Kyara mendongak dan melihat Ardian dan hanya diam. Kyara seolah tidak mendengar teriakan itu, dia mecuekin Ardian.
"Apa kau tuli!"ujar Ardian lagi, Kyara masih tak bergeming.
"Tc, " Ardian pun keluar dari mobilnya, dengan kesal ia berjalan menghampiri Kyara.
"Apa kamu tidak pun telinga!"tanya Ardian berdiri di deoan Kyara.
"Ngapain kesini?"tanya Kyara kesal.
"Masuk ke mobil, kita harus ke butik dan beli cincin!" kata Ardian.
"Gue nggak mau, kalau mau pergi aja sendiri!" balas Kyara malas.
"Baiklah, kalau kamu tidak mau! Aku tinggal kasih tahu sama mama kamu!"ancam Ardian, mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Rania.
"Dasar tukang atuh, menyebalkan!" Kyara menghentakkan kakinya kesal.
"Makanya nurut!"ujar Ardian tersenyum menang.
Kyara pun masuk ke dalam mobil Ardian dan saat menutup pintu mobil, Kyara menutupnya dengan sangat kasar.
"Tc, bisa pelan sedikit gak?" tanya Ardian kesal melihat mobil kesayangannya di perlakukan dengan begitu.
Kyara hanya diam, tidak menggubris perkataan cowok yang sedang berdiri di sebelahnya itu.
"Cepat jalankan mobilnya, atau gue bakal keluar lagi!"
"Huft.."
***
"Ayo cepat pilih cincin yang kamu suka!" seru Ardian saat mereka sampai di toko periasan langgananan maminya.
"Gue gak tahu, bapak saja yang pilih." ucap Kyara.
"Apa BAPAK?" Ardian kaget mendengar Kyara memanggilnya bapak. Bagaimana bisa gadis itu mengeluarkan kata - kata itu.
Ardian menatap Kyara tajam.
"Kenapa? Apa ada yang salah?"tanya Kyara dengan tatapan polos.
"Cepat pilih!"seru Ardian ketus.
"Sudah tua, pemarah lagi." gerutu Kyara.
"Kamu bilang apa?"
"Mbak, tolong keluarkan desain terbaru dari toko ini!" seru Kyara pada pegawai toko. Gadis itu berencana ingin membut pria yang ada di sampingnya ini ilfil dengannya.
"Ingat ya mbak, yang paling bagus dan mahal" lanjut Kyara, dia melirik ekspresi Ardian.
'Kenapa wajah biasa saja?' batin Kyara.
"Ini silahkan di pilih nona" kata Pegawai itu, sambil memperlihatkan satu persatu mode cincin dan ia juga menjelaskan mengenai desain cincin itu.
"Pilihlah yang simple - simple saja, dan cepatlah!" ujar Ardian.
"Tc" Kyara menatap Ardian kesal.
Ia melihat semua cincin yang ada di depannya, hingga ia melihat satu cincin yang cukup menyita perhatiannya dan yang paling penting cincin itu merupakan ikonic di toko tersebut.
"Yang ini, saya pilih yang ini mbah" ucap Kyara memilih cincin dengan desain yang simpel, pegawai itu pun tersenyum.
"Wah anak bapak pintar sekali memilihnya, masih kecil tapi sudah tahu barang bagus." ucap pegawai itu dan hal itu berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Ardian.
***
Kini Ardian dan Kyara sedang berada di butik langganan mamanya Kyara. Sejak keluar dari toko perhiasan, Ardian menekuk wajahnya kesal. Bagaimana tidak, masa ia di kira ayahnya Kyara. Mana gadis itu terus - terusan memanggilnya dengan sebutan bapak lagi.
"Pak, kalau yang ini bagaimana?" tanya Kyara saat tirai di buka , Ardian mendongak melihat penampilan Kyara. Ardian mengerutkan keningnya, dia benar - benar tidak suka dengan model gaun yang sedang di coba Kyara.
"Ganti!"seru Ardian.
Kyara cemberut, tirai pun kembali di tutup. Ardian tersenyum jahil, entah apa yang sedang di pikirkan oleh pria itu hingga membuatnya tersenyum.
Tak lama kemudian, tirai kembali di buka.
"Bagaimana?" pertanyaan itu kembali di lontarkan oleh Kyara.
"Ganti!"
"Ganti!"
"Ganti!"
"APA?!" teriak Kyara, dia benar - benar sudah lelah mencoba gaun - gaun penikahan itu, sudah lah berat ribet lagi. Ini entah gaun ke berapa yang telah di cobanya, tapi pria itu selalu saja menyuruhnya untuk mengganti.
"Gak mau, kalau mau bapak aja sana yang coba, di kira nggak capek apa bolak balik ganti terus." gerutu Kyara berjalan ke sofa yang sedang di duduki Ardian.
"Tc, ayo sana cepatan ganti! Apa kamu nanti mau pake gaun jelek saat di pernikahan kamu nanti?" kata Ardian.
"Bodoh amat, gue gak peduli! Lagian yang pengen nikah siapa?" Kyara menatap Ardian nyalang. Ke sabaran Kyara benar - benar di kuras habis oleh Ardian.
"Kalau mau, bapak aja sana yang milih gaunnya lagsung. Biar gak ganti - ganti lagi" kata Kyara yang menyarankan agar Ardian yang memilih langsung gaunnya.
Ardian menatap gadis yang duduk di sebelahnya itu, ia menggelengkan kepalanya kemudian beranjak berdiri dan berjalan menuju ke koleksi gaun pernikahan yang memang sudah di persiapkan.
"Ini, cobalah!" Ardian menyerahkan sebuah gaun pada Kyara.
"Ini yang terakhir, cocok nggak cocok. Pokoknya gue nggak akan mau coba gaun yang lain lagi." kata Kyara, meraih gaun itu dan berjalan ke ruang ganti.
Sekitar 10 menit Kyara pun keluar dengan menggunakan gaun yang di pilihkan oleh Ardian.
"Bagaimana?"tanya Kyara.
"Hmmm...."
"Ok mbak, kita ambil yang ini saja, dan tolong ukurannya sesuaikan denga ukuran tubuh saya, dan tolong yabg saya koreksi tadi juga ya jangan lupa" ucap Kyara, memotong ucapan Ardian, Kyara benar - benar sudah tidak ingin berdebat lagi dengan pria itu.
Dengan santai Kyara berjalan kembali ke ruang ganti, meninggalkan Ardian.
"Dasar cewek aneh" ujarnya pelan.
Tak berapa lama Kyara pun keluar dengan menggunakan baju seragam sekolahnya, dia menghampiri Ardian.
" Sekarang kemana lagi? Gue udah benar - benar capek ini, tidak bisakah kita langsung pulang saja?"rengek Kyara
"Iya kita pulang" balas Ardian, berjalan duluan meninggalkan Kyara.
"Dasar bapak - bapak nggak jelas." dumel Kyara.
***
Malam harinya, entah ada angin apa kedua orang tuannya pulang cepat dan dia mengajak Kyara untuk makan malam bersama. Malam ini mereka makan malam hanya bertiga saja, karena kedua kakak Kyara sedang sibuk. Reyhan sibuk dengan bisnisnya, sedang kan Randi sibuk dengan urusan kuliahnya.
"Bagaimana tadi, jadi cari cincin sama gaunnya?"tanya Rania semangat.
Kyara menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Menurut kamu, setelah jalan berdua tadi. Si Ardian itu bagaimana?"tanya Ferdi.
"Menyebalkan dan merepotkan" menurut Kyara dua kata itu sudah cukup menggambarkan siapa Ardian.
"Lah, menyebalkan gimana? Setahu mama Ardian itu orangnya sangat sopan dan santun orangnya." kata Rania sambil mengerutkan keningnya.
Kyara menggeleng, " Gak mah, dia itu sungguh sangat menyebalkan." kata Kyara.
"Mungkin dia bersikap sopannya hanya di depan mama sama papa aja. Tapi kalau menurut aku sih, dia itu gak baik atau gak cocok jadiin suami." lanjut Kyara.
Kyara berharap,kedua orang tuannya itu membatalkan pernikahan nya dengan Ardian.
Tapi setelah di lihat - lihat, harapannya untuk batal itu sangat lah mustahil.
"Mah , pah. Kyara duluan ya, kya ngantuk banget" ujar Kyara beranjak berdiri dan berlalu pergi dari meja makan.
"Masa sih mas, Ardian menyebalkan dan merepotkan?"tanya Rania.
"Aku juga tidak tahu" balas Ferdi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments