Pagi harinya Kyara terbangun dari tidurnya, dia sangat kaget saat melihat Ardian yang sedang tidur di sebelahnya sambil memeluk pinggangnya, karena terlalu kaget Kyara secara refleks mendorong Ardian hingga pria itu terjatuh ke bawah.
"Aww" pekik Ardian kaget, bokong dan kepalanya sangat sakit karena terbentur lantai cukup keras.
Dengan susah payah ia duduk dan menatap Kyara yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan wajah tanpa dosanya.
"Apa yang kamu lakukan?"tanya Ardian dengan nada yang tidak bersahabat.
" tadi gue kaget dan nggak sengaja mendorong Bapak, maaf"balas Kyara singkat.
"Apa maaf? Semudah itu kmau katakan maaf" ucap Ardian beranjak berdiri, dia berjalan mendekati Kyara.
" Bapak mau ngapain? Jangan macam-macam ya gue bisa teriak. Di bawah sana ada abang-abang gue "kata Kiara beringsut menjauh.
"Kenapa memangnya, kamu kira aku takut dengan mereka " balas Ardian terus mendekati Kyara,, sekarang dia mulai menaiki kasur dan merangkak mendekati gadis itu.
"Lo mau ngapain? Awas!" Kyara mencoba mendorong Ardian.
"Kenapa? Tadi Sepertinya kamu tidak ada rasa takut lalu kenapa sekarang Kamu sepertinya sedang ketakutan begitu?" Balas Ardian menunjukkan senyumnya smirk-nya.
Cara mencoba memutar otaknya, dia harus berhasil menyelamatkan dirinya.
Ardian terus memperhatikan wajah Kyara, dia yakin kalau gadis itu sedang merencanakan sesuatu.
Ardian telah berhasil mengurung Kyara dalam kungkungan, dari situ hanya dia menetap Ardian, seolah pasrah Ardian jadi bingung sendiri.
Ardian mulai menundukkan wajahnya dan dengan spontan cara menutup matanya. Ardian menggeleng melihat tindakan gadis itu.
Ardian menunduk. " Apa yang kamu harapkan tanda tanya dasar mesin apa kamu harap aku akan menciummu? Hahaha" bisik Ardian di telinga Kiara, seketika Kiara pun spontan membuka matanya. Ia tersenyum, tiba-tiba dia mengangkat kakinya dan kembali menendang.
"Augh! Teriak Ardian lagi ke kamar mandi.
***
Di meja makan semua anggota keluarga sedang duduk bersama. Rumah kyara tidak seramai kemarin karena sebagian anggota keluarganya memang sudah pulang ke rumah masing-masing. sekarang yang ada, abangnya, kedua orang tuanya, kedua orang tua Ardian dan kakak sepupunya yang bernama Rita.
Kyara turun dan mendekati Rita yang sedang menyuapi anaknya.
"Hai jagoan, kamu makannya lahap banget"kata Kyara.
"Kyara sayang, kamu sapa dulu mertua kamu nak. Tidak sopan kayak gitu" bisik Rania yang menghampiri putrinya dan menyuruhnya untuk menyapa orang tua Ardian
"Iya" balas Kyara.
"Hai Tante, om. Apa makanannya enak? Ayo tambah lagi nasi nya Om."kata Kyara tersenyum.
"Mami, papi, nak" lurus Ilham.
"Eh iya"
"Ardian mana?"tanya mamanya Ardian.
"Dia lagi mandi, tan... Eh Mi"jawab Kyara.
"Wow, pengantin baru Kak, lagi mandi..." ucap Randi pelan pada Raihan . Kyara pun mendengar ucapan Randi Ia pun langsung mendekati Abangnya itu.
" Jangan aneh-aneh ya Kak" bisiknya sambil menjewer telinga Randi. Reyhan tersenyum melihat Randi yang kesakitan Untung tadi dia tidak menanggapi ucapan Randi kalau tidak habislah riwayatnya .
Tak lama Ardian pun turun, dan duduk di sebelah Kyara.
"Kenapa duduk di sini?"tanya Kyara, berbisik pada Ardian.
"Apa urusanmu"balas Ardian.
"Kya, ayo ambilkan makanan untuk Ardian."suruh Rania.
" dia bisa sendiri mah, " Balas Kyara yang langsung mendapatkan pelototan dari Rania.
"Iya." dengan terpaksa Kyara pun mengambilkan makanan untuk Ardian. Pria itu tersenyum pada Kyara, seolah mengejeknya , dan Hal itu membuat Kyara merasa sangat kesal.
" jangan banyak-banyak, aku bukan kuli yang makannya sebanyak ini " keluar Ardian yang melihat makanan yang diambilkan Kyara sangatlah banyak.
"Makan yang banyak biar kamu kuat dan sehat!" balas Kyara dengan tersenyum.
"Oh, jadi kamu mau ngerjain aku" batin Ardian.
"Hmm... Bagaimana kalau kita habisin ini berua, karena aku tidak akan habis.
" Aku udah kenyang, kamu habisin sendiri ya. " ucap Kyara. Semuanya tersenyum melihat kehangatan hubungan Kyara dan Ardian . Mereka tidak menyangka kalau hubungan mereka akan sehangat itu.
"Tapi ini terlalu banyak."
" Tidak apa-apa, tadi bukannya kamu bilang sangat lapar saat di kamar, sekarang ayo makanlah. " kata Kyara sambil menatap gemes pada Ardian.
***
Setelah makan mereka semua pun duduk di ruang keluarga, mereka mengobrol karena mereka memanglah sudah akrab.
" Mama, papa, dan semuanya. Aku mau menyampaikan sesuatu " kata Ardian. perhatian semua orang pun tercipta pada Ardian termasuk Kyara.
"Ada apa, nak?"tanya Ferdi, sementara Ilham dan Mia yang memeng sudah mengetahuinya pun hanya diam saja.
"Begini mah, Kemaren ian sama Kyara sudah diskusi dan kami memutuskan untuk ikut Mandiri dan kami akan tinggal di apartemen"kata Ardian.
'Kapan diskusinya? Wah ni orang ngadi - ngadi.' batin Kiara, Ia pun hendak protes namun dengan cepat Ardian mencegahnya dengan memegang erat tangannya.
Rania dan Mia pun Saling pandang Begitu pun dengan yang lainnya.
" Nak, apa itu sudah kamu pikirkan? Mama bukannya melarang atau apa, tapi Bukankah ini terlalu cepat, secara kalian baru menikah loh"kata Rania.
"Tapi mah, kita mau belajar hidup mandiri dan lagi pula kantorku sangat jauh dari sini. tapi kalau di apartemen, jarak kantor aku dan sekolah Kyara sangat dekat ."balas Ardian.
" Iya tidak apa-apa nak, tapi apa Tiara benar-benar tidak masalah akan hal itu? " tanya Ferdi yang sebenarnya belum siap jauh dari putrinya itu.
"Aku..."
" Iya Pah, dia sudah setuju ke rumah ya kan sayang. " jawab Ardian menoleh ke arah Kiara. Tiara hanya cemberut, Ingin rasanya dia berteriak kalau dia tidaklah setuju dan semua itu hanyalah keputusan sepihak dari pria tua di sebelahnya itu.
"Baik lah, nak, kalau begitu Mama akan membantu cara untuk berkemas."ucap Rania
" Tidak usah mah, Kyara sudah mengamati barang-barangnya. "
" Tapi bagaimana bisa? Dia tidak bisa mengemasi barang sendiri " kata Rania heran, karena memang putrinya itu tidak pernah bisa menyusun barang ke dalam koper.
"Tidak mah, tadi aku sudah membantunya "ucap Ardian. Rania pun tersenyum, dia lupa kalau Sekarang Putri kecilnya sudah punya suami yang mendampinginya.
***
" Lu udah gila ya? kalau bisa gue meninggalkan orang tua gue secepat ini dan apa itu tadi, aku berkata manis orang tua gue seolah lalu benar-benar menjaga gue gitu." Kata Kiara yang tidak terima dengan keputusan Ardian. Tadi setelah mereka pamit untuk ke kamar, cara langsung menarik tangan yaitu ke kamar.
" Hei kapan lah kalau bicara dengan suami kamu Apa kamu mau berdosa. "Kata Ardian duduk di ranjang .
"Bodoh amat, gue kesal banget kenapa lu amb keputusan sepihak gitu!"
"Ya mau gimana lagi, diskusi sama kamu itu cuma buang - buang waktu tahu nggak"
Kyara sangat kesal, dia tidak mau pisah dari kamarnya ini . Bagaimana dia bisa tinggal dengan orang asing, apa yang akan dilakukan oleh pria itu nanti. Kyara sangat takut, bagaimana nanti kalau pria itu menyakitinya.
"Singkirkan lah pikiran kotormu itu." ucap Arfian yang seakan bisa membaca pikiran Kyara.
"Ayo cepat berkemas lah, karena sudah hampir siang!"
"Apa lu nggak dengar mama tadi, gue itu nggak bisa menyusun barang ke dalam koper." balas Kyara.
"Itukan dulu, sebelum kamu menikah, mulai dari sekarang kamu harus bisa melakukan itu semua." tegas Ardian.
"Kan yang mau pindah itu lo, jadi lakukanlah, gue malas"Kyara berjalan melewati Ardian dan duduk di meja belajarnya.
Ardian menghela napas. "Baiklah, tapi jangan salahkan aku nanti ya bocah tengil" kata Ardian.
"Bodoh amat" balas Kyara acuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments