"Lu pada udah selesaikan makannya, kalau gitu kita balik ke kelas yuk!"ajak Kyara.
"Sini aja dulu Ra, ngapain juga di kelas. Lagian sekarang kita juga jam-kos" ucap Jesi.
"Iya Ra, dari pada di kelas mending kita ngadem di sini" sambung Zanka.
"Lu juga gak ada guru, Ka?"tanya Jessi.
"Iya, katanya sih guru rapat membahas perpisahan kelas 12" jawab Zanka.
"Jadi beneran kosong nih?"tanya Kyara memastikan.
"Iya, Ra. Lo tadi kemana aja sih, masa gak denger waktu bu Zita ngasih pengumuman."kata Monik.
"Tadi gue tidur, semalam mata gak mau tidur" balas Kyara.
"Alah alasan gak mau tidur, bilang aja lo semalam habis meraton drakor" sambung Zanka.
"Sumpah kali ini, gye gak ada nonton" sangkal Kyara.
"Lalu, kalau bukan karena drakor, kenapa dong lo gak tidur?"tanya Jesi
"Gue berantem sama nyokap" jawab Kyara jujur.
"Aduhhh Ra, lo gak capek apa berantem muku sama nyokap lo?"tanya Monik.
"Dosa tahu Ra"sambung Jesi.
"apa lo, mau ceramah-in gue juga?"kata Kyara menatap Zanka yang hendak mengeluarkan suara.
"Hehe..." Zanka hnya bisa nyengir. Kyara dan kedua sahabatnya tertawa melihat ekspresi Zanka.
"Eh guys, gini - gini. Gimana kalau sekarang kita pergi nonton?"usul Monik.
"Ide bagus itu. Benar gak Ra?" sambung Jesi senang.
"Hmmm... Ok" jawab Kyara mengangguk setuju.
"Lo gimana, Ka? Ikut gak?"tanya Jesi pada Zanka yang telihat sedang berpikir.
"Ikutlah masa gue tinggal" balas cowok itu.
"Kalau gitu, ayo kita cabut!" seru Monik semangat.
Mereka pun berlalu pergi meninggalkan kantin, peegi ke kelas untuk mengambil tas dan berlalu pergi ke bioskop dengan menggunakan mobil masing - masing, kecuali Zanka yang mengendarai motor.
Sepanjang jalan, Kyara tersenyum smirk. " Gue mau lihat apa yang akan di lakukan cowok itu kalau gue gak ikutin omongan dia.l ucapnya.
"Lagian belum juga jadi suami, udah ngatur - ngatur" lanjutnya.
***
Ardian membereskan semua kertas - kertas yang ada di meja kerjanya. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Telat sedikit mungkin tidak masalah" ujarnya dan kembali membereskan meja kerjanya.
Setelah semuanya selesai, Ardian pun meninggalkan ruangannya dan pergi ke meja sekretarisnya.
"Via! Nanti tolong kamu urus meeting dengan perusahaan pak Reza ya!" seru Ardian.
"Baik pak. Kalau boleh saya tahu bapak mau kemana? Apa bapak nanti akan kembali lagi ke perusahaan?"tanya Silvia.
"Saya ada perlu ke lur dan untuk balik atau tidaknya saya belum tahu. Pokoknya kamu selesaikan saja apa yang saya suruh dan itu semua berkas - berkas sudah saya periksa, kamu bisa ambil langsung ya"
"Baik pak"
Setelah mengatakan itu, Ardian pun berlalu pergi.
~
Ardian sampai di depan gerbang sekolah Kyara.
"Biasanyanya kalau jam segina sudah banyak siswa dan siswi yang bertaburan keluar gerbang" gumam Ardian.
Ardian mengedarkan matanya mencari sosok Kyara.
"Lah eh... Eh... Itu kenapa gerbangnya malah di tutup?!"Kata Ardian heran. Ia pun memutuskan untuk kelur mobil dan menghampiri satpam.
"Maaf sebelumnya pak, saya mau bertanya. Ini kenapa gerbangnya di tutup? Bukankah ini waktunya murid pulang sekolah?"tanya Ardian.
"Oh itu, hari ini semua murid tidak belajar jadi. Sudah pulang semua mas" jawab pak satpam.
"Oh gitu ya, pak. Kalau begitu terima kasih ya pak" ucap Ardian dan kembali masuk ke dalam mobil.
"Kenapa dia gak biang kalau pulang cepat."
Ardian mengambil ponselnya dan menghubungi nomor ponsel Kyara.
"Lah kenapa gak dia angkat? Kemana dia sebenarnya?"Ardian kebali mencoba menghubunginya namun hasilnya tetap sama.
"Atau dia sudah pulang? Coba cek kerumah nya aja kali ya" pikir Ardian.
"Dasar gadis merepotkan, belum juga jadi istri tapi sudah tidak menatuhi perintah calon suami"dengus Ardian. Ia pun menjalankan mobil meninggalkan sekolah Kyara dan pergi ke rumah Kyara yang lumayan jauh dari sekolah.
"Kalau bukan karena mami yang nyuruh ogah banget aku pergi kayak gini, buang - buang waktuku saja"
Tak lama Ardian pun sampai di rumah Kyara, mbok Darmi menyuruh Ardian untuk masuk dan membuatkannya minum.
"Apa ada yang aden butuhkan lagi?"tanya mbok Darmi.
"Aku mau nanya, Kyara nya ada tidak mbok?"
"Oh non Kyara... Nona belum pulang Den" jawab mbok Darmi.
"Apa mbok tahu dia biasanya kemana kalau puang sekolah?"tanya Ardian.
"Hmm... Sebelumnya, apa mbok boleh tahu ada keperluan apa aden ini sama nona Kyara?"tanya mbok Darmi.
"Mungkin mbok sudah lupa ya sama saya, tapi saya belum lupa sama mbok" ujar Ardian.
Mbok Darmi mengerutkan keningnya, mencoba mengingat sesuatu.
Ardian tersenyum, "Aku Ian mbok. Apa mbok beneran lupa sama saya? Padahal dulu aku sering min sini" kata Ardian.
Mbok Darmi benar -benar tidak bisa mengingatnya.
"Sudah tidak apa - apa, lagian sudah lama juga aku tidak mampir ke sini"kata Ardian.
"Jadi, apa mbok tahu kemana Kyara pergi setelah pulang sekolah?"tanya Ardian.
"Hm.. Mungkin Nona pergi ngumpul sama teman - temannya , Den."jawab mbok Darmi.
"Apa mbok tahu? Kemana dan dimana mereka sering ngumpul?"
"Biasanya nona selalu bilang kalau mereka pulang sekolah selalu nongkrong di kafe yang tidak jauh dari sekolah "
"Baiklah terimah kasih mbok" ucap Ardian, beranjak dari duduknya."
"Kalau gitu aku pamit ya mbok, tolong sampaikan salam aku buat om dan tante" sambungnya. Setelah itu dia pergi meninggalkan rumah itu dan pergi ke kafe yang di maksud mbok Darmi. Setahu Ardian hanya ada satu kafe di dekat sekolah itu dan Ardian yakin kalau gadis nakal itu sedang ada di sana.
Tidak butuh waktu lama Ardian pun sampai di kafe tersebut, ia masuk dan mencari keberadaan Kyara. Benar saja apa yang di katakan mbok Darmi.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, Ardian melihat Kyara yang sedang duduk di salah satu meja yang ada di dekat jendela. Namun, pemandangan yang di lihat Ardian saat ini sungguh membuatnya naik darah.
Bagaimana bisa di saat ia sedang pusing keberadaan gadis itu, sementara gadis itu sedang asyik bermesraan dengan seorang pria.
Ardian mengepalkan tangannya.
"Jadi, ini gadis yang mami bilang baik, polos itu" gumamnya.
Tanpa menemui Kyara Ardian pergi begitu saja. Ia benar - benar kesal melihat Kyara yang sedang bersandar di bahu seorang pria dan mereka juga tertawa bersama.
"Anak zaman sekarang benar - benar tidak bisa dibiarkan bebas, bagaimana Reyhan menjaga adiknya" dengus Ardian kesal.
***
Setelah selesai menonton, Kyara dan para sahabatnya memutuskan untuk nongkrong di kafe langganan mereka.
"Kalian mau makan nggak?"tanya Monik
"Boleh, tapi tolong pesenin ya. Kepala gue pusing banget" kata Kyara.
"Iya, lu makan juga gak Ka?"tanya Jesi.
"Iya, samain aja ya. Gue lagi malas gerak" balas Zanka.
"Alah, bilang aja lu mau berduaan sama Kyara" ledek Monik.
"Apaan sih lo, Mon. Sudah sana pesen, gue udah laper banget ini" kata Kyara.
"Ayo, Jess!"Monik menarik tangan Jessi.
Setelah Monik dan Jesi pergi. Zanka menoleh pada Kyara. " Ra, lo beneran baik - baik aja?"tanya Zanka yang melihat Kyara sedang memijit keningnya.
"Kepala gue pusing, gak tahu kenapa"balas Kyara.
Zanka yang awalnya duduk di depan Kyara pun pindah ke sebelah gadis itu.
"Sini, sandarin aja kepal lo ke bahu gue" Zanka menarik kepala Kyara dan menaruhnya di bahunya.
"Makasih ya, lu emang sahabat gue terbaik" ucap Kyara.
"Terganteng juga kan" kata Zanka dan berhasil membuat Kyara tertawa.
"Pd banget, lo" dengus Kyara tertawa, Zanka pun ikut terawa .
"Setidaknya gue bisa melupakan masalah gue sebentar." gumam Kyara kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments