"Bagaimana tanggapanmu jika ayahmu menjodohkan dirimu dengan anak sahabatnya?" Tanya Carine
"Jika memang seperti itu dan pihaknya setuju, Ahim akan terima" Jawab Ahim
"Ini masa depanmu Ahim! Kamu bahkan belum tahu seperti apa wajahnya" ucap Carine
"Tapi ayah tidak akan menyakitiku bibi Carine" ucap Ahim
Mendengar pernyataan dari Ahim, memang benar ayahnya tidak mungkin memberikan putri satu-satunya kepada orang yang salah.
"Kamu ini Carine! Jangan pertanyakan keputusan kakakmu!" ucap Nicolas
"ya! Max pasti ingin yang terbaik untuk putrinya" ucap Brian
"Aku hanya khawatir" ucap Carine
"Sudah, sudah, Carine juga hanya bertanya kepada Ahim" ucap Della
"Iya! Lagi pula belum tentu benar kalau max menjodohkan Ahim dengan putra Ryu" ucap Gisel
Mereka menyetujui perkataan Gisel. Tak berselang lama makanan tiba, mereka makan siang dengan khidmat. Sampai terdengar suara ponsel.
kring kring kring (*anggap saja dering ponsel)
"Ponsel siapa itu?" tanya Alex
"Maaf Paman, Bibi, itu ponsel Ahim" Ucap Ahim dan melihat ponselnya siapa yang menelepon
Tapi saat melihat ponselnya itu bukan ponsel miliknya, tapi yang berbunyi adalah ponsel milik ayahnya.
"ini ponsel ayah!" ucap Ahim
"Siapa yang menelepon?" tanya Brian
Ahim menggeleng dan memperlihatkan ponsel itu kearah Brian
"Ryu!" ucap Brian
"Bagaimana ayah tau?" tanya Joe karena yang Joe lihat hanya deretan nomor tanpa nama
"Itu kebiasaan kami semua" ucap Brian membuat anak dan istri mereka kebingungan
"Maksudnya, kami menyimpan nomor ponsel tanpa nama. Itu dikhususkan untuk kammi ber-enam" jelas Nicolas
Mereka yang sudah mengerti alasannya ber'oh' ria.
"Angkatlah!" ucap Brian kepada Ahim
Tut..
"Halo!" Ucap Ahim di telpon
"Halo Ahim!" ucap Ryu dari telpon
"Om Ryu?" tanya Ahim
"Iya! Ini Om Ryu! pasti di ponsel ayahmu tidak ada namanya ya" canda Ryu
"Iya Om" ucap Ahim
"Ada apa ya Om?" tanya Ahim
Setelah Ahim bertanya, Brian memberi kode untuk meloud speaker pembicaraannya dan Ahim pun menekan tombol loud speaker di ponselnya.
"Om hanya ingin tahu! Apakah kamu sudah bertemu dengan keluarga pihak ayahmu?" ucap Ryu
"Bukan apa? Mereka biasanya sedikit keras dan tidak mau mendengarkan" lanjut Ryu
Mendengar apa yang Ryu bicarakan, Alex dan Pedro mulai naik pitam.
"Sudah Om! Aku sudah bertemu mereka dan mereka yang mencari ku" ucap Ahim
"Baguslah! Berarti mereka belum melupakan ayahmu" Ucap Ryu
Pedro dan Alex yang merasa sedikit tidak senang hampir meledak. Namun....
"Sampai kapan kau akan menilai kami seperti itu Ryu?" Ucap Brian membuat Ryu di telpon sedikit kaget
"Kau di sana?" Ucap Ryu sedikit gemetar
"Kami sedang berkumpul Om" jawab Ahim lembut
"Ryu! Kapan kau akan kembali?" tanya Nicolas
"Dalam 7 hari aku akan kembali dan bertemu dengan Ahim" jawab Ryu
"Ahim akan tinggal bersama kami mulai sekarang" ucap Pedro
"Aku telah berjanji pada ayahnya" ucap Ryu
"Itupun jika putramu setuju" ucap Alex
"Sepertinya kalian tidak berubah" ucap Ryu
"Kau sama aja!" Ucap mereka berempat serentak
"Ahim, Om sudahi dulu ya. Jika mereka menyakitimu bilang sama Om, Om pasti akan langsung membawamu" Ucap Ryu dan langsung mematikan sambungan teleponnya karena pasti mereka akan marah
Benar saja, setelah telpon terputus Brian dan lainnya yang akan memarahinya langsung diam tanpa kata.
"Dasar Ryu! Dari dulu tidak berubah" ucap Alex
"Kita juga sama!" Ucap Nicolas dan mereka setuju
Ahim yang memperhatikan mereka seperti anak remaja yang sedang bertengkar.
"Paman, Bibi, hari ini aku pulang dulu" ucap Ahim
"Kenapa?" tanya mereka serempak
"Rumah nenek masih memiliki beberapa barang ayah dan ibu" ucap Ahim
"Rapikan dan setelahnya semuanya selesai, Pindahkan ke rumah baru kita" ucap Carine dan di anggukki oleh ahim
Setelah itu mereka melanjutkan aktivitas masing-masing.
Di tempat Ryu
"Mah!" panggil Ryu
"Apa Pah?" tanya Elizabeth istri Ryu Vergara
"Apa Mama tau Marvel punya pacar atau tidak?" tanya Ryu
"Setahu Mama, Marvel belum punya pacar Pah" Jawab Elizabeth
"Memang ada apa Pah?" tanya Elizabeth
"Mama ingat Max?" Ryu malah balik bertanya
"Max yang mana Pah?" tanya Elizabeth
"Max yang dulu menolong Papa untuk membangun ulang perusahaan Papa sebelum menikahi Mama" jelas Ryu
"Oh yang dulu mengirimkan foto anak perempuan itu" ucap Elizabeth dan dibalas anggukan oleh Ryu
"Ingat Pah! Mama memang lupa wajahnya tapi masih ingat jasanya" ucap Elizabeth
"Max telah tiada" ucap Ryu membuat Elizabeth shock
Lalu Ryu menjelaskan semuanya seperti yang dia cari tau. Setelah mendengar kabar dari Ahim, Ryu menyuruh orang untuk mencari apapun yang dialami oleh sahabat itu hingga berujung Max yang kehilangan nyawanya.
"Tapi Pah! Marvel mungkin tidak akan setuju" Ucap Elizabeth
"Tapi aku tidak ada saat dia membutuhkan bantuan ku. Apakah aku harus mengingkari janjiku juga?" ucap Ryu
"Kita pertemukan dulu Marvel dengannya. Jika keduanya setuju, maka janjimu akan terlaksana" Ucap Elizabeth
"Bagaimana jika Marvel tidak setuju?" tanya Ryu
"Kita bisa menjadi orang tua angkatnya juga" jawab Elizabeth
Mendengar itu Ryu sangat senang memiliki Elizabeth sebagai istrinya.
"Kita akan kembali ke Negara X Minggu depan" ucap Ryu
Elizabeth hanya ikut saja dengan keinginan Ryu
Hari ini adalah hari dimana Ahim akan tinggal bersama dengan keluarga barunya. Ahim saat ini berada di sebuah komplek perumahan mewah. Saat Ahim akan memasuki perumahan tersebut, dia tidak percaya akan bertemu lagi dengannya.
"Yo Ahim! Sedang apa kamu disini?" Ucap Stella
"Bukan urusanmu!" ketus Ahim dan berjalan melewati Stella
"Hey dengar ya!" Ucap Stella mendorong mundur tubuh Ahim
"Perumahan disini buka untuk orang miskin seperti dirimu" Lanjut Stella
"Apakah kamu yang memiliki semua rumah disini?" Tanya Ahim
"Memang tidak! Tapi aku tidak percaya kamu mampu membeli rumah disini setelah apa yang terjadi" Ucap Stella namun Ahim seolah tidak peduli dengan apa yang dia katakan
Ahim berjalan memasuki perumahan tersebut dengan santai. Namun lagi-lagi Stella membuat ulah.
"Penjaga!" teriak Stella dan penjaga menghampiri kami
"Dia bukan penghuni rumah di sini. Bagaimana dia bisa masuk?" ucap Stella
Namun kedua penjaga itu terlihat kebingungan.
"Kenapa kalian diam saja?" bentak Stella
"Maaf Nona! Tapi dia penghuni Vila di taman nomor 1" Ucapan penjaga itu membuat Stella terkejut
"Bagaimana mungkin?" Ucap Stella tidak percaya
Kedua penjaga itu tidak mau terlibat dengan Stella. Mereka lebih memilih mempedulikan Ahim yang foto wajahnya telah di perlihatkan langsung oleh atasan mereka.
"Maaf Nona, apakah bisa kami bantu antar ke vila?" tanya penjaga 1
"Terimakasih, saya juga bingung arahnya kemana" ucap Ahim sopan
Kedua penjaga itu mengantarkan Ahim dan meninggalkan Stella yang masih berdiri diam di sana.
Sesampainya didepan vila nomor 1 di kawasan perumahan itu, Ahim tidak henti-hentinya menatap kagum vila besar didepannya.
"Nona silahkan!" Ucap penjaga 2
"Terimakasih pak" ucap Ahim
Saat Ahim sedang mengagumi vila didepannya, ada yang memanggilnya dengan penuh semangat dari arah sebelah vila.
"Ahim.....!" Teriaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments