Episode 18

Semua orang mengantarkan Ardian dan Kyara sampai di depan rumah. Reyhan dan Randi membantu Ardian memasukkan barang-barang Kyara ke dalam mobil.

Kyara memeluk mamanya manja , " sudah sayang, kamu pasti bisa kok. "Ucap Rania memeluk tubuh putrinya , cara mengangguk .

"Sering-seringlah main ke rumah ya mama sama papa pasti akan sangat merindukanmu. " ucap Ferdi sambil mengusap kepala putrinya.

"Kami titip Kyara, ya. tolong jaga dia dan bimbinglah dia ke jalan yang benar. " Kata Randi.

"Kakak, kenapa pesannya seperti itu, apakah Kak kira selama ini aku tidak di jalan yang benar melihatlah Kakak." Kata Kyara mengadu pada Rania.

" Bagaimana kamu bisa menjadi seorang istri, kalau kamu saja masih manja seperti ini? "Kata Randi mencubit pipi adik kecilnya.

"Ardian, kamu harus sabar ya menghadapainya." tambah Reyhan , Ardian hanya diam.

" Awas ya kalian , aku tidak akan mendengarkan curhatan kalian lagi, awas aja "ancam Kyara.

" Sudah sudah, kalian jangan ribut. Apakah tidak malu diliatin sama Ardian dan keluarganya gitu."kata Ferdi.

"Apa kalian lihat mereka akan selalu ribut kalau sudah bertemu"kata Ferdi pada Ilham dan Mia.

" Tidak apa-apa, bukankah kan sangat seru karena rumah tidak pernah sepi dan sekarang kalian pasti akan sangat merindukan mereka. "Kata Ilham

"Begitukah?.." Ferdi menghela napas.

"Kyara, ayo kita berangkat."ajak Ardian.

Kyara pun mengangguk, mereka berpamitan pada semua orang. Rania dan Ferdi sangat sedih.

***

Sepanjang perjalanan Kyara terus saja menangis, bahkan sekarang mobil Ardian sudah penuh dengan tisu. " Apa kamu ingin terus menangis sampai air mata mu itu kering? " kata Ardian.

"Ka... Kau ja... Ngan me... Mengejekku hiks... Hiks.." Ardian menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak beruntung, bagaimana bisa dia punya istri bocah seperti ini. Ardian pun memijit di kepalanya yang terasa pusing.

.***

"Di sini hanya ada satu kamar dan itu adalah kamarku." kata Ardian.

"Lalu dimana kamarku?"tanya Kyara.

"Ya mau gak mau kamu juga harus tidur di sini, tapi kamu lihat sofa itu...." Ardian menunjuk sofa yang ada di pinggir jendela.

"Nah, di sanalah tempatmu tidur!"lanjutnya.

"Bagaimana mungkin gue bisa tidur di sofa, bapak jangan ngadi - ngadi "kata Kyara tidak terima.

"Yasudah kalau kamu tidak mau tidur di sana, tidur di lantai saja kalau gitu!" balas Ardian seolah tidak peduli.

"Ogah, gue akan tidur di sini dan bapak aja sana tidur di sofa atau di lantai terserah bapak"seru Kyara sambil duduk di ranjang yang berukuran king size itu.

"Apa kamu lupa kalau ini rumah siapa?.."

"Baiklah, kalau gitu kita pindah ke aparteman gue aja. Di sana ada dua kamar, jadi kita nggak perlu ribut kayak gini" kata Kyara yang sudah merasa pusing.

"Apa kamu sudah gila? Apa kamu ini memberitahukan kepada semua orang kalau kita pisah kamar dan hubungan kita tidak baik"kata Ardian.

"Nyatanya kan emang gitu, tudak ada yang harus di tutup tutupi." balas Kyara.

"Kamu itu masih kecil, jadi tidak akan mengerti"

"Makanya bikin gue mengerti" balas Kyara.

Ardian menghela napas." Buatlah, apa pun yang kamu inginkan, aku benar - benar sudah sangat lelah."kata Ardian berjalan menuju ke kamar mandi.

"O iya pak..."

Ardian menghentikan langkahnya dan menoleh pada Kyara. "Tolong berhentilah memanggilku bapak!"seru Ardian menatap Kyara tajam.

"Apa salahnya dengan panggilan itu, aku sangat menyukainya." balas Kyara.

"Tapi itu sangat menyebalkan, kau tahu." kata Ardian melanjutkan langkahnya.

"Dia selalu saja marah - marah apa dia tidak takut hipertensi dan itu bisa saja membuatnya mati cepat.." dengus Kyara.

***

Kyara sudah selesai menyusun barang - barangnya, dia pun sudah menyelesaikan tugas sekolahnya. Kyara melirik jam yang ada di meja belajar dadakannya. Yap, karena Kyara yang membutuhkan meja untuk belajar, jadi dengan terpaksa Ardian menyuruh Kyara untuk belajar di meja kerjanya.

"Aku sangat capek." Kyara merenggangkan ototnya. Ia pun berjalan menuju kamar, dia melihat Ardian yang sedang duduk di ranjang sedang melihat I-pad di tangannya.

Debgan ragu Kyara berjalan menghampirinya. "Jadi kita akan tidur di ranjang yang sama?"tanya Kyara.

"Lalu kamu mau tidur di mana lagi? Kamu kan tidak mau tidur di sofa atau di lantai dan aku pun juga tidak mau, jadi kita seranjang saja" jawab Ardian tanpa mengalihkan pandangannya dari I - padnya.

Dengan ragu Kyara menaiki ranjang, dia meletakkan bantal guling di tengah - tengah mereka. Menarik selimut dan mulai tidur, saat menutup mata dia mendengar kalau Ardian membuang bantal guling itu.

Kyara kembali duduk dan menatap Ardian dengan tatapan tak percaya. " Kenapa di buang?" tanya Kyara.

"Aku tidak suka dengan guling itu, itu membuat ranjangku sempit." ucap Ardian.

"Tapi..."

"Tidur atau keluar dari sini!" seru Ardian tegas tanpa penolakan.

"Dasar pria gila." dumel Kyara.

"Awas saja kalau lu sampai sentuh gue!"

"Kenapa memangnya? Bukankah aku sudah berhak atas dirimu?"kata Ardian.

"Gue gak mau, pokoknya gue nggak mau disentuh sama lo! Awas kalau lo langgar, lo akan menyesal nantinya!"ancam Kyara.

"Apa kau mengancamku?"tanya Ardian.

"Terserah lu mau anggapnya apa, yang jelas jangan lewati batasmu."Kyara membaringkan tubuhnya, ia memunggungi Ardian. Ardin tersenyum melihat tingkah istri kecilnya itu.

"Menggemaskan." gumamnya pelan.

***

Pukul lima Kyara terbangun saat mendengar azan subuh, ia pun menggeliat. Dia merasa tidurnya sangat nyenyak. Kyara merasakan ada sesuatu yang aneh, kenapa dia tidak bisa menggerakkan badannya dengan leluasa seperti biasanya? Ia pun menoleh ke samping dan ia melihat Ardian yang sedang tidur di samping sambil memeluk tubuhnya. Dan parahnya tidak hanya Ardian yang memeluknya, tapi dia juga sedang memeluk tubuh pria itu.

"Kenapa aku bisa memeluknya dan dia pun kenapa juga memelukku seperti iyu? Atau jangan - jangan dia..." Kyara dengan segera menoleh ke bawa dan syukurnya dia melihat kalau pakaiannya masih aman.

Dengan gerakan pelan Kyara beranjak, dia melepaskan tangan pria itu dengan pelan.

Kyara berjalan ke kamar mandi dan berwudhu, Kyara pun menjalankan rutinitas ibadah subuhnya.Setelah selesai salat Kyara berjalan keluar, dia ingin berolahraga sebentar Sebelum mandi dan pergi ke sekolah.

Kyara tidak berniat sama sekali untuk membangunkan pria yang sedang tidur pulas di atas ranjang itu.

Setelah selesai bersiap-siap, Kiara menoleh ke arah tempat tidur, dia pun tersenyum.

" Aku tidak akan membangunkanmu, biar kamu tahu bagaimana rasanya terlambat itu. " gumam Kyara, ia melirik jam tangannya. Sudah pukul 07.00 sudah bisa dipastikan Kalau pria itu akan terlambat ke kantor nantinya.

"Pak tua, aku pinjam mobilmu ya..." bisik Kyara dan mengambil kunci mobil Ardian di atas meja kerjanya.

"Ini adalah hukuman, karen kau telah lancang memelukku." ucap Kyara.

Dengan riang dia pun berjalan keluar apartemen. Dia bisa membayangkan bagaimana marahnya Ardian nantinya.

Bukan Kyara namanya kalau takut dengan seorang pria, dia malahan merasa tertantang untuk terus mengerjai Ardian.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!