Bab 3. Bertemu Aryan

Indra penciuman Rania terganggu dengan bau masakan. Sesuatu yang sudah lama sekali tidak Rania rasakan. Tangannya meraba nakas untuk meraih jam weker yang Rania siapkan, agar dia tidak terlambat bangun untuk menyiapkan sarapan Ardian.

Namun Rania tidak menemukan benda yang dia cari. Tidak ingin terlambat menyiapkan sarapan untuk Adrian, Rania segera membuka mata. Dan Rania baru menyadari bahwa dia tidak berada di kediamannya bersama Adrian.

Rania menarik napas lega, rutinitas selama dua tahun terakhir ini rupanya masih menghantuinya, "Kenapa aku bisa lupa?" ucapnya sambil menepuk kening.

Lalu senyum mengembang dari bibir Rania. Bau masakan yang mengganggu indra penciumannya adalah bau masakan mbok Asih. Tidak ada orang lain yang tinggal di rumah ini selain dia dan mbok Asih. Wanita tua yang merawat Rania sejak bayi. Selama ini, Rania mempercayakan mbok Asih yang menempati dan merawat rumahnya.

Rania bergegas membersihkan diri sebelum dia turun untuk sarapan. Hari ini dia sudah menyusun banyak kegiatan, salah satunya mengunjungi ayahnya. Rania akan berbagi kisah dukanya dan keputusannya meninggalkan Adrian, pada ayahnya.

"Hari yang baru untuk awal yang baru." ucap Rania sambil menatap dirinya dari pantulan cermin.

Rania sudah kembali menjadi Rania yang baru. Pagi ini kembali mengenakan pakaian formal. Setelah mengunjungi ayahnya, Rania ada jadwal untuk bertemu klien yang akan menggunakan jasanya sebagai arsitek inferior.

Berada di meja makan, Rania menatap hidangan yang tersedia. Jika biasanya setiap pagi dia yang menyiapkan sarapan untuk Ardian. Maka mulai hari ini, ada mbok Asih yang menyiapkan sarapan untuk Rania.

"Mbok, setelah ini Ara mau mengunjungi ayah." ucap Rania pada mbok Asih yang ikut menemaninya sarapan.

"Iya Non, sudah lama Non Ara tidak mengunjungi bapak." balas mbok Asih.

"Ara ingin minta maaf pada ayah, Mbok." ucap Rania sedih.

"Jangan sedih Non. Non Ara sudah berusaha memenuhi permintaan bapak. Den Adrian nya saja yang bodoh. Di kasih istri yang baik dan cantik seperti Non Ara, malah di sia-siakan." Ucap mbok Asih yang ikut kesal dengan kelakuan Adrian.

Kemarin, saat melihat anak asuhnya pulang sambil membawa koper, tanpa banyak bertanya mbok Asih sudah tahu apa yang terjadi pada putri majikannya ini. Tidak ada hal yang Rania tutup tutupi dari mbok Asih. Karena itulah, mbok Asih bisa langsung tahu apa yang terjadi.

Rania hanya tersenyum menaggapi kekesalan wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya. Jika dia menyahuti ucapan mbok Asih, maka pembahasan mereka akan panjang kali lebar sehinga menjadi luas. Bisa-bisa Rania tidak jadi mengunjungi ayahnya dan gagal bertemu klien.

"Mbok, Ara pergi dulu." ucap Ara sambil mengecup pipi mbok Asih. Sedekat itu hubungan Rania dan pengasuhnya.

"Hati-hati Non! Jangan lupa bunganya dibawa!" sahut mbok Asih. Rania mengangguk lalu berlalu dari hadapan wanita tua yang baik hati itu. Tanpa mbok Asih, Rania mungkin tidak akan sekuat ini menghadapi Adrian.

Rania duduk di hadapan makam sang ayah, dia mengirimkan doa untuk pria yang selalu memberikan cintanya tanpa pamrih. Sayang, kecelakaan satu tahun yang lalu merenggut nyawa sang ayah, membuat Rania sangat kehilangan. Rania merasa sangat terpuruk saat itu. Kepergian ayahnya sangat tiba-tiba. Rania sangat kehilangan dan itu menjadikan dia tidak memiliki orang tua lagi.

Untungnya Rania masih memiliki mbok Asih yang tulus menyayanginya seperti anak sendiri. Selain itu ada Saras yang Rania panggil ibu. Sayangnya Rania tidak begitu dekat dengan ibu sambungnya itu.

Hubungan Rania dan ibu Saras seperti roller coaster, naik turun dan penuh drama. Ibu Saras terlalu banyak mengatur hidup Rania, meskipun niat wanita paruh baya itu baik. Akan tetapi, ibu Saras sering tidak memahami situasi dan kondisi yang tengah Rania hadapi. Salah satunya meminta Rania segera hamil anak dari Adrian.

Rania tengah khusuk berdoa untuk sang ayah, kala sesesorang memanggilnya dengan lantang.

"Rania Dewi Baskoro!" panggil orang tersebut.

Rania menoleh pada sumber suara yang memanggil namanya dengan lengkap, "Kakak!" seru Rania begitu melihat orang yang memanggilnya adalah Aryan, kakak sepupunya.

"Apa kabar Ara?" sapa Aryan sambil mengusap pucuk kepala Rania.

"Seperti yang Kakak lihat, Ara baik-baik saja." Rania berputar di hadapan Aryan, menunjukkan bahwa dirinya baik dan sehat.

Untuk fisik, Rania memang baik-baik saja. Dia memiliki berat dan tinggi badan yang ideal. Memiliki tinggi seratus enam puluh tiga. Untuk ukuran wanita, Rania sudah terbilang tinggi. Tapi tidak dengan hatinya. Rania masih berjuang untuk menyembuhkan lukanya.

Aryan tersenyum, meski sudah menikah, tingkah Rania masih saja kekanak kanakan bila bersamanya. Tapi itulah Rania yang Aryan kenal, gadis pintar yang selalu ceria.

"Kakak senang melihat kamu baik-baik saja." ucap Aryan.

Rania tersenyum. Hingga saat ini, dia masih menutupi bagaimana kehidupannya yang sebenarnya bersama Adrian. Rania tidak ingin orang-orang yang menyayanginya cemas dan membenci Adrian.

"Kakak kah yang sering mengunjungi ayah?" tanya Rania. Aryan mengangguk.

"Entahlah, akhir-akhir ini Kakak sering merindukan paman." balas Aryan. Bahkan beberapa kali ayah Rania itu hadir ke dalam mimpinya. Seolah ingin memberitahu sesuatu pada Aryan, tapi sepupu Rania itu tidak bisa memahaminya.

"Sudah berapa lama Kakak kembali?" tanya Rania mengalihkan pembicaraan. Aryan sangat dekat dengan ayahnya. Ayah Rahadi juga sangat menyayangi Aryan. Mungkin karena ibu Aryan adalah saudara satu-satunya ayah Rahadi.

"Kenapa tidak menghubungi Ara? Apa Kakak tidak merindukan adikmu ini?" tanya Rania lagi.

Aryan terkekeh, "Tentu saja rindu. Apa Adrian tidak memberi tahu kamu?" jawab Aryan lalu balik bertanya.

Aryan pikir Rania pasti sudah tahu tentang kepulangannya dari luar negeri dari Adrian. Tidak mungkin Adrian yang tinggal satu rumah dengan Rania tidak memberitahu adiknya ini.

"Adrian?" beo Rania, lalu menggeleng.

"Kakak bertemu dia di perusahaan." Jelas Aryan ucapanya.

Rania hanya tersenyum menanggapi penjelasan Aryan. Jangan berharap lebih pada Adrian. Berbicara yang penting saja bisa di hitung, apalagi hanya sekedar memberi informasi tentang kepulangan Aryan.

"Apa Adrian memperlakukan kamu dengan buruk?" tanya Aryan menyelidik.

Aryan sering mendengar cerita dari ibunya, bagaimana keluarga Pradipta memperlakukan Rania. Terkecuali, tuan Widodo dan ayahnya. Hal yang sama yang dulu ibunya dapatkan dari keluarga tersebut. Yang berbeda, ibunya menikah dengan ayahnya bukan karena perjodohan. Ayah Aryan, tuan Haikal Pradipta memang mencintai ibu Aryan.

Rania tersenyum menjawab pertanyaan Aryan. Dia tidak tahu apakah harus menceritakan masalahnya pada Aryan atau tidak? Aryan bukan hanya kakak sepupunya. Tapi dia juga kakak sepupu Adrian. Rania tidak ingin, hubungan baik Aryan dengan Adrian menjadi buruk karena dirinya.

"Ayo Kak, mampir ke tempat Ara." ucap Rania kembali mengalihkan pembicaraan.

"Terlalu jauh dari sini Araaa. Kakak masih ada pekerjaan. Lain kali saja. Kakak akan datang bersama kakak iparmu." balas Aryan. Rania mengangguk.

Aryan tidak tahu jika tempat yang Rania maksud adalah kediaman Rania sendiri, bukan rumah yang dia tempati bersama Adrian. Dan sebuah kebetulan, jarak antara tempat pemakaman ini tidak terlalu jauh dari rumah Rania. Tidak harus menggunakan kendraan karena bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

"Ara masih ingin di sini Kak. Kalau Kakak ada pekerjaan, Kakak duluan saja. Terima kasih sudah mengunjungi ayah." ucap Rania setelah mereka mengirim doa bersama untuk ayah Rania.

Aryan tersenyum sambil mengusap pipi Rania, "Sampai ketemu lagi." ucapnya lalu, mengecup kening Rania.

"Sampai ketemu lagi Kak. Sampaikan salam Ara untuk kak Cinta." balas Rania.

Di kediaman Adrian dan Rania, Adrian tampak terburu-buru pergi ke perusahaan. Ada pertemuan penting hari ini dengan para pemegang saham. Tuan Widodo juga hadir, Adrian tidak boleh sampai terlambat.

Ceo perusahaan Pradipta itu merutuki kebodohannya sendiri yang lupa ada pertemuan penting pagi ini. Dia terlalu lama berada di kamar yang dia tempati bersama Rania.

Perut Adrian juga terasa perih. Baru hari ini dia melewatkan sarapan selama menikah dengan Rania. Adrian baru merasakan betapa pentingnya peran Rania selama ini dalam hidupnya. Baru satu hari saja Rania tidak ada, hidupnya sudah sekacau ini.

"Ada apa Bos?" tanya Dito, asisten Adrian, begitu melihat bos yang juga teman baiknya itu melamun selama perjalanan ke perusahaan.

"Rania pergi dari rumah." ucap Adrian.

...☆☆☆...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

jelas dia pergi dr kamu, Adrian... krn dia bukan perempuan bodoh.. selama dua tahun dia bertahan hidup dlm hubungan toxic krn itu bentuk pengabdiannya terhadap ayahnya dan kakek kamu Adrian.. krn sebagai laki² kamu terlalu bodoh dan gak bisa di andalkan.. dasar pecundang..!!

2024-12-11

0

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

rasain bingung kan ditinggal pas ada disia2 in🤔🤔

2024-11-18

0

Rita Riau

Rita Riau

syukurin,,,, udah ada brilian mau mungut batu kali. 😛😛

2024-09-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Siap Berpisah
2 Bab 2. Bebas
3 Bab 3. Bertemu Aryan
4 Bab 4. Menemui Rania
5 Bab 5. Makan Malam
6 Bab 6. Melawan
7 Bab 7. Aku Baik Baik Saja
8 Bab 8. Mati Rasa
9 Bab 9. Menghadiri Rapat
10 Bab 10. Rania Sebenarnya
11 Bab 11. Lelah
12 Bab 12. Rania VS Alexa
13 Bab 13. Merasa Terpuruk
14 Bab 14. Tidak Bisa Bercerai
15 Bab 15. Ingin Bebas
16 Bab 16. Sebuah Rahasia
17 Bab 17. Klarifikasi
18 Bab 18. Terima Nasib
19 Bab 19. Mengugat Cerai
20 Bab 20. Arti Cinta
21 Bab 21. Tidak Asing
22 Bab 22. Menghadiri Sidang
23 Bab 23. Hilang
24 Bab 24. Bertemu Nyonya Alana
25 Bab 25. Kedatangan Ibu Saras
26 Bab 26. Resmi Bercerai
27 Bab 27. Terluka
28 Bab 28. Tidak Terluka
29 Bab 29. Rahasia Yang Lain
30 Bab 30. Semoga Berjodoh
31 Bab 31. Kembali Seperti Dulu
32 Bab 32. Memperkenalkan Ansel
33 Bab 33. Pernyataan Harsa
34 Bab 34. Tertangkap
35 Bab 35. Jadian
36 Bab 36. Takut Kehilangan
37 Bab 37. Menolak
38 Bab 38. Berjuang Bersama
39 Bab 39. Kedatangan Mama Ana
40 Bab 40. Ada Yang Bermain.
41 Bab 41. Adik Kakek Buyut
42 Bab 42. Menggunakan Pion
43 Bab 43. Lampu Hijau
44 Bab 44. Menjenguk Tuan Bryan
45 Bab 45. Hati Yang Kecewa
46 Bab 46. Calon Pengganggu Hubungan
47 Bab 47. Penganggu Berulah
48 Bab 48. Akad
49 49. Pesta Pernikahan
50 Bab 50. Lebih Menggoda
51 Bab 51. Yang Pertama Kali
52 Bab 52. Menemukan Pelaku
53 Bab 53. Ke Rumah Sakit
54 Bab 54. Kepergian Tuan Widodo
55 Bab 55. Lebih Baik Dicintai
56 Bab 56. Rencana Karla
57 Bab 57. Kedatangan Adrian
58 Bab 58. Syukuran
59 Bab 59. Cepat Nikah
60 Bab 60. Harapan Ayah Wildan
61 Bab 61. Wanita Idamannya
62 Bab 62. Seandainya Tidak Berdosa
63 Bab 63. Protect
64 Bab 64. Ratu
65 Bab 65. Mungkin Saja Jodoh
66 Bab 66. Mereka Adalah Keluarga
67 Bab 67. Garis Satu atau Dua
68 Bab 68. Bertemu Anita
69 Bab 69. Cemburu
70 Bab 70. Kekesalan Rania
71 Bab 71. Menunggu Karla
72 Bab 72. Sudah Direncanakan
73 Bab 73. Menaruh Dendam
74 Bab 74. Sikap Rania
75 Bab 75. Kedatangan Adik Adrian
76 Bab 76. Keponakan Mama Ana
77 Bab 77. Biar Saja Tahu
78 Bab 78. Sidang Keluarga
79 Bab 79. Sempurna Sebagai Wanita
80 Bab 80. Anugrah Yang Indah
81 Bab 81. Kamu Hanya Masa Lalu
82 Bab 82. Malu Sendiri
83 Bab 83. Semua Bahagia
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Siap Berpisah
2
Bab 2. Bebas
3
Bab 3. Bertemu Aryan
4
Bab 4. Menemui Rania
5
Bab 5. Makan Malam
6
Bab 6. Melawan
7
Bab 7. Aku Baik Baik Saja
8
Bab 8. Mati Rasa
9
Bab 9. Menghadiri Rapat
10
Bab 10. Rania Sebenarnya
11
Bab 11. Lelah
12
Bab 12. Rania VS Alexa
13
Bab 13. Merasa Terpuruk
14
Bab 14. Tidak Bisa Bercerai
15
Bab 15. Ingin Bebas
16
Bab 16. Sebuah Rahasia
17
Bab 17. Klarifikasi
18
Bab 18. Terima Nasib
19
Bab 19. Mengugat Cerai
20
Bab 20. Arti Cinta
21
Bab 21. Tidak Asing
22
Bab 22. Menghadiri Sidang
23
Bab 23. Hilang
24
Bab 24. Bertemu Nyonya Alana
25
Bab 25. Kedatangan Ibu Saras
26
Bab 26. Resmi Bercerai
27
Bab 27. Terluka
28
Bab 28. Tidak Terluka
29
Bab 29. Rahasia Yang Lain
30
Bab 30. Semoga Berjodoh
31
Bab 31. Kembali Seperti Dulu
32
Bab 32. Memperkenalkan Ansel
33
Bab 33. Pernyataan Harsa
34
Bab 34. Tertangkap
35
Bab 35. Jadian
36
Bab 36. Takut Kehilangan
37
Bab 37. Menolak
38
Bab 38. Berjuang Bersama
39
Bab 39. Kedatangan Mama Ana
40
Bab 40. Ada Yang Bermain.
41
Bab 41. Adik Kakek Buyut
42
Bab 42. Menggunakan Pion
43
Bab 43. Lampu Hijau
44
Bab 44. Menjenguk Tuan Bryan
45
Bab 45. Hati Yang Kecewa
46
Bab 46. Calon Pengganggu Hubungan
47
Bab 47. Penganggu Berulah
48
Bab 48. Akad
49
49. Pesta Pernikahan
50
Bab 50. Lebih Menggoda
51
Bab 51. Yang Pertama Kali
52
Bab 52. Menemukan Pelaku
53
Bab 53. Ke Rumah Sakit
54
Bab 54. Kepergian Tuan Widodo
55
Bab 55. Lebih Baik Dicintai
56
Bab 56. Rencana Karla
57
Bab 57. Kedatangan Adrian
58
Bab 58. Syukuran
59
Bab 59. Cepat Nikah
60
Bab 60. Harapan Ayah Wildan
61
Bab 61. Wanita Idamannya
62
Bab 62. Seandainya Tidak Berdosa
63
Bab 63. Protect
64
Bab 64. Ratu
65
Bab 65. Mungkin Saja Jodoh
66
Bab 66. Mereka Adalah Keluarga
67
Bab 67. Garis Satu atau Dua
68
Bab 68. Bertemu Anita
69
Bab 69. Cemburu
70
Bab 70. Kekesalan Rania
71
Bab 71. Menunggu Karla
72
Bab 72. Sudah Direncanakan
73
Bab 73. Menaruh Dendam
74
Bab 74. Sikap Rania
75
Bab 75. Kedatangan Adik Adrian
76
Bab 76. Keponakan Mama Ana
77
Bab 77. Biar Saja Tahu
78
Bab 78. Sidang Keluarga
79
Bab 79. Sempurna Sebagai Wanita
80
Bab 80. Anugrah Yang Indah
81
Bab 81. Kamu Hanya Masa Lalu
82
Bab 82. Malu Sendiri
83
Bab 83. Semua Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!