Selepas kepergian Rania, Adrian menatap lembaran kertas yang dua tahun lalu dia berikan pada Rania. Ingatan Adrian pun kembali ke masa dua tahun yang lalu.
Adrian baru saja pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan pendidikannya. Dia tidak sendiri, ada Alexa yang ikut bersamanya. Niat Adrian akan memperkenalkan Alexa pada keluarganya. Gadis yang menjadi kekasihnya selama dua tahun terakhir.
Namun tiba-tiba saja, kakeknya menjodohkan dirinya dengan Rania. Yang tak lain adalah putri dari orang kepercayaan tuan Widodo.
Perjodohan yang dilakukan kakeknya secara sepihak itu, membuat Adrian marah dan kecewa. Kakeknya sudah merusak semua rencana yang Adrian susun bersama Alexa, gadis yang Adrian cintai.
Adrian tidak punya kuasa untuk menolak. Ancaman yang diberikan tuan Widodo tidak bisa dianggap main-main. Adrian harus menikahi Rania sebagai syarat agar dia dipilih sebagai ceo, menggantikan pamannya.
Menjadi Ceo adalah hal yang sangat Adrian inginkan sejak dulu. Mengingat dia akan menjadi seorang ceo, serta izin dari Alexa, Adrian memutuskan untuk menerima perjodohan antara dia dengan Rania.
Alexa sendiri mengizinkan Adrian menikah dengan Rania, bukan karena Alexa legowo melepas Adrian. Melainkan disaat yang bersamaan, Alexa menerima kontrak sebagai model di Paris.
Alexa menyusun rencana. Dia dan Adrian akan menikah setelah Alexa menyelesaikan kontraknya sebagai model. Selama Alexa terikat kontrak, Adrian akan menjalani pernikahan kontrak dengan Rania. Mereka terpaksa melakukan hal itu, karena pernikahan itu menjadi syarat agar Adrian bisa menjadi ceo.
Adrian pun setuju dengan rencana Alexa. Dia akan menikah dengan Rania secara kontrak. Tapi Adrian akan memberitahu Rania setelah mereka resmi menikah. Semua itu Adrian lakukan agar Rania tidak menolak perjodohan mereka sebelum menikah.
Adrian benar-benar menjalankan rencananya bersama Alexa. Dia menjelaskan pada Rania, pernikahan seperti apa yang akan mereka jalani selama menikah. Menyerahkan surat kontrak dan surat persetujuan cerai untuk Rania tandatangani.
"Tapi ingat Adrian, kamu boleh menikahi Rania, tapi aku tidak mengizinkan kamu tidur dengannya." ucap Alexa mengingatkan. Peringatan Alexa itulah salah satu hal yang membuat Adrian tidak pernah pulang ke rumah yang dia berikan pada Rania.
Adrian menarik napas panjang mengingat itu semua. Tidak hanya sampai di situ saja, pada malam pertama dia dan Rania resmi sebagai suami istri. Malam itu, Adrian menjelaskan sosok Alexa pada Rania. Tanpa memikirkan perasaan Rania, Adrian mempertegas bahwa wanita yang dicintainya adalah Alexa. Itu berarti tidak ada kesempatan untuk Rania mendapatkan cintanya.
Adrian juga menjelaskan setiap poin-poin yang tertulis di surat perjanjian yang dia buat bersama Alexa. Yang Adrian tidak tahu, jika Rania mengingat semuanya hingga detik ini.
Memang tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Rania malam itu. Gadis yang berstatus istri Adrian itu hanya mengangguk setuju saja. Diamnya Rania bukan berarti dia tidak menyusun rencana untuk mempersiapkan semuanya.
Melihat Rania tidak membantah apa yang dia sampaikan, Adrian pun yakin, rencananya bersama Alexa akan berjalan baik. Karena Rania selalu menjadi gadis penurut, sampai hari ini.
Adrian memegang dadanya. Mengapa sekarang dia merasa sakit sendiri mengingat kejadian malam itu?
Ada apa sebenarnya dengan Adrian? Harusnya dia senang Rania menandatangani surat cerai tersebut. Mengapa sekarang dia tidak ingin menceraikan Rania?
Adrian kembali membaca isi lembaran kertas yang sudah ditandatangani Rania. Belum sampai selesai, Adrian sudah meremas lembaran kertas tersebut.
Seharusnya dia senang bisa berpisah dengan Rania dan melanjutkan rencananya menikah degan Alexa. Entah apa yang terjadi, Adrian justru merobek lembaran kertas tersebut. Lalu membiarkannya berserakan di lantai.
Adrian berharap Rania akan melihatnya saat gadis itu pulang dan membersihkan tempat ini. Dengan begitu, Rania akan tahu bahwa mereka tidak akan bercerai.
Yakin sekali Adrian kalau Rania pasti akan kembali lagi ke rumah yang selama dua tahun ini mereka tempati berdua. Berdua? Adrian sepertinya amnesia, lupa jika dia berada di rumah itu hanya di pagi hari saja.
Jangan berharap banyak Adrian! Kamu tidak tahu, jika saat ini Rania sedang merayakan kebebasannya. Sambil menghirup udara segar di pagi hari, Rania tersenyum bahagia.
"Aku bebas." ucap Rania.
Keesokan harinya, seperti hari sebelumnya, Adrian akan pulang untuk sarapan. Namun pagi ini berbeda, tidak ada hidangan di meja makan seperti biasa. Yang ada hanyalah piring kotor dan sisa sarapan Adrian kemarin pagi yang belum dibersihkan. Serta serpihan kertas yang kemarin Adrian robek.
Meninggalkan meja makan, Adrian masuk ke kamar Rania untuk membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum dia kembali ke perusahaan. Lagi-lagi ada yang tidak biasa. Adrian tidak menemukan tumpukan pakaian yang akan dia kenakan pagi ini. Biasanya Rania yang menyiapkan semuanya di atas tempat tidur, dan Adrian tinggal memakainya saja.
"Kamu benar-benar pergi?" tanya Adrian. Entah pada siapa dia bicara. Saat ini Adrian berdiri di hadapan lemari milik Rania yang sudah kosong.
Adrian baru menyadari, dari sekian banyak pintu lemari yang ada di walk-in closet, Rania hanya memakai satu pintu saja. Sisanya pakaian dan semua kebutuhan milik Adrian. Adrian memang sangat keterlaluan samapai tidak memperhatikan itu semua. Bukankah dalam perjanjian, Adrian tetap memenuhi kewajibannya sebagai suami. Memenuhi semua kebutuhan Rania, temasuk pakaian.
Kenyataanya, selama dua tahun ini, tidak pernah satu kali pun Adrian membelikan pakaian untuk Rania. Wajar saja jika pakaian yang dikenakan Rania terlihat hanya itu itu saja.
Adrian terdiam. Rania tidak pernah meminta apalagi menuntut untuk dibelikan. Sesuatu yang sangat berbeda dengan Alexa. Biar terpisah jarak dan waktu, Adrian tetap memenuhi setiap keinginan kekasihnya itu.
Kembali pada Rania, wanita itu tengah menikmati udara pagi dengan senyum lebar. Dua tahun menikah dengan Adrian membuat Rania merasakan cinta bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan. Tapi pagi ini dia ingin melepaskan rasa sakit itu.
Rania memang sudah menyukai Adrian sejak mereka masih kecil. Dulu Adrian sosok anak laki-laki yang baik, dia menyayangi Rania, sama seperti sayangnya Adrian pada Maharani, adik bungsunya.
Usia mereka yang tidak terlalu jauh berbeda, membuat Adrian dan Rania sering menghabiskan waktu bersama. Hal itulah yang membuat Rania diam-diam memiliki rasa lebih dari sekedar teman pada pria yang selalu ada untuknya itu.
Entah karena apa, Adrian berlahan lahan mulai menjaga jarak dengan Rania. Dan hubungan pertemanan mereka benar-benar terputus begitu Adrian pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Sejak hari itu, Rania tidak pernah lagi mendengar kabar berita tentang Adrian sama sekali.
Hingga suatu hari ayah Rahadi mengajak Rania menghadiri undangan makan malam tuan Widodo. Malam itu, setelah tujuh tahun lamanya mereka berpisah, Rania dipertemukan kembali dengan Adrian. Namun sayang, Adrian yang Rania kenal sudah menjadi Adrian yang berbeda.
"Rania, kamu masih ingat Adrian, kan?" tanya tuan Widodo malam itu. Dan Rania menyesal karena dia langsung mengangguk.
"Adrian, kamu juga masih ingat dengan Rania, kan?" tanya tuan Widodo kini beralih pada Adrian.
"Lupa." Jawab Adrian santai
Rania merasa dipermalukan dengan jawaban Adrian. Semudah itukah Adrian melupakan pertemanan mereka?
"Bukan masalah kalau kamu lupa. Setelah menikah nanti, kalian bisa saling mengenal lagi." ujar pak Widodo pada cucu laki-lakinya itu.
"Menikah?" beo Adrian.
"Siapa yang akan menikah?" tanya Adrian.
"Tentu saja kalian berdua." sahut pak Widodo, "Tidak mungkin kakek atau om Rahadi, kan?" sambungnya sambil terkekeh, tanpa memperhatikan bagaimana wajah kesal Adrian dan wajah terkejut Rania.
Adrian tidak menolak perjodohan mereka, tapi Adrian membuat Rania tersakiti di malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Harusnya Adrian jujur saja sejak awal jika dia tidak menerima perjodohan mereka, karena sudah memiliki kekasih. Rania pasti akan mengerti dan tidak akan merasakan sakitnya dibenci oleh orang yang dia cintai.
"Selamat pagi Non Ara, mau mengunjungi pak Rahadi?" sapa seorang pria paruh baya mengejutkan Rania. Dia adalah penjaga di tempat yang Rania kunjungi pagi ini.
"Selamat pagi Paman. Ara rindu ayah." balas Rania.
"Silakan Non." ucap pria paruh baya itu sambil menggerakan tangganya tanda mempersilakan Rania lewat. Lalu dia ikut bersama Rania yang ingin mengunjungi ayahnya.
"Tidak perlu diantar Paman, Ara sendiri saja. Terima kasih." balas Rania.
Pria paruh baya itu mengangguk. Sebelum berbalik dia mengucapkan sesuatu, "Non, akhir-akhir ini ada seorang pria muda yang sering datang mengunjungi ayah Non Ara." ucapnya.
"Pria muda?" beo Rania bingung.
Siapa pria muda yang dimaksud paman penjaga makam ini? Tidak mungkin Adrian. Pria itu membenci ayahnya. Mengira ayah Rania adalah orang yang mempengaruhi kakeknya untuk menikahkan mereka.
Begitu Rania tiba di tempat peristirahatan terakhir sang ayah, dia bisa melihat seikat bunga mawar putih yang mulai layu. Bunga kesukaan ayahnya itu berada tepat di depan batu nisan. Detik itu juga Rania menyakini, pria muda yang dimaksud paman penjaga pasti sangat mengenal ayahnya. Yang Rania tanyakan, siapa? Rania harus mencari tahunya.
"Ayah, Rania minta maaf karena baru datang hari ini mengunjungi ayah. Rania juga minta maaf pada Ayah. Maafkan Rania tidak bisa menjaga Adrian lagi seperti permintaan Ayah. Maafkan Rania, Ayah. Kemarin Rania putuskan untuk meninggalkan Adrian." ucap Rania sambil menatap pada nama yang tertera di batu nisan. Rahadi Baskoro.
"Rania Dewi Baskoro!"
...☆☆☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
krn Rania masih waras jd dia memutuskan buat menghilang dr hidup Ardian..hanya gadis goblok yg bertahan dgn pernikahan toxic itu. m
2024-12-11
1
guntur 1609
mampus kau Adrian. kau pertahankan saja Alexa yg sprti jalang tu
2024-12-28
0
guntur 1609
karna kau biadab drian
2024-12-28
0