Triiiinnnnggg~
Bel pulang pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar. Kyara dan kedua temannya pun melakukan hal yang sama. Mereka bertiga dengan semangat berjalan menghampiri kelas Zanka.
"Ih Zanka kebiasaan deh keluarnya lama, padahal gurunya udah keluar." keluh Monik.
"Kita samperin ke dalam aja gimana?" usul Kyara.
"Apa boleh? Kita kan dilarang masuk ke kelas lain selain ada kepentingan"tanya Monik sedikit ragu, karena peraturan OSIS di sekolnya sangatlah berpengaruh.
"Kita kan emang ada kepentingan, jadi boleh - boleh aja" kata Kyara.
"Kita tunggu di luar aja, gue malas berurusan dengan OSIS!" seru Jesy yang sama takutnya dengan Monic.
"Yaudah kalau kalian gak mau ikut, gue masuk sendiri aja" setelah mengatakan itu Kyara langsung melenggang masuk kedalam kelas Zanka dan menghampiri Zanka yang sedang mencatat materi di papan tulis.
"Ka, masih banyak gak?"tanya Kyara duduk di meja samping meja Zanka.
Zanka menoleh, " bentar, kalian duluan aja. Gue habis ini ada rapat dulu bareng OSIS"kata Zanka yang kembali melanjutkan kegiatan mencatatnya.
"Tc, kenapa gak bilang dari tadi sih, Ka? Kalau tau gini meding kita langsung cabut aja"keluh Kyara kesal.
"Ya maaf, gue juga baru dapat info"
"Yaudah, kita tunggu di cafe ya" kata Kyara, Zanka mengangguk.
Kyara keluar dari ruang kelas Zanka dengan ekspresi kesal.
"Kenapa tu muka, asem bener? Zanka mana?"tanya Monik heran Kyara keluar sendirian.
" Dia ada rapat sama anak OSIS, yuk cabut!" seru Kyara berjalan duluan.
Jesy dan Monic pun saling pandang, mereka heran kenapa reaksi Kyara seperti itu. Bukankah ini, bukan yang pertama kalinya Zanka tidak bisa ikut dengan mereka dan Zanka memang selalu sibuk dengan OSIS.
"Kalian jadi ikut atau gak!"seru Kyara dengan suara yang sedikit di keraskan karena Kyara memang sudah jauh di depan teman - temannya.
"Iya" Monic dan Jesy dengan segeran berlari menyusul Kyara.
***
Pukul delapan malam Kyara sampai di rumahnya, kyara sangat heran melihat begitu banyak mobil di rumahnya.
"Siapa yang datang?" gumamnya dan bergegas masuk ke dalam rumah. Tapi, dia semakin heran lagi saat di dalam rumah dia tidak menemukan siapa pun.
"Eh mbok.... Mbok!" Kyara mencegat mbok Darmi yang sedang berjalan sambil membawa nampan yang berisi minuman.
"Iya non, ada apa?"tanya mbok Darmi.
"Siapa yang datang?"tanya Kyara.
"Mbok juga kurang tahu non, tapi kayaknya teman bapak sama ibu" jawab mbok Darmi.
"Tumben mereka bawa teman pulang"gumam Kyara heran. Selama ini kedua orang tuanya tidak pernah membawa teman bisnisnya kerumah. Karena menurut mereka rumah adalah berisi privasi.
"Baiklah non, mbok pamit antar minuman ini ya" pamit mbok Darmi.
"eh Iya mbok, aku juga mau langsung ke atas" balas Kyara.
Setelah mbok Darmi pergi, Kyara langsung pergi ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Kyara langsung masuk ke kamar mandi untuk bersih bersih.
Setelah selesai bersih - bersih, Kyara pun mengambil laptop, earphone dan juga ponselnya. Ia berjalan ke sofa yang ada di kamarnya.
Sebelum membuka laptop, Kyara mengecek ponselnya terlebih dulu, mana tahu ada pesan atau call dari teman - temannya.
Setelah memastikan semuanya, Kyara pun mematikan nada dering ponselnya. Dia benar - benar tidak mau di ganggu saat dia nonton nanti.
"Chagiaaaahhh aku datang~" teriak Kyara senang, ia pun mulai membuka laptopnya dan mulai meraton drakor yang sedang di ikutinya.
***
Sementara di taman belakang, Rania dan Ferdi sedang asyik mengobrol dengan kedua sahabat mereka.
"Nia, anak kamu mana? Kok dari tadi gak keliatan?"tanya Mia.
"Palingan dalam kamar, asal kamu tahu ya anak aku itu kalau udah masuk ke kamar , susah keluarnya" kata Rania.
"Kok gitu? Ngapain aja di dalam kamar?"tanya Mia heran.
"Biasa pacaran sama oppa - oppa korea, dia sekarang lagi demen - demennya sama cowok - cowok dari korsel sana" sahut Ferdi.
"Wah, dia sangat berbeda dengan kamu ya emaknya. Emaknya dulu kalau jam segini mana mau di rumah, kalau gak club berarti mall" kata Mia. Rania tersenyum saat temannya itu mengungkit masa lalunya.
"Jangan bahas yang itu dong, Mia. Aku sangat bersyukur tahu, anak - anak aku gak ada yang suka ke klub, kalau nge mall, jangan ditanya. Apa kalian tahu anak aku yang cewek itu pernah ngabisin dulu 20jt dalam kurung waktu 30 menit" keluh Rania.
"What? Beli apa tu dia?"tanya Mia kaget.
"Ya itu, apa lagi kalau bukan printilan cowok - cowok korea nya itu."jawab Rania.
"Kalian mah enak gak ada anak cewek dan kalau aku lihat anak kalian juga gak terlalu boros orangnya"kata Ferdi.
"Hehe.... Kalau anak kita mah, orangnya sangat hemat "jawab Ilham bangga.
"Kalau kayak gitu gimana harta kalian mau habis kalau anak kalian hemat gitu"
"Itulah yang sering kami bahas, tapi mau gimana lagi" ujar Ilham.
"Oh iya aku punya ide, gimana kalau kita jodohin anak aku sama anak kalian" usul Mia.
"What? Gak deh Mia, itu gila banget. Anak aku masih kecil dan gak mungkin juga dia mau dijodohkan"tolak Rania.
"Eh Nia, kok kamu gak mau sih. Lagian yah, bukan kan dulu kita udah janji untuk menikahkan anak kita? Dan aku tagih janji itu sekarang!"seru Mia.
Rania menoleh pada Ferdi.
"Kita gak bisa jawab sekarang, kasih kita waktu" kata Rania.
"Ingat Nia, kita mengikrarkan janji ini di atas Al - quran. Jadi kamu gak bisa langgar" kata Mia dan perkataan itu berhasil memojokkan Rania dan juga Ferdi.
"Ih Mia, kamu kok bawa - bawa Al - quran sih"protes Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments