bela diri. Sayangnya Adrian tahu bagaimana membuat Rania tidak bisa bergerak. Mereka satu perguruan saat belajar ilmu bela diri. Dan Adrian sangat tahu di mana kekuatan Rania dan di mana kelemahan gadis itu.
"Lepaskan Adrian! Kamu menyakiti aku." ucap Rania.
Permohonan Rania tidak membuat Adrian melepaskan istrinya itu. Pria itu justru menatap dalam padanya. Rania membalas tatapan Adrian, dia tidak mau kalah dan di intimidasi oleh pria yang sialnya berstatus suaminya. Kini sorot mata keduanya kembali berada dalam satu garis lurus untuk saling membaca pikiran masing-masing.
Adrian tersenyum tipis, "Aku tidak akan menyakiti kamu." ucapnya lembut, seraya mengusap pipi Rania dengan bibirnya.
"Tapi, jadilah Rania yang penurut seperti biasanya." ucap Adrian lagi.
Rania tidak mengiyakan, juga tidak menolak permintaan Adrian. Yang dia pikirkan, bagaimana caranya terbebas dari Adrian saat ini?
"Baiklah istriku tersayang." ucap Adrian lagi. Bukan tersanjung Rania rasanya ingin memuntahkan makanan yang sebelumnya dia santap di kediaman tuan Bryan, ke wajah Adrian.
"Sepertinya ini saat yang tepat untuk memenuhi janji kita pada kakek. Memberikan dia cicit. Bagaimana?" tanya Adrian.
Suara Adrian berubah menjadi lembut, setelah sebelumnya penuh kemarahan. Napas pria itu terdengar memburu di indra pendengaran Rania, saat berbisik. Sepertinya Adrian kini tengah terbakar gairah. Apa lagi Rania bisa merasakan, bibir Adrian kini mulai menyapu lehernya.
"Aku tidak akan menyakiti kamu, Rania. Aku hanya meminta hak ku sebagai suami. Dan memenuhi janji pada kakek." ucap Adrian lagi, berbisik di telinga Rania, lalu mengigitnya.
Sekuat tenaga Rania menahan diri jangan sampai dia mengeluarkan suara yang membuat Adrian semakin terbakar gairah.
Rania tidak kehabisan akal, dia tidak akan membiarkan Adrian menyentuh dirinya sampai kapanpun. Benar Rania mencintai Adrian, tapi bukan begini yang dia inginkan. Salah Adrian yang sudah menyia-nyiakan waktu selama dua tahun ini.
Bukan hanya karena itu saja, Rania tidak ingin disentuh Adrian. Rania tidak suka barang bekas. Adrian sudah sering berbagi peluh dengan Alexa. Karena itulah Rania tidak lagi ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Adrian.
Alexa tanpa malu mengirimkan video intim dia bersama Adrian, kepada Rania. Bukan sedih seperti yang Alexa harapkan, Rania justru berterima kasih. Bukankah dia bisa menjadikan video tersebut sebagai barang bukti Adrian berselingkuh?
Rania hanya berjaga-jaga saja, andai suatu hari Adrian melanggar kontrak dan tidak jadi menceraikannya. Seperti yang saat ini terjadi. Maka, Rania yang akan mengajukan gugatan cerai tehadap Adrian. Tentunya dengan barang bukti yang Rania miliki. Dan itu bisa memproses cepatnya persidangan.
Dan bodohnya Alexa, bukan hanya satu kali dia mengirim video keintiman antara dia dan Adrian. Setiap kali Adrian mengunjungi Alexa selama dua tahun ini, maka Alexa terus membanggakan diri. Dia bisa memiliki Adrian seutuhnya.
"Gadis bodoh! Murahan!" ucap Rania setiap kali Alexa mengirim foto atau video gadis itu bersama Adrian.
Sekarang mana bisa Rania merelakan Adrian menyentuhnya. Dia tidak pernah berjanji pada kakek Widodo. Hanya Adrian yang berjanji akan segera memberikan cicit untuk kakeknya itu.
"Auwww!" teriak Adrian kesakitan.
Rania sudah menggigit lengannya dengan sangat keras, bahkan sampai meninggalkan bekas. Rania menggunakan jurus andalan wanita saat terdesak. Biar saja tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. Rania punya senjata andalan wanita yang paling jitu, yaitu menggigit dan menjambak.
Tangan Adrian yang sakit reflek terlepas dari memegang pergelangan tangan Rania. Kesempatan itu Rania gunakan untuk menyerang bagian tubuh Adrian yang lainya. Adrian kembali berteriak kesakitan, begitu Rania menarik rambutnya hingga akarnya tercabut. Kesempatan itu kembali Rania gunakan untuk membuat Adrian semakin lemah. Pukulan telak Rania berikan, hingga Adrian tidak berdaya. Rania memukul tongkat sakti keperkasaan Adrian yang sering memasuki milik Alexa.
"Maaf Adrian, aku terpaksa melakukannya. Karena kamu sudah berani melecehkan aku." ucap Rania begitu melihat Adrian kesakitan menahan ngilu di benda pusakanya.
"Aku tidak suka dan tidak akan pernah mengizinkan senjata kebanggan kamu yang sudah sering masuk ke dalam milik Alexa itu masuk ke dalam milkku." ucap Rania lagi. Lalu meninggalkan Adrian yang tak berdaya di atas tempat tidur karena kesakitan.
"Jangan pergi Rania!" ucap Adrian memanggil Rania. Tentu saja Rania tidak peduli dengan panggilan Adrian itu.
Adrian mengusap wajahnya dengan kasar, "Dari mana Rania tahu dia dan Alexa sering bermain kuda-kudaan? Satu nama yang terlintas dalam pikiran Adrian.
"Alexa." ucap Adrian. Siapa lagi orang tahu tentang mereka, kecuali mereka berdua.
"Alexa bodoh!" umpat Adrian. Sepertinya Adrian baru menyadari kalau kekasihnya itu bodoh. Selamat menikmati penyesalanmu!
Dalam kesakitannya Adrian berpikir. Rania bukan tipe orang yang percaya begitu saja tanpa barang bukti. Itu artinya, Alexa mengirim bukti pada Alexa. Kapan? Bukankah mereka sudah lama tidak melakukannya? Sejak Alexa kembali, Adrian masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya dan mencari Rania. Belum ada waktu luang untuk mereka menghabiskan waktu berdua.
Rania meninggalkan kediaman yang selama dua tahu ini dia tempati. Sambil berjalan, Rania mencoba memesan ojek dan taxi online untuk mengantarkannya ke rumah sakit.
Ya, Rania akan pergi ke rumah sakit. Adrian sudah sangat keterlaluan malam ini. Rania tidak akan tinggal diam. Dia akan ke rumah sakit untuk visum. Adrian sudah di luar batas menyakitinya. Pria itu melecehkannya dan juga melakukan kekerasan rumah tangga padanya.
"Halo Ara." sapa Winda dari seberang sana.
"Win, kamu di rumah sakit?" tanya Rania.
"Iya, aku shift malam. Ada apa Ra?" jawab Winda lalu bertanya karena penasaran, karena tidak biasanya Rania bertanya tentang keberadaanya.
"Aku akan menemui kamu di rumah sakit." balas Rania.
"Ada apa Ra?" ulang Winda pertanyaanya karena penasaran. Dia berteman dengan Rania sejak mereka duduk di bangku sekolah tingkat pertama. Winda paham betul bagaimana Rania termasuk salah satu orang yang anti pergi ke dokter.
Tapi tidak dengan psikiater atau dokter jiwa. Rania pasien tetap selama dua tahun ini. Dan itu agar dia tetap waras menghadapi orang seperti Adrian
"Aku ingin melakukan visum." Jawab Rania.
"APA!" ucap Winda tidak percaya.
Sementara itu, Ansel yang tengah mencari Rania, akhirnya bisa melihat sosok gadis itu yang tengah bicara lewat saluran telepon.
"Rania." gumam Ansel, lalu turun dari kendaraan miliknya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Ansel begitu dia sudah turun dari mobil dan mendekati Rania.
Karena malam hari, Ansel tidak bisa melihat memar di pergelangan tangan Rania, akibat perbuatan kasar Adrian.
"Bisakah Kakak antarkan aku ke rumah sakit?" tanya Rania.
"Tentu saja bisa. Ayo!" ucap Ansel sambil membukakan pintu mobil untuk Rania.
"Terima kasih." balas Rania yang merasa tertolong dengan kehadiran Ansel. Sudah dua kali dia memesan taksi dan ojek online. Dua kali juga dia tidak mendapatkan hasil.
Sepanjang jalan ke rumah sakit tidak ada pembicaraan. Ansel dengan pikirannya sendiri, "Apa yang terjadi pada Rania?"
Sementara itu Rania memilih untuk memejamkan mata walau dia tidak bisa tidur. Setidaknya Ansel tidak akan banyak bertanya.
Tiba di rumah sakit, Winda sudah menunggu sahabatnya itu di lobby.
"Adrian yang melakukannya?" tanya Winda begitu melihat pergelangan tangan Rania. Rania mengangguk.
...☆☆☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Adrian cemburu.. yg bener aja, bukanya dia gak menganggap keberadaan Rania... dar laki' gak waras..
2024-12-11
0
Ririn Nursisminingsih
kerenn rania pling suka klau karakter ceweknya kyak gini🤩🤩
2024-11-18
0
Rita Riau
mampus kamu Adrian,, cinta dan benci itu beda tipis. dulu Rania bisa semau mu karena dia mencintai mu,,
2024-09-04
2