"Apaan sih kamu teriak - teriak gitu? Nanti di kira aku apain kamu!" kata Ardian,
"Ihh pak tua lu apaan sih, kekuar kamar mandi gak pake baju! Gimana gue nggak teriak coba!"seru Kyara yang menutup matanya.
Ardian melihat kondisinya saat ini, wajar aja sih kalau Kyara teriak, bagiamana tidak dia keluar dengan keadaan hanya menggunakan handuk yang hanya menutupi bagian tubuh bawahnya.
Ardian tersenyum jail, "Lebay kamu, lagian apa salahnya kalau aku keluar dengan keadaan seperti ini?"tanya Ardian sambil melangkah pelan mendekati Kyara
"Masih aja nanya dimana salah nya, apa bapak lupa kalau di kamar ini lagi ada gue?"tanya Kyara yang belum menyadari kalau Ardian sudah semakin dekat dengannya.
Ardian tidak menyahut, dia hanya diam menatap gadis kecil yang sedang duduk di sofa dengan kedua tangan menutup kedua matanya.
"Pak tua?!" panggil Kyara.
Sunyi tidak ada suara, Kyara mengerut bingung.
"Apa dai sudah masuk ke dalam kamar mandi lagi?"gumam Kyara.
"Pak tua?... Apa bapak sudah pergi?" sekali lagi tidak ada suara.
"Syukurlah kalau sud.... Aaaarrgggg!"
***
Malam harinya, semua anggota keluarga Ardian sudah ada di meja makan. Sedangkan anggota keluarga Kyara sudah pulang tadi sore.
"Kya, ambilin dong nasi buat suaminya!"seru tante Ardian, Kyara tidak tahu siapa nama tante Ardian itu.
Kyara bengong, dia benar - benar tidak tahu apa yang harus di lakukan olehnya.
"Tidak apa - apa tan, Ian bisa sendiri kok. Lagi pula diakan masih tahap belajar" ujar Ardian membela Kyara.
"Karena masih belajar tulah...."
"Maaf"ucap Kyara berdiri, mengambil piring Ardian dna mengisi nya dengan nasi.
"Mau lauk apa?"tanya Kyara
"Apa aja." jawab Ardian saat melihat lauk pauk yang ada di meja makan, tidak ada satu pun dari makanan itu yang tidak di sukainya.
Kyara pun mengmbilkan beberpa jeis lauk, kemudian ia meletakkannya di depan Ardian.
"Terima kasih."ucap Ardian
"Iya sama - sama suamiku"balas Kyara sambil melirik tante Ardian.
Ardian menatap Kyara penuh tanya, Kyara hanya membalasnya dengan mengedikkan bahunya.
Mia tersenyum senang melihat interaksi Kyara dan ardian yang terlihat sangat harmonis.
Setelah selesai makan malam, semua orang berkumpul di ruang keluarga, termasuk Kyara dan Ardian.
"Perhatian semua, aku mau ngasih tahu sesuatu. Jadi jangan ada yang bersuara, mengerti!"seru Ardian.
"Ada apa sih kak?"tanya Silvi, adik sepupu Ardian.
"Kakak mau kasih tahu kalau mulai malam ini kakak dan istri kakak akan pindah ke rumah kami sendiri"kata Ardian.
"Ian, kok cepat banget sih nak?"tanya Mia kaget.
"Tidak mendadak kok mi, Ian sama Kyara sudah mendiskusikan masalah ini 3 hari yang lalu" dusta Ardian.
Kyara yang namanya di sebut pun ingin protes, namun dengan cepat Ardian menghentikannya.
"Tapi Ian, setidaknya tinggalah paling tidaknya seminggu di sini" kata Mia.
"Maaf mi, bukannya Ian tidka mau. Tapi mami tahu sendirikan kalau Kyara masih sekolah dan katanya dia mau belajar hidup mandiri setelah menikah" habis sudah nama baik Kyara di pakai oleh Ardian.
Sudah lah mbak, biarkan saja. Lagipula zaman sekarang menantu dan mertua itu memang jarang tinggal bersama" saut Rini, adiknya Mia.
"Bukannya gitu Rin, tapi aku masih..." Ilham mengusap bahu sang istri, ia mencoba untuk memberikan pengertian pada Mia.
"Terus kapan rencananya kalian pindah, nak?"tanya Ilham.
"Malam ini Pi, tapi kami mau mampir dulu ke rumahnya Kyara. Katanya mau ambil barang"
"Baiklah, kalau gitu hati - hati ya. Dan sering - seringlah jenguk kami" kata Ilham lagi.
Ardian mengangguk, " Kalau begitu kami ke kamar dulu ya, mau siap - siap!"ucap Ardian pamit pergi ke kamarnya.
Semua orang menganggu, mereka memperhatikan kepergian Ardian dan Kyara hingga pengantin baru itu tidak terlihat lagi.
"Mbak jangan sedih, mungkin Ian tidak mau di ganggu dalam proses pembuatan cucu buat kalian"kata Rini sambil mengusap bahu Mia.
***
"Puas ya, make nama gue sebagai alasan" kata Kyara menghempaskan tangan Ardian yang sedari tadi menggenggam tangannya.
"Apaan sih, nyampe kamar baru protes. Tadi aja kamu diam aja aku pegang, sekarang malah sok jual mahal."dengus Ardian berjalan menuju lemarinya dan menyiapkan barang - barangnya.
"Apa? Gue diam aja? Bukannya tadi lo yang nahan gue, gak boleh-in gue bersuara?"Kyara benar - benar kesal debgan sikap suaminya iyu.
Ardian tersenyum smirk, "Tapi kamu menikmatinya kan?"
"Jangan asal kalau ngomong!"seru Kyara.
"Munafik!"ucap Ardian.
"Apa lu bilang.. Dasar pak tua menyebalkan!" kata Kyara kesal.
***
Setelah selesai berkemas, Ardian dan Kyara turun ke antai bawah ia menemui semua anggota keluarganya dan berpamitan.
"Hati - hati ya nak dan Ian kamu jangan terlalu memaksa Kyara ya, kasihan dia masih kecil" pesan Mia yang berhasil mendapatkan gelak tawa dari semua orang.
"Nasehatnya bisa di ganti dengan yang lain aja gak Mi?"tanya Ardian.
"Nggak, itu adalah nasehat paling cocok"kata Mia.
Ardian pun cemberut, dia sangat takut kalau Kyara sampai salah paham pada dirinya.
"Kamu jangan dengerin ucapan mami tadi ya"kata Ardian saat mereka sedang ada di dalam mobil.
"Apa? Lo ngomong apa?"tanya Kyara sambil membuka headset yang sedang terpasang di kupingnya.
"What? Jadi dari tadi aku ngomong banyak hal, tidak ada satu pun yang kamu dengar?"tanya Ardian.
Kyara hanya mengerutkan keningnya bingung. " Dasar pak tua menyebalkan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments